****
Saat itu Bunda Rianty berbaring di tempat tidurnya, yang kelihatan lemas tak berdaya serta terbaring sakit, yang membuat Hamra semakin kasihan melihat kesedihannya, yang lama kelamaan bunda berbaring sakit tak bertenaga, Hamra pun berinisiatif untuk pergi berkelana, untuk mencari sosok pendamping hatinya.
Hamra tak tega melihat Ibundanga yang sakit memikirkan dirinya, yang setiap harinya sering di olok-olok oleh tetangga sekitarnya, suasana hening pada malam hari, yang duduk diatas jendela kamarnya Hamra meratapi apa yang terjadi didalam kehidupannya. Yang sontak terbawa arus membatin dalam relung hatinya.
" Aku ingin sekali membahagiakan Bunda ku, jika aku tinggal pergi berkelana, aku harus mencari alasanan apa untuk meninggalkannya, aku sangat sayang padanya, Tuhan tolong bantu Hamra, berikan solusi kepada hamba mu ini, yang selalu memuja dan meminta pertolongan -MU"
Hamra meluangkan waktu untuk bersendiri, meluapkan semua kegundaan di dilubuk hati yang paling dalam, meneteskan air mata yang mampu membuatnya terrenyuh atas cerita di keluarganya, yang sampai sekarang dia belum memiliki calon istri, yang membuat tetangga sekitarnya selalu menghina dan mengejek bundanya yang membuat Bundanya tertekat atas ulang mereka.
" Hamra..., kesini sayang Bunda mau bilang sesuatu kepada mu sayang, sahut Bunda.
" Iya Bunda, Hamra kesitu bentar," ( sambil mengusap air matanya).
" Sini sayang duduk sebelah Bunda, hey... Sayang kamu menangis ya, mata kamu merah seperti baru menangis." Sahut padanya.
" Enggak Bunda, tadi terkena kemonceng ketika bersih - bersih kamar tidur" . Sahut Hamra.
" Sayang, jangan khawatirkan Bunda, Bunda baik- baik saja, yakinlah Bunda sakit bukan karena ejekan atau hinaan tetangga tentangmu. " ( sambil memegang kepala Hamra).
" Bener Bunda, Hamra belum selebihnya percaya yang Bunda ucapakan,. "
" Hamra, yakinlah Bunda akan mengikuti apa yang Hamra inginkan". ( memberikan sebuah kotak kecil untuk hamra).
" Ini apa Bunda, Hamra tidak tau maksudnya, ( bertanya-tanya).
" Hamra kan mau pergi berkelana kan, Bunda memberikan Hamra sebuah kotak disitu terdapat sesuatu yang nanti membantu Hamra, bukalah pada saat Hamra sudah tak tau mau kemana untuk pergi berkelana" Sahut Bunda.
" Bunda tau darimana kalau Hamra mau berkelana, tak usah tanyakan kan lagi pasti kamu nanti akan merasakan apa yang Bunda rasakan" ( berkaca-kaca).
" Terima kasih Bunda, Hamra akan selalu ingat apa yang Bunda pernah bilang kepada Hamra "jawab Hamra.
" Ya sudah waktu sudah semakin larut, Hamra kembali ke kamarnya, segera istilahat", ( mencium kening Hamra).
" ( tersenyum) iya Bunda, selamat malam Bunda "jawab Hamra.
Melangkah meninggalkan kamar Bundanya, Hamra pun sontak penasaran apa isi dari kotak tersebut, Hamra pun tergoda untuk membuka kotak tersebut, akhirnya Hamra teringat kata Bundanya yang akan dibuka saat pergi berkelana nanti dan tak saat tak tau arah jalan mau kemana,Hamra pun mematikan lampu dipan di kamarnya sontak tertidur lelap dalam sebuah mimpi.
###
Cukururuyyyyy... Petok... Bunyi ayam jantan membangunkan si Hamra, makan sudah siap tersaji di meja makannya, penuh dengan hidangan yang enak - enak masakan sang Bundanya. Hamra pun bergegas untuk ke kamar mandi untuk bersih diri sebelum sarapan bersama sang Bunda.
" Bunda, Hamra sudah siap, ayo..! Sarapan bareng sama Hamra" Teriak Hamra.
" Iya sayang... Makanlah dulu, Bunda masih bersih-bersih kamar"sahut Bunda dari kamar atas.
" Ahh... Bunda, Hamra nunggu Bunda kita makan bersama" Jawab Hamra.
" Iya sayang, ini Bunda turun... "Sahut Bunda.
Berdua pun menikmati sarapan paginya dengan penuh kehangatan dan penuh bahagia, hamra yang suka dengan masakan sang Bundanya, yang sangat suka makanan sambal goreng kentang dan ayam suwir balado yang begitu pedas dan nikmat. di selah makan pun Hamra sontak bertanya kepada bundanya.
" Bun..., sosok Ayah seperti apa ya apakah dia masih ada ?" Tanya Hamra.
"( Tersedak ),balas Bundanya.
" Ada apa Bun...!, Bunda kok tersedak makannya" Tanya Hamra.
" Tidak apa-apa, sayang... ( sambil meminum air putih didepannya), Ayah Hamra sudah mati dan Hamra tak boleh tanya soal tentang Ayah Hamra, Bunda gak suka ya, membahasnya" ( marah).
" Kenapa Bun..., apakah Ayah pernah menyakiti Bunda, menduakan Bunda atau tidak suka dengan Bunda" Tanya penuh penasaran.
" Tidak semua, udah Hamra kita lanjutkan makan ya, lain kali aja kita bahas itu ya"jawab Bunda.
" Kenapa tidak sekarang Bunda, Hamra pingin tau sosok Ayah sebenarnya "jawab Bunda.
" Sayang tolong mengertiin perasaan Bunda"( ada maksud yang ditutupi).
" Mau nya Hamra sekarang" ( meninggalkan ruang makan).
"Sayang...! ".
Bunda Rianty yang begitu polos, rendah hati dan kalem hanya bisa menangis dan meratap, Bunda Rianty harus bagaimana cara memberi tahu Hamra tentang ayahnya.
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments