"Huh, Ya Allah, bagaimana cara menolak pernikahan ini, sungguh. Aku benar-benar belum siap." Ucapnya sambil memijit keningnya.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit, mereka sampai di kediaman Pak Hendra. Waktu menunjukkan pukul 18:17, Pak Hendra memerintahkan Lily membawa barang-barang Adrian ke kamar tamu di lantai atas, yang ada di samping kamarnya.
Dengan terpaksa, Lily melangkah sambil membawa koper mini berisi barang Adrian.
Ia memasuki sebuah kamar yang bernuansa coklat, yang di lengkapi dengan Sofa minimalis,dan Lampu crystal gantung menambah kesan mewah nan elegan di kamar itu , Lily meletakkan koper Adrian di meja yang ada di depan tempat tidur, dan mulai berjalan ke arah pintu kamar.
Visual Kamar Tamu untuk Adrian
Tapi tiba-tiba, Adrian datang dan langsung menutup pintu kamar.
Ia menatap Lily perlahan. Lily wanita yang cukup cantik dengan bulu mata lentik, bentuk mata yang cukup bulat, lensa mata yang berwarna coklat terang, bibir tipis dan serta lesung pipi yang menghiasi kedua pipi chubbynya.
Adrian berjalan perlahan ke arah Lily.
"Kenapa dia justru terlihat manis? Ah, hentikan Adrian! Wanita itu bukan typemu, fokus pada tujuan awalmu," batin Adrian
Jantung Lily berdebar cukup kencang. Lily bahkan tidak berani menatap Adrian.
"Hei Gendut! Jangan harap kita menikah karna cinta. Hahah..., persiapkan dirimu! Setelah pernikahan besok, aku yakin kau akan sangat berterimakasih pada ku, karna mungkin bobot tubuhmu akan turun dengan drastis, dan matamu akan selalu sembab dengan air mata," ucap Adrian dengan nada mengejek.
Lily yang mendengar ucapan Adrian langsung tertegun, tapi Ia berusaha mengendalikan dirinya setenang mungkin.
"Oh hai..., Tuan Adrian Wijaya, tenang saja. Si gendut ini cukup tahu diri. Dan satu hal lagi, air mataku selalu tahu apa yang pantas Ia tangisi. Jadi, jangan mengintimidasi ku dengan ucapan kejam seperti itu, aku gk takut," ucap Lily yang menatap Adrian dengan tatapan sinis, Lily melangkah perlahan meninggalkan Adrian, dan membuka pintu
Ceklekk!
Dan tiba-tiba
Brukkk.
Lily sedikit membanting pintu kamar tamu itu.
"Huh, enak saja, apa katanya? Aku kejam? Hahha..., hei Gendut..., kau tidak tahu? Aku bahkan lebih kejam dari perkiraanmu," Ucap Adrian pelan, meskipun Ia tahu Lily tak mendengar ucapannya.
Adrian perlahan membaringkan tubuhnya yang merasa sedikit letih.
"Nyalinya besar juga ternyata, tapi kenapa saat Nadia dan teman-teman di kampus membully-nya, dia hanya diam saja? Akan ku buat nyalimu menciut Lily." Gumam Adrian, sebelum bangkit menuju kamar mandi, untuk membersihkan dirinya.
***
Lily perlahan melangkah menuju kamarnya yang bernuansa Ungu, putih. Kamar itu terlihat sangat mewah.
Sebuah jendela kaca besar yang di tutupi horden polos yang berwarna putih dan ungu. Tergantung pula sebuah Lampu crystal yang tak kalah mewah dari yang tergantung di kamar tamu, Dihiasi dengan lukisan bunga Lily cantik berwarna putih dan ungu di dinding bagian atas tempat tidur, serta terdapat beberapa ornamen lainnya, yang menambah kesan elegan pada kamar itu. Salah satunya, Sofa yang senada dengan kasur empuknya.
Visual kamar Lily
Lily langsung melangkah ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya, wudhu dan menunaikan sholat magrib.
***
Waktu menunjukkan pukul 19:28,
Sebagian dari mereka sudah berkumpul di meja makan. kecuali Lily dan Adrian
Tok.. Tok.. Tok..
Pintu kamar Adrian di ketuk seseorang.
Adrian berjalan membuka pintu.
Ceklek!
Pintu terbuka!
Terlihat seorang laki-laki muda berdiri di balik pintu. Ia cukup yakin laki-laki ini, adalah orang yang tadi mengetuk pintu kamarnya
"Siapa laki-laki ini? Sepertinya baru kali ini aku melihatnya," batin Adrian, yang penasaran dengan sosok pria cukup tampan yang mengetuk pintu kamarnya
Tapi tiba-tiba lamunannya berhenti melihat Lily keluar dari kamarnya.
