Bab 1 : Hantu Anak Kecil yang Suka Mengambil Mainan

Bayi yang hidup kembali itu kini umurnya hampir 5 tahun.

Nama lengkapnya Harindra. Ibunya memanggilnya Ari. Hari ini Ari mendapatkan sepeda

pertamanya. Sepeda roda empat yang dia kendarai di depan rumah. Seperti biasa,

sore ini anak-anak ramai bermain di jalan kampung. Ari termasuk anak yang

pendiam. Di atas sepedanya dia hanya mengamati anak seumuran lainnya bercanda dan

berlarian. Tapi dari tadi dia perhatikan seorang anak yang terus menangis.

Umurnya di bawah dia. Ari tahu kenapa dia menangis. Ada anak lain yang

mengambil mainannya. Mainan bebek plastik. Mainan itu dibawa berlarian di

antara anak-anak yang lain. Sampai ibu anak yang menangis itu datang dan menyadari

apa yang terjadi.

“Siapa ya yang ambil mainannya adik?” Ibu itu bertanya pada anak-anak

di situ.

Anak-anak saling celingukan. Tidak ada yang merasa mengambil

mainan.

“Nggak ada yang ngambil!” seorang anak berani menjawab.

“Jatuh ke got kali!” seorang lagi nyeletuk.

Si ibu hanya diam. Mukanya kesal sambil menggendong anaknya

yang masih menangis.

Ari tahu siapa yang mengambil. Dia ingin memberitahu ibu itu.

Tapi ibu RT datang dan menyuruh anak-anak untuk pulang.

“Ayo anak-anak, ini udah Maghrib, ayo pulang, setan-setan udah

pada dateng, ntar kalian diculik sama setan lho.”

Keesokan harinya, ibu Ari marah besar. Dia berdiri di depan

Ari. Di tangannya ada mainan bebek plastik. Katanya mainan itu dia temukan mengambang

di sumur. Rumah mereka memang ada sumurnya di samping.

“Bukan Ari yang ambil. Kemarin ada anak yang ambil,” dengan lugu

Ari mebela diri.

Ibu Ari tambah marah. Ari mendapat satu jeweran. Ibu Ari

bergegas ke rumah tetangga mengembalikan mainan itu. Ari menangis tersedu,

tersimpuh di depan pintu kamarnya.

Sore hari, seperti biasa Ari ada di atas sepedanya.

Anak-anak riuh bermain dan berlarian. Dan anak kecil itu menangis lagi. Anak

yang kemarin kehilangan mainan bebek plastik. Tangisannya semakin menjadi. Dia kehilangan

mainannya lagi. Dan Ari melihatnya anak itu lagi. Anak yang mengambil mainan.

Kali ini mainan kerincingan. Mainan itu dibawanya berputar-putar, berlarian diantara

anak-anak lainnya. Bunyi kerincingan terdengar bercampur dengan riuhnya anak-anak

bermain. Hingga anak yang menangis itu didatangi ibunya. Sambil menggendong anaknya

dia menatap Ari. Spontan Ari menunjuk ke anak yang mengambil mainan.

“Dia yang mengambil mainannya,” teriak Ari dengan polosnya.

Tapi Ari heran, ibu itu malah memandang ke anak-anak yang

lain. Bukan anak yang Ari tunjuk.

“Itu yang ambil mainannya,” suara kecil Ari lebih keras.

Jarinya kini mengarah ke tempat lain karena anak itu berlari kesana kemari sambil

membunyikan kerincingannya.

Si ibu malah melotot ke arah Ari. Dia merasa dipermainkan. Lalu

dia bawa anaknya yang masih menangis masuk ke rumahnya.

