Tepat pukul 10:15, mereka berdua tiba di kantor Pak Hendra. Adrian sudah menyiapkan mentalnya untuk menghadapi kemarahan Pak Hendra. Tapi saat Ia menghampirinya, Pak Hendra malah memeluknya dan menyambutnya dengan senyum yang merekah.
"Bagaimana kabar mu, Nak? Dan bagaimana kabar Lily? Baru 2 hari dia tinggal di rumah mu, sudah cukup membuat kami sangat kesepian," ucap Pak Hendra lirih.
Adrian yang mendengar penuturan Pak Hendra seketika tereranjat.
"Kalo dia gk balik ke rumah orang tuanya, lalu ke mana perginya wanita itu?" Batin Adrian.
Pertemuan penting itu, memakan waktu tiga jam lamanya. Setelah meeting berakhir, Adrian dan Arya pamit kembali ke kantornya.
*Di dalam mobil Adrian.
"Kok kamu gk ngomong sih kalo Lily anaknya Pak Hendra? Aku masih penasaran kenapa kamu bisa sekasar itu sama anak sahabat Ayah mu? Padahal Pak Hendra sudah sebaik itu mengizinkan anaknya untuk tinggal sementara waktu merawatmu," tanya Arya, yang memang masih belum tahu perihal pernikahan Lily dan Adrian.
"Aku malas membahas hal itu," ucap Adrian, yang langsung memalingkan muka ke arah jendela mobil.
Arya hanya membuang nafas kasar melihat respon Adrian.
"Lo mau makan di mana? Di luar atau di kantin kantor?" tanya Arya.
"Terserah kamu!" jawab Adrian datar.
Mendengar ucapan Adrian, Arya segera melajukan kendara'annya ke salah satu cafe yang menyajikan hidangan Jepang.
Entah kenapa, akhir-akhir ini Ia mulai tertarik dengan hidangan dari negri sakura itu.
Mereka berdua sampai di depan cafe itu. Jam makan siang sudah pasti membuat tempat makan itu sangat padat.
"Aku baru tiga kali sih makan disini, tapi menurutku menunya enak-enak, tempatnya juga sangat bersih, dan satu lagi pelayannya sangat cekatan, meskipun lagi rame, tapi gk bikin kita nunggu lama," ujar Arya yang mulai turun dari mobil.
Adrian hanya diam mendengar ucapan Arya. Ia mulai mengekori Arya yang terlihat berjalan masuk ke dalam cafe.
Mereka duduk di salah satu meja yang terletak di bagian sudut cafe.
Adrian dan Arya duduk menghadap ke arah jendela, membelakangi pengunjung lain.
"Selamat siang tuan...," ucap seorang pria sopan, sambil menyodorkan Daftar menu cafenya.
Arya menerima Daftar menu itu sambil tersenyum ramah.
"Kamu mau pesen yang mana Adrian?" tanya Arya.
Adrian yang sejak tadi meminkan ponselnya, langsung meletakkannya di atas meja dan melirik ke arah Arya dan Adrian.
Adrian terkejut melihat pelayan pria itu.
"Aku seperti pernah melihatnya, tapi di mana yah?" Batin Adrian yang berusaha mengingat laki-laki yang sedang berdiri di hadapannya.
"Aku ingat! Dia yang datang mengantar Lily waktu di kampus. Siapa sebenarnya Pria ini? Apakah dia pacarnya Lily?" Gumam Adrian.
Ia langsung tersadar dari lamunannya, mendengar seorang pria yang menyapa pelayan yang ada di depannya.
"Dito lo tau gk kalo semalam Loly nginap di sini?" tanya pria itu kepada pelayan yang ada di depannya.
"Srius lo Riko? Gue gk tau, tumben tuh anak mau nginap di sini. Kenapa dia gk pulang keruamah *U*ncle bos yah?" tanya pria yang bernama Dito.
"Gue srius, Aldi yang ngomong ke gue. Tapi kalo gue lihat sih kayaknya dia lagi ada masalah, entar gue coba masuk keruangannya, kali aja dia mu cerita ke gue, ya udh gue masuk dulu, gue masih ada kerjaan di belakang," jawab pria yang bernama Riko.
Mendengar obrolan kedua orang itu, membuat Adrian kembali terkejut. Ia tahu betul Loly yang mereka maksud adalah Lily istrinya, dan Uncle bos adalah panggilan akrab dari sahabat Lily untuk Pak Hendra.
Ia sekarang tahu bahwa pria yang ada di hadapannya ternyata bukanlah kekasih Lily, melaikan pelayan cafenya.
Dan semalam Lily tidak pulang kerumah orangtuanya karna Ia lebih memilih menginap di cafenya sendiri.
"Pantas aja kemarin Lily semarah itu sama Aku, ternyata aku salah paham dan menuduhnya yang tidak-tidak." Gumam Adrian.
Rasa bersalah muncul dari hati kecilnya.
"Ya, mungkin aku memang terlalu cepat mengambil kesimpulan dengan pikiran ku yang dangkal ini."
Batin Adrian.
"Hei..., Kamu mau pesan apa? Kok malah ngelamun? Kasian tuh masnya udh nunggu lama." Pekik Arya yang melihat Adrian kembali melamun.
"Eh sorry, Emmm gue pesan Yakiniku..., sama... Matcha." Ucap Adrian.
Tak butuh waktu lama,
Pelayan yang bernama Dito datang mengantar pesanan mereka.
Adrian menyuapi mulutnya dengan sumpit yang berisi Yakiniku.
"Rasanya persis sekali dengan daging panggang buatan Lily." Gumam Adrian. Ia baru ingat, Bi Nia memang menyebut hidangan daging panggang itu Yakiniku.
Setelah menghabiskan dan membayar hidangannya, mereka berdua kembali ke kantor.
*Di Ruangan Kerja Lily.
Terdengar ketukan dari balik pintu.
"Masuklah!" ucap Lily, setengah berteriak.
Dari balik pintu, Riko muncul sambil membawa nampan berisi makan siang untuk Lily.
"Kok lo gk keluar makan siang sih? Lo kenapa Ly? Gue perhati'in sejak kemarin elo kayak kehilangan semangat gitu. Lo ada masalah yah? Kok gk cerita ama gue?" tanya Riko dengan wajah khawatir.
Riko sengaja mengantar makan siang untuk Lily, karna sejak tadi Ia mengurung diri di ruangan kerjanya. Bahkan Ia tak mau keluar untuk makan siang.
"Gue gk papa ko Riko," ujar Lily dengan tatapan sendu.
"Maaf yah, kalo gue bukan tempat yang baik lagi buat lo curhat. Kalo lo udh gk nyaman cerita ama Gue, mending Gue keluar aja!" sahut Riko yang nampak kecewa.
"Gk Riko, bukan gitu maksud gue. gue hanya sedih aja, akhir-akhir ini gue banyak masalah." Ucap Lily lirih.
Lily mulai menceritakan pernikahannya dengan Adrian, hingga masalah yang Ia alami di kampus kemarin.
Air matanya yang Ia tahan sejak tadi akhirnya menetes.
"Sorry Ly..., gue gk tau kalo lo udah nikah, tau gitu. Pasti gue datang ke acara pernikahan lo.
Sebenarnya gue cukup sebal sama laki-laki yang bernama Adrian itu. Tapi biar bagaimana pun dia itu suami elo Ly. Mungkin dia salah paham sama elo waktu Dito nganterin lo ke kampus. Dan waktu dia ngata-ngatain lo, bukannya kasi penjelasan ke dia, elo malah nampar dan ngatain dia balik," ujar Riko yang berusaha memandang dengan bijak masalah sahabat wanitanya.
"Tapi gk seharusnya dong dia ngatain gue murahan. Mungkin lebih baik, gue berenti aja kuliah, gue capek jadi korban Bullyng. Lagian, gue kuliah karna di paksa sama Ayah, gue males ketemu sama tuh ayam-ayam di kampus."
"Sadar Ly..., itu bukan solusi yang terbaik. Saran gue nih yah, lo harus bisa berubah cantik dan menarik. Pasti mereka akan kalah cantik, dan akan merasa minder denganmu, sehingga gk punya alasan ngebully lo lagi. Begitupun Adrian, gue yakin, dia pasti akan langsung sangat jatuh cinta sama lo," ucap Riko. Ia berusaha memberi semangat pada sahabatnya, agar tidak terpuruk dengan masalah yang Ia hadapi saat ini.
"Mana mungkin gue bisa langsing. Kata mereka lemak gue udah paten, gk mungkin bisa kurus," ucap Lily lesu.
"Dan elo percaya? wake up Loly, nothing is impossible, you haven't tried it and have given up" Sarkas Riko.
"Baiklah. Gue akan berusaha nurunin berat badan gue, tapi lo bantuin yah," bujuk Lily.
"Iya, tenang aja! Gue akan bantu elo sampai benar-benar cantik. Gue sayang sama elo. Lo jangan sedih lagi yah, you are not just a friend to me but you are my sister ," balas Riko sambil mengusap kepala Lily.
