Mataku dan mata Augusta bertemu. Mata merah darah kami melakukan kontak langsung, seolah mengenali sesuatu satu sama lain dan langsung terpaku, mengunci. Ini bukan berasal dari Skill, tapi sesuatu yang lain dan tidak ada hubungannya dengan sistem, semacam rasa kekerabatan.
Itu hanya sesaat sebelum Augusta terus melesat dengan kecepatan tinggi. Setidaknya, bahkan di EFO tidak mungkin untuk dapat berbelok secara sewenang-wenang mengabaikan prinsip-prinsip fisika yang berlaku.
Namun, nafasku terus memburu. Itu bukan sesuatu yang dapat kutahan untuk waktu lama, ya.
Tatapan itu, meski sangat singkat memberiku tekanan besar. Ini tidak seperti terdapat kondisi status semacam ketakutan yang disebabkannya, tapi, perasaan takut lain muncul jauh di dalam.
"Mata Augusta telah mengunciku."
Aku berkata demikian dengan sangat yakin, Itu bukanlah sesuatu seperti kemarahan yang diarahkan pada Triceratop-man. Namun, sesuatu yang lain dari itu, sebuah penolakan mutlak.
BOOOMMM!
Yaa, ledakan yang membuat telingaku sakit terdengar. Tanah tenggelam, sejak 400 meter dari tempatku berada, tanah telah tergerus sejauh beberapa ribu meter lagi. Membentuk lintasan curam, hasil dari ulah Augusta yang menggunakannya sebagai rem darurat demi dapat menghentikan kecepatan terbangnya.
Di ujung lintasan, asap mengepul, mungkin karena panas atau hal lainnya, tapi hanya satu hal yang pasti. Dari jarak sejauh itu, bahkan dibantu dengan Night Vision pun aku tak dapat melihatnya, tapi perasaan bahwa pandangan Augusta mengunciku tidak hilang.
Bukankah kamu sedang mengejar Triceratop-man? Aku ingin berkata seperti itu, tapi dalam pikiranku kini hanya terlintas satu hal.
"Lari!"
Yaa, bahkan aku tidak dapat menemukan satu pikiran lain pun yang terdapat dalam benakku. Meski aku akan hidup lagi dalam game, bukan berarti aku akan memberikan sisa nyawa hari ini dengan mudah. Selain itu, rasanya sakit jadi tidak mungkin orang-orang akan dengan sukarela menerimanya.
"Hasil tidaklah ditentukan sejak awal."
Aku memeras otakku. Pilihan termudah, yaitu untuk log out dan sayangnya telah dihilangkan karena aku berada dalam kondisi pertarungan. Yaa, tampaknya itu dimulai sejak aku mendapat kondisi ketakutan dari Triceratop-man.
Triceratop-man, aku membencimu!
"Huhuhuhu," tawa lemah bocor dari mulutku. Memikirkan itu untuk meringankan hatiku sangat membantu, tapi semua hasilnya nanti kembali pada apa yang akan aku lakukan sekarang.
Bahkan pada saat aku terus memikirkan berbagai hal tidak berguna dan yang lainnya, aku masih berlari ke utara dengan seluruh kemampuanku.
Semakin dekat ke utara, semakin dekat pula aku dengan kumpulan pemain. Kualitas dibalas kuantitas, seharusnya ini Chek and Balance yang sempurna bukan? Bahkan dalam perekonomian, hal semacam ini sering terjadi karena keduanya memiliki daya tarik tersendiri.
Ya, kuharap ide ini akan bekerja.
Namun, situasinya tidak akan dapat berjalan dengan mulus seperti apa yang kuinginkan. Salah satu alasannya adalah ...
"Berhenti! Dasar Dhampire keparat! Keturunan kotor! Biarkan aku menghancurkanmu saat ini juga!"
... Yaa, Augusta telah mengejarku dengan kecepatan yang tidak main-main. Masih terpisah jarak yang jauh antara posisiku dan Augusta, tapi teriakannya telah mencapai telingaku.
Augusta, wajah cantikmu akan rusak jika kamu terus marah-marah tahu. Yaa, itu menambah banyak kerutan jadi seharusnya kamu selalu menjaga wajahmu selalu tenang dan tersenyum sepertiku.
Baik, mari tinggalkan topik ini. Self buffing memang bukan hal yang buruk dalam kondisi saat ini, tapi jangan berlebihan. Bagaimanapun dia laki-laki. Bahkan jika wajahnya cantik, dia laki-laki ....
"Selain itu, kenapa dia dapat langsung mengetahui bahwa aku adalah seorang Dhampire?"
Bukannya aku berteriak-teriak, memberi orang lain bahwa aku Dhampire secara terbuka. Itu hanya akan memberi efek negatif, jadi aku tak akan melakukannya.
Atau, apa mungkin dalam pandangan para NP— Uhum, Penghuni, di atas kepalaku terdapat plang nama yang bertuliskan 'Halo, saya adalah Dhampire. Salam kenal semua', begitu?!
Yaa, lagi pula itu tidak mungkin. Tidak mungkin kecuali pengembang melakukan humor prank yang sama sekali tidak lucu. Apalagi itu terkesan mendiskriminasi ras langka sepertiku, ya.
Pikiran lainnya adalah mengenali berdasarkan satu ciri fisik Dhampire, yang paling mencolok adalah Dhampire memiliki mata heterocromia (beda warna). Namun, bukan berarti tidak terdapat ras lain yang mengidap kondisi serupa.
Yaa, heterocromia sendiri digolongkan sebagai kelainan, jadi dapat timbul pada siapa pun. Jadi, asumsi ini menjadi petunjuk langsung bahwa aku Dhampire itu negatif.
Untuk aspek lain, hampir mustahil mengetahui hanya dengan sekilas. Kemungkinan aku dinilai dengan Skill Appraisal sendiri dihilangkan, aku sama sekali tidak merasakan rasa tidak nyaman. Juga, fisik Dhampire sendiri menyerupai manusia apa adanya, yaa, kecuali untuk telinga yang agak lebih runcing dan kuku yang lebih seperti cakar jika dilihat lebih dekat.
"Itu kembali ke masalah Aura yang pernah Megaera singgung, ya?"
Semua ini terasa seperti jalan buntu. Mau aku berlari ke mana pun, aura ini seolah telah menjadi pusat dari segala masalahku. Aku harus segera mencari apa aura itu sebenarnya jika tidak ingin mengalami sesuatu seperti ini terus.
"Ray of Venom!"
Aku melompat ke samping, menghindari sinar beracun yang turun. Untungnya sinar itu hanya selebar setengah meter.
Mungkinkah itu adalah satu-satunya serangan jarak jauh yang Augusta miliki? Yaa, bukannya meremehkan, tapi aku belum pernah melihatnya melakukan serangan jarak jauh lain.
Jangan terlalu terlena, dia mungkin sengaja hanya memberikan satu serangan ini untuk membuat kewaspadaanku turun. Setelah itu, Augusta dapat dengan mudah menghabisiku dengan satu langkah besar.
Jika itu aku, aku akan seperti itu. Lagi pula, prilaku ini lebih cocok dengan bayangan Vampire yang kumiliki. Yaa, bukankah mereka adalah sosok yang bekerja dari balik bayang-bayang malam?
Sambil terus berlari, lepaskan bola kabut mana sesekali untuk menghalangi pergerakannya. Namun, itu sama sekali tidak berharga bahkan untuk menggelitiknya. Mungkin Augusta merasa seperti beberapa kapas lembut mengenai kulitnya.
Aku menengok beberapa kali, memastikan sosok Augusta terus mendekat dengan pasti. Hingga akhirnya aku melihat sosok Augusta tidak terlihat berada di belakangku lagi.
"Apa mungkin dia melepaskanku?"
Aku bergumam sebelum menggelengkan kepalaku kuat-kuat.
Tidak, tidak mungkin itu terjadi. Kebenciannya padaku, pada ras Dhampire telah mencapai ranah hancur, tidak akan membiarkanku lepas dengan mudah. Dia bahkan memilih aku daripada Triceratop-man untuk dijadikan target.
"Yaa, aku hanya merasa bersedih karena dia memilihku, sih."
Terus saja berlari. Jika terdapat jebakan, aku akan menyerahkan pada diriku 3 detik di masa depan.
Satu ... dua ... tiga ...
... Oke, ini sama sekali tidak membantu, ya.
Tepat pada saat aku memikirkan itu, telingaku menangkap suara pergerakan dari atas. Aku mendongak, dan akhirnya menyesal telah melihatnya.
Sebuah titik hitam kecil meluncur dari atas dengan kecepatan tak terbayangkan. Sekilas saja, aku dapat memastikan bahwa itu sepertinya menyamai kecepatan suara, 320m/s.
Dengan sayap terlipat, Augusta, si titik hitam kecil tersebut meluncur ke arahku dengan mengarahkan cakar tajamnya. Mau menghindar ke mana pun, dalam waktu ini aku akan tetap tewas bahkan jika hanya terkena gelombang susulannya saja.
Aku menghela napas, setidaknya aku telah berjuang sampai akhir. Namun, seolah mengejek kelapangan dadaku. Sinar keemasan meluncur, mengejar, menembak jatuh Augusta dan membuat lintasan jatuhnya melenceng jauh.
Aku melihat ke arah sinar emas itu berasal, terlihat ratusan orang berbaris rapi. Salah seorang yang memakai pakaian pendeta dijaga cukup ketat, tampaknya merupakan orang yang melancarkan sihir sebelumnya.
Beberapa orang memakai pakaian tak teratur, mungkin pemain seperti yang pernah kulihat sebelumnya. Sedangkan yang lain sebagian besar mengenakan setelan berseragam.
Yaa? Bukankah ini pasukan?!
———
Tiga Capter untuk hari ini :)
Juga, catatan ke depan akan lebih banyak membahas Vampire pertama kita, Augusta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Zahroni Nur Hafid
Semangat upnya thor...[Blossom with you] support dgn boomlike, vote dan rating 5..... Jika ad waktu silahkan mampir support novelku jg ya thor... Mari saling support
2020-12-16
0
Heeseung?
Boom like mendarat di 20 chapter
2020-10-27
2