Memotong

Setelah Shea selesai berbelanja, Shea kembali ke apartemen Bryan. Saat keluar dari supermarket, ternyata langit sudah tampak gelap. Bulan sudah berada di peraduannya menggantikan matahari yang tadi bersinar terang.

Semilir angin malam membuat jiwa terasa tenang. Tapi tidak dengan jiwa Shea. Terkadang dia masih mempertanyakan dirinya sendiri. Akan seperti apa hidupnya nanti. Tapi yang jelas, dia akan menjalani hidupnya bersama dengan anaknya, setelah perceraiannya nanti.

Rasanya Tuhan sedang membolak-balikan kehidupan Shea. Dan sekarang Shea berada di titik terendahnya. Mungkin mulutnya bisa berkata 'aku kuat' tapi sebenarnya, dirinya tak sekuat itu.

Tidak terasa langkah kakinya sampai di apartemen Bryan. Menghampiri pos keamanan, Shea berniat mengambil kopernya. "Permisi," sapa Shea.

"Bu Shea, kopernya sudah di bawa oleh Pak Bryan," ucap petugas keamanan.

Rasanya belum sempat Shea menanyakan dimana kopernya, tapi petugas keamanan sudah menjelaskan lebih dulu.

Shea hanya mengerutkan dalam keningnya. Pikirnya petugas keamanan tidak akan mengatakan pada Bryan. Tapi ternyata di luar dugaanya, bahwa petugas keamanan mengatakanya pada Bryan.

Dan Bryan membawa kopernya. Masih terdengar aneh di telinga Shea, saat mendengar bahwa Bryan membawa kopernya. "Terimakasih," ucap Shea. "Ini ada sedikit cemilan untuk, Bapak," ucap Shea seraya menyerahkan satu kantung belanjaan yang dia beli tadi.

"Terimakasih, Bu."

"Sama-sama," ucap Shea. "Kalau begitu saya permisi dulu."

Shea melangkahkan kakinya menuju ke unit apartemen Bryan. Pikiranya sudah melayang membayangkan rencana masaknya, yang sudah dia susun sewaktu di supermarket.

Sesampainya di depan pintu apartemen Shea menekan bel apartemen. Cukup lama Shea menekan bel, tapi Bryan tidak tampak membukanya. "Kemana dia?" grutu Shea.

Selang beberapa saat pintu terbuka, dan tampak Bryan yang sedang mengosok-gosok rambutnya yang basah seusai mandi, membuka pintu. "Apa kamu tidak bisa bersabar untuk menunggu?" Suara Bryan bertanya dengan penuh nada sindiran.

Shea hanya memutar bola matanya malas, mendengar ucapan Bryan. Tapi bukan Shea namanya, kalau tidak bisa menjawab. "Kamu pernah mendengar 'menunggu itu adalah hal yang membosankan', dan aku dalam fase bosan," ucap Shea berlalu melewati Bryan yang masih di depan pintu.

Bryan hanya melirik tajam pada Shea. Pikirnya tadi sudah dia susun baik-baik, bahwa dia akan meluapkan kekesalannya ada Shea, karena Shea sudah menyuruhnya membawa koper. Tapi bukanya dia yang meluapkan kekesalannya, malah justru Shea lah yang meluapkan kekesalannya.

Bryan menutup pintu apartemen dan masuk ke dalam apartemen. Tujuannya adalah menyusul Shea, yang berada di dapur. "Kenapa kamu menyuruhku membawa kopermu?" tanya Bryan dengan nada kesal.

"Aku tidak menyuruhmu," ucapnya tanpa menoleh pada Bryan. Tangan Shea bergerak merapikan belanjaannya, menyusun beberapa sayuran yang dia beli di dalam lemari pendingin.

"Tapi petugas keamanan memintaku untuk membawa kopermu." Nada suara Bryan sudah naik satu oktaf dari suaranya sebelumnya. Menandakan bahwa kekesalannya sudah mulai di luapkan.

"Oh itu," ucap Shea seraya mencuci buah di wastafel. "Tadi dia tidak percaya bahwa aku tinggal disini sebagai istrimu, jadi aku bilang 'Kalau Bapak tidak percaya, nanti kalau suami saya lewat, bilang untuk bawa koper istrinya ke atas'." Shea mengingat bagaiamana tadi dia mengatakan pada petugas keamanan.

"Bagaimana petugas keamanan percaya kamu istri Bryan Adion, kalau penampilanmu seperti itu," cibir Bryan.

Shea yang baru saja meletakkan buah di meja makan, berbalik untuk langsung mengambil pisau. "Memang seperti apa harusnya istri Bryan Adion?" tanya Shea dengan tatapan tajam.