Malam itu hening. Detak jam dinding terdengar teratur di

kamar Ari. Jarum jam menunjuk angka 2 lebih. Ari pulas di dalam selimutnya. Tetapi

sesuatu membangunkannya. Dia mendengar suara gemerincing. Setengah mengantuk,

Ari terduduk di ranjang. Lama-lama Ari ingat, itu suara mainan kerincingan tadi

sore. Ari baru sadar ini masih tengah malam. Suara itu terdengar dari luar

kamar, arah sumur. Terbayang ada anak tadi sore sedang main kerencengan di

dekat sumur. Ari mulai takut. Dia turun dari ranjang memanggil ibunya. Tapi

saat melewati jendela, dia terhenti. Bunyi gemerincing itu masih disana. Ari

penasaran, apakah anak itu ada di sana? Ari buka tirai jendela. Area sumur

terlihat remang . Tidak ada orang di sana. Tapi suara gemerincing terdengar

jelas. Suara itu bergema, seperti berasal dari dalam sumur. Spontan Ari berlari

menuju kamar orangtuanya.

“Mama, Ari takut,” Ari membangunkan ibunya. Bapaknya di

sebelah ibunya mendengkur pulas.

Ibu Ari terbangun, melihat anaknya pucat pasi berdiri di

pinggir ranjang.

“Kenapa sayang?” Ibu Ari memegang tangan anaknya. Tangan itu

dingin dan basah karena keringat.

“Ari takut Ma,” wajah Ari memelas.

“Kamu mimpi buruk ya?” tanya Ibu Ari yang mulai iba melihat

anaknya

Ari hanya mengangguk. Dia tidak tahu bagaimana

menjelaskannya.

Malam itu Ari tidur ditemani Ibunya. Ibunya pulas di

sebelahnya. Tapi Ari belum bisa tidur. Suara gemerincing itu masih keluar dari

dalam sumur.

Ari terbangun. Matanya masih terbuka setengah. Tapi dia bisa

lihat ibunya duduk di samping ranjang, menunjukkan sesuatu di tangannya. Mainan

kerincingan.

“Mama nggak tahu harus gimana, mau bilang apa lagi sama ibu

sebelah,” wajah ibu Ari marah, Tapi tidak seperti kemarin. Sekarang dia agak

pasrah.

“Bukan Ari yang ambil, kemarin sore ada anak yang ambil,”

suara kecil Ari masih serak.

“Udah ini yang terakhir. Kalau kamu ambil mainan lagi, lalu

kamu buang ke sumur, seminggu kamu nggak boleh main di luar!”

Lalu Ibu Ari keluar kamar. Sepertinya dia ingin segera

mengembalikan mainan itu. Sendiri Ari masih terbaring di ranjangnya. Kali ini

dia tidak ingin menangis. Karena yang ia bayangkan adalah sumur di samping

rumah. Dengan langkah masih gontai dia menuju ke sumur. Makin dekat ke sumur

langkah Ari makin pelan. Selangkah lagi dia bisa melihat ke dalam sumur. Sampai

di pinggir sumur, Ari melongokkan kepalanya. Di dalam sumur ada seorang anak.

Anak yang mengambil mainan. Dia duduk di atas air. Ari lari terbirit menuju

kamarnya. Di kasur dia tutupkan bantal di kepalanya.

Tak lama ibu Ari datang. Dia temukan anaknya terisak di

kasur. Badannya menggigil.

“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”

Kini ibu Ari begitu cemas. Sebersit dia begitu menyesal

telah memarahi anaknya. Anak yang pernah hampir dia tidak miliki.

Terpopuler

Comments

Nurjanah Tamim

Nurjanah Tamim

ari.
sini sayang kakak peluk..
kasihan kmu

2021-08-27

0

Rey Abdullah (Pena: Kutam)

Rey Abdullah (Pena: Kutam)

DASAR HANTU JAIL!!

2021-08-06

0

ƓáɓɓřįáÎexxa Ɲáşƴăvą Ȥ.

ƓáɓɓřįáÎexxa Ɲáşƴăvą Ȥ.

hrusnya klo anak kecil di blngin pelan² jngn lngsng di marahin,, trus tanyain dngn hlus siapa yg ambil.

