episode 18

Mata Veby melotot, mulutnya juga terbuka dengan lebar. Para ibu-ibu atau gadis mulai mual dan memutuskan untuk tidak melihat hal yang ada di dalam apartemennya itu.

Dua pasang kepala manusia yang bibirnya sudah terpisah dengan kepalanya, Kaki dengan jahitan hurup, namun belum jelas. Ditambah bola mata yang berada di atas sebuah pisau cunckil yang berlumuran darah.

Veby menutup matanya, Sisi yang juga merasa tidak enak langsung membawa Veby keluar dari kerumunan itu.

"Veby..." Panggil seseorang. Mereka pun langsung membalikkan tubuhnya untuk melihat orang yang memanggil dirinya.

"Ada apa pak?" Tanya Veby pada salah satu petugas investasi.

"Mari ikut saya, dan saya harap anda sendirian." Tambahnya lagi.

Veby diajak pergi keruang investasi kemarin saat bersamaan Bright. Tiga orang sudah berdiri di depan Veby.

"Kami akan bertanya beberapa hal untuk adik, jadi harap kejujuran dan komprominya." Kata salah satu orang tersebut. Dan Veby hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa kamu pernah masuk kedalam apartemen sebelah mu? Yaa lebih tepatnya apartemen tempat korban mutilasi di temukan."

"Tidak pak." Jawab Veby.

"Apa kamu yakin?"

"Tentu, memangnya kenapa?" Tanya Veby.

"Kamu tanya kenapa? Baik saya tanya, kemarin malam adik dimana?"

"Di....Dirumah teman pak, kebetulan saya menginap disana." Jawab Veby.

"Bukankah kamu warga baru di kota ini? Tapi kenapa sudah langsung punya sahabat yang sudah dekat? Bahkan sampai menginap."

Perkataan petugas tersebut membuat Veby bingung dengan jawaban apa yang harus ia lontarkan.

"Adik bisa jelaskan bukti ini? Kamu memasuki kamar nomor 7 kemarin malam. Lalu kedua korban masuk kedalam apartemen yang sama dengan mu. Lalu beberapa jam kemudian kamu keluar dengan banyak darah di tangan kamu." Sambil memperhatikan video cctv yang ada di depan kamar apartemen nomor 7.

"Itu tidak mungkin pak, ini....ini pasti rekayasa, jelas-jelas kemarin saya menginap di rumah teman saya." Kata Veby yang tidak terima dengan tuduhan seperti itu.

"Untuk kepentingan apa saya memalsukan bukti. Ini udah sangat jelas loo, dan saya belum mengenal kamu."

"Sialan apa ini? Apa si bejad sinting itu ingin aku dipenjara?" Batin Veby.

"Yaaa saya yang membunuh semua korban yang ada di apartemen itu puas? Sekarang cepat masukkan saya kepenjara." Kata Veby. Ia tidak masalah jika harus berada di penjara.

"Sekagi penjara itu aman dari iblis sinting itu. Aku tidak pernah keberatan." Batinnya sambil mengepalkan tangannya.

Namun tiba-tiba, ketiga petugas itu jatuh dengan mata yang terpejam. Veby benar-benar bingung dengan hal tersebut.

"Apa mereka kapelan terkena serangan jantung?" Kata Veby dengan perasaan penasaran.

"Tidak." Kata seseorang di belakang Veby. Seketika Veby terkejut dan membalikkan badannya.

"Kau.... Apa sebenarnya mau mu? Kau membuat perangkap di dua belahan sisi ku." Kata Veby dengan emosi.

"Aku akan membersihkan semua perangkap ku, asal kau jangan pernah memiliki pemikiran untuk meninggalkan ku."

"Ti Dak Me Ni Ng Gal Kan Mu? Apa kau mimpi? Kau apakan keluargaku? Dan kau telah membuat kekasiku menjalani koma. Dan sekarang kau ingin aku tidak meninggalkan mu? Fikiran mu belum ke logika." Kata Veby.

"Untuk orang tuamu." Sambil mencengkram kedua lengan Veby. " Untuk orang tuamu tidak aku apa-apakan, Tapi untuk kekasih mu itu. Aku harus singkirkan."

"Siapa kau? Kenapa kau harus mengganggu orang yang aku suka?" Tanya Veby sambil menahan sakit di lengannya dan mencoba memberontak.

"Karna aku menyukaimu, jadi kau tidak bisa menyukai siapapun." Dan seketika pria itu menghilang dan hanya menyisakan sakit di lengan Veby.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***