Terjadi lagi

Lala hanya mematung.., dia tak mampu memandang lagi pria yang ada dihadapannya.

"Ada apa lagi La?" tanya Pak Dewo.

"Tidak hanya saja...," jawab Lala terhenti, dia masih saja tertunduk.

"Ya sudah mari kita kembali ke kamar."

"Ha??" tanya Lala terkejut, ia seketika memandang Pak Dewo dengan penuh rasa curiga."

"Apaaa sih, maksudku mari kita kembali ke kamar kita masing2..., kamu mikir apa sampai terkejut begitu." lanjut Pak Dewo sambil mencubit gemas pipi Lala.

"Auuu..sakit pak...," Lala langsung memegang tangan Pak Dewo yang masih mendarat di pipi kanannya.

"Kamu itu terlalu menggemaskan La..., sikapmu yang selalu kikuk dan menghindariku itu justru membuatku semakin ingin mendekatimu."

"Tapi pak..., kita...ee...maksud saya. Kita tadi...,ee...itu..," Lala terbata bata.

"Apalagi? Tadi seharusnya kita tidak melakukan ini hummm...?" lanjut Pak Dewo lalu mencium Lala lagi kali ini lebih dalam.., dan tangan Pak Dewo membelai rambut Lala. Sedang satu tanganya lgi menarik lebih erat tubuh Lala ke dalam pelukannya.

Lala seperti tersengat sesuatu..., dia tak mampu menghindar. Dia hanya menutup matanya dan merasakan kehangatan dari ciuman Pak Dewo.

Tanpa disadari airmatanya menetes, ia tak tahu kenapa. Tapi airmata itu semakin deras hingga Pak Dewo menyadarinya.

Pak Dewo melepaskan ciumannya, tapi pria itu masih memeluknya. Dia berbisik di telinga gadis yang ada dipelukkannya." jangan khawatir, aku tau batasanku. Mari kita bahas hal ini lain kali..,ok."

Lala menarik diri dan mundur selangkah..., dia memandang pria yang sedang berdiri dihadanpannya. Lala memandangnya bingung tapi dia masih saja tak mampu untuk berbicara.

"Sudah.., sebaiknya kita harus masuk sekarang. Udara malam ini terlalu dingin..., apalagi kamu mamakai pakaian seminim ini. Mari kita masuk atau mungkin aku takkan bisa untuk menahan diriku lagi." Lanjut Pak Dewo sambil menggandeng tangan Lala dan mengajaknya beranjak dari tepi tangga.

Lala melepaskan gandengan tangan pak Dewo ketika mereka sudah sampai ke sisi kolam renang..., dia berjalan agak cepat lalu berpamitan pada Pak Dewo.

"Saya duluan pak." ucap Lala sambil berjalan menuju ke kamarnya.

"Iya..., perhatikan langkahmu jangan sampai terjatuh lagi dan tidur nyenyak ya." balas Pak Dewo sambil mengerjitkan sebelah matanya.

Lala tersipu dan langsung berjalan cepat menuju kamar tidurnya.

Sesampainya dikamar dia melihat Rara masih tertidur dengan lelapnya. Lala bernafas lega kemudian dia menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidur.

Wajah Lala masih merona merah..., dan ketika dia mengingat ciuman yang terjadi tadi seketika dia langsung menutup wajahnya dengan selimut dan menggeleng gelengkan kepalanya sambil menghentakkan kedua kakinya.

Tingkahnya benar2 seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah impiannya, begitu senang dan girang.

Lala terkejut ketika Rara bersuara.., "hihhh apa sih La...kok berisik...kamu ngapain.." ucap Rara sambil mengucek mata. Dia terbangun karna ulah Lala.

"Eh..gpp kok Ra. Maaf..,kamu jadi kebangun ya...," ucap Lala tanpa dosa.

Lala lalu meringkuk kedalam selimut sambil tersenyum lalu tertidur setelahnya.

**

Lala terbangun ketika dia mendengar suara nyaring Rara yang sedang membangunkannya.

"Lalaaaa....bangun Laaaa...., ayo kita jalan2 dipantai. Laaaaa.....Laaaa...! oceh Rara sambil menggoncang-goncangkan bahu Lala.

"Hmmmmm..., apa sih Raa.... bentar lagi yaaa... masih ngantuk nih."jawab Lala malas lalu kembali menarik selimut hingga menutupi kepala.

"Hihhhhh kok gitu....udah subuh nih, sholat dulu gih kebooooo...habis itu kita jalan2 lihat sunrise. Ayukkk cepetan lala sayang...," bujuk Rara tak mau menyerah.