2021-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Sinopsis dan Prolog
2 Bab 1 : Hantu Anak Kecil yang Suka Mengambil Mainan
3 Bab 2 : Keluarga Hantu yang Tinggal di Dalam Sumur
4 Bab 3 : Hantu Penunggu Klinik Psikiatri
5 Bab 4 : Sepasang Hantu di Warung Bakso
6 Bab 5 : Hantu Perempuan Lidah Menjulur
7 Bab 6 : Permata + Harindra = Matahari
8 Bab 7 : Hantu Anak Perempuan Kaki Hancur
9 Bab 8 : Hantu Perempuan Rambut Berjuntai-juntai
10 Bab 9 : Hantu Bungkusan Putih di Toilet
11 Bab 10 : Hantu Yang Tidak Mau Digambar
12 Bab 11 : Ari Si Penggambar Hantu
13 Bab 12 : Suara Kaki Kuda di Teras Kelas
14 Bab 13 : Hantu Anak Perempuan yang Cantik
15 Bab 14 : Hantu yang Terjebak di Ruang Bawah Tanah
16 Bab 15 : Tragedi Upacara Bendera
17 Bab 16 : Orang-orang Berbaju Putih
18 Bab 17 : Petunjuk Sang Paranormal
19 Bab 18 : Menyelamatkan Tata
20 Bab 19 : Ari dan Kelas Buangan
21 Bab 20 : Aku Selalu Percaya Sama Kamu
22 Bab 21 : Hantu yang Ingin Masuk ke Sekolah
23 Bab 22 : Hantu Tanpa Kepala
24 Bab 23 : Kucing Hitam Bermata Aneh di Aula
25 Bab 24 : Suara Perempuan Menangis di Taman
26 Bab 25 : Hantu Badan Patah-patah di Dalam Kolam Renang
27 Bab 26 : Tragedi di Kolam Renang
28 Bab 27 : Hantu Cantik Memakai Bunga
29 Bab 28 : Suara Kepak Burung di Atap Sekolah
30 Bab 29 : Ruang Penyimpanan Matras yang Penuh Belatung
31 Bab 30 : Hantu yang Menggantung di Langit-langit Kelas
32 Bab 31 : Hantu yang Tidak Mau Dijodohkan
33 Bab 32 : Hantu Bersayap di Parkir Mobil
34 Bab 33 : Tiga Murid Hilang di Toilet
35 Bab 34 : Burung Besar Menabrak Pak Riza
36 Bab 35 : Menyelamatkan Nara
37 Bab 36 : Insiden di Aula Sekolah
38 Bab 37 : Pertemanan Sampai Dewasa
39 Bab 38 : Tata yang Menemukan Dunianya
40 Bab 39 : Hantu Anak Kecil Bertangan Hitam
41 Bab 40 : Hantu Kepala Kijang
42 Bab 41 : Hantu Perempuan Rambut Melayang
43 Bab 42 : Perkemahan Sabtu Minggu
44 Bab 43 : Anak Perempuan Bernama Lisa
45 Bab 44 : Hantu Noni Belanda yang Berjalan Mundur
46 Bab 45 : Perhitungan dengan Fatar
47 Bab 46 : Bercak Hitam di Dinding Laboratorium Komputer
48 Bab 47 : Masih Ada Hantu di Sekolah
49 Bab 48 : Tata yang Tidak Mau Memakai Kalungnya
50 Bab 49 : Kalung Baru Buat Tata
51 Bab 50 : Hantu yang Menyaru Seperti Lisa
52 Bab 51 : Bercak Hitam yang Berbentuk Sosok Bertangan dan Berkaki Panjang
53 Bab 52 : Pengakuan Lisa
54 Bab 53 : Murid-murid yang Pingsan di Lorong Bawah Tanah
55 Bab 54 : Hantu Perempuan yang Menempel di Tembok
56 Bab 55 : Insiden di Laboratorium Komputer
57 Bab 56 : Setelah Insiden di Laboratorium Komputer
58 Bab 57 : Perpecahan Komplotan Tidak Takut Hantu
59 Bab 58 : Ari Menggambar Hantu Lagi
60 Bab 59 : Indigo Freak
61 Bab 60 : Puluhan Bungkusan Putih di Kebun
62 Bab 61 : Hantu Bayangan Setinggi Gedung Sekolah
