Hujan masih saja deras ketika mobil pak Dewo mulai berjalan meninggalkan restoran.
Hening didalam mobil.., Pak Dewo hanya sekali kali melirik ke arah Lala yang sedari tadi terlihat kikuk dan hanya menunduk lalu pandanganya mengarah ke jendela mobil lu tertunduk lagi. Lala tampak gelisah dan salah tingkah.
"Ada apa? Ada barang yang tertinggal atau apa..?" tanya Dewo memecah kesunyian diantara mereka.
"Ndak ada apa2 kok pak." jawab Lala sambil masih tertunduk, dia meremas tangannya sendiri.
"Lalu kenapa kamu terlihat gelisah?"
"Saya ..ee..., saya eh tidak pak saya hanya merasa ndak enak aja sama bapak jadi sering ngerepotin."
"Kan tadi aku sudah bilang gapapa, yaudah gapapa."
"....." sunyi lagi.
Dewo diam2 memperhatikan gadis yang sedang duduk disampingnya.
Dia cantik dan terlihat lugu, mungkin dia merasa canggung karna harus diantar olehnya pulang di jam semalam ini.
Tak butuh waktu lama dari restoran, mobil pak dewo kini sudah sampai di gang depan rumah Lala.
Kali ini pak Dewo tidak berhenti di pekarangan rumah Lala, dia merasa sungkan dan tanpa banyak basa basi sesaat sebelum Lala turun dari mobil dia langsung pamit pulang.
Dengan berlari kecil Lala menuju kerumahnya sambil menutup kepalanya dengan tas selempangnya.
"Assalamualaikum bu..., Lala pulang."
"Wa alaikumsalam..." jawab Nela dari arah kamar bu Nana lalu keluar menuju ruang tamu untuk membuka pintu depan.
"Dari mana aja kamu La? Kenapa jam segini baru pulang?"
"Iya nih mbak tadi bantuin para chef nyiapin bahan buat besok, biasa kan weekend jadi restoran tempat aku kerja ada menu special pasti jadi agak sibuk di tiap Minggunya." jelas Lala panjang lebar.
"Gitu to, lah terus napa kamu basah gini? Kamu hujan2an? Ndak bawa jas hujan yo? Terus mana motormu..?" tanya Nela sambil memeriksa halaman rumah mencari motor Lala.
"Motorku masih di resto mbak."
"Lah terus..?"
"iya..motorku tak tinggal di resto, aku barusan pulang dianter bosku sampe gang depan. Aku kesininya lari, makanya jadi basah gini."
"Wooooalah..., lah bosmu sekarang mana?"
Sambil melepaskan jaket Lala menjawab " ya sudah pulang to mbak, dia kan cuma ngasih tumpangan doang ke aku. Mungkin kasihan karna lihat aku yang sendirian nunggu hujan reda di depan restoran."
"Ibu dah tidur to mbak?"
"Ndak itu ibu di dalam, baru aja minta kerokan. Lagi ndak enak badan katanya, mungkin kecapean bikin pesanan kue tadi pagi. Kamu juga, jam segini juga baru pulang bikin ibu panik aja. Dari tadi itu loh ibu nyuruh aku teplonin kamu terus, tapi hapemu mati ndak bisa dihubungi."
"Hehe..., maaf mbak, mungkin batre hpku habis. Dari tadi aku ndak denger ada telp soalnya."
"Dasarrrr nih anak, yaudah tuh sana temuin ibu dulu. Kasian dari tadi nungguin kamu."
"Iya mbakuuu yang cerewetttt." goda Lala ke kakaknya.
"Bu..., udah tidur ya?"
"La..., udah pulang kamu nak...?"
"Iya bu..., ini Lala baru aja nyampe. Maaf ya bu udah bikin ibu nunggu, tadi hujan lebat banget dan Lala lupa gak bawa jas hujan makannya Lala agak terlambat sampai rumah.
"Kamu ini gimana to, udah tau musim hujan harusnya kamu sudah prepare jas hujan to nak."
"Iya bu.., maklum Lala lupa. Oh iya kenapa ibu kerokan? Ibu gak enak badan? Besok sebelum Lala berangkat kerja Lala anter ibu ke dokter ya?" ucap Lala khawatir.
