Rasa nyaman yang tak seharusnya

Lala masih saja terpaku disudut taman ketika Pak Dewo sudah tak terlihat lagi dihadapannya. Dia masih merasakan pnas ditelinganya..., perasaanya kini campur aduk.

Tak berapa lama hpnya berbunyi.., dan dia segera mengambilnya dari dalam tas.

"Halo..La..., kamu dimana? Kok belum nyampe kamar?" suara Rara terdengar dari sebrang telepon.

"Halo Ra..., iya ini baru mau kembali ke kamar kok, kenapa? pengen jalan2 lagi kek tadi pagi..., cari angin di pinggir pantai?"

"Males ah hari ini aku capek banget..., kita langsung tidur aja yuk. Makanya cepetan gih ke kamar." pinta Rara.

"Iya...iya..., dasar bawel.." sungut Lala sembari berjalan menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar Rara terlihat masih sibuk dengan tas dan barang2 bawaanya.

"Kirain dah tidur kamu Ra..., katanya dah ngantuk?" ucap Lala mendekati Rara yang masih sibuk memasukkan beberapa baju ke dalam tas.

"Eh udah dateng kamu La, iya capek banget ngantuk juga tapi belum bisa tidur kalo gak ada kamu. Makanya aku nunggu kamu sambil beresin beberapa baju biar besok kalo udah mau pulang tinggal angkut aja hehe" ucap Lala sambil cengar cengir.

"Helleh gayamu toh Ra....Raaa, biasanya juga kalo udah ketemu bantal langsung ngorok aja pake bilang gak bisa tidur kalo gak ada aku. Gombalmu itu loh kaya cowok modus aja." ejek Lala sambil setengah tertawa.

"Eh...gak percaya yaudah..., emang gak tenang aja kalo tidur gak ada temennya..hawanya gimanaaa...gitu.., merinding disko gitu." lanjut Rara sambil matanya menyapu seluruh ruangan kamar.

"Emang dasarnya kamu aja yang parnoan. Mana ada hal2 kaya gitu ditempat senyaman ini. Udah gih sono tidur, aku mau nelpon ibuku dulu..," Lala melanjutkan.

"Iyooooo mbak lala cayaaaang...., tapi jangan keluar loh ya. Aku ndak mau kalo ditinggal sendirian..., hororrrr." rengek Rara dengan nada medoknya.

"Iya..., santai aja napa sih."

Setelah mandi dan sholat Lalapun mengambil hp yang ada dalam tas selempang mini miliknya.

Gadis 20 tahun itu mulai menelepon ibunya beberapa kali namun belum ada jawaban.., dia mengecek jam di layar hp pukul 23.24.

"Hampir tengah malam..,mungkin ibu sudah tidur.sebaiknya aku telpon besok pagi saja." pikir Lala.

Kemudian dia hanya menulis pesan untuk ibunya melalui wa.

" Buk..., ini Lala baru aja selesai. Maaf seharian gak sempet ngabarin ibuk. Besok sore Lala sudah pulang kok.., ibu jaga kesehatan ya.."

Dan setelah memencet tombol send Lala kemudian meletakkan hp itu di meja.

Karna haus Lalapun mengambil air mineral yang ada diatas meja di pojok kamarnya.

Seteguk...dua teguk..dia meminum air itu pelan..dan ditegukan ketiga dia tersedak.."uhukkk uhukkk..uhukkk" Lala terbatuk karenanya.

Tak tau apa yang sedang dilamunkannya hingga minum air saja sampai tersedak begitu saja.

Lala mencoba menghirup nafas dalam2 dan memejamkan mata, dan tiba2 bayangan Pak Dewo Muncul dikepalanya.

Dia teringat kejadian tadi. Ciuman itu.., pelukan itu.., dan sentuhan lembut tangan pak Dewo masih dirasakannya seolah itu nyata.

"ah" Lala terpekik pelan.., dia terkejut sendiri dengan apa yang dia pikirkan.

Lala bingung dan ragu dengan perasaanya sendiri. Beberapa hari ini dia semakin dekat dengan manager killer itu.

Mereka semakin tak bisa mengontrol diri ketika mereka hanya berdua. Lala tau betul pria itu sudah beristri.., dia pria baik yang selalu memperhatikan istri dan anak2nya.

Dia pria galak dalam pekerjaan namun hangat kepada keluarganya.., setidaknya itulah yang sering ia dengar dari pak Tio kepala koki yang memang lumayan dekat dengan pak Dewo.

Lala bimbang..., dia tau ini salah. Ini seharusnya tidak perlu terjadi dan harus segera diakhiri.

Namun dia berfikir lagi.., apa yang harus diakhiri toh dia dan pak Dewopun belum ada kata memulai.