63 Bab 62 : Ari dan Tata Jadian di Gedung Alun-alun
64 Bab 63 : Belinda, Hantu Remaja dari Gedung Alun-alun
65 Bab 64 : Hantu yang Berjalan Kayang
66 Bab 65 : Hantu Bongkok Berwajah Tengkorak
67 Bab 66 : Ada Pintu di Dinding Gudang Bawah Tanah
68 Bab 67 : Pencarian Hantu Mata Satu Bergigi Panjang
69 Bab 68 : Ari, Tata, Lisa dan Belinda
70 Bab 69 : Bersatunya Kembali Komplotan Tidak Takut Hantu
71 Bab 70 : Kekacauan di Sekolah
72 Bab 71 : Daun Kelor untuk Hantu Bayangan
73 Bab 72 : Hantu Mata Satu Bertaring Panjang
74 Bab 73 : Ari Hanya Ingin Menyelamatkan Tata
75 Bab 74 : Akhir Hantu Bayangan
76 Bab 75 : Kematian Bapak Ari
77 Bab 76 : Ari Bertemu Kakeknya
78 Bab 77 : Ari dan Alam Lain
79 Bab 78 : Saudara yang Tak Akan Terpisahkan
80 Bab 79 : Suatu Malam di Pinggir Kolam Renang
81 Bab 80 : Misi Komplotan Tidak Takut Hantu
82 Bab 81 : Ari dan Penderitaan Ibunya
83 Bab 82 : Bola Api di Atas Atap Sekolah
84 Bab 83 : Hantu Perempuan Petugas Hotel
85 Bab 84 : Kerajaan Hantu di Tempat Wisata
86 Bab 85 : Kehebohan di Aula Hotel
87 Bab 86 : Bus Rombongan Kelas Tata yang Hilang
88 Bab 87 : Ari dan Tata Tak Terpisahkan di Alam Lain
89 Bab 88 : Teriakan dari Dinding Gudang Bawah Tanah
90 Bab 89 : Sesuatu yang Menghantui Sekolah
91 Bab 90 : Bangku yang Jalan Sendiri
92 Bab 91 : Sosok Berjubah Hitam
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Sinopsis dan Prolog
2
Bab 1 : Hantu Anak Kecil yang Suka Mengambil Mainan
3
Bab 2 : Keluarga Hantu yang Tinggal di Dalam Sumur
4
Bab 3 : Hantu Penunggu Klinik Psikiatri
5
Bab 4 : Sepasang Hantu di Warung Bakso
6
Bab 5 : Hantu Perempuan Lidah Menjulur
7
Bab 6 : Permata + Harindra = Matahari
8
Bab 7 : Hantu Anak Perempuan Kaki Hancur
9
Bab 8 : Hantu Perempuan Rambut Berjuntai-juntai
10
Bab 9 : Hantu Bungkusan Putih di Toilet
11
Bab 10 : Hantu Yang Tidak Mau Digambar
12
Bab 11 : Ari Si Penggambar Hantu
13
Bab 12 : Suara Kaki Kuda di Teras Kelas
14
Bab 13 : Hantu Anak Perempuan yang Cantik
15
Bab 14 : Hantu yang Terjebak di Ruang Bawah Tanah
16
Bab 15 : Tragedi Upacara Bendera
17
Bab 16 : Orang-orang Berbaju Putih
18
Bab 17 : Petunjuk Sang Paranormal
19
Bab 18 : Menyelamatkan Tata
20
Bab 19 : Ari dan Kelas Buangan
21
Bab 20 : Aku Selalu Percaya Sama Kamu
22
Bab 21 : Hantu yang Ingin Masuk ke Sekolah
23
Bab 22 : Hantu Tanpa Kepala
24
Bab 23 : Kucing Hitam Bermata Aneh di Aula
25
Bab 24 : Suara Perempuan Menangis di Taman
26
Bab 25 : Hantu Badan Patah-patah di Dalam Kolam Renang
27
Bab 26 : Tragedi di Kolam Renang
28
Bab 27 : Hantu Cantik Memakai Bunga
29
Bab 28 : Suara Kepak Burung di Atap Sekolah
30
Bab 29 : Ruang Penyimpanan Matras yang Penuh Belatung
31
Bab 30 : Hantu yang Menggantung di Langit-langit Kelas
