Juga CEO bodoh!

Setelah perdebatan sengit tadi, Bryan pergi meninggalkan apartemen.

"Apa kamu tidak bosan melihatku di kantor, dan sekarang dirimu datang kemari?" Seraya mengambil soft drink Felix menatap pada Bryan.

"Aku benar-benar gila tinggal bersama wanita itu." Dengan menyugar rambutnya, Bryan meluapkan rasa frustrasinya.

"Shea maksudmu?" Felix duduk di sofa tepat berada di hadapan Felix.

"Iya, siapa lagi." Rasanya Bryan malas sekali memanggil nama Shea.

"Memang apa lagi yang terjadi antara kalian." Tatapan penuh penasaran terpancar dari sorot mata Felix. Semenjak Bryan tinggal bersama Shea, Felix seakan mendapat hiburan dari cerita Bryan. Kekesalan temannya itu, sudah menjadi tontonan mengasikkan bagi Felix.

"Dia mengatai aku CEO miskin." Bryan merasakan kekesalan yang amat luar biasa, saat mengingat bagaimana Shea mengatainya.

Gelak tawa langsung terdengar menggema di apartemen Felix. "Apa dia tidak sadar mengatai pemilik Adion Company miskin?" Felix berucap dengan di iringi tawa. Tawa bahagia, dimana akhirnya ada wanita yang tidak luluh pada pesona seorang casanova seperti Bryan.

Bryan semakin mendengus kesal, saat mendengar pertanyaan Felix yang di iringi tawa. "Aku kemari tidak untuk ditertawakan." Tatapan tajam tak menyurut dari pandangan Bryan.

"Oke, maaf." Felix langsung berhenti tertawa. "Apa yang membuatnya mengatai dirimu miskin?" Terbesit rasa penasaran di hati Felix, saat mendengar cerita Bryan.

Rasanya Bryan malas sekali harus memutar ingatannya, pada kejadian sebelum dirinya ke tempat Felix. "Aku memesan makanan untuk makan malam, dan kurir makanan, mengatakan ada tambahan ongkos kirim. Karena aku tidak punya uang cash, aku meminjam pada Shea."

Ingin rasanya Felix tertawa, tapi apa daya, tatapan Bryan begitu mengintimidasi dirinya. "Aku sudah bilang beberapa kali, simpan uang cash di dompetmu." Felix memang tahu sekali kebiasaan dari Bryan, yang jarang mengambil uang, dan menyimpan di dompet.

"Iya," jawab Bryan malas. Bryan memang menyadari, Felix selalu memberitahu dirinya, tapi dirinya tidak peduli dengan ucapan Felix.

Felix masih melihat wajah frustrasi Bryan yang belum surut setelah menceritakannya. "Besok gantilah, selesai masalah," ucap Felix memberikan solusi.

"Masalahnya bukan itu."

"Apa lagi?" Felix mengerutkan dahinya. Entah masalah apa lagi yang di hadapi Bryan, Felix merasa bingung.

"Aku sudah memakan steak miliknya, dan dia tidak terima."

Felix membulatkan matanya, dan sedikit memajukan kepalanya. "Maksudnya, kamu memakan makanan Shea? Shea marah?" Felix memperjelas ucapan dari Bryan.

"Iya."

"Lalu apa yang salah?"

"Iya salah, karena aku memakannya tanpa izin."

Rasanya Felix ingin bersorak senang saat Bryan mengakui kesalahannya. "Ajak saja dia makan di restoran, untuk menganti steak yang kamu makan, selesai," ucap Felix memberikan solusi.

Bryan memijat keningnya, merasakan kepalanya berdenyut. Kalau dia bisa melakukan hal itu, tidak akan dirinya susah payah mengatakan pada Felix. "Dia tidak mau."

"Kenapa?"

"Mana aku tahu," ucap Bryan seraya menaikan bahunya.

"Kamu tidak merayunya?"

Degusan terdengar dari Bryan pelan saat mendengar pertanyaan Felix. "Kalau merayu untuk dibawa ke ranjang aku bisa," ucap Bryan.

Felix hanya bisa memutar bola mata malas mendengar ucapan Bryan. "Buktinya kamu juga tidak bisa merayunya, untuk dibawa ke ranjang." Ucapan Felix penuh dengan nada sindiran.

