episode 13 (Petaka)

"Ada apa sayang?" Tanya Nenek Jung-dae yang datang dari sebuah ruangan.

"Aku mau bicara sama Nenek." Kata Jung-dae dengan artian menyuruh orang tuanya untuk meninggalkan mereka bertiga.

"Tentu sayang." Kata ibunya Jung-dae. Lalu pergi dengan suaminya.

"Ada apa?"

"Jadi gini nek, teman Juju ada masalah gitu sama hantu."

"Bentar!! Juju?" Batin Veby, yang jiwa ngakaknya hampir meluncur keluar.

"Kamu manis sekali, mari ikut Nenek, Juju sayang.... Kamu ganti baju sana." Perintah neneknya dan menuntun Veby kesebuah ruangan.

"Silakan duduk.." Veby kemudian duduk di lantai karena tidak ada tempat untuknya duduk, Veby membuat kesimpulan bahwa ruangan itu adalah kamar suci.

"Juju tidak pernah membawa seorang gadis ke rumah ini. Yatuhann Kamu cantik sekali, nenek selalu ingin memiliki anak atau cucu perempuan. Tapi dia memberikan satu anak laki-laki dan satu cucu laki-laki juga, Nenek berharap di kehidupan nanti Nenek memiliki anak secantik kamu."

"Aduhhh jangan sampek si Jung-dae liat rona pipi guee." Batin Veby.

Nenek tersebut kemudian mengambil sebuah gelas berisi air lalu meneteskannya beberapa kali kekepala Veby.

"Pakai lah gelang ini, bawa juga patung ini. Mereka akan melindungi kamu, melindungi rumahmu dan jiwa mu." Sambil memberikan gelang yang terbuat dari benang wol berwarna kuning, dan patung besi ringan berwarna emas.

"Terimakasih nek." Kata Veby sambil membungkuk.

"Salam...." Kata Jung-dae sambil menyatukan tangannya lalu duduk di samping Veby.

"Gelang lo lebih tebal, itu berarti lebih bagus. Siniin aku pakaikan." Kata Jung-dae membuat Neneknya tersenyum.

"Terimakasih ya Nek, dan Jung-dae juga makasi banyak. Saya pulang dulu ya, kayaknya bakal turun hujan." Kata Veby, lalu semuanya berdiri untuk keluar rumah.

"Baik lah hati-hati.Juju.... Kamu antar Veby Sampai depan." Sambil mendorong cucunya.

"Makasi yaa, lo udah baik sama gue." Kata Veby saat di luar rumah.

"Hati-hati." Tapi sebelum Veby melangkah menuju jalan, Jung-dae menarik tangan Veby.

"Jangan kasi tau siapa-siapa tentang nama panggilan gue di rumah! Inget yaa, ini cuma lo yang tau." Kata Jung-dae dengan berbisik.

"Hihi ia." Lalu pergi meninggalkan rumah tersebut.

Malam Hari Yang mencekam..….. Hujan mengguyur bumi, malam tersebut menjadi sangat gelap karena bulan dan bintang tertutup awan hitam.

Veby sedang duduk di meja belajarnya sambil melihat patung pemberian Nenek Jung-dae. Tiba-tiba ponselnya berdering, tertera nomor baru, Tanpa basa-basi Veby langsung mengangkat telpon tersebut.

"Halo?" Kata Veby.

"Bisa keluar Gedung? Saya mengantarkan barang dari kota B." Kata pria tersebut lalu mematikannya.

"Gak tau dingin apaya? Pasti dari mama." Sambil mengambil sweter dan keluar rumahnya menuju luar gedung dengan menaiki lift.

"Ia, anda ya?" Tanya Veby pada seorang laki-laki dengan