Yang Kedua Itu Pilihanku
Restoran sangat ramai sore itu, semua orang sibuk dengan pekerjaan masing-masing tak terkecuali Lala yang sedari tadi juga sibuk mengantarkan pesanan para tamu di restoran itu.
Ditengah kesibukan itu ada tamu yang berteriak teriak dipojok ruangan.
"KAU PIKIR KAU ITU SIAPA HA?!!! Teriak seorang wanita kepada seorang wanita lain yang duduk di depannya.
Karna khawatir terjadi sesuatu Lala mendekat dan mengamati kejadian di salah satu pojok restoran itu.
Si wanita yang berdiri terlihat begitu murka dan dengan penuh emosi memaki maki wanita di depannya. Wanita itu duduk dengan tenang seolah tidak mendengar apa2, dia sibuk melanjutkan makannya.
Sedangkan pria yang tadinya duduk disebelah wanita cantik itu berdiri dan mencoba menenangkan wanita yang murka. Kelihatannya dia adalah suami dari wanita yang berteriak. Si pria sepertinya kepergok selingkuh dengan wanita lain.
Pertengkaran mukai tak terelakkan. Cacimaki makin kian terdengar menggema, kali ini mulai banyak pasang mata yang memperhatikan, bahkan pak Dewo yang ada di dalam kantorpun sampai keluar dari ruang kerjanya.
Lalapun mencoba melerai dan mencoba membujuk agar susanana tidak semakin kacau dan mengganggu pengunjung yang lain.
"Maaf bu lebih baik ibu tenang dulu, mari saya antar ke ruangan manager restoran kami agar ibu bisa lebih nyaman." ucap Lala santun.
"Apa pula kau ini, siapa kau ikut campur urusan keluargaku ha!!! jawabnya geram.
"Dan kau pelakor sialan!! Jangan kau pikir kau sudah menang ya!! Dia mau denganmu itu cuma sementara, kau ini cuma tempat sampah tempat dia membuang hasratnya semata. Kau ini bukan apa2 dan bukan siapa siapa!!!"
Kali ini wanita cantik itu bereaksi, dia menatap sengit ke arah wanita yang didepannya kemudian dia berdiri dan dengan senyum sinis dia menjawab.
"Ya, biarlah dia hanya menganngapku tempat sampah tempatnya membuang hasratnya semata.
Namun setidaknya dia rela memberiku apa saja,bahkan semua waktu dan perhatiannya kini beralih kepadaku. Itu sudah cukup bagiku, tak butuh waktu lama bagiku untuk membujuknya agar mau berpisah denganmu, iya kan beb...?" Ucapnya sambil menoleh ke arah lelaki yang ada dihadapannya."
Si wanita itu tersentak, ia terkejut bukan kepalang dengan jawaban si pelakor yang seolah tak malu dengan perbuatannya.
"DASARRRR KAUUU BEDEBAHHHHH!!!! Teriak wanita itu sambil melemparkan gelas ke arah si pelakor.
Sayang si pelakor cukup pintar, dia mengelak dan gelas itu tak berhasil mengenainnya.
Namun naas bagi Lala yang berdiri disamping si pelakor. Gelas itu melayang ke arahnya dan tepat mengenai pelipis kanannya.
Karna kaget diapun reflek berteriak.
Sejenak dia mundur karna dia merasa agak perih di area mata bagian atas. Tess....tesss..."apa ini darah?" batinnya.
Suasana jadi makin kacau, si pelakor terpantik amarahnya dan mulai berteriak sedang si wanita makin beringas dan mencoba menjambak si pelakor.
Pertengkaran tak terhindarkan.
Kemudian datang beberapa security di depan untuk melerai.
Sedang Lala jatuh terduduk sambil memegang pelipisnya. Darahnya tak banyak tapi tak mau berhenti mengalir.
Beberapa teman Lala panik dan mencoba menolongnya untuk berdiri.
Tak berapa lama Pak Dewo datang dan mencoba membawakan tissue untuk menyeka darah yang terus mengalir dari pelipis Lala.
"Kamu gak pa2?" Tanyannya pada Lala.
"Sebaiknya kita kerumah sakit, lukamu perlu perawatan." imbuhnya.
"Maaf pak saya baik2 saja, saya hanya sedikit terkejut, ini hanya luka kecil nanti juga akan sembuh sendiri." jawab Lala dengan canggung.
"Gak, kita harus ke rumah sakit. Lukamu cukup dalam, sepertinya itu butuh dijahit. Asal kamu tahu, aku tidak mau dicap sebagai manager tak berperikemanusiaan yang diam saja melihat pegawainya terluka saat bekerja. Jadi jangan mempersulitku, turuti saja..ok."
"Ba...baik..pak...terimaksih." ucap Lala.
Tak berapa lama akhirnya mereka sampai di rumah sakit.
