Keluarga Wiratmaja

Setelah mengusir keempat pria yang ia sebut "nyamuk pengganggu" dan menghalau Alicia keluar, Zoe kembali terduduk di atas ranjang mewah bernuansa pink itu.

Ruangan itu terlalu manis. Terlalu feminin. Terlalu bukan dirinya.

Zoe mendesah pelan. Pandangannya kosong menatap ke langit-langit, lalu beralih ke sekeliling kamar yang penuh boneka dan perabotan mewah berwarna pastel. Ia mengusap wajahnya dengan satu tangan, lalu berdiri.

Langkahnya perlahan menuju ke arah cermin besar yang menempel di dinding.

Sesampainya di sana, Zoe berhenti. Ia menatap sosok dalam cermin dengan ekspresi datar. Gadis dalam pantulan itu memang dirinya tapi bukan dirinya yang asli.

Rambut panjang berkilau, kulit putih mulus tanpa cacat, dan wajah cantik sempurna dengan tatapan yang dulu sering dilabeli, "arogan dan dingin". Semua masih dirinya, tapi berbeda.

Pelan-pelan, Zoe mengangkat tangan dan menyentuh pipinya sendiri. Jemarinya menelusuri garis rahang, alis, hingga ke bibirnya.

"Bagaimana bisa aku terjebak di sini?" gumamnya pelan.

Matanya menajam. "Jangan-jangan ... karena kutukan Reva?"

Zoe mendengus sinis, lalu menggeleng perlahan. "Enggak mungkin. Itu cuma celetukan iseng, mana bisa kutukan jadi nyata ....”

Ia terdiam sejenak.

Lalu, matanya melirik sekeliling kamar itu lagi. Semua detail terlalu sempurna, terlalu hidup. Bahkan rasa sakit di kepalanya tadi, terlalu nyata untuk hanya sebuah mimpi.

"Ini ... benar-benar konyol," katanya, setengah tidak percaya. "Cerita yang aku kira fiksi, ternyata nyata."

Ia menunduk, wajahnya tetap tanpa ekspresi, tapi matanya menyimpan beban besar. "Dan baru kali ini ... aku nyesel."

Zoe menghela napas berat. "Nyesel karena satu hal, gak baca novel sialan itu."

Ia memejamkan mata sejenak, menahan rasa frustrasi yang mulai mendesak di dadanya.

"Kalau aku tahu jalan ceritanya, mungkin aku bisa menyiasati semuanya. Tapi sekarang? Aku bahkan gak tahu bab berapa, atau karakter siapa saja yang akan muncul."

Tiba-tiba, satu kalimat terngiang di telinganya. Suara Reva.

"Akhirnya dia tewas … di tangan antagonis pria yang tergila-gila pada putri asli."

Zoe membuka matanya perlahan. Tatapannya berubah dari bingung menjadi tajam dan dingin.

"Jadi akhir ceritaku adalah kematian ... dibunuh oleh pria psikopat karena aku menghalangi kisah cinta mereka?"

Ia terkekeh kecil. “Lucu. Gila. Klasik.”

Lalu ia menatap cermin dengan penuh keyakinan."Kalau aku ingin tetap hidup." Zoe menatap pantulan dirinya. "Aku harus mengubah alurnya."

Zoe melangkah mundur dari cermin. Tubuhnya kini tegap, sorot matanya tajam seperti anak panah.

"Cari tahu siapa orang tua kandungku yang sebenarnya."

"Keluar dari bayang-bayang si putri asli."

"Dan jauh-jauh dari jalur kematian."

Ia menoleh ke jendela, memandangi cahaya senja yang perlahan masuk dari sela tirai.

"Ya. Itu harus."

Zoe mengepalkan tangannya.

"Siapa pun penulis novel ini .…"

"Sorry, tapi aku gak bakal ngikutin skripmu."