"Duh Ra....aku masih ngantuk loh...kamu jalan2nya ma siapa dulu kek..ntar aku susul deh." jawab Lala lagi dari balik selimut.

"Oh...no..no..nooo.., aku telponin ibumu loh..., aku laporin kalo kamu gak mau sholat subuh..pulang dari sini kena omel mampusss kamu." ledek Rara.

"Loh...loh..., kok bawa2 ibu segala sih. Iya deh iya...aku bangun, kamu ini Ra gak bisa liat temennya seneng dikit aja." sungut Lala.

"Lahkan sholat itu wajib sayangku...., udah gih sana wudhu..sholat dulu..aku tungguin..jangan pake lammmmaaa...ok syantik." bujuk Rara.

"Iyaaa..bawellll." jawab Lala lalu bangkit dan menuju kamar mandi untuk berwudhu.

10 menit kemudian Lala dan Rara sudah berada di tepi pantai. Mereka duduk dipasir sambil memandang ke arah cakrawala.

Sinar matahari mulai mengintip dari balik bukit karang di sebelah timur pantai..., warna jingga bercampur biru jernih menyatu dan terlihat begitu indah. Rara dan Lala terpukau ketika menatapnya.

"Uhhh...indahnyaa...., keren banget ya La...?" ucap Rara sambil matanya masih menatap lekat lukisan alam yang terpampang indah dihadapannya.

"Iya ra..indah banget..., baru kali ini aku bisa lihat sunrise di pantai ternyata emang sekeren ini." jawab lala.

"Iya La..., kita beruntung meski kita disini untuk kerja tapi kita tetap bisa menikmati pemandangan yang menakjubkan seperti ini." imbuh Rara sambil menoleh ke arah Lala.

"Iya...memang indah dan melenakan tapi bukan berarti bisa jadi alasan kalian untuk malas2an disini iya kan?" ucap seseorang dari arah belakang.

Mendengar ada yang berbicara seketika Rara dan Lala langsung menoleh mencari sumber suara.

Mata lala terbelalak Rara karna terkejut mendapati sang manager killer sudah berdiri dibelakang mereka. Lala memang terkejut tapi dia hanya diam dengan wajah bersemu merah kemudian tertunduk.

"Eh pak Dewo..., udah daritadi pak?" tanya Rara salah tingkah.

"Gak...barusan kok..., tapi dijam segini bukannya kalian mandi lalu siap2 bantu2 untuk acara nanti malah nyantai2 aja disini. Liburan kalian itu besok bukannya hari ini, lupa ya ha???!" Pak Dewo agak galak.

"Ya bukannya gitu paaak..., kan ini masih pagi gpp kali..., liat2 ke pantai bentar iya kan La." jawab Rara ngeles.

Lala yang tertunduk hanya mampu mengangguk sambil sedikit melirik ke arah Rara tanpa sedikitpun berani menatap Pak Dewo yang ada didepan mereka.

Pak Dewo yang melihat tingkah 2 gadis yang ada dihadapannya itu begitu geli namun berusaha menyembunyikan senyumnya kemudian melanjutkan." udah..., gak usah banyak alasan. Sekarang kalian kembali ke hotel setelah kalian sarapan, jam 8 tepat kalian semua harus sudah siap."

"Iya pak...." jawab Rara lalu bangkit dari duduknya dan segera menarik lala untuk kembali ke hotel.

Rara terus saja mengomel sepanjang jalan..

"Dasar killer..., dasar bos kaku, dasar ngebosenin, sok rajin, nyebeli banget!! " sungut Rara sambil berjalan ke arah hotel.

Lala hanya berjalan mengikuti Rara tanpa mengucapkan satu patah katapun dan sesekali menoleh ke arah Pak Dewo yang tersenyum padanya sambil mengisyaratkan pergi dengan tangannya.

**

Setelah selesai bersiap dan sarapan pagi semua karyawan paradise resto langsung memulai aktifitas mereka masing baik di dapur dan diluar untuk mempersiapkan acara dengan baik.

Dari jam 3 para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Lala dan Rara bertugas untuk mengecek bebagai santapan ringan yang ada di dekat kolam renang.

Sepanjang acara mereka Lala terlihat sibuk. Pak Dewo beberapa kali mencoba mengajak gadis itu untuk berbicara.., namun Lala selalu menghindarinya.

Acara pertungangan dimulai jam 4 tepat. Semua orang terlihat begitu bahagia dan semua rangakaian acara berjalan sesuai rencana.

Tak terasa jam sudah menunjukkan jam 9 malam dan para tamu sudah mulai banyak yang meninggalkan hotel.

Yang tersisa hanya ada beberapa pengisi acara dan pelayan hotel saja, sedang yang punya hajat sudah kembali ke dalam hotel sejak setengah jam lalu.

Pak Dewo terlihat berkeliling mencari seseorang.., tentu dia sedang mencari Lala.

Namun sejak pertengahan acara dia tidak melihatnya. Ada sedikit rasa cemas dihatinya.

Entah sejak kapan dia merasakan hal berbeda dari gadis itu..., yang jelas sejak kejadian semalam Pak Dewo sudah tak bisa lagi menyembunyikan perasaanya.

Dia sudah bertekad takkan ragu lagi untuk mendekati gadis yang yang selama ini diperhatikannya.

Di lain tempat Lala masih sibuk membantu merapikan meja di lobby depan. Sedang Rara sudah dari tadi ada dikamar..., dia pamit lebih dulu kedalam karna badannya agak kurang sehat.

Ketika Lala hendak menuju ke kamar, tiba2 ada yang menarik tangannya. Lala menoleh dan mendapati Pak Dewolah yang menarik tanganya.

"Pak..." ucap Lala terkejut.

"Ssttthhh" lelaki itu lirih sambil meletakkan jari telunjuknya ke mulut mengisyaratkan lala untuk diam.

Gadis itu hanya mengikutinya. Sesampainya di taman samping lobby hotel pria itu langsung memeluk Lala. Dia sudah tak tahan..., dia sangat merindukan gadis itu seharian.

"Pak..ini..?"

"Ssttthh..., jangan berisik..., kita aman disini.." ucap Pak Dewo sambil menekan tubuh Lala ke dinding lobby. Mereka ada di sudut taman yang tertutup oleh karangan bunga yang diletakkan di sudut lobby menuju ke taman samping.

Disitu suasana remang2..., hanya ada satu lampu di sudut belakang taman. Sedang disekitar mereka berdiri tak ada cahaya lampu yang menyinari.

Lala beringsut mundur namun tak bisa apa2 karna sudah teetekan ke tembok yang ada di depannya. Pak Dewo memeluk gadis itu penuh kehangatan..., awalnya Lala agak menghindar.

Namun karna belaian tangan Pak Dewo yang begitu lembut membuatnya terbuai dan dalam sekejap bibir mereka sudah bertaut, mereka berciuman dengan penuh kehangatan.

Namun itu tak begitu lama karna kemudian Pak Dewo melepaskan Lala dan mengatakan..." sudah cukup, untuk hari ini cukup. Aku akan tidur nyenyak malam ini.., dan kuharap kamupun akan beristirahat dengan baik. Nikmati liburanmu disini besok bersama teman2mu.., dan harinya sorenya kita akan kembali ke Magelang. Tak perlu terburu2..., kita akan membahas ini lain kali.."

Pak Dewo mengecup kening Lala lalu pergi meninggalkan gadis manis itu yang masih terpatung ditempat dia berdiri.

Terpopuler

Comments

Made Elviani

Made Elviani

pak Dewo gercep

2022-05-05

0

Pengagum Senja

Pengagum Senja

waha bumbu pernikahan pak dewo niih si lala... bikin fantasi ehem ehemnya naik kalii yaaaa... wkwkwkwk

2020-12-23

1

mommy ndut

mommy ndut

aduh babang dewo ini, main pepet2 anak gadis orang,,,inget istri pak,, lo juga la,,udah tau dewo punya bini,knp lo mau disosor OMG

2020-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan kecil
2 Demi ibu
3 Kerja
4 kekhawatiran ibu
5 Syukurlah..
6 Senyuman itu..
7 Berita baik
8 Berangkat
9 Menahan diri
10 Tak terhindarkan
11 Terjadi lagi
12 Bingung
13 Rasa nyaman yang tak seharusnya
14 Menikmati libur sehari
15 Terpaksa ditinggal
16 Maaf??!
17 Menjenguk anak pak Sapto
18 Nasihat untuk Lala
19 Mulai bekerja
20 Menghindar
21 Dani
22 Dulu
23 Berteman baik dengan masa lalu
24 Kecemburuan Pak Dewo
25 Kedatangan Lena
26 Apalah aku dibanding dia
27 Balikan
28 Tak ada salahnya mencoba
29 Ulah Pak Dewo
30 Drama di pagi hari
31 Pak Dewo yang makin tak terkendali
32 Luka
33 Akal akalan Pak Dewo
34 Berita buruk
35 Tawaran bantuan
36 Mencoba bekerja lagi
37 Bu Eni tentang Lala
38 Dani dan yang dipikirkannya
39 Operasi
40 Kehadiran Pak Dewo lagi
41 Dua sisi yang berbeda
42 Yang sebenarnya
43 Kekhawatiran yang menjadi nyata
44 Kecurigaan Lena dan luka masa lalunya
45 Perubahan sikap Lala
46 Kecurigaan
47 Gosip
48 Kejutan Pahit Di Minggu pagi
49 Lena yang tersakiti
50 Pertengkaran yang tak terhindarkan
51 Masalah yang melebar
52 Tak terduga
53 Siasat Lena
54 Akhir bagi Dewo dan awal bagi Dani
55 Hadirnya Dani lagi
56 Haruskah kembali?
57 Sikap posesif Dewo
58 Resign
59 keputusan Lala
60 Pamit
61 Antara Dani dan kenangan masa lalu di Bukit Bintang
62 Lampu hijau
63 Pingsan
64 Hamil???
65 Kegundahan Lala
66 Ketidaktahuan Dani
67 Kejujuran Lala
68 Niat baik Pak Dewo
69 Maafin Lala Bu..
70 Kekecewaan mendalam Nela
71 Jawaban Lala
72 Buah simalakama
73 Kacau
74 Jawaban Lena
75 Mencari solusi dengan menarik diri
76 Tekad Lala
77 Kegilaan Dani
78 Kecelakaan
79 Kejutan dari Dani
80 Cinta di waktu yang tak tepat
81 Pergi
82 Kabar yang dibawa Dani
83 Kembalinya Pak Dewo
84 Nenek tau?
85 Akhirnya..
86 Kedatangan Dewo
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Kecelakaan kecil
2
Demi ibu
3
Kerja
4
kekhawatiran ibu
5
Syukurlah..
6
Senyuman itu..
7
Berita baik
8
Berangkat
9
Menahan diri
10
Tak terhindarkan
11
Terjadi lagi
12
Bingung
13
Rasa nyaman yang tak seharusnya
14
Menikmati libur sehari
15
Terpaksa ditinggal
16
Maaf??!
17
Menjenguk anak pak Sapto
18
Nasihat untuk Lala
19
Mulai bekerja
20
Menghindar
21
Dani
22
Dulu
23
Berteman baik dengan masa lalu
24
Kecemburuan Pak Dewo
25
Kedatangan Lena
26
Apalah aku dibanding dia
27
Balikan
28
Tak ada salahnya mencoba
29
Ulah Pak Dewo
30
Drama di pagi hari
31
Pak Dewo yang makin tak terkendali
32
Luka
33
Akal akalan Pak Dewo
34
Berita buruk
35
Tawaran bantuan
36
Mencoba bekerja lagi
37
Bu Eni tentang Lala
38
Dani dan yang dipikirkannya
39
Operasi
40
Kehadiran Pak Dewo lagi
41
Dua sisi yang berbeda
42
Yang sebenarnya
43
Kekhawatiran yang menjadi nyata
44
Kecurigaan Lena dan luka masa lalunya
45
Perubahan sikap Lala
46
Kecurigaan
47
Gosip
48
Kejutan Pahit Di Minggu pagi
49
Lena yang tersakiti
50
Pertengkaran yang tak terhindarkan
51
Masalah yang melebar
52
Tak terduga
53
Siasat Lena
54
Akhir bagi Dewo dan awal bagi Dani
55
Hadirnya Dani lagi
56
Haruskah kembali?
57
Sikap posesif Dewo
58
Resign
59
keputusan Lala
60
Pamit
61
Antara Dani dan kenangan masa lalu di Bukit Bintang
62
Lampu hijau
63
Pingsan
64
Hamil???
65
Kegundahan Lala
66
Ketidaktahuan Dani
67
Kejujuran Lala
68
Niat baik Pak Dewo
69
Maafin Lala Bu..
70
Kekecewaan mendalam Nela
71
Jawaban Lala
72
Buah simalakama
73
Kacau
74
Jawaban Lena
75
Mencari solusi dengan menarik diri
76
Tekad Lala
77
Kegilaan Dani
78
Kecelakaan
79
Kejutan dari Dani
80
Cinta di waktu yang tak tepat
81
Pergi
82
Kabar yang dibawa Dani
83
Kembalinya Pak Dewo
84
Nenek tau?
85
Akhirnya..
86
Kedatangan Dewo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!