Mereka hanya berciuman.., pak Dewo hanya memciumnya dan bagi seorang pria itu hanya ciuman biasa.

Bukan hal istimewa.., jadi kenapa dia harus khawatir sampai berfikir jauh tentang mereka???

Tapi kenapa tadi pak Dewo bilang dia akan membicarakannya lain kali?? Apa yang akan dibicarakannya..?

Apakah pak Dewo berencana untuk memulainya atau malah akan mengakhiri sebelum mereka sempat memulainya???

Pertanyaan2 konyol itu selalu berputar2 di pikiran Lala..., semakin dipikirkan Lala semakin bingung.

Dia takut mereka terlalu jauh. Tapi Lala juga terlalu tak rela jika itu berlalu begitu saja.., bagaimanapun juga dia sudah mulai tertarik dengan Pak dewo.

Itu ciuman pertamanya.., itu pertama kali baginya merasakan hangatnya sentuhan bibir dari seorang pria. Dia merasa bahagia ketika bersamannya.

"Ah ibu...apa yang terjadi padaku..aku terlalu lugu tentang cinta..dan aku juga terlalu takut membuatmu kecewa."Gumam Lala dalam hati.

Lala mencoba untuk memejamkan mata.., namun bukannya tertidur dia masih saja terbayang bayang pria yang jadi atasannya. Ditengah lamunannya dia dikejutkan oleh suara Rara.

"La..., belum tidur juga..? gak ngantuk apa?

" Belum ra.., Gak tau nih kenapa." jawab Lala.

"Kamu mikirin apa sih? Ibu kamu? Udah jadi nelponnya?" tanya Rara sambil mengucek mata dan mencoba duduk.

"Gak mikirin apa2 kok.., tadi aku juga udah telpon ibuk tapi gak diangkat. Mungkin karna udah tengah malam juga..., ibuk paling udah tidur jadi tadi aku cuma kirim pesan aja ngasih tau kalo besok kita pulang sore."

"Oh gitu..., kirain kenapa gitu kok belum tidur tidur juga."

"Btw besok pagi kita jalan2 lagi yuk di pantai. Pengen main air nih, baru agak siangan kita sarapan lalu lanjut renang. Kayaknya bakal seru banget deh,gimana?" ajak Rara.

"Iya..beres..., pokoknya besok kita puas2in liburannya. Kapan lagi coba kita bisa liburan kek gini..gtaris pula..iyakan." jawab Lala bersemangat.

"Yoi...yoi.., pokoknya besok seharian kita happy happy...main air sepuasnya." imbuh Rara tak kalah senangnya.

"Oh ya ra.., ngomong2 tentang acara hari ini keren banget ya.., meski privat party tapi acaranya bener2 seru."

"Iya..gak nyangka pak Aksa itu gaul abis..., dia ngundang band indie untuk isi acara. Eh tadi aku juga sempet loh foto2 ma personil bandnya hehe.." imbuh Rara sumringah.

"Wih...senengnya..., aku malah gak sempet hiks.." ucap Lala sambil mulutnya maju dibuat seolah cemberut karna kecewa.

"Hisshhh gausah sedihlah kan masih ada besok. Aku denger dari pak Dewo katanya mereka baru mau kembali ke Jakarta siang harinya.., jadi besok pagi lota masih sempet buat minta foto ma mereka.

"Oh gitu ya..., syukurlah. Pokoknya besok aku dianterin ya. Ndak pede aku kalo musti ngomong sendiri minta foto barengnya." rengek Lala sambil memegang tangan rara.

"Ihhh iya...iya..., gak perlu pegang pegang tangan juga kali. Aku kan normal hehehe...," ejek Rara sambil menarik tangannya.

"Yeeeee emang kamu pikir aku leabiolaaaa....,, gak lahhya....," sungut Lala.

"Hahhahaha....bercanda kali non...," lanjut Rara.

Lala dan Rara terus saja mengobrol dan sesekali tertawa ditengah obrolan mereka. Tanpa terasa waktu semakin larut dan merekapun akhirnya tertidur dengan lelapnya.

