Aldi memang terkejut karna Lily yang tiba-tiba menikah, tapi Ia juga sangat khawatir, setelah Lily menikah, Lily akan sibuk dan kesulitan menghabiskan waktu berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.
"Ia Lily akan menikah besok. Om tahu, kamu cukup terkejut dengan rencana pernikahan mereka, Om sadar, ini sangat mendadak. Tapi, Om sudah menjodohkan mereka, sebelum sahabat Om, mendiang Pak Wijaya, meninggal dunia. Om khawatir dengan kondisi nak Adrian, yang belum sembuh total. Menurut kami, pernikahan mereka sebaiknya di langsungkan besok, sebelum Nak Adrian kembali kerumahnya," ucap Pak Hendra, Ia menjelaskan semuanya pada Aldi. Karna, Pak Hendra tahu, Aldi cukup terkejut dengan berita ini.
"Siap Uncle bos!" ucap Aldi sambil menirukan pose hormat.
Uncle bos adalah panggilan khusus dari Aldi dan teman-teman Lily yang bekerja di Cafe untuk Pak Hendra. Sedangkan Panggilan Lolly, adalah panggilan kesayangan dari mereka , untuk Lily yang sangat menyukai Lollypop.
Setelah makan, satu persatu dari mereka meninggalkan meja makan.
Adrian dan Lily masuk ke kamar mereka masing-masing. Sedangkan Pak Wijaya dan Ibu Dila membantu Aldi menyiapkan pernikahan besok.
***
Keesokan harinya, Hari yang mendebarkan bagi Lily dan Adrian sudah tiba. Pernikahan mereka akan di langsungkan beberapa menit lagi.
Adrian sudah siap dengan setelan Tuksedo hitamnya, yang membuat Aura ketampanannya semakin terpancar. Sedangkan Lily, Ia sudah tampil anggun dengan kebaya putih dan songket batik kombinasi ungu - hitam.
Lily berusaha memantapkan hatinya menerima pernikahan ini. Meskipun, Ia sempat meneteskan air matanya beberapa kali.
Mereka berdua sudah duduk di hadapan Pak penghulu. Di depan mereka, terdapat meja kecil yang diatasnya terletak sebuah Al-Qur'an.
Jantung mereka berdua berdebar sangat kencang. Pak penghulu pun memulai Ijab Qabulnya, dan terdengar dengan lantang suara Adrian,
"Saya terima, nikah dan kawinnya Lily Aliza Mahendra dengan mas kawin tersebut tunai karna Allah."
Semua orang serempak mengucapkan "Sah"
Seketika berubahlah statua mereka berdua menjadi sepasang suami istri.
Dila meneteskan air matanya. Ia sangat bahagia melihat putri satu-satunya sudah menemukan pendamping hidupnya.
Lily pun ikut menangis, tapi bukan meteskan air mata kebahagiaan, melainkan air mata kesedihan.
Setelah proses pernikahan yang terbilang sederhana ini selesai. Lily memutuskan kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
Saat mulai melangkah ke kamar mandi, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.
Ceklekk!
Adrian berdiri di balik pintu dengan pakaian casualnya, Ia sudah mengganti setelan Tuksedo-nya dengan kaos warna putih dan celana jeans hitam panjangnya.
Adrian mengedarkan pandangannya di sekeliling kamar Lily yang bernuansa
putih-ungu itu. Sedangkan Lily terus berdiri mematung di depan pintu kamar mandi.
"Hmm, cukup menarik! Aku suka kamarmu!" ucap Adrian, sambil mengayungkan kakinya menuju ke Spring Bed empuk Lily.
"Cukup empuk!" sambung Adrian, yang sudah merebahkan punggungnya di sana
"Heiiiii..., apa yang kau lakukan di kamarku? Kenapa malah berbaring di tempat tidur kesayangan ku? Tak sopan sekali kau!"
teriak Lily, sambil berjalan ke arah Adrian dan menarik tangannya, agar segera bangun. Tapi, tenaga Adrian lebih besar dan menarik Lily jatuh ke tempat tidur hampir saja Lily menindih tubuh Adrian tapi dengan sigap Lily mengayungkan tubuhnya mengindari tubuh Adrian. dan....
Bruukk!
Lily jatuh tepat di samping Adrian mata mereka saling memandang, tapi dengan cepat, mereka segera bangkit dan berdiri di samping tempat tidur.
Adrian berjalan ke arah Lily dan menjambak rambutnya.