"Itu ...." Bryan mengingat bagaiamana dirinya memaksa Shea untuk menuntaskan hasratnya di ranjang. Dan itu pertama kalinya, Bryan memaksa wanita. Karena biasanya wanita dengan suka rela naik ke ranjangnya. "Bukannya kamu sendiri yang mengatakan bahwa Shea berbeda."

Felix mengangguk, tanda mengiyakan, bahwa dirinya pernah mengatakan hal itu pada Bryan. "Apa kamu menyukainya?" Felix terdorong untuk menanyakan hal itu pada Bryan.

Bryan menatap tajam pada Felix. "Jangan gila, aku tidak akan pernah menyukainya. Aku hanya merasa harus bertangung jawab karena makannya aku makan saja."

Felix menatap Bryan dengan wajah tidak percaya. Baginya mengenal Bryan, bukanlah satu atau dua hari. Dan perubahan kecil ini menandakan adanya Shea membawa Bryan pada perubahan.

"Jangan menatapku seperti itu." Bryan mengambil rokok dan pematik. Menyalakan rokoknya, Bryan menghisap dalam-dalam rokok miliknya

"Apa kamu tidak pulang?"

"Kamu mengusirku?" Bryan menatap Felix seraya menghembuskan kepulan asap rokoknya.

"Sudah dua hari ini kamu kemari, apa dirimu tidak punya kegiatan lain?" Sama dengan Bryan, Felix mulai mengambil rokok dan pematik.

Bryan mengingat bahwa sudah dua hari ini dia ke tempat Felix. Kegiatan? Rasanya pertanyaan itu sedikit mengelitik pikirannya. Kegiatan panas yang biasa dilakukannya, berhenti sejak dua hari yang lalu.

Pikirannya melayang memikirkan apa yang membuatnya berubah. Terakhir dia melakukannya dengan wanitanya, dan rasanya tidak ada kenikmatan. Saat dia tidak punya kegiatan, Bryan memilih ke tempat Felix.

"Aku sedang malas." Bryan tahu pertanyaan tentang kegiatan yang di maksud oleh Felix, adalah kegiatan panasnya.

"Apa punyamu sudah tidak berfungsi?" Felix tertawa seraya menghembuskan kepulan asap.

"Sial! Punya ku masih berfungsi dengan baik."

"Lalu kenapa?"

"Kamu tahu bukan, wanitaku selalu tidur di kamar sebelah, dan saat kamar di pakai oleh Shea. Aku harus segera mengusirnya setelah puas melakukanya. Dan aku malas berdebat dengan mereka." Mereka yang dimaksud oleh Bryan adalah wanita-wanitanya. Mengingat kejadian, waktu Bryan mengusir wanitanya, Bryan harus berdebat terlebih dahulu, untuk mengusir mereka.

"Apa itu tandanya kamu akan berhenti?"

Bryan langsung tertawa. "Berhenti? Pertanyaan konyol apa yang kamu berikan."

Felix hanya mengangkat bahunya, menjawab pertanyaan Bryan.

"Aku tidak akan berhenti," ucap Bryan dengan penuh keyakinan. Baginya ada atau tidak Shea dalam hidupnya, tidak akan mengubah apa pun. Kebiasaan itu sudah sangat mengakar dalam dirinya. Dan tidak akan ada yang bisa mengubahnya.

**

Pagi ini Shea merasa mual, saat bangun tidur. Memuntahkan semua isi perutnya, Shea merasakan kelegaan. Tapi rasa lemas tiba-tiba menghampiri Shea, setelah muntah. Ingin rasanya Shea melanjutkan untuk beristirahat, tapi dirinya masih punya tanggung jawab pada pekerjaan, dan itu membuat Shea urung melakukannya.

Dengan memberi semangat pada dirinya sendiri, Shea bangkit dan bersiap-siap untuk ke kantor. Dalam benaknya, selalu dia tanamkan, bahwa dia harus semangat demi anaknya.

Shea membalut tubuhnya dengan kemeja dan rok di bawah lutut. Perut Shea yang belum terlalu besar, membuat dirinya masih nyaman untuk memakai rok ketat. Di tambah dengan Blazer, Shea tampil sempurna untuk pergi ke kantor.

Melangkah keluar, Shea menuju dapur. Pikirnya, dia akan sarapan roti saja, mengingat dirinya sedang sangat malas untuk memasak.

Tapi saat menuju dapur, Shea melihat Bryan masih tertidur di sofa. Shea ingat betul, semalam setelah makan malam, Bryan pergi keluar. Tapi Shea tidak tahu, kapan Bryan kembali ke apartemen.