"Wah Lolly. sekarang elo kurusan yah," ledek pria itu sambil menoleh ke arah Lily.
"Sejak kapan elo di sini? perasaan gue belum ngabarin lo." tanya Lily pada pria itu, sambil berjalan ke arahnya.
Adrian masih menyimak percakapan mereka berdua yang terlihat sangat akrab, Adrian heran melihat sikap Lily yang terlihat sangat santai, Ia merasa saat Ia mengobrol dengan Lily, Lily selalu mengucapkan kosa kata yang cukup baku, sangat berbeda saat mengobrol dengan Pria yang memanggilnya lolly.
"Kok dia manggilnya Lolly yah?" tanya Adrian dalam hati.
"Udah, ntar aja ngobrolnya. Gue lapar, yuk kita turun kebawah, semuanya udah siap, tinggal nunggu kalian berdua turun," ucap pria itu sambil berjalan menuju tangga, dan di ikuti oleh Lily dan Adrian.
***
*Di meja makan.
"Al, gimana perkembangan Cafe? gue penasaran setelah hampir sebulan gak kesana." Tanya Lily.
"Udah tenang aja. Lo gk salah milih orang yang amanah, gue orang yang bisa di andalkan di situasi seperti ini," ucap Aldi sambil membusungkan dadanya kedepan dan tersenyum manis.
"Lo emang terbaik Aldi. Oh iya, kemarin Dito nelpon gue. Katanya, ada yang mau booking cafe, itu gimana?" tanya Lily penasaran.
"Iya Lolly..., Udah. Acaranya 2 hari dari sekarang. Gue udah ngomong sama orangnya. Namanya Mr Alex, Ia butuh persediaan menu untuk 75 orang. Kursi kita kurang sekitar 5-6 set, tapi tenang aja, udah gue urus semuanya. Oh iya, Penggemar makanan khas jepang sepertinya meningkat drastis. Akhir-akhir ini, anak-anak kewalahan di cafe, sepertinya kita perlu memberikan suplemen tambahan mas kawin buat mereka," jawab Aldi, sambil memasukkan sesendok makanan ke mulutnya.
Dari obrolan mereka, Adrian menyimpulkan, Lily membukan restoran makanan khas jepang. Dan orang yang bernama Aldi, adalah orang kepercayaan atau bisa di sebut dengan tangan kanan Lily.
Visual Aldi (Bright)
Aldi adalah salah satu dari ke empat sahabat Lily ( Aldi, Riko, Dito dan Bryan). Aldi dan Lily sudah bersahabat sejak kelas 2 Sekolah Dasar, karna mereka pernah bertetangga sebelum akhirnya Lily pindah di Kompleks perumahan mewah 'Diamond Alexandrite'.
Lily dan Aldi menikmati obrolan mereka di meja makan. Tapi Lily masih penasaran, kenapa Aldi tiba-tiba datang ke rumahnya.
"Terus, lo ngapain ke sini, Al? Emang ada yang penting yah?" tanya Lily, bingung dengan kedatangan Aldi malam ini.
"Gue di panggil sama Uncle bos," jawab Aldi sambil mengarahkan kepalanya sekilas ke arah Pak hendra.
"Oh iya, Aldi. Om sengaja mengundang kamu malam ini, ada yang ingin om sampaikan," ucap Pak Hendra, seraya meletakkan sendok dan garpu, menjeda makannya.
"Ada apa Uncle Bos? kayak nya ada hal yang penting," timpal Aldi, yang kemudian meraih segelas air untuk di minum.
"Besok Lily akan menikah dengan Nak Adrian. Om mau, kamu jadi salah satu saksi dari mereka berdua, dan Om juga mau kamu membantu Om mengurus semua persiapannya secara sederhana," terang Pak Hendra pada Aldi
Uhukk!
Uhhukk!
Aldi yang sedang minum itu langsung tersedak. Ia tiba-tiba kesulitan menelan minumannya.
"What? N—nikah? Kawin? Lolly mau nikah besok?" pekik Aldi, dengan ekspresi yang entah Kaget atau khawatir.
Aldi memang terkejut karna Lily yang tiba-tiba menikah, tapi Ia juga sangat khawatir, setelah Lily menikah, Lily akan sibuk dan kesulitan menghabiskan waktu berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
RN
keren kk
salam dari PILIHAN HATI❤💞
2020-12-15
0
D n D
Aldi keren😂😂 kalau lihat yang ganteng2 aja langsung melek mata😁
2020-12-15
0
Caramelatte
pokonya klo aku komen, aku udh ninggalin like wkwk
2020-11-30
0