Dengan berjalan beriringan Dewo dan Lala berjalan ke arah IGD. Dia berbicara dengan seorang perawat dan kemudian mereka menemui Lala yang sedang menunggu.
"Baik mbak, coba saya lihat dulu lukannya." perawat itu mencoba membuka plester yang menutup luka untuk sementara.
"Syukurlah anda membawanya kesini, ini memang luka kecil tapi agak dalam jadi harus dijahit. Untungnya ini ada di dekat alis jadi anda tidak perlu khawatir dengan bekas lukannya, dengan bedak dan pensil alis ini akan tertutup dengan sempurna." lanjut perawat itu dengan senyum manisnya.
"Terimakasih sus."
"Jangan sungkan..ini hal kecil."
**
15 menit berlalu dan luka di pelipis Lala sudah tertutup dan plester kecil menempel disana.
Lala meringis karna jahitan itu meski hanya hanya 2 tapi cukup membuatnya merasa kesakitan.
"A**h..hari ini ada2 aja" ucapnya dalam hati.
"Baik pak susah selesai dan untuk obatnnya bapak bisa ambil di apotik depan." ucap perawat itu sambil memberikan resep obat ke pak Dewo.
"Ok sus...terimakasih."
Setelah menebus obat pak Dewopun menemuiku yang duduk menunggunya di depan.
"Ayo La aku antar pulang." ajaknya sambil memberikan obat kepada Lala.
"Saya bisa bisa pulang sendiri pak , terimakasih dan maaf sudah merepotkan bapak."
"Sudahlah, aku antar toh jam kerjaku juga sudah selesai dan untuk motor nanti biar Edo yang nganterin ke rumahmu."
"Baik pak."
**
Sepanjang perjalanan Lala hanya diam, dia merasa kurang nyaman dan canggung. Pak Dewo hanya sesekali melirik ke arah Lala sambil tersenyum simpul.
Hanya butuh waktu 10 menit akhirnya Lala sampai dirumahnya.
Mobil itu berhenti tepat didepan rumah berpekarangan luas itu.
"Sudah sampai pak, ini rumah saya. Mari pak masuk dulu." ucap Lala ragu2.
Dewo menangkap keraguan Lala lalu menjawab, "Gak perlu sudah kamu masuk saja, aku masih harus mengurus beberapa hal. Sampaikan saja salam dan permintaan maafku atas nama restoran untuk keluargamu atas kejadian di restoran tadi, bagaimanapun juga itu sudah menjadi kewajibanku."
"Baik..pak...sekali lagi terimakasih."
"Hahahaa, jangan terlalu canggung padaku. Biasa aja, anggap saja aku seperti teman kerjamu lainnya. Sikapmu yang terlalu kaku justru membuatku tidak nyaman."
"Baik pak,jawab Lala sambil tersenyum malu.
"Ok kalo gitu aku pamit dulu, kamu boleh libur sehari dan jangan lupa minum obatnya." pamit pak Dewo.
Lala mengangguk dan memperhatikan mobil itu berlalu hingga depan gang lalu menghilang. Dengan langkah gontai dia masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum bu..., Lala pulang."
"Wa alaikumsalam,tumbenn jam segini udah pulang. Eh loh loh loh, itu pelipismu kenapa nak kok diplester gitu?" tanya ibu Lala terkejut.
"Oh ini, ndak pa2 kok bu, tadi hanya ada kecelakaan kecil di restoran. Udah dijahit kok, dan udah dapet obat juga."
"Owalah kok bisa to La, kamu ini kerja juga baru beberapa hari udah dijahit segala. Eh lha motornu mana? Kok gak ada? Kamu pulang jalan kaki?" Tanya ibu bertubi2.
"Ndak bu, tadi Lala di anter ma manager restoran tempat Lala bekerja. Dia juga yang nganter Lala ke rumah sakit tadi."
"Weladalah baik banget bosmu itu, yaudah mana orangnya kok gak disuruh masuk?"
"Udah pulang bu, tadi udah Lala tawarin mampir tapi ndak mau."
"Ooo..yaudah sekarang kamu mandi lalu istirahat aja."
"Iya bu." jawabku sambil berjalan masuk kedalam kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Made Elviani
baru mulai baca smoga ceritanya menarik n seru
2022-05-05
0
Caramelatte
dan ku hadirrr membawa like dan comment
2020-12-03
1
Cantika
otor cayang, yang ini aku tunggu lho revisinya, mau aku promosikan ke temen dan tetangga sebelah 🤭
seperti eps2 baru itu udh lumayan menurutku, wlpun masih ada dikit2 itu hal wajar, bisa diperbaiki sambil belajar..
aku kasih jempol yang banyak, karena mau denger ocehanku dan langsunh eksekusi,
smangat, moga pembacanya makin banyak 👍👍
pesan untuk yang baru baca, lanjutkan aja bacanya, tulisannya sambil diperbaiki sama otornya, dan jangan lupa kasih smnagat otor dengan like dan koment.
2020-11-25
3