"Ndak usah, obat ibu yang dari rumah sakit kan masih ada. Lagipula kalau udah kerokan gini buat tidur besok pagi ibu juga udah segeran lagi, harusnya kamu itu tuh jaga diri kamu sendiri. Udah sana ganti baju basah semua gitu,kalau masuk angin gimana coba? Gak kasihan kamu ma ibu, udah tua gini masih harus ngurusin bayi gede kaya kamu?"
" Ih ibu ini, kok malah jadi Lala yang kena."
"Tadi ibu denger kamu bilang ke nela katanya tadi kmu dianter bosmu ya? Bos yang tempo hari nganterin kamu ke rumah sakit itu kan?"
" Iya bu..., tadi Lala dianter sama pak Dewo manager resto tempat lala bekerja."
"La..., dengerin ibu ya, bukannya ibu tidak menghargai maksud baik bos kamu. Tapi jam segini hujan lebat pula, kamu baru pulang dan diantar seorang pria.., ibu kok jadi ndak enak hati La." tersirat ada kekhawatiran dikata2 Ibu Nana.
"Kamu ini anak gadis..., sebaiknya kalaupun kamu ndak bisa pulang sendiri lebih baik kamu telp mbak Nela . Biar dia atau mas Dion jemput kamu kesana. Ibu takut kamu nanti jadi bahan omongan tetangga..., kita ini kan hidup bermasyarakat bukankah lebih baik kalau kita kita itu njagani biar gak jadi bahan gunjingan." lanjut bu Nana.
"Ibu ndak usah khawatir, Lala pasti bisa menjaga diri kok bu. Lagipula Pak Dewo juga sudah menikah jadi ndak mungkin ada apa2 antara aku dan pak Dewo bu."
"Iya ibu ngerti, ibu juga percaya sama kamu. Tapi ya seperti yang ibu bilang tadi, lebih baik kita njagani.., ngati ati apalagi ditambah pak Dewo sudah menikah takutnya itu nanti kamu jadi bahan gunjingan, ibu gak mau kaya gitu."
"Iya.., iya bu Lala ngerti. Yaudah sekarang ibu tidur aja Lala mau bersih2 badan lalu tidur."
"Ya sudah kalau begitu, jangan lupa tutup dan kunci pintu depan ya nak."
"Iya bu."
**
"Mbak..." Panggil Lala ke kakaknya yang masih sibuk di dapur."
"Ya..., napa La?"
"Mbak lagi ngapain to..., tak kira udah pulang loh itu pintu depan udah tak tutup."
"Ini loh aku lagi nyari jahe, batinku buat bikin wedang jahe buatin ibuk. Biasanya sebelum tidur kan ibu suka minum wedang jahe biar anget gitu badannya."
"Udah..., ntar biar tak bikinin aku aja.Toh ibu sudah tidur kok, nanti setelah mandi biar aku yang bikinin buat ibu lalu t masukin ke termos kecil biar nanti kalo ibu kebangun ibu bisa minum wedangnya dalam keadaan masih panas."
"Oh gitu.., yaudah kalo gitu mbak pulang dulu ya. Jangan lupa bikin wedang jahenya pake gula aren aja, ibuk ndak suka pake gula pasir kurang sedep katannya."
"Iya...iya...., bawel ih sana pulang."jawab Lala sambil mengikuti Nela keluar lalu Lala kembali dan menutup pintu samping kemudian menguncinya.
Setelah mandi Lala membakar lalu mengeprek jahe kemudian dia rebus dicampur dengan gula aren.., sambil mengaduk wedang jahe dia tak sengaja memikirkan pak Dewo.
"kenapa dia baik banget ma aku..meski terkesan agak galak dan tegas tetap saja kenapa dia selalu menawarkan untuk mengantarku pulang? apa dia...ah sudahlah...gak mungkin ah...,pak Dewo kan sudah beristri...jadi mana mungkin dia..."
Lala menggelengkan kepalanya sendiri sambil membatin "bodohnya kamu La..., kenapa kamu bisa berfikir senaif itu..," Terlalu tidak mungkin bagjnya untuk memikirkan hal sejauh itu.
Wedang jahe sudah mendidih..., kemudian Lala memasukkan wedang itu ke termos kecil lalu ia letakkan di meja dekat tempat tidur ibunya.
"Bu.., jangan khawatir Lala pasti akan nurutin nasehat ibu."ucap Lala lirih lalu keluar menuju kamar tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments