Maaf??!

Pukul tiga sore tepat Lala sudah siap dan menunggu Pak Dewo dan pak Sapto di lobby hotel.

Tak berapa lama pak Dewo terlihat keluar dari lift dan berjalan ke arah Lala.

"Ayo La kita pulang." ajak pak Dewo sembari berjalan ke arah resepsionis.

Lala hanya mengangguk lalu mengikuti pak Dewo di belakangnya.

Setelah mengembalikan kunci kamar ke pihak hotel pak Dewopun pergi ke parkiran.

"Kamu tunggu disini.., biar aku ambil mobil dulu. Tolong kamu jagain tasku dulu ok."

"Baik pak " jawab Lala sambil menoleh ke arah belakang mencari sosok pak Sapto yang belum juga terlihat batang hidungnya.

Tak lama kemudian pak Dewo sudah memarkirkan mobil tepat didepan Lala." Ayo la masuk kita berangkat sekarang."

"Eh iya pak.." Lala membuka pintu tengah mobil dan berniat duduk dibelakang pak Dewo.

"Tunggu! Kamu pikir aku supir kamu La?!" tanya pak Dewo ke Lala.

"Bukan begitu pak tapi kan itu.., .pak Sapto..,itu.." Lala mencoba menjawab.

"Pak Sapto apa..., kamu pikir pak Sapto yang akan duduk didepan ya?"

"Iy..iya pak" jawab Lala lirih.

"Udah..sini masuk.., duduk didepan. Nanti aku jelasin." ucap pak Dewo.

Lalapun menurut dan duduk disamping Pak Dewo. Pak Dewopun segera menyalakan mesin mobil lalu mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan resort mewah yang berada di selatan kabupaten Gunung kidul itu.

Sambil mengemudikan mobilnya santai pak Dewopun menjelaskan..," Semalam pak Sapto sudah ijin pulang duluan, makanya kita hanya pulang berdua sekarang."

"Memangnya ada tugas apa pak kok sampai Pak Sapto harus pulang duluan semalam?" tanya Lala bingung.

"Gak ada tugas, seperti yang tadi aku bilang pak Sapto ijin."

"Ijin kenapa pak?" tanya Lala lagi.

"Ijin mengurus anaknya yang semalam kecelakaan."

"Innalilahi..." ucap Lala.

"Iya..., Anto anak pak Sapto semalam kecelakaan di Temanggung. Entah apa yang dilakukan anak remaja itu hingga dia mengalami kecelakaan dan harus dirawat di RS setempat." jelas pak Dewo.

"Oh gitu pak..., semoga anaknya pak Sapto baik2 aja ya pak. Semoga gak ada cidera serius." sambung lala.

"Tadi pagi aku sudah menelepon pak Sapto dan mencoba menanyakan keadaan anaknya dan alhamdulillah kata pak Sapto anto dalam keadaan baik..dia hanya cidera ringan. Anto hanya mengalami retak di tulang kering kaki kirinnya dan beberapa luka lecet di tangan dan kakinya. Syukurlah tak ada hal serius yang perlu dikhawatirkan." imbuh pak Dewo.

"Syukurlah kalau begitu pak." jawab Lala mengerti.

"Oh iya La maaf sebelumnya.., nanti setelah dari sini aku rencananya akan langsung menjenguk anak pak Sapto di Temanggung. Kalau kamu gak keberatan kamu mau kan ikut.., nemenin aku sebagai perwakilan resto paradise?" tanya pak Dewo tiba2.

"Ha?? Nanti? Hari ini pak??" tanya Lala terkejut.

"Iya..hari ini.., kenapa? Kamu gak mau?" tanya pak Dewo.

"Bukan begitu pak hanya saja saya sudah berjanji pada ibu saya untuk membelikan oleh2 untuk ibu dan keponakan saya. Kalsu saya ikut pak Dewo ke Temanggung takutnya nanti..."

Belum sempat Lala menyelesaikan kalimatnya pak Dewo sudah menyela.

"Nanti apa.., nanti kemalaman dan gak sempat membelikan oleh2 untuk mereka?

"Iya...hehe." jawab lala tersipu.

"Kamu tenang aja La..., aku juga nanti mau beli oleh2 untuk kedua putra kembarku kok. Jadi nanti setibanya di Jogja kita akan mampir ke toko oleh2 lebih dahulu." imbuh pak Dewo.