32
Bab 31 : Hantu yang Tidak Mau Dijodohkan
33
Bab 32 : Hantu Bersayap di Parkir Mobil
34
Bab 33 : Tiga Murid Hilang di Toilet
35
Bab 34 : Burung Besar Menabrak Pak Riza
36
Bab 35 : Menyelamatkan Nara
37
Bab 36 : Insiden di Aula Sekolah
38
Bab 37 : Pertemanan Sampai Dewasa
39
Bab 38 : Tata yang Menemukan Dunianya
40
Bab 39 : Hantu Anak Kecil Bertangan Hitam
41
Bab 40 : Hantu Kepala Kijang
42
Bab 41 : Hantu Perempuan Rambut Melayang
43
Bab 42 : Perkemahan Sabtu Minggu
44
Bab 43 : Anak Perempuan Bernama Lisa
45
Bab 44 : Hantu Noni Belanda yang Berjalan Mundur
46
Bab 45 : Perhitungan dengan Fatar
47
Bab 46 : Bercak Hitam di Dinding Laboratorium Komputer
48
Bab 47 : Masih Ada Hantu di Sekolah
49
Bab 48 : Tata yang Tidak Mau Memakai Kalungnya
50
Bab 49 : Kalung Baru Buat Tata
51
Bab 50 : Hantu yang Menyaru Seperti Lisa
52
Bab 51 : Bercak Hitam yang Berbentuk Sosok Bertangan dan Berkaki Panjang
53
Bab 52 : Pengakuan Lisa
54
Bab 53 : Murid-murid yang Pingsan di Lorong Bawah Tanah
55
Bab 54 : Hantu Perempuan yang Menempel di Tembok
56
Bab 55 : Insiden di Laboratorium Komputer
57
Bab 56 : Setelah Insiden di Laboratorium Komputer
58
Bab 57 : Perpecahan Komplotan Tidak Takut Hantu
59
Bab 58 : Ari Menggambar Hantu Lagi
60
Bab 59 : Indigo Freak
61
Bab 60 : Puluhan Bungkusan Putih di Kebun
62
Bab 61 : Hantu Bayangan Setinggi Gedung Sekolah
63
Bab 62 : Ari dan Tata Jadian di Gedung Alun-alun
64
Bab 63 : Belinda, Hantu Remaja dari Gedung Alun-alun
65
Bab 64 : Hantu yang Berjalan Kayang
66
Bab 65 : Hantu Bongkok Berwajah Tengkorak
67
Bab 66 : Ada Pintu di Dinding Gudang Bawah Tanah
68
Bab 67 : Pencarian Hantu Mata Satu Bergigi Panjang
69
Bab 68 : Ari, Tata, Lisa dan Belinda
70
Bab 69 : Bersatunya Kembali Komplotan Tidak Takut Hantu
71
Bab 70 : Kekacauan di Sekolah
72
Bab 71 : Daun Kelor untuk Hantu Bayangan
73
Bab 72 : Hantu Mata Satu Bertaring Panjang
74
Bab 73 : Ari Hanya Ingin Menyelamatkan Tata
75
Bab 74 : Akhir Hantu Bayangan
76
Bab 75 : Kematian Bapak Ari
77
Bab 76 : Ari Bertemu Kakeknya
78
Bab 77 : Ari dan Alam Lain
79
Bab 78 : Saudara yang Tak Akan Terpisahkan
80
Bab 79 : Suatu Malam di Pinggir Kolam Renang
81
Bab 80 : Misi Komplotan Tidak Takut Hantu
82
Bab 81 : Ari dan Penderitaan Ibunya
83
Bab 82 : Bola Api di Atas Atap Sekolah
84
Bab 83 : Hantu Perempuan Petugas Hotel
85
Bab 84 : Kerajaan Hantu di Tempat Wisata
86
Bab 85 : Kehebohan di Aula Hotel
87
Bab 86 : Bus Rombongan Kelas Tata yang Hilang
88
Bab 87 : Ari dan Tata Tak Terpisahkan di Alam Lain
89
Bab 88 : Teriakan dari Dinding Gudang Bawah Tanah
90
Bab 89 : Sesuatu yang Menghantui Sekolah
91
Bab 90 : Bangku yang Jalan Sendiri
92
Bab 91 : Sosok Berjubah Hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!