Melanjutkan langkahnya, Shea menuju meja makan. Menarik kursi, Shea mendudukkan tubuhnya, di atas kursi di meja makan. Mengambil selembar roti, Shea mengolesi dengan selai coklat.

Setelah selesai memakannya rotinya, Shea berdiri dan bersiap untuk berangkat berkerja. Mata ekor Shea, melirik sedikit pada Bryan yang asik tidur di sofa, saat Shea menuju ke pintu apartemen.

Sejenak Shea mengingat, bahwa hari ini dirinya ada jadwal bertemu dengan Adion Company, dan itu berarti dia akan bertemu dengan Bryan. Tetapi melihat Bryan yang masih asik dengan dunia mimpinya, Shea sangsi akan ada pertemuan antara Maxton Company dengan Adion Company.

Akhirnya Shea memutar tubuhnya menghampiri Bryan. Pikirnya lebih baik dia membangunkan Bryan, agar jadwal Regan hari ini tidak akan berantakan.

"Bryan," panggil Shea dari kejauhan. Tidak ada pergerakan sama sekali, saat Shea memanggil Bryan. Melangkah beberapa langkah lebih dekat, Shea mencoba memanggil kembali. "Bryan."

Shea masih melihat tidak ada pergerakkan dari Bryan. Mungkin malah Bryan semakin nyenyak tertidur.

Melihat letak sofa yang membelakanginya, Shea mengintip dari balik belakang sandaran sofa. Dia melihat Bryan yang masih sangat tertidur pulas. Melihat ada pembatas, sandaran sofa, Shea memberanikan diri menyentuh Bryan. "Bryan," panggil Shea dengan menyentuh lengan Bryan.

Bryan hanya terdengar melenguh saat Shea membangunkannya. Dia masih asik melanjutkan mimpinya.

Rasanya, kesabaran Shea mulai habis, saat melihat Bryan tidak bangun sama sekali. "Kebakaran, kebakaran," teriak Shea. Ide itu lah yang terlintas di pikiran Shea, saat membangunkan Bryan.

Bryan yang mendengar teriakan kebakaran, langsung bangkit dari sofa. "Mana kebakaran?" tanyanya seraya melihat ke sekeliling dengan wajah bingung.

Shea hanya tertawa dalam hatinya, melihat apa yang kepanikan Bryan, tetapi Shea tidak menampilkan tawanya, di hadapan Bryan. "Tidak ada kebakaran," ucap Shea datar.

Kesadaran Bryan belum kembali sempurna, walaupun dirinya sudah berdiri sempurna. Sejenak, Bryan menatap pada Shea saat Shea mengatakan tidak ada kebakaran. Bryan pun mencerna baik-baik ucapan Shea. "Apa kamu sedang menipuku?" tanya Bryan dengan tatapan tajam.

Shea hanya menaikan bahunya, saat mendengar pertanyaan Bryan. "Aku hanya membangunkan dirimu," elak Shea.

"Apa kamu tidak bisa membangunkan dengan lebih lembut?" Tatapan tajam, belum menyurut dari sorot mata Bryan.

"Aku sudah melakukannya." Dengan nada tidak bersalah, Shea menjawab ucapan Bryan.

Bryan hanya mendengus kesal, mendapati jawaban Shea. "Kenapa kamu membangunkan aku, apa dirimu tidak punya kerjaan?"

Rasanya Shea malas sekali membangunkan pria di hadapannya ini, kalau dia tidak mengingat bahwa dia dan Regan ada jadwal meeting dengan Bryan. "Justru aku mempermudah pekerjaanya. Karena hari ini aku dan Pak Regan ada pertemuan denganmu. Jadi aku membangunkan kamu, agar pertemuan kami hari ini tidak gagal, karena kamu yang masih tertidur pulas."

Bryan mengingat perlahan-lahan tentang meeting yang di bicarakan Shea. Seketika ingatan Bryan, kembali pada ucapan Felix semalam, yang memintanya pulang karena hari ini dirinya dan Felix ada meeting dengan Regan.

"Kamu pikir aku bodoh, tidak ingat jadwal pekerjaanya." Bryan mencoba menutupi kesalahannya, yang melupakan meeting dengan Regan.

"Oh ya?" tanya Shea dengan senyum mencibir. "Aku pikir selain dirimu CEO miskin, dirimu juga CEO bodoh!"

