episode 16

Pagi yang tidak cerah, karena mendung menyelimuti sisi dunia Veby. Tidak hanya itu Veby juga mendengar suara ribut dari luar.

"Sepertinya ada yang datang." Pikir Veby lalu beranjak dari ranjangnya untuk mengintip dari selah pintu.

"Ada apa ini?" Terlihat nenek Jung-dae datang di kerumunan. Kerumunan tersebut berada di depan pintu utama.

"Ini nek, kemarin anak saya katanya liat Jung-dae ngajak anak gadis masuk rumah tengah malam." Kata salah seorang ibuk-ibuk.

Jung-dae, Ibunya, dan Neneknya saling bertatapan. Sedangkan Veby menutup mulutnya karena mendengar kata itu.

"Wahhh, gue dikira apa ya?" Kata Veby dengan suara pelan.

"Mana gadis itu? Apa sekarang kalian juga akan menyembunyikannya?"

"Tidak tau malu, ini adalah aib."

"Benar, aib untuk kota kita yang sopan ini."

(Mata lo sopan.)

Riuh para warga yang keberatan.

"Kalian bubar!!! Ini biar saya yang atasi. Kalian tidak di perlukan jika hanya ingin mengoceh." Kata Walikota kota tersebut yang mendapat laporan itu.

Para warga bubar, namun tidak semua. Beberapa orang yang keponya mendarah daging memilih untuk mengintip dari balik jendela.

"Apa benar, nak Jung-dae mengajak seorang gadis?" Tanya Walikota tersebut.

"Dia adalah teman saya, saya mengajaknya kemari karena ada masalah yang menimpanya." Jawab Jung-dae.

"Masalah seperti apa? Bisakah kamu memanggilnya?" Pinta Walikota.

Veby pun keluar sendiri dari kamar neneknya. Ia sedikit malu karena disamping wali kota tersebut ada seorang pria yang cukup tampan.

"Bisa kamu ceritakan sedikit tentang masalahmu? Tetapi orang tuamu dimana?"

"Saya tinggal disini sebagai siswa pertukaran. Karena itu orang tua saya tidak bisa ikut, jadi saya tinggal sendiri di apartemen F jalan R." Kata Veby.

"Masalah seperti apa yang menimpamu." Tanyanya lagi.

Veny menceritakan sedikit tentang apartemennya. Ia hanya menceritakan intinya saja.

"Mungkin masalah ini sulit untuk di percayai beberapa orang. Tapi saya adalah orang yang percaya akan adanya hal mistis." Kata Walikota tersebut.

"Tapi saya sarankan. Agar tidak membuat konflik di masyarakat, sebaiknya kamu kembali ke apartemen kamu dulu. Kamu bisa cari solusinya bersama keluarga kamu. Atau kamu bisa pindah apartemen." Usul Walikota itu.

"Baik pak." Jawab Veby sambil merunduk.

"Baik, saya harap ini hanya salah paham. Saya dan anak saya pamit dulu." Ibu Jung-dae mengantar Walikota tersebut sampai depan pintu. Namun anak Walikota itu memberi kedipan mata pada Veby, Veby membalas kedipan itu dengan kilatan mata yang tajam.

"Maafkan saya, saya hanya membuat masalah di keluarga kalian." Kata Veby pada Jung-dae dan Neneknya.

"Tidak papa, kamu....."

"Tidak papa apanya?" Kata ibu Jung-dae dari kamarnya. Dan memutus perkataan Nenek.

"Ibu tau apa yang gadis ini perbuat? Karena gadis ini keluarga kita jadi tercemar. Dan aku di keluarkan dari grup arisan aku." Sambil nunjuk-nunjuk.

"Ma!! Cukup deh! Aku gak suka mama ngomong kayak gitu." Bela Jung-dae karena kasihan melihat Veby yang menangis.

"Kamu melawan mama? Kamu lihat ( Bicara pada Veby) Kamu tidak saja membuat keluarga kami tercemar, tapi juga anak saya jadi melawan terhadap ibunya. Dan apa kamu tau apa yang suami saya rasakan jika tau masalah ini? PERGI KAMU DARI SINI!!!!!!" Kata ibunya Jung-dae.

Lalu Veby berlari kearah pintu sambil menangis. Jung-dae Beberapa kali memanggilnya, namun seketika Veby menjadi tuli.

Veby berlari dan terus berlari, melewati orang-orang yang menatapnya dengan aneh. Ia beberapa kali menghusap air matanya. Veby berhenti, ia melihat kalau gedung apartemennya tinggal beberapa langkah lagi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***