***
Sore itu, Lily akhirnya pamit kembali kerumah Adrian karna bujukan dari Riko. Tapi Aldi tak menyukai bila Lily kembali kerumah itu.
"Elo mau pulang kemana? Jangan bilang kerumah Pak Wijaya?" tanya Aldi dengan sorot mata tajam.
"Hah.., Pak Wijaya? Ngapain lo kerumah Pak Wijaya? Lo tinggal di rumah Pak Wijaya sekarang?" tanya Dito. Dito dan Bryan memang belum mengetahui tentang pernikahan Lily dan Adrian.
"Sebenarnya gue udah nikah sama anaknya Pak Wijaya, dua hari yang lalu." Ucap Lily dengan gugup.
"What?" pekik Dito dan Bryan bersamaan.
"Kok bisa? Kok lo gk ngundang kita sih? Tega banget sih lo!" sarkas Dito.
"Ceritanya panjang, gue belum sempat cerita sekarang. Gue pulang dulu yah,"ucap Lily yang terlihat buru-buru.
"Udh entar gue cerita'in, setelah gue pulang dari ngaterin Lily," sahut Riko santai.
"Lo juga udah tau kalo Lily udah nikah? Kebangetan lo Riko," pekik Bryan yang langsung menjewer kuping Riko.
"Hei lepaskan! Telingaku sakit. Kalau telingaku rusak apa kau siap mendengar semua curhatan pilu Loly? Tapi sepertinya kau tidak cukup bijak menggantikan ku sebagai penasehatnya," ledek Riko yang merasa kesal dengan ulah Bryan.
"Aku baru mengetahuinya tadi saat kalian makan siang," sambung Riko, Ia berusaha menenangkan ke dua sahabatnya.
"Riko.... Yuk buruan kita berangkat. Ntar kesorean lagi pulangnya," ujar Lily yang menarik tangan Riko, keluar dari cafenya.
Setelah kepergian Lily dan Riko. Bryan dan Dito melirik tajam ke arah Aldi.
"Aldi, lo berhutang penjelasan sama kita." Ucap Dito yang menatap tajam ke arah Aldi.
Aldi menghembuskan nafas dengan kasar dan akhirnya mengangguk.
Aldi menceritakan semua yang Ia ketahui tentang pernikahan Lily dan Adrian. Termasuk peristiwa yang menimpa Lily di kampus.
Kedua orang itu langsung naik pitam mendengar cerita Aldi. Ia merasa Lily tak seharusnya kembali kerumah Adrian.
***
45 menit berlalu, Lily turun dari motor yang di kemudikan Riko. Kedua tangan Lily membawa masing-masing satu paperbag di tangannya.
Mereka menyempatkan mampir di salah satu toko buku terbesar di kotanya, atas usulan Riko. Lily membeli buku ' Diet Sukses Tanpa Gagal'. Mulai dari resep makanan diet, gerakan ampuh pembakar lemak, dan Jenis aktivitas yang mengeluarkan banyak kalori.
"Lo ingat yah, mulai malam ini, elo udh gk boleh makan malam, gue bakalan terus ngarahin lo biar bisa langsing dengan cepat, ingat gk boleh ngeluh apa lagi nolak!" tegas Riko.
"Siap! Gue faham kok nyonya Rika Aryanti." Jawab Lily dengan nada mengejek.
"Hei, nama Gue Riko Aryanto. Gue ngambek ah, gk jadi gue bantuin lo," ujar Riko, sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iya..., Sorry. Tapi kayaknya Bang Nono punya koleksi bunga bonsai terbaru deh, kalo gue minta pasti di kasih. Kembangnya banyak, daunnya rimbun banget, ukuran pohonnya juga imut banget, mungkin tingginya hanya sekitar 37cm. Kalo di simpan di rak bunga samping cafe bagus gk yah?" ucap Lily sambil tersenyum miring.
Riko yang seorang Flower Holic langsung tergiur dengan ucapan Lily, Ia sangat menyukai tanaman hias, Ia bahkan sudah mengoleksi 130 jenis bunga di rumahnya.
"Elo tega banget sih Ly, dari pada di simpan di rak bunga samping cafe, mending buat gue aja yah. Gue janji bakalan bntuin lo".
"Itu bisa di atur." Ucap Lily yang kini telah tersenyum puas.
...______________________________...
Makasih kakak Udh mampir 💞
Jangan lupa Like, comen , dan Vote yah kakak.💞
Jangan sungkan beri masukan kak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Uswatun Kasanah
ayo semangat
2022-05-31
0
UmyMinatoen Soethisna
suka,suka,sukaaa
2021-04-14
0
istriHanbinPacarKyungSoo
emang gendutnya segendut ape siii
2021-01-04
1