Episodes
1 Kecelakaan kecil
2 Demi ibu
3 Kerja
4 kekhawatiran ibu
5 Syukurlah..
6 Senyuman itu..
7 Berita baik
8 Berangkat
9 Menahan diri
10 Tak terhindarkan
11 Terjadi lagi
12 Bingung
13 Rasa nyaman yang tak seharusnya
14 Menikmati libur sehari
15 Terpaksa ditinggal
16 Maaf??!
17 Menjenguk anak pak Sapto
18 Nasihat untuk Lala
19 Mulai bekerja
20 Menghindar
21 Dani
22 Dulu
23 Berteman baik dengan masa lalu
24 Kecemburuan Pak Dewo
25 Kedatangan Lena
26 Apalah aku dibanding dia
27 Balikan
28 Tak ada salahnya mencoba
29 Ulah Pak Dewo
30 Drama di pagi hari
31 Pak Dewo yang makin tak terkendali
32 Luka
33 Akal akalan Pak Dewo
34 Berita buruk
35 Tawaran bantuan
36 Mencoba bekerja lagi
37 Bu Eni tentang Lala
38 Dani dan yang dipikirkannya
39 Operasi
40 Kehadiran Pak Dewo lagi
41 Dua sisi yang berbeda
42 Yang sebenarnya
43 Kekhawatiran yang menjadi nyata
44 Kecurigaan Lena dan luka masa lalunya
45 Perubahan sikap Lala
46 Kecurigaan
47 Gosip
48 Kejutan Pahit Di Minggu pagi
49 Lena yang tersakiti
50 Pertengkaran yang tak terhindarkan
51 Masalah yang melebar
52 Tak terduga
53 Siasat Lena
54 Akhir bagi Dewo dan awal bagi Dani
55 Hadirnya Dani lagi
56 Haruskah kembali?
57 Sikap posesif Dewo
58 Resign
59 keputusan Lala
60 Pamit
61 Antara Dani dan kenangan masa lalu di Bukit Bintang
62 Lampu hijau
63 Pingsan
64 Hamil???
65 Kegundahan Lala
66 Ketidaktahuan Dani
67 Kejujuran Lala
68 Niat baik Pak Dewo
69 Maafin Lala Bu..
70 Kekecewaan mendalam Nela
71 Jawaban Lala
72 Buah simalakama
73 Kacau
74 Jawaban Lena
75 Mencari solusi dengan menarik diri
76 Tekad Lala
77 Kegilaan Dani
78 Kecelakaan
79 Kejutan dari Dani
80 Cinta di waktu yang tak tepat
81 Pergi
82 Kabar yang dibawa Dani
83 Kembalinya Pak Dewo
84 Nenek tau?
85 Akhirnya..
86 Kedatangan Dewo
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Kecelakaan kecil
2
Demi ibu
3
Kerja
4
kekhawatiran ibu
5
Syukurlah..
6
Senyuman itu..
7
Berita baik
8
Berangkat
9
Menahan diri
10
Tak terhindarkan
11
Terjadi lagi
12
Bingung
13
Rasa nyaman yang tak seharusnya
14
Menikmati libur sehari
15
Terpaksa ditinggal
16
Maaf??!
17
Menjenguk anak pak Sapto
18
Nasihat untuk Lala
19
Mulai bekerja
20
Menghindar
21
Dani
22
Dulu
23
Berteman baik dengan masa lalu
24
Kecemburuan Pak Dewo
25
Kedatangan Lena
26
Apalah aku dibanding dia
27
Balikan
28
Tak ada salahnya mencoba
29
Ulah Pak Dewo
30
Drama di pagi hari
31
Pak Dewo yang makin tak terkendali
32
Luka
33
Akal akalan Pak Dewo
34
Berita buruk
35
Tawaran bantuan
36
Mencoba bekerja lagi
37
Bu Eni tentang Lala
38
Dani dan yang dipikirkannya
39
Operasi
40
Kehadiran Pak Dewo lagi
41
Dua sisi yang berbeda
42
Yang sebenarnya
43
Kekhawatiran yang menjadi nyata
44
Kecurigaan Lena dan luka masa lalunya
45
Perubahan sikap Lala
46
Kecurigaan
47
Gosip
48
Kejutan Pahit Di Minggu pagi
49
Lena yang tersakiti
50
Pertengkaran yang tak terhindarkan
51
Masalah yang melebar
52
Tak terduga
53
Siasat Lena
54
Akhir bagi Dewo dan awal bagi Dani
55
Hadirnya Dani lagi
56
Haruskah kembali?
57
Sikap posesif Dewo
58
Resign
59
keputusan Lala
60
Pamit
61
Antara Dani dan kenangan masa lalu di Bukit Bintang
62
Lampu hijau
63
Pingsan
64
Hamil???
65
Kegundahan Lala
66
Ketidaktahuan Dani
67
Kejujuran Lala
68
Niat baik Pak Dewo
69
Maafin Lala Bu..
70
Kekecewaan mendalam Nela
71
Jawaban Lala
72
Buah simalakama
73
Kacau
74
Jawaban Lena
75
Mencari solusi dengan menarik diri
76
Tekad Lala
77
Kegilaan Dani
78
Kecelakaan
79
Kejutan dari Dani
80
Cinta di waktu yang tak tepat
81
Pergi
82
Kabar yang dibawa Dani
83
Kembalinya Pak Dewo
84
Nenek tau?
85
Akhirnya..
86
Kedatangan Dewo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!