"Apa kamu bilang?" Bryan sudah kehilangan kesabarannya. Bryan merasa Shea benar-benar sedang menguji kesabarannya.

"Pikir saja sendiri," ucap Shea, "sebaiknya aku pergi lebih dulu, agar aku tidak terlambat." Shea mengabaikan Bryan yang masih diliputi kekesalan.

Bryan yang melihat Shea pergi begitu saja, hanya mengeram kesal. Dalam hatinya, sampai kapan dirinya harus tinggal dengan wanita menyebalkan itu. Terbiasa melihat wanita yang bersikap manis padanya, membuat Bryan kesal saat Shea tidak bisa bersikap lebih manis padanya.

"Lihat saja, aku akan membuatmu bersikap manis padaku."

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa like🥰

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Tanpa sadar Dad Bry sdh msk di nareka nya Mom shea 🤣🤣

2024-03-04

0

Diana diana

Diana diana

hahahaha . . makan tuch kebakaran

2024-02-11

0

Al Fazlii Whilano Pangarep

Al Fazlii Whilano Pangarep

ini kali ke 2 aq bca novel ini tp klo ga salah judulny dulu ceo suamiku

2023-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Terpesona
2 Kejadian yang menyakitkan
3 Harapannya seketika hancur
4 Aku tidak akan menerimanya
5 Dia hamil?
6 Bukan aku yang menghamili
7 Aku tidak mau menikah dengannya
8 Tidak akan kalah
9 Dimana aku harus tanda tangan?
10 Pernikahan
11 Malam pertama
12 Aku harap dia mendengar
13 Makanan khusus ibu hamil
14 Berapa lama orang hamil?
15 Memotong
16 Kamu tidak pantas di sebut manusia
17 Menganggap Shea adik
18 CEO miskin!
19 Juga CEO bodoh!
20 Ini steak untukmu
21 Bolehkah aku iri?
22 Jika aku menyakitimu!
23 Sedekah pada orang miskin
24 Setengah sahamku
25 Sedang di uji
26 Sebuah ciuman
27 Satu, dua, tiga.... delapan.
28 Seksinya wanita hamil
29 Menantang Bryan
30 Senjata makan Tuan
31 Bayangan indah
32 Diamlah!
33 Mengobatinya aku bisa
34 Aku tidak akan pulang
35 Apa kamu mau bunuh diri?
36 Kenapa aku tidak ingat?
37 Tega sekali kamu
38 Aku akan memaafkanmu
39 Lebih mellow
40 Apa demammu sudah reda?
41 Apa benar aku jatuh cinta?
42 Seberapa paniknya aku.
43 Tempat bekal makan
44 Berhentilah membandingkan
45 Tembus pandang
46 Mengecek
47 Perhitungkan sejak awal
48 Kekaguman
49 Buatlah dia mencintaimu
50 Memberikan kesempatan
51 Kegiatan baru
52 Langkah pertama
53 Izinkan
54 Khawatir
55 Membuatmu terbiasa
56 Satu kecupan
57 Tidak akan membiarkan
58 Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59 Bertahan
60 Noda
61 Aku akan menghapusnya
62 Dimulai
63 Buku diary
64 Membuatnya sekali
65 Apa yang bisa di banggakan?
66 Memelukmu
67 Mencium
68 Juga merasakan
69 Tidak takut
70 Berkencan
71 Ada kamu
72 Nikmati kencan kita
73 Jangan ditutupi!
74 Jangan percaya!
75 Aku harus pergi
76 Berpamitan
77 Sayang
78 Rencana
79 Aku merindukanmu
80 Menarik
81 Kata dokter
82 Maafkan papa
83 Aku mencintaimu
84 Aku bisa jelaskan
85 Dimana Shea?
86 Sedang apa?
87 Parfum
88 Parfum lagi
89 CCTV
90 Serasa malam pertama
91 Terbawa suasana
92 Awal untuk kita
93 Hasil karya
94 Kegiatan baru
95 Dua sama
96 Tergila-gila
97 Syarat apa?
98 Alasan klasik
99 Istirahatlah!
100 Pertemuan Selly dan Regan
101 Merasakan apa yang aku rasakan
102 Baju apa ini?
103 Itu hanya sensasi saja
104 Aku percaya padamu
105 Klien khusus
106 Biarkan menjadi kejutan
107 Seberapa pertahanannya?
108 Membuatku selalu jatuh cinta
109 Bagaimana aku bisa marah
110 Sejojo (sejoli jomlo)
111 Seharian sibuk
112 Bekal
113 Meninjau proyek