Lala agak terkejut saat pak Dewo menyebutkan kedua putra kembar pak Dewo.., ada sedikit rasa ngilu dihatinya.

Namun buru2 Lala tepis rasa itu dan dia hanya mencoba menutupi perasaanya dengan tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Pak Dewo tersenyum kearah Lala lalu kembali fokus mengendarai mobilnya.

Sepanjang jalan Lala hanya memandang kearah luar jendela mobilnya.

Ia bahkan tak mau menatap kedepan karna takut ekspresi kecewa diwajahnya dapat dibaca oleh pria yang kini sedang duduk disampingnya.

"Kenapa kamu diem aja La?" tanya pak Dewo mencoba membuka obrolan.

"Kamu pusing? Mabuk darat ya?" tanya pak Dewo lagi.

Lala hanya menggeleng dan masih melihat kearah luar jendela.

Pak Dewo melihat gelagat aneh gadis yang diam2 disukainya. Namun dia berusaha terlihat seolah tidak tau apa2.

"Sebentar lagi magrib.., kita istirahat dulu di bukit bintang ya sekalian sholat magrib dulu disana." ucap pak Dewo mencoba mencairkan suasana.

Lala masih tak merespon Pak Dewopun kembali terdiam dan melanjutkan fokus pada mobil yang dikendarainya.

Sesampainya dibukit bintang Pak Dewo mencoba mencari tempat parkir yang da di pinggir jalan.

Setelah berjalan beberapa jauh akhirnya dia mendapat tempat parkir yang berada disamping rumah warga yang kebetulan dibelakang rumah itu ada mushola.

Setelah memarkirkan mobilnya Pak Dewopun mengajak Lala untuk melepas penat di sebuah cafe yang terletak di pinggir jalan.

"Kita istirahat Dulu disini La.., kita makan dan ngopi sebentar sambil menunggu waktu sholat maghrib." ujar pak Dewo sambil berjalan disamping gadis manis yang sedari tadi diam saja.

"Lala masih tak berniat mengucapkan apa2.., dia hanya mengangguk dan berjalan mengimbangi langkah Pak Dewo yang ada disampingnya.

Sesampainya di cafe pak Dewo mencari spot terbaik di cafe itu untuk melihat pemandangan malam kota Jogja yang terlihat jelas dari bukit bintang.

Cafe itu sendiri terletak ditepi bukit yang menyuguhkan pemandangan malam kota jogja yang terlihat jelas dari atas. Lampu2 di kota jogja terlihat berkelap kelip indah dari kejauhan.

Lala terpukau dengan pemandangan yang terbentang jelas dihadapannya.

"Wahhh indah banget ya pak..." ucap Lala sambil matanya terus memandang ke sekeliling tanpa berkedip. Wajahnya yang mungil berseri menambah aura manis dan membuat Pak Dewo semakin tertarik padanya.

"Iya..indah..., tapi tak seindah kamu." ucap Pak Dewo.

"Pa'an sih pak Dewo ini.., jangan mulai deh." ucap Lala tersipu.

"Beneran kok La.., cahaya lampu dibawah sana masih kalah cerah dengan senyummu." imbuh Pak Dewo.

"Ah udah ah..., pak Dewo berlebihan." lanjut Lala.

"Gak pa2 kalo dianggap berlebihan.., toh faktanya emang gitu kok."

"Yaudah ih katanya mau makan.., saya sudah lapar pak." ucap Lala mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah tunggu ya.., saya pesankan dulu makanannya. Kamu tunggu disini dulu."

"Iya pak..."jawab Lala sambil tersenyum.

**

Setelah menunggu beberapa saat makanan pesanan merekapun datang..., Lala yang sedari tadi diam dan hanya memandang ke arah kota jogja kali ini mencoba memberanikan diri menoleh ke arah pak Dewo.

Dia mendapati pak Dewo sedang tersenyum ke arahnya.

Lala langsung tersipu dan menunduk. Dia mencoba menyuap potongan kentang goreng yang ada didepannya tanpa terlihat gugup.

Namun usahanya sia2.., Lala justru terlihat kaku dan itu semakin membuat Pak Dewo merasa tergelitik dan tak tahan untuk semakin menggodanya.

Pak Dewo memegang pergelangan tangan Lala yang terlihat sedikit gemetar.

"Kenapa La?"

"Kenapa apa pak?" tanya Lala tanpa berani memandang ke arah pria yang ada di hadapannya.

"Kamu ini kenapa gemetar?? Sebegitu menakutkankah aku untukmu La??" tanya pak Dewo.

Lala menarik pergelangan tangannya.

Pak Dewo menyadari Lala tak nyaman lalu melepaskannya.

"La..., aku rasa aku harus minta maaf untuk kejadian beberapa waktu lalu saat di resort." ucap Pak Dewo tiba2.

Lala yang terkejut oleh ucap pak Dewo hanya memandang ke arah pria itu.

"Iya La aku serius...,aku minta maaf. Tak seharusnya aku melakukan hal itu padamu." imbuh pak Dewo.

"Seharusnya aku bisa menahan diri agar tidak mneyentuhmu seperti waktu itu.., maafkan aku.."

Lala hanya terdiam. Dia hanya menahan rasa nyeri yang kini makin menjalar dihatinnya.

Dia tak menyangka pak Dewo akan meminta maaf padanya. Dia bingung dengan permintaaan maaf itu.

Haruskah dia senang karna pak Dewo menyadari kekeliruannya.., ataukah dia harus sedih karna dia kecewa pak Dewo hanya menganggap ciuman itu hanya sebuah kesalahan belaka.

Sakit...! Jelas itu menyakitinya..., karna tanpa disadari Lala sangat mendambakan pria yang ada dihadapannya.

Ciuman yang diberikan lelaki itu sungguh sangat berharga baginya. Itu penting..., itu ciuman pertamanya.

Namun pria itu justru meminta maaf dan menganggap itu hanyalah kesalahan belaka.

Semudah itukah..., bibir Lala terasa semakin kelu, tak sesuapun makanan mampu ia telan. Pada akhirnya Lala meletakkan makanan yang coba ia masukkan ke mulutnya.

Dia beranjak dan mencoba menguatkan diri untuk tak menangis dihadapan pria yang sangat disukainya.

"Maaf pak.., saya sudah tidak lapar. Saya permisi ke toilet dulu. Silahkan bapak habiskan dulu makananya." ucap Lala bergetar lalu pergi meninggalkan Pak Dewo yang masih terbengong karna tak tau dimana letak kesalahannya hingga gadis yang disukainya itu pergi meninggalkanya.

Terpopuler

Comments

Made Elviani

Made Elviani

sesuatu yg terlarang malah bikin orang penasaran n pengen mencobanya

2022-05-05

0

mommy ndut

mommy ndut

waduuuh mulai main apinih,,awas la,,entar kebakar jangan gampang tergoda dong la,,

2020-12-06

1

Ethyaries

Ethyaries

hm.. penasaran kelanjutannya Thor 👍
soalnya aq penasaran banget gimana gitu liat sampul novel nya. apa bakalan terjadi begitu 🤔

2020-11-17

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan kecil
2 Demi ibu
3 Kerja
4 kekhawatiran ibu
5 Syukurlah..
6 Senyuman itu..
7 Berita baik
8 Berangkat
9 Menahan diri
10 Tak terhindarkan
11 Terjadi lagi
12 Bingung
13 Rasa nyaman yang tak seharusnya
14 Menikmati libur sehari
15 Terpaksa ditinggal
16 Maaf??!
17 Menjenguk anak pak Sapto
18 Nasihat untuk Lala
19 Mulai bekerja
20 Menghindar
21 Dani
22 Dulu
23 Berteman baik dengan masa lalu
24 Kecemburuan Pak Dewo
25 Kedatangan Lena
26 Apalah aku dibanding dia
27 Balikan
28 Tak ada salahnya mencoba
29 Ulah Pak Dewo
30 Drama di pagi hari
31 Pak Dewo yang makin tak terkendali
32 Luka
33 Akal akalan Pak Dewo
34 Berita buruk
35 Tawaran bantuan
36 Mencoba bekerja lagi
37 Bu Eni tentang Lala
38 Dani dan yang dipikirkannya
39 Operasi
40 Kehadiran Pak Dewo lagi
41 Dua sisi yang berbeda
42 Yang sebenarnya
43 Kekhawatiran yang menjadi nyata
44 Kecurigaan Lena dan luka masa lalunya
45 Perubahan sikap Lala
46 Kecurigaan
47 Gosip
48 Kejutan Pahit Di Minggu pagi
49 Lena yang tersakiti
50 Pertengkaran yang tak terhindarkan
51 Masalah yang melebar
52 Tak terduga
53 Siasat Lena
54 Akhir bagi Dewo dan awal bagi Dani
55 Hadirnya Dani lagi
56 Haruskah kembali?
57 Sikap posesif Dewo
58 Resign
59 keputusan Lala
60 Pamit
61 Antara Dani dan kenangan masa lalu di Bukit Bintang
62 Lampu hijau
63 Pingsan
64 Hamil???
65 Kegundahan Lala
66 Ketidaktahuan Dani
67 Kejujuran Lala
68 Niat baik Pak Dewo
69 Maafin Lala Bu..
70 Kekecewaan mendalam Nela
71 Jawaban Lala
72 Buah simalakama
73 Kacau
74 Jawaban Lena
75 Mencari solusi dengan menarik diri
76 Tekad Lala
77 Kegilaan Dani
78 Kecelakaan
79 Kejutan dari Dani
80 Cinta di waktu yang tak tepat
81 Pergi
82 Kabar yang dibawa Dani
83 Kembalinya Pak Dewo
84 Nenek tau?
85 Akhirnya..
86 Kedatangan Dewo
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Kecelakaan kecil
2
Demi ibu
3
Kerja
4
kekhawatiran ibu
5
Syukurlah..
6
Senyuman itu..
7
Berita baik
8
Berangkat
9
Menahan diri
10
Tak terhindarkan
11
Terjadi lagi
12
Bingung
13
Rasa nyaman yang tak seharusnya
14
Menikmati libur sehari
15
Terpaksa ditinggal
16
Maaf??!
17
Menjenguk anak pak Sapto
18
Nasihat untuk Lala
19
Mulai bekerja
20
Menghindar
21
Dani
22
Dulu
23
Berteman baik dengan masa lalu
24
Kecemburuan Pak Dewo
25
Kedatangan Lena
26
Apalah aku dibanding dia
27
Balikan
28
Tak ada salahnya mencoba
29
Ulah Pak Dewo
30
Drama di pagi hari
31
Pak Dewo yang makin tak terkendali
32
Luka
33
Akal akalan Pak Dewo
34
Berita buruk
35
Tawaran bantuan
36
Mencoba bekerja lagi
37
Bu Eni tentang Lala
38
Dani dan yang dipikirkannya
39
Operasi
40
Kehadiran Pak Dewo lagi
41
Dua sisi yang berbeda
42
Yang sebenarnya
43
Kekhawatiran yang menjadi nyata
44
Kecurigaan Lena dan luka masa lalunya
45
Perubahan sikap Lala
46
Kecurigaan
47
Gosip
48
Kejutan Pahit Di Minggu pagi
49
Lena yang tersakiti
50
Pertengkaran yang tak terhindarkan
51
Masalah yang melebar
52
Tak terduga
53
Siasat Lena
54
Akhir bagi Dewo dan awal bagi Dani
55
Hadirnya Dani lagi
56
Haruskah kembali?
57
Sikap posesif Dewo
58
Resign
59
keputusan Lala
60
Pamit
61
Antara Dani dan kenangan masa lalu di Bukit Bintang
62
Lampu hijau
63
Pingsan
64
Hamil???
65
Kegundahan Lala
66
Ketidaktahuan Dani
67
Kejujuran Lala
68
Niat baik Pak Dewo
69
Maafin Lala Bu..
70
Kekecewaan mendalam Nela
71
Jawaban Lala
72
Buah simalakama
73
Kacau
74
Jawaban Lena
75
Mencari solusi dengan menarik diri
76
Tekad Lala
77
Kegilaan Dani
78
Kecelakaan
79
Kejutan dari Dani
80
Cinta di waktu yang tak tepat
81
Pergi
82
Kabar yang dibawa Dani
83
Kembalinya Pak Dewo
84
Nenek tau?
85
Akhirnya..
86
Kedatangan Dewo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!