Bryan membulatkan matanya saat melihat Shea mengambil pisau. Tatapan Shea yang tajam, seakan menghujamnya. "Harus seksi, cantik, pintar," ucap Bryan.

"Apa maskudmu seksi itu, seperti para wanitamu begitu?" tanya Shea yang masih berdiri. Tangan Shea yang memegang pisau mengetuk-ngetukan pisaunya di atas meja makan, membuat irama menegangkan di meja makan.

Bryan hanya bisa menelan salivanya saat melihat pisau tajam milik Shea. "Iya," jawab Bryan.

"Kamu tidak akan mendapatkan itu dari aku," ucap Shea seraya mengayunkan pisaunya, dan menatap Bryan semakin tajam.

Bryan yang sedang duduk di meja makan langsung berdiri mendorong ke belakang kursinya, menjauh dari Shea. Insting pertahanan dirinya mulai beraksi. "Mau apa kamu?" tanya Bryan dengan nada cemas.

Shea yang baru saja mengayunkan pisaunya berhenti sejenak. "Memotong.."

"Apa memotong!" pekik Bryan panik. Bryan tidak menyangka Shea akan melakukan hal sejauh itu.

"Kamu kenapa?" tanya Shea mendekat pada Bryan.

Bryan yang melihat Shea masih dengan pisaunya mendekat mulai memundurkan tubuhnya. "Jangan mendekat!" perintah Bryan pada Shea.

Seketika Shea menghentikan langkahnya. Dia masih bingung kenapa Bryan tiba-tiba panik. Pikirnya apa Bryan memiliki gangguan kepanikan.

"Diam di tempatmu dan jangan bergerak," ucap Bryan berjalan mundur. Dia melangkah mundur menuju kamarnya.

"Kamu kenapa?" tanya Shea mencoba mendekat kembali.

"Aku bilang jangan mendekat." Bryan meraih handle pintu dan langsung membukanya. Dia langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu.

"Sepertinya dia seorang psikopat," ucap Bryan bergidik ngeri membayangkan Shea yang mengayunkan pisaunya.

Bryan tidak bisa membayangkan dirinya tinggal bersama seorang psikopat. "Apa dia akan memotong-motong tubuhku dan memasukannya dalam koper?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Bryan tidak bisa membayangkan, wanita cantik seperti Shea akan melakukan itu. "Atau karena dulu aku memperkosanya, jadi dia berubah jadi seorang psikopat?" Kepala Bryan diisi dengan beberapa pertanyaan.

Shea yang melihat aksi Bryan hanya mengeleng kepala. "Kenapa dia?" gumam Shea yang merasa aneh dengan sikap Bryan.

Tangan Shea langsung meraih buah apel yang ingin di ambilnya. Tangannya kemudian mengupas buah apel, dengan cekatan.

Memakan buah apel, Shea merasakan manis asam dari apel miliknya. Dari tadi sebenarnya Shea ingin cepat-cepat memotong buah apel. Tapi karena Bryan mengajaknya berdebat, akhirnya dia urung melakukannya.

Setelah memakan buah apelnya. Shea memulai memasak. Dia berpikir untuk masak steak daging. Di supermarket tadi dia sudah membeli daging segar, dan berniat mengolahnya.

Tangannya mulai memarinasi daging dengan bumbu, dan kemudian membakarnya. Aroma wangi daging terbakar mulai tercium nikmat di dapur. Indra penciumannya seakan di manjakan dengan aroma yang begitu khas dari daging bakar.

Saat selesai memasak, Shea meletakkan di piring saji. Di hiasi kentang grill, dan beberapa sayuran rebus, masakan milik Shea sudah siap. Tapi sebelum Shea memakannya, tiba-tiba dia ingin teringat dengan postingan akun media sosialnya, yang sudah lama tidak ada foto terbaru. Akhirnya dia masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil ponselnya.

Mengambil ponselnya di kamar, Shea menyusap layar ponselnya. Langkah Shea terhenti saat melihat notifikasi pesan di ponselnya. Shea membacanya, dan ternyata pesan itu dari Selly. Selly menanyakan bagaimana keadaannya Shea hari ini.

Senyum terangkat sedikit di bibir Shea, saat melihat banyaknya orang yang masih perduli pada Shea. Shea pun membalas pesan dari Selly.

Melanjutkan langkahnya Shea menuju meja makan. Rasanya di tidak sabar untuk mengambil foto, dan membagikannya ke laman akun media sosialnya.

Tapi mata Shea seketika membulat sempurna, saat melihat piring sajinya kosong. Steak dengan potongan kentang grill dan sayuran habis tak tersisa.

Shea mengedarkan pandanganya, melihat sekeliling. Pikirnya mungkin Bryan memelihara kucing. Tapi setelah Shea mencari tidak ada kucing di apartemen Bryan.

Mata Shea langsung menajam, saat mengingat bahwa kucing tidak akan memakan kentang. Dan Shea yakin hanya Bryan yang memakan makanannya.

Rasanya Shea benar-benar kesal. Tapi dia malas berdebat dengan Bryan. Membuat lagi rasanya Shea sudah tidak ada tenaga. Akhirnya dia memilih memakan buah apel kembali.

**

Bryan yang baru saja menghabiskan steak daging milik Shea merasa sangat kenyang.

"Ternyata masakan Shea enak, harusnya aku memanfaatkannya. Paling tidak aku tidak harus susah-susah pesan makanan."

Bryan yang tadi hanya ingin mengecek keberadaan Shea, malah mendapati makanan di atas meja. Rasa laparnya langsung terasa, saat melihat nikmatnya makanan di atas meja makan.

Akhirnga Bryan menghabiskannya, dan kembali ke kamar setelahnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Nanti di sambung lagi ya🤭

Ayo scrol lagi mumpung babnya belum banyak. Siapa tahu kalian ada yang terlewat buat kasih like😁

Jangan lupa like👍

Terpopuler

Comments

Ayuna Kamelia

Ayuna Kamelia

gatau diri si sableng

2024-03-23

0

gia nasgia

gia nasgia

Dasar Daddy Bry 🤦

2024-03-04

0

Diana diana

Diana diana

hahaha . .

