Sore hari yang cerah, Ara baru selesai goreng pisang. Dibuatnya dua cangkir teh manis hangat, di bawa ke teras belakang untuk dimakan dan diminum dengan papanya.
''Papa pisang goreng." kata Ara sambil meletakkan nampan yang berisi pisang goreng dan dua cangkir teh.
'' Enak nih, Ra." Papa Randy langsung mencomot pisang goreng.
Ara duduk di kursi sebelah Papa Randy.
''Pah.... jadi kapan mulai renovasinya?." tanya Ara.
'' Besok sudah dimulai, semakin cepat semakin baik, kan?, jadi Mak Tum sekeluarga bisa cepat pindah ke sini. Iya kan?. jawab papanya, dan membuat Ara tersenyum bahagia.
''Pah.. emmm"
''Apa,." Pasti ada maunya nih anak.
'' Pah kalau nanti renovasi rumah MakTum , sekalian dong kolam renangnya.biar bisa digunakan." pinta Ara.
'' Gimana pah bisa kan? ..." Ara tetap merajuk dan Papa Randy pura-pura diam.
'' Ih papa bisa ya... ya. " karena tak ada jawaban dari papanya Ara pindah tempat duduk. Memberengut, memalingkan mukanya .
Papanya terkekek melihat anak gadisnya merajuk. Tentu saja Ara semakin kesal.
'' Duh anak papa, lagi merajuk nih. Jangan kelamaan dek ntar cantiknya berkurang lho?." Ara semakin jengkel sang papa malah semakin menggoda.
''Iya deh nanti kalau rejekinya cukup sekalian kita renovasi kolam renangnya." kata Papa Randy lembut.
''Beneran Pah?" mata Ara yang memang sudah bulat besar semakin membesar karena permintaannya dikabulkan papanya.
''Hemm.... apa sih yang nggak buat anak papa ini."
Ara langsung menghapur ke papanya, memeluknya dan mencium tangannya.
'' Terima kasih Pah, papa memang yang terbaik the best papa." rayunya
''Gini aja baru muji-muji," sentil papanya ke jidat Ara.
Ara sudah kembali duduk disebelah papanya.
''Ra tadi pulang sekolah kenapa diantar Raga?'' tanya papanya sambil mencomot pisang goreng lagi.
Setiap ada kesempatan berdua gini Papa Randi memang selalu mengajak Ara untuk bicara dari hati ke hati. Apalagi sekarang Ara bukan anak kecil lagi, sudah remaja, Lagi masa-masanya pencarian jati diri.
Papa Randy memberi kepercayaan ke Ara, tak ingin mengekangnya. Membiarkan Ara melakukan kegiatan apapun yang Ara suka asal positif dan bisa dipertanggungjawabkan. Walau kadang sikap protektifnya yang berlebihan sering muncul, dan rasa takut kehilangan masih sering menghantui.
Karena Aralah alasannya bertahan berjuang dan bertahan hidup, walau adakalanya dia harus meninggalkan Ara sendirian, di rumah sampai berhari hari karena tuntutan pekerjaan.
''Bukan Ara yang minta kok, Pah. Kak Raga sendiri yang mau antar Ara." jawab Ara
''Kok kamu mau ?" tanya papa lagi.
'' Kak Raganya maksa, dia itu kalau ngomong ke Ara tuh maksa."
''Maksa gimana?, dia nyakiti kamu?." potong Papa Randy.
" Nggak nyakitin , cuma gini lho pah, ngomongnya, pulang nanti dijemput nggak?, aku antar , aku tunggu di gerbang. Gitu, mana nadanya ngegas lagi.
'' Oh gitu, tapi kemarin waktu ke sini nggak ada ngegas-ngegasnya kalau ngomong. "
"Itukan sama Papa masak sama yang lebih tua mau pakai gas."
'' Mungkin dia suka sama kamu.''
''Papah!!!" nada suara Ara yang tinggi mengagetkan papanya.
'' Santai Ra , itu cuma asumsi papa saja. "Papa Randy mengelus dadanya.
'' Iya Pah, malah kata Gea, Kak Raga itu jatuh cinta sama Ara."
''Gea siapa?"
'' Teman baru Ara, dia bilang tetangganya Kak raga, papa Gea dan papa Kak Raga sama sama tentara. Sebagai tetangganya, belum pernah Gea disapa, apalagi saling bicara. kesannya tuh cuek dan dingin ke orang lain."
Ara selalu terbuka dan cerita ke papanya tentang siapa saja teman temannya, dan penilaiannya tentang sikap dan sifatnya.
Ketika sang anak sedang bercerita atau berkeluh kesah, maka sang papa akan memposisikan diri sebagai teman, supaya si anak merasa nyaman. Karena Ara tumbuh remaja tanpa figur seorang ibu.
'' Terus kamu , gimana? jatuh cinta juga? " pancing papanya.
'' Ya nggaklah , yang Ara mau itu cinta yang romantis , lembut, dan nggak maksa-maksa gitu.''
Papanya terkekeh manggut manggut. '' Anak papa masih belum dewasa rupanya, masih polos.'' ucapnya
'' Iyalah KTP aja belum punya."
He he he ........merekapun tertawa bersama.
'' Tapi tetap ingat pesan papa Ra?"
'' Baru boleh berteman, bisa jaga diri dan tidak kebablasan dalam pergaulan." potong *Ara.
Anak pintar , tetap jadi kebanggaan papa ya Ra*. guman papa Randy
*
*
*
Kesayanganku buat mbak lebih bangga lagi pada kalian , dengan me like , koment dan vote untuk karya mbak yang pertama ini. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Juniarty Sigalingging
senangnya ara punya papa yg baik n pengertian
2021-04-13
1