Hari telah sore, Ara dan papanya telah tiba kembali di rumahnya. Sesuai dengan kesepakatan, bahwa Mak Tum dan keluarga akan mulai tinggal di rumah Ara seminggu lagi.
Maunya Ara mulai hari ini juga harus tinggal, tapi harus ada yang mereka urus dulu di kotanya, jadi tidak bisa hari ini.
''Papa, nanti Mak Tum tinggal di kamarnya yang dulu kah?'' tanya Ara ke papanya ketika memasuki rumahnya.
''Nggak Ra, '' belum juga kata-kata papanya terangkai Ara sudah tidak sabar untuk protes.
'' lho kok nggak , trus tidur di mana , tinggal di mana Pa?'' tanya Ara berubi- tubi.
''Sabar Ra, sebentar Papa lepas sepatu dulu, kamu juga, mandi dulu sana, nanti Papa kasih cerita.''
''Papa ihhh... suka banget bikin anaknya penasaran.'' Ara berlalu meninggalkan papanya yang terkekeh di kursi ruang tengah, meunju ke kamarnya di lantai dua.
Azan magrib telah berkumandang, dan Arapun telah selesai membersihkan diri. Ara berdiam diri di kamarnya, malas untuk turun. Masih jengkel dengan papanya, tentang Mak Tum.
'' Ra.... '' panggil papanya dari bawah. '' Papa mau ke mushola, nanti pulangnya mampir beli nasi goreng p Pak Untung. Kamu mau nggak?''
Ara yang mendengar nasi goreng Pak Untung langsung bangkit dari rebahannya, keluar kamar turun ke bawah menemui papanya dengan cengar-cengir.
'' Mau dong.... biasa ya Pa, mie jowo goreng dan rebus.''
''Yakin habis pesan dua mie?'' tanya papanya.
''Yakinlah Pa, itu kan makanan kesukaan Ara.'' meykinkan papanya.
Saking sukanya Ara dengan mie jowo, Ara sampai belajar membuatnya sendiri. kata papanya sih, mie buatan Ara enak, tapi menurut Ara masih enak buatan Abang-abang yang jualan di pinggir jalan.
''Papa ke mushola dulu,kamu hati-hati di rumah. Asalamualikum.''
''Iya pa, Waalaikumsalam.''
papa Randy pulang dengan membawa dua kantung plastik . ketika hampir sampai rumah, nampak seorang pemuda mondar-mandir di depan gerbang rumahnya.
Papa Randy menghampiri pemuda tersebut
''Ada perlu apa? di depan rumah saya, anak muda?''
Pemuda tersebut adalah Raga. Seketika Raga menoleh mendengar suara Papa Randy.
''Saya.... saya mau ketemu orang tua Mutiara dinanti Om.'' kata Raga gugup.
''Saya Papa Mutiara Dinanti. Ayo, masuk bicara di dalam.'' Papa Randi mempersilahkan Raga untuk masuk, karena beliau penasaran dengan maksud si pemuda.
Kini Raga telah duduk di kursi ruang tamu. Ara yang mendengar suara pintu terbuka lagsung keluar kamar dan turun, untuk menyambut mie pesanannya.
Sebelumnya Ara ke dapur dulu untuk mempersiapkan peralatan makan dan dua gelas air putih dingin.
Kenapa Papa lama di depan
Dirasa lama Ara menghampiri Papanya. '' Pa, mienya da......'' Ara kaget luar biasa, dilihatnya Raga duduk di ruang tamu rumahnya.
Hah!!! ... kenapa dia bisa ada di sini, kok bisa tahu alamat rumahku juga.
''Ara, kamu kenal dengan pemuda ini?'' tanya Papa Randy ke anaknya.
''Kak Raga, Pa. kakak kelas Ara.''
''Ya sudah ini pesananmu, siapkan di meja makan.'' Papa Randy menyerahkan dua kantung plastik yang dipegangnya kepada Ara.
Setelah Ara masuk ke dalam, Papa Randy duduk di kursi berhadapan dengan Raga.
'' Jadi namamu Raga , terus maksud kamu tadi mau bertemu saya tadi apa?''
''Saya mau minta maaf Om.''
'' Maksudmu...'' Papa Randy jadi semakin bingung.
''Maaf Om ... saya tadi pagi nggak sengaja menyerempet anak Om.'' lirih Raga.
''Apa!!!'' Papa Randy kaget mendengar Ara terserempet. tapi beliau kembali tenang karena dilihatnya Ara tidak apa apa.
Punya nyali juga pemuda ini berani bertamu, mengakui kesalahannya, dan berani meminta maaf.
''Maafmu saya terima karena anak saya tidak apa apa. Berapa umurmu?, sudah punya SIM?.'' tanya Papa Randy.
'' Umur saya 18 tahun dan sudah punya SIM, Om.'' Raga mengambil dompet dan hendak mengambil SIMnya.
''Ya sudah-sudah saya percaya kamu Sudah punya SIM.Rumah kamu di mana?'' tanya Papa Randy lagi.
''Di asrama tentara Om.''
'' Anak tentara kamu.''
''Iya Om.''
'' Kebetulan saya dengan Ara mau makan , kamu ikut makan sekalian setelah itu baru kamu pulang. Saya tidak mau ada penolakan . Anggap ini rejeki kamu.'' tegas Papa Randy.
'' Iya Om.'' Raga mengikuti langkah Papa Randy ke meja makan.
Ara yang kembali kaget dengan Raga yang ikut masuk ke meja makan, menyengitkan dahi ke papanya.
''Ara ..... kamu pilih makan mie rebus apa mie goreng? satunya biar dimakan Raga.''
'' Ara sudah makan mie rebusnya itu yang goreng masih utuh, boleh buat Kak Raga.'' kata Ara ngedongkol.
''Raga kamu makan mie gorengnya,, Ara siapkan piringnya.
Ara menyiapkan piring dan sendok serta segelas air putih dingin untuk Raga. Mereka bertiga pun makan dengan lahap tanpa ada suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Siti Dewi Mutmainah
menyimak
2021-11-26
0
Syuhidah Ida
weisss...salut aku sama Raga...jarang kan ada org yg nyerempet trus dtg krmh tg jawab
2021-04-12
1