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Terpesona
2 Kejadian yang menyakitkan
3 Harapannya seketika hancur
4 Aku tidak akan menerimanya
5 Dia hamil?
6 Bukan aku yang menghamili
7 Aku tidak mau menikah dengannya
8 Tidak akan kalah
9 Dimana aku harus tanda tangan?
10 Pernikahan
11 Malam pertama
12 Aku harap dia mendengar
13 Makanan khusus ibu hamil
14 Berapa lama orang hamil?
15 Memotong
16 Kamu tidak pantas di sebut manusia
17 Menganggap Shea adik
18 CEO miskin!
19 Juga CEO bodoh!
20 Ini steak untukmu
21 Bolehkah aku iri?
22 Jika aku menyakitimu!
23 Sedekah pada orang miskin
24 Setengah sahamku
25 Sedang di uji
26 Sebuah ciuman
27 Satu, dua, tiga.... delapan.
28 Seksinya wanita hamil
29 Menantang Bryan
30 Senjata makan Tuan
31 Bayangan indah
32 Diamlah!
33 Mengobatinya aku bisa
34 Aku tidak akan pulang
35 Apa kamu mau bunuh diri?
36 Kenapa aku tidak ingat?
37 Tega sekali kamu
38 Aku akan memaafkanmu
39 Lebih mellow
40 Apa demammu sudah reda?
41 Apa benar aku jatuh cinta?
42 Seberapa paniknya aku.
43 Tempat bekal makan
44 Berhentilah membandingkan
45 Tembus pandang
46 Mengecek
47 Perhitungkan sejak awal
48 Kekaguman
49 Buatlah dia mencintaimu
50 Memberikan kesempatan
51 Kegiatan baru
52 Langkah pertama
53 Izinkan
54 Khawatir
55 Membuatmu terbiasa
56 Satu kecupan
57 Tidak akan membiarkan
58 Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59 Bertahan
60 Noda
61 Aku akan menghapusnya
62 Dimulai
63 Buku diary
64 Membuatnya sekali
65 Apa yang bisa di banggakan?
66 Memelukmu
67 Mencium
68 Juga merasakan
69 Tidak takut
70 Berkencan
71 Ada kamu
72 Nikmati kencan kita
73 Jangan ditutupi!
74 Jangan percaya!
75 Aku harus pergi
76 Berpamitan
77 Sayang
78 Rencana
79 Aku merindukanmu
80 Menarik
81 Kata dokter
82 Maafkan papa
83 Aku mencintaimu
84 Aku bisa jelaskan
85 Dimana Shea?
86 Sedang apa?
87 Parfum
88 Parfum lagi
89 CCTV
90 Serasa malam pertama
91 Terbawa suasana
92 Awal untuk kita
93 Hasil karya
94 Kegiatan baru
95 Dua sama
96 Tergila-gila
97 Syarat apa?
98 Alasan klasik
99 Istirahatlah!
100 Pertemuan Selly dan Regan
101 Merasakan apa yang aku rasakan
102 Baju apa ini?
103 Itu hanya sensasi saja
104 Aku percaya padamu
105 Klien khusus
106 Biarkan menjadi kejutan
107 Seberapa pertahanannya?
108 Membuatku selalu jatuh cinta
109 Bagaimana aku bisa marah
110 Sejojo (sejoli jomlo)
111 Seharian sibuk
112 Bekal
113 Meninjau proyek
114 Hanya pergi berdua?
115 Menyusul
116 Perutku teras kencang
117 Panik
118 Air mata
119 Keajaiban
120 Baby El
121 Baby CEO
122 Terima Kasih
123 Promo Novel
124 Novel Baru Labuhan Cinta
125 Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126 Promo Giveaway My Baby CEO
127 Info Novel
128 Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129 INFO
130 Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131 Bos Duda Kesayangan
132 Promo Novel Di NT
133 PO Labuhan Cinta
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Terpesona
2
Kejadian yang menyakitkan
3
Harapannya seketika hancur
4
Aku tidak akan menerimanya
5
Dia hamil?
6
Bukan aku yang menghamili
7
Aku tidak mau menikah dengannya
8
Tidak akan kalah
9
Dimana aku harus tanda tangan?
10
Pernikahan
11
Malam pertama
12
Aku harap dia mendengar
13
Makanan khusus ibu hamil
14
Berapa lama orang hamil?
15
Memotong
16
Kamu tidak pantas di sebut manusia
17
Menganggap Shea adik
18
CEO miskin!
19
Juga CEO bodoh!
20
Ini steak untukmu
21
Bolehkah aku iri?
22
Jika aku menyakitimu!
23
Sedekah pada orang miskin
24
Setengah sahamku
25
Sedang di uji
26
Sebuah ciuman
27
Satu, dua, tiga.... delapan.
28
Seksinya wanita hamil
29
Menantang Bryan
30
Senjata makan Tuan
31
Bayangan indah
32
Diamlah!
33
Mengobatinya aku bisa
34
Aku tidak akan pulang
35
Apa kamu mau bunuh diri?
36
Kenapa aku tidak ingat?
37
Tega sekali kamu
38
Aku akan memaafkanmu
39
Lebih mellow
40
Apa demammu sudah reda?
41
Apa benar aku jatuh cinta?
42
Seberapa paniknya aku.
43
Tempat bekal makan
44
Berhentilah membandingkan
45
Tembus pandang
46
Mengecek
47
Perhitungkan sejak awal
48
Kekaguman
49
Buatlah dia mencintaimu
50
Memberikan kesempatan
51
Kegiatan baru
52
Langkah pertama
53
Izinkan
54
Khawatir
55
Membuatmu terbiasa
56
Satu kecupan
57
Tidak akan membiarkan
58
Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59
Bertahan
60
Noda
61
Aku akan menghapusnya
62
Dimulai
63
Buku diary
64
Membuatnya sekali
65
Apa yang bisa di banggakan?
66
Memelukmu
67
Mencium
68
Juga merasakan
69
Tidak takut
70
Berkencan
71
Ada kamu
72
Nikmati kencan kita
73
Jangan ditutupi!
74
Jangan percaya!
75
Aku harus pergi
76
Berpamitan
77
Sayang
78
Rencana
79
Aku merindukanmu
80
Menarik
81
Kata dokter
82
Maafkan papa
83
Aku mencintaimu
84
Aku bisa jelaskan
85
Dimana Shea?
86
Sedang apa?
87
Parfum
88
Parfum lagi
89
CCTV
90
Serasa malam pertama
91
Terbawa suasana
92
Awal untuk kita
93
Hasil karya
94
Kegiatan baru
95
Dua sama
96
Tergila-gila
97
Syarat apa?
98
Alasan klasik
99
Istirahatlah!
100
Pertemuan Selly dan Regan
101
Merasakan apa yang aku rasakan
102
Baju apa ini?
103
Itu hanya sensasi saja
104
Aku percaya padamu
105
Klien khusus
106
Biarkan menjadi kejutan
107
Seberapa pertahanannya?
108
Membuatku selalu jatuh cinta
109
Bagaimana aku bisa marah
110
Sejojo (sejoli jomlo)
111
Seharian sibuk
112
Bekal
113
Meninjau proyek
114
Hanya pergi berdua?
115
Menyusul
116
Perutku teras kencang
117
Panik
118
Air mata
119
Keajaiban
120
Baby El
121
Baby CEO
122
Terima Kasih
123
Promo Novel
124
Novel Baru Labuhan Cinta
125
Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126
Promo Giveaway My Baby CEO
127
Info Novel
128
Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129
INFO
130
Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131
Bos Duda Kesayangan
132
Promo Novel Di NT
133
PO Labuhan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!