"Berani sekali kau menarik tangan ku! Kau bahkan dengan lantang meneriaki ku. Hei Gendut..., sekarang aku adalah suamimu, kau bilang aku tak sopan? Kau jauh lebih tidak sopan. Kau pikir aku kemari untuk meminta hakku sebagai suami? Sungguh! aku tidak tertarik kepadamu! Bahkan banyak wanita yang jauh lebih cantik darimu menawarkan dirinya padaku, tapi aku menolaknya. Apalagi hanya seorang wanita gendut sepertimu. Tak menggairahkan! Jadi jangan pernah merasa, aku menginginkan dirimu!" maki Adrian, yang kemudian melepas cengkraman tangannya dari rambut Lily. Adrian kemudian berjalan kearah pintu dengan langkah gusar.
"Aku kemari hanya ingin memberitahu mu, setengah jam lagi, aku akan pulang kerumah ku, kita akan tinggal di sana, siapkan barang-barangmu, jangan sampai membuatku menunggu." Sambung Adrian yang sempat menjeda langkahnya sebelum akhirnya benar-benar keluar dari kamar Lily.
Brakkk!
Adrian membanting pintu kamar Lily.
Lily duduk di pinggir Spring bed putih kesayangannya itu, air matanya mengalir deras. Ia menyadari kesalahannya karna sempat berteriak kepada Adrian. Tapi Lily juga merasa, Adrian tidak seharusnya menjambak rambutnya dan menghinanya dengan kata-kata yang menyakitkan seperti itu.
"Aku harus kuat, aku harus sabar, ini belum seberapa, aku harus bisa menepati janjiku pada kedua orang tua Adrian." Ucap Lily lirih, sambil menyeka kedua air matanya.
Lily perlahan melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi.Setelah membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Lily segera menyiapkan barang-barangnya.
27 menit kemudian, semua barang Lily sudah siap. Lily dan Adrian mulai berpamitan kepada Pak Hendra dan Ibu Dila.
Ibu Dila menangis karna harus melepas anaknya, yang sudah berganti status menjadi istri orang.
Sedangkan Ayah Lily, berusaha menutupi kesedihannya. Ia sadar kini anaknya sudah tidak sendiri lagi.
"Hati-hati Nak! Jagalah dirimu baik-baik! Mampirlah kerumah sesekali, rumah ini pasti akan terasa sangat berbeda tanpa mu. Sebelum kamu pergi, Ayah ingin memberimu hadiah pernikahan, terimah lah, Nak." Ucap Hendra sambil menyodorkan sebuah kunci mobil.
Pak Hendra perlahan menuntun Lily berjalan keluar, ke arah garasi mobil.Dan nampaklah sebuah mobil Lamborghini Aventador berwarna ungu, terparkir indah disana.
Visual mobil lamborghini Aventador
Melihat mobil mewah berwarna ungu itu, membuat Lily sangat bahagia, dia langsung menghamburkan pelukannya kepada ke dua orang tuanya.
Setelah puas memeluk mereka, Lily kembali berjalan ke arah mobil barunya dan mentapnya dengan tatapan kagum.
"Uhh, Purple..., I very like purple." Ucap Lily manja.
*Ungu..., aku sangat suka warna ungu*
"Oh ternyata Dia sangat menyukai warna ungu, pantas saja kamarnya identik dengan warna ungu.Apa bagusnya sih warna ungu?" Gumam Adrian.
"Yes, daddy knows, even very well know, you really like purple, but you should go immediately, it was almost night." Perintah Pak Hendra, Ia melihat Lily terlalu menikmati hadiah darinya, hingga Ia seperti lupa dengan rencana keberangkatannya ke rumah Adrian.
*Iya, Ayah tau, bahkan sangat tau, kamu sangat menyukai warna ungu, tapi sebaiknya kamu harus segera berangkat, hari hampir malam*
"Hmm, Iya Ayah. ya sudah kami pamit dulu, Assalamu alaikum." Ucap Lily, seraya mencium punggung tangan ke dua orang tuanya secara bergantian, begitupun Adrian.
Setelah memasukkan barang-barangnya, mereka berangkat meninggalkan kediaman Pak Hendra. Lily duduk di samping Adrian yang tengah sibuk mengendarai mobil. Padahal sebelumnya, Adrian masih enggan menyetir, Ia sudah menelpon supir pribadi keluarga Wijaya. Tapi, Pak Hendra menyuruhnya pulang karna telah membelikan mobil untuk Lily sebagai hadiah pernikahannya. Mau tidak mau, demi menjaga wibawanya di hadapan kedua mertuanya akhirnya ia memilih menyetirnya sendiri.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit akhirnya mereka sampai di kediaman Wijaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
D n D
Sweet banget panggilan kesayangan Lolly
2020-12-15
1
Caramelatte
semangat! semangat!
2020-12-07
1
ARSY ALFAZZA
❤️
2020-11-21
0