"Aku masih ingin hidup lebih lama. Dan aku gak akan mati cuma demi bikin akhir cerita kalian lebih dramatis."

Dengan langkah mantap, Zoe berjalan kembali ke meja rias. Ia menarik kursinya dan duduk.

"Permainan dimulai sekarang."

**

Malam itu, ruang makan keluarga Wiratmaja tampak hangat dengan cahaya lampu gantung kristal yang menggantung megah di langit-langit.

Meja makan panjang berhiaskan lilin, porselen mahal, dan aneka hidangan kelas atas. Keenam anggota keluarga telah duduk rapi di kursi masing-masing semua kecuali satu.

Kursi di ujung kanan kosong. Kursi milik Zoe.

Terlihat di kursi kepala keluarga, Joe Wiratmaja dengan wajah datar. Di samping kanannya terlihat sang istri, yaitu Tina Wiratmaja, wanita paruh baya yang masih terlihat anggun dengan rambut tersanggul rapi dan setelan formal mewah, mengerutkan kening saat matanya menangkap kekosongan itu.

Dia meletakkan garpunya perlahan di sisi piring. “Di mana Zoe?” tanyanya datar, tapi jelas terdengar nada tidak senang di balik suaranya. “Bukankah sudah jelas makan malam wajib dihadiri semua anggota keluarga?”

Alicia yang duduk di sebelahnya baru saja membuka mulut untuk menjawab, namun lebih dulu dipotong oleh suara salah satu si kembar.

“Dia lagi sibuk pura-pura amnesia,” ucap Arya, si kembar kanan, sambil menyendok sup dengan malas.

“Iya,” timpal Arvan, si kembar kiri. “Drama barunya hari ini jadi manusia baru, katanya. Katanya dia lupa semua kelakuan dia sebelumnya.”

Tina mendesah pendek dan menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Hmph ... dia memang selalu cari perhatian,” gumamnya.

Meski Tina membenci Zoe, tapi tetap saja. Dia yang merawatnya dari bayi ketika putri mereka tertukar.

Jesper, anak keempat yang dikenal paling cerewet, meletakkan gelasnya di meja.

“Sampai kapan sih dia bakal pakai alasan amnesia itu? Hari ini tendang Arya, tendang Arvan, terus ngusir kami dari kamarnya. Besok pasti mulai berulah lagi. Tunggu aja.”

Alicia yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara pelan, tapi tegas. “Kak, gak boleh ngomong kayak gitu.” Ia menunduk sopan.

“Bagaimanapun juga, Zoe itu adik kalian juga, sama seperti aku.”

Semua mata melirik ke arah si sulung, Varo, pria berusia awal dua puluhan yang duduk di ujung meja dengan postur tegap dan wajah serius. Ia meletakkan garpu dan pisau makannya, lalu menatap Alicia lurus-lurus.

“Dia bukan adik kita, Alicia.”

Suasana meja makan langsung tegang.

“Kamu satu-satunya adik kandung kami.” lanjut Varo dengan suara dingin. “Zoe itu cuma putri palsu. Seandainya saja kalian tidak tertukar waktu itu, mungkin kita tidak akan pernah mengenal Zoe dan Zoe mengganggu hidup kami.”

Alicia terlihat terkejut, tapi tidak membalas. Tangannya mengepal di pangkuannya.

Arya berseru sambil tertawa kecil, “Akhirnya ada yang ngomong juga.”

Arvan mengangguk setuju, “Iya. Capek juga dengerin orang terus-terusan pura-pura Zoe itu bagian dari kita.”

Jesper menyeringai, “Dia cuma numpang hidup. Bukan darah kita.”

Tina tidak menyela. Ia hanya mengaduk supnya perlahan, lalu berkata pelan, “Aku tidak akan menyalahkan kalian atas apa yang kalian rasa.”

Ia menatap Alicia. “Tapi ingat, Zoe memang bukan darah kita, tapi selama dia masih berada di bawah atap ini dia tetap tanggung jawab keluarga ini.”

Alicia mengangguk kecil, meski wajahnya masih terlihat murung.

Varo meneguk anggurnya, lalu berkata dingin,

“Tapi jangan salahkan kami kalau suatu hari nanti dia mendapat apa yang pantas dia terima.”

Sang kepala keluarga yang hanya diam dari tadi. Namun kali ini, suara beratnya akhirnya terdengar. “Cukup.”

Semua orang langsung menoleh ke arah Joe. Bahkan Varo, si sulung yang biasanya paling disegani, ikut menghentikan gerakannya.

Joe meletakkan sendok garpu di piringnya, lalu menyandarkan tubuh ke kursi.

“Jika dia berulah lagi, maka Daddy sendiri yang akan mengusirnya dari rumah ini.”

Nada suaranya tegas, dingin, tanpa emosi.

Alicia terkejut. “Daddy .…”

Joe melirik sekilas ke arah putrinya yang satu-satunya. “Kita sudah cukup bersabar. Selama ini, kita berikan dia fasilitas terbaik, pendidikan terbaik. Tapi kalau akhirnya dia tetap tidak tahu diri ....”

Dia menatap semua anaknya satu per satu.

“maka dia tidak pantas tinggal di bawah atap keluarga Wiratmaja.”

Jesper langsung tersenyum puas. “Akhirnya! Ini baru keputusan yang rasional, Dad.”

Arvan ikut mengangguk setuju. “Satu masalah hidup kita bakal selesai.”

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

eeee kasian karena Zoe disini kelakuan luar biasa bikin muak jadi bikin semua jadi ill fill kasian Zoe asli mudahan dia bisa mengubah alur menjadi lebih baik

2025-07-07

2

☛𝑮𝒂𝒊𝒋𝒊𝒏☚

☛𝑮𝒂𝒊𝒋𝒊𝒏☚

faktanya namamu masih zoe dan kau juga putri palsu. itu sidah membuktikan kamu masih masuk dalam skrip..skrip tidak bisa diubah tapi masih bisa direvisi

2025-08-22

1

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

ini masih nyimak alurnya kk
masih bgg ini mau kmn dan sebenarnya siapa zoe itu dlm novel ini
jd yaaa nyimak dlu

2025-07-08

2

lihat semua
Episodes
1 Zoe Aldenia
2 Terjebak Dalam Novel
3 Keluarga Wiratmaja
4 Drama Pagi
5 Menolong
6 Sang Antagonis
7 Mengejutkan
8 Keributan
9 Wajah Sang Sahabat
10 Kegundahan Hati Zoe
11 Pergi
12 Mimpi
13 Menolak
14 Kontrakan Baru
15 Melanjutkan Pertunangan.
16 Semakin Dekat
17 Ajakan Melisa
18 Dalang
19 Bakat Zoe Mulai Terlihat
20 Jenius Yang Menggemparkan
21 Rahasia Alicia
22 Kedatangan Tamu
23 Insiden Kebakaran
24 Siapa Dia?
25 Penyelidikan
26 Penembak Jitu
27 Pulang
28 Mansion Dallen
29 Orang Suruhan
30 Latihan Memberikan Nafkah
31 Ulah Siapa?
32 Pelaku Sebenarnya
33 Menukar
34 Mulai Menampakkan Sifat Asli
35 Menjalankan Amanah
36 Hasil Tes DNA
37 Mobil Baru
38 Kedatangan Keluarga
39 Meragukan
40 Olimpiade
41 Kemenangan
42 Tantangan Tiba-tiba
43 Kejuaraan
44 Gempar
45 Kemenangan Telak
46 Kenyataan Terungkap
47 Kilas Kenangan
48 Semakin Sombong
49 Undangan Ulang Tahun
50 Persaingan Para Calon Mertua
51 Pesta
52 Pesta Alicia
53 Alicia Hilang
54 Kedok
55 Terbongkar
56 Penerus Klan
57 Dibully
58 Bibit Pelakor
59 Dikejar
60 Aksi Zoe
61 Zoe Menyelesaikan Misi
62 Pelakunya
63 Teror Untuk Alicia
64 Ketakutan Alicia
65 Ulah Karina
66 Tuan Makan Senjata
67 Kondisi Karina
68 Fakta Tentang Stella
69 Berita Karina
70 Tingkah Stella
71 Insiden
72 Ulah Ryder
73 Belum Kapok
74 Kelulusan
75 Malu
76 Pingsan
77 Kambing Hitam
78 Bertanggungjawab
79 Fitting
80 Pernikahan
81 Terbongkar
82 Ditangkap
83 Perasaan Ryder
84 Rahasia
85 Kondisi Keluarga Wiratmaja
86 Karma
87 Tina
88 Ketahuan
89 Bantuan?
90 Meminta Maaf
91 Hancur
92 Licik
93 Zoe Pergi
94 Hukuman Yang Pantas
95 Waktu Berlalu
96 Pulang
97 Masalahnya
98 Berbaikan
99 Taruhan
100 Masa Lalu
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Zoe Aldenia
2
Terjebak Dalam Novel
3
Keluarga Wiratmaja
4
Drama Pagi
5
Menolong
6
Sang Antagonis
7
Mengejutkan
8
Keributan
9
Wajah Sang Sahabat
10
Kegundahan Hati Zoe
11
Pergi
12
Mimpi
13
Menolak
14
Kontrakan Baru
15
Melanjutkan Pertunangan.
16
Semakin Dekat
17
Ajakan Melisa
18
Dalang
19
Bakat Zoe Mulai Terlihat
20
Jenius Yang Menggemparkan
21
Rahasia Alicia
22
Kedatangan Tamu
23
Insiden Kebakaran
24
Siapa Dia?
25
Penyelidikan
26
Penembak Jitu
27
Pulang
28
Mansion Dallen
29
Orang Suruhan
30
Latihan Memberikan Nafkah
31
Ulah Siapa?
32
Pelaku Sebenarnya
33
Menukar
34
Mulai Menampakkan Sifat Asli
35
Menjalankan Amanah
36
Hasil Tes DNA
37
Mobil Baru
38
Kedatangan Keluarga
39
Meragukan
40
Olimpiade
41
Kemenangan
42
Tantangan Tiba-tiba
43
Kejuaraan
44
Gempar
45
Kemenangan Telak
46
Kenyataan Terungkap
47
Kilas Kenangan
48
Semakin Sombong
49
Undangan Ulang Tahun
50
Persaingan Para Calon Mertua
51
Pesta
52
Pesta Alicia
53
Alicia Hilang
54
Kedok
55
Terbongkar
56
Penerus Klan
57
Dibully
58
Bibit Pelakor
59
Dikejar
60
Aksi Zoe
61
Zoe Menyelesaikan Misi
62
Pelakunya
63
Teror Untuk Alicia
64
Ketakutan Alicia
65
Ulah Karina
66
Tuan Makan Senjata
67
Kondisi Karina
68
Fakta Tentang Stella
69
Berita Karina
70
Tingkah Stella
71
Insiden
72
Ulah Ryder
73
Belum Kapok
74
Kelulusan
75
Malu
76
Pingsan
77
Kambing Hitam
78
Bertanggungjawab
79
Fitting
80
Pernikahan
81
Terbongkar
82
Ditangkap
83
Perasaan Ryder
84
Rahasia
85
Kondisi Keluarga Wiratmaja
86
Karma
87
Tina
88
Ketahuan
89
Bantuan?
90
Meminta Maaf
91
Hancur
92
Licik
93
Zoe Pergi
94
Hukuman Yang Pantas
95
Waktu Berlalu
96
Pulang
97
Masalahnya
98
Berbaikan
99
Taruhan
100
Masa Lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!