114 Hanya pergi berdua?
115 Menyusul
116 Perutku teras kencang
117 Panik
118 Air mata
119 Keajaiban
120 Baby El
121 Baby CEO
122 Terima Kasih
123 Promo Novel
124 Novel Baru Labuhan Cinta
125 Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126 Promo Giveaway My Baby CEO
127 Info Novel
128 Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129 INFO
130 Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131 Bos Duda Kesayangan
132 Promo Novel Di NT
133 PO Labuhan Cinta
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Terpesona
2
Kejadian yang menyakitkan
3
Harapannya seketika hancur
4
Aku tidak akan menerimanya
5
Dia hamil?
6
Bukan aku yang menghamili
7
Aku tidak mau menikah dengannya
8
Tidak akan kalah
9
Dimana aku harus tanda tangan?
10
Pernikahan
11
Malam pertama
12
Aku harap dia mendengar
13
Makanan khusus ibu hamil
14
Berapa lama orang hamil?
15
Memotong
16
Kamu tidak pantas di sebut manusia
17
Menganggap Shea adik
18
CEO miskin!
19
Juga CEO bodoh!
20
Ini steak untukmu
21
Bolehkah aku iri?
22
Jika aku menyakitimu!
23
Sedekah pada orang miskin
24
Setengah sahamku
25
Sedang di uji
26
Sebuah ciuman
27
Satu, dua, tiga.... delapan.
28
Seksinya wanita hamil
29
Menantang Bryan
30
Senjata makan Tuan
31
Bayangan indah
32
Diamlah!
33
Mengobatinya aku bisa
34
Aku tidak akan pulang
35
Apa kamu mau bunuh diri?
36
Kenapa aku tidak ingat?
37
Tega sekali kamu
38
Aku akan memaafkanmu
39
Lebih mellow
40
Apa demammu sudah reda?
41
Apa benar aku jatuh cinta?
42
Seberapa paniknya aku.
43
Tempat bekal makan
44
Berhentilah membandingkan
45
Tembus pandang
46
Mengecek
47
Perhitungkan sejak awal
48
Kekaguman
49
Buatlah dia mencintaimu
50
Memberikan kesempatan
51
Kegiatan baru
52
Langkah pertama
53
Izinkan
54
Khawatir
55
Membuatmu terbiasa
56
Satu kecupan
57
Tidak akan membiarkan
58
Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59
Bertahan
60
Noda
61
Aku akan menghapusnya
62
Dimulai
63
Buku diary
64
Membuatnya sekali
65
Apa yang bisa di banggakan?
66
Memelukmu
67
Mencium
68
Juga merasakan
69
Tidak takut
70
Berkencan
71
Ada kamu
72
Nikmati kencan kita
73
Jangan ditutupi!
74
Jangan percaya!
75
Aku harus pergi
76
Berpamitan
77
Sayang
78
Rencana
79
Aku merindukanmu
80
Menarik
81
Kata dokter
82
Maafkan papa
83
Aku mencintaimu
84
Aku bisa jelaskan
85
Dimana Shea?
86
Sedang apa?
87
Parfum
88
Parfum lagi
89
CCTV
90
Serasa malam pertama
91
Terbawa suasana
92
Awal untuk kita
93
Hasil karya
94
Kegiatan baru
95
Dua sama
96
Tergila-gila
97
Syarat apa?
98
Alasan klasik
99
Istirahatlah!
100
Pertemuan Selly dan Regan
101
Merasakan apa yang aku rasakan
102
Baju apa ini?
103
Itu hanya sensasi saja
104
Aku percaya padamu
105
Klien khusus
106
Biarkan menjadi kejutan
107
Seberapa pertahanannya?
108
Membuatku selalu jatuh cinta
109
Bagaimana aku bisa marah
110
Sejojo (sejoli jomlo)
111
Seharian sibuk
112
Bekal
113
Meninjau proyek
114
Hanya pergi berdua?
115
Menyusul
116
Perutku teras kencang
117
Panik
118
Air mata
119
Keajaiban
120
Baby El
121
Baby CEO
122
Terima Kasih
123
Promo Novel
124
Novel Baru Labuhan Cinta
125
Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126
Promo Giveaway My Baby CEO
127
Info Novel
128
Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129
INFO
130
Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131
Bos Duda Kesayangan
132
Promo Novel Di NT
133
PO Labuhan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!