"Kalian memang yang terbaik, gk sia-sia gue buka cafe demi kalian semua, makasih yah. Sumpah gue beruntung bnget punya sahabat kayak Kalian! "ucap Lily sambil tersenyum.
"Kita yang beruntung punya lo. Duh..., kalo gini suasanannya rasanya gue pengen nangis," ucap Riko, sambil bersandar di bahu Dito yang berdiri di seblahnya.
Visual Riko Aryanto, Salah satu sahabat Lily yang mempunyai kepribadian sedikit kemayu, Diatara mereka, Riko yang paling nyaman menjadi tempat Lily untuk curhat, karna mempunyai perasaan yang lemah lembut dan gampang tersentuh. 1lagi fakta tentang Riko, Ia selalu di tugaskan untuk belanja ke pasar, karna sangat pandai dalam hal tawar menawar harga barang.
"Awas Lo Rika, jangan dekat-dekat ama Gue, merinding Gue deket ama lo, ntar lo naksir lagi ama gue," celetuk Dito yang enggan memberi tumpangan pada kepala Riko yang menyender di bahunya.
"Argh..., hei Dito. Nama gue Riko, bukan Rika. Lo kenapa sih suka banget manggil Gue Rika. Mau gue tabok lo?" maki Riko sambil mengepalkan tangannya.
"Udah-Udah, lo juga sih Dito, yang salah. lo itu gk boleh ledekin Riko, jangan ganti-ganti namanya gitu dong. Kalo dia nangis gimana? Bisa luntur kecantikannya," ucap Bryan dengan nada mengejek.
"Lo gk lihat Gue ganteng kayak artis korea, malah di ledekin cantik. Hati-hati kalian. Lily..., gue mau mogok kerja. Biar Dito sama Bryan yang ke pasar belanja besok pagi," ucap Riko kesal. Ia mulai berjalan masuk ke dalam untuk mengambil tasnya dan berencana pulang.
Bryan yang mendengar ancaman Riko, panik.
"Lo susul gih si betina itu. Bujuk dia, biar gk mogok kerja. Bisa rusak Image ku sebagai cowok tampan berkarisma, kalo harus belanja ke pasar. Gue mau anterin Lily ke kampus," ucap Dito pada Bryan. Yang di balas anggukan oleh Bryan, kemudian masuk menyusul Riko.
"Oh iya, pas nih. Gue males bawa mobil sendiri, lo anterin gue, ntar jam makan siang gue kesini, gk usah jemput gue. Gue bisa pulang naik ojek.," Ucap Lily terlihat tanpa beban.
Orang di kampus tak tahu Lily anak orang kaya, karna kesederhanaannya.
Motor matic milik Dito, melaju menuju salah satu kampus swasta yang sangat terkenal di kotanya. Jarak dari cafe ke kampus cukup jauh, butuh waktu 30 menit jika lalu lintas lancar, dan akan memakan waktu lebih lama bila jalanan sudah padat dan macet.
***
Di tempat lain. Adrian bangun tergesa-gesa karna kesiangan. Ia sarapan dengan buru-buru mengingat ada mata kuliah pagi hari ini.
"Bi, tumben masak daging rasanya enak banget," puji Adrian pada Bi Nia
"Ini mah. Masakan Nona Lily tuan, namanya.. Ya—yakiniku. Ini masakan khas Jepang. Tadi Nona Lily maksa pengen buat sarapan sendiri sebelum berangkat," jawab Bi Nia sambil sedikit tergagap mengucap Yakiniku. Karna Ia berusah mengingat nama masakan Jepang itu .
Adrian baru ingat dia memang meminta Lily untuk tidak menikmati jasa pelayan yang ada di rumahnya, dan menyiapkan semua keperluannya sendiri.
"Lumayan enak, tapi aku lihat mobilnya masih ada di depan, dia berangkat naik apa Bi?" tanya Adrian
"Bibi juga gk tau Tuan, tadi Bibi menyapu di halaman belakang waktu Nona Lily pamit," jawab Bi Nia.
"Ya sudah Bi..., aku berangkat dulu." Ucap Adrian setelah menghabiskan makanannya.
Ia berangkat dengan terburu-buru, bahkan tdk sempat mampir ke kantor. Setelah memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, tak butuh waktu lama, mobil Adrian sudah terlihat memasuki gerbang kampus.
Beberapa wanita yang melihat mobil Adrian, mulai memperbaiki tatanan rambut dan make-upnya.
Adrian turun setelah memarkir mobilnya, tak jauh dari gerbang kampus.
"Adrian...." Teriak Nadia, yang datang dari arah kantin, bersama ke dua temannya, Distya dan Amel.
Mereka bertiga berjalan menghampiri Adrian.
"Kamu dari mana aja Adrian? Hampir sebulan loh, kamu gk masuk. Aku kesepian tau," ucap Nadia mendayu sambil merangkul lengan Adrian dengan manja.
"Nadia..., lepasin, bisa gk sih? gk usah pake...." Ucapan Adrian berhenti seketika, melihat sebuah motor matic di kendarai 2 orang, bak sepasang kekasih berhenti di hadapannya, Ia terkejut saat wanita itu membuka helmnya.
"Dasar wanita itu! bukannya tadi dia berangkat sangat pagi? Lalu kenapa baru sampai sesiang ini. Malah datang dengan pria lain pula," batin Adrian yang mulai memikirkan hal-hal buruk yang di lakukan Lily dengan pria itu.
Lily tersenyum pada Pria itu sambil memberikan helm kepadanya, menampakkan ke dua lesung pipi di wajahnya. Pria itu pun pergi setelah menerima helm dari Lily.
"Aku cukup yakin, pria itu bukan tukang ojek. Dasar wanita murahan," batin Adrian. Adrian sangat emosi melihat pemandngan yang ada di depannya.
Tanpa sadar Adrian bersikap seperti orang yang sangat cemburu.
Tingkah Lily dan pria itu, cukup membuat orang-orang yang melihatnya merasa, Lily dan pria itu mempunya hubungan yang tak biasa.
Begitupun dengan Nadia, Ia sangat kesal. Ia merasa jauh lebih menarik dari Pada Lily, tapi kenapa Lily selalu bisa lebih unggul darinya.
"Wah, buntalan kasur udah datang nih, tapi kayaknya hatinya lagi berbunga-bunga deh, habis di anterin sama pangerannya," sindir Nadia, yang masih merangkul lengan Adrian.
Lily spontan menoleh ke arah Nadia, yang masih merangkul Adrian dengan manja.
"Dasar pria tidak tahu malu, meskipun dia terpaksa menikahi ku. Tapi kenapa dia malah terlihat sangat nyaman di rangkul oleh Nadia, si ayam kampus itu. Apa lagi di hadapan istrinya sendiri" Batin Lily sambil menunjukkan raut wajah kesal
Adrian awalnya risih di rangkul oleh Nadia, tapi melihat Lily terlihat kesal, Ia malah seolah sangat menikmati rangkulan manja Nadia.
"Gue heran deh, sama cowok-cowok tampan yang biasa ngeboncengi elo. Gk sayang apa, sama motornya, kalo harus di pake ngangkut gajah betina kayak elo," ledek Mely yang mulai ikut menghina Lily.
"Bukan gajah betina Mely sayang. Tapi gentong penampungan lemak," ucap Distya sambil terkekeh, menimpali ucapan Mely.
"Elo itu, kalo makan di telan dong Li, jangan di simpan di pipi, Tuh pipi Lo gemesyin. Pengen gue tusuk pake jarum, kira-kira meledak gk yah?" ledek Mely kembali.
"Ah, gue rasa gk bakalan kempes deh, itu lemak, bukan balon Mely sayang. Lagi pula, itu lemak udah paten. Mau diet bagaimna pun juga, tetap aja gk bakalan langsing," ucap Distya sambil tertawa terbahak-bahak.
Adrian yang menyaksikan itu semua hanya diam dan tersenyum tipis. Ia cukup puas melihat pertunjukan yang ada di depannya.
Lily, mulai kehabisan kesabaran. Ia mulai terpancing dengan hinaan demi hinaan yang mereka lontarkan. Tapi Lily berusaha menghadapinya dengan tenang.
Lily kemudian maju perlahan ke arah mereka dan berjalan membusungkan dadanya.
"Gk papa Aku gendut. Lagi pula, guna mulut itu buat makan! Bukan menghina orang!" Ucap Lily dengan penuh penekanan.
Lily perlahan berjalan ke arah ruang kelasnya karna melihat dosen sudah tiba. Lily meninggalkan mereka dengan senyum sinis.
Adrian cukup kagum mendengr ucapan Lily
"Sedikit mengagumkan, Ia bahkan tidak terintimidasi sedikitpun, tapi akan kupastikan kepercayaan dirimu akan roboh secara perlahan." Batin Adrian.
Nadia geram mendengar Ucapan Lily.
"Akan kubalas kau! Tunggu saja!" ucap Nadia dengan emosi yang sudah tersulut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Caramelatte
eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-11
0
🍫⃟Yoona『༆Gₑₛᵣₑᴋ᭄』ᶠ²ᶜ🌠
akak aku mampir nih💕
maaf baru bisa mampir y kak🙏
10 like sudah aku tinggal kan❤
semangat updatenya akak😘
2021-01-03
2
HIATUS
boomlike special for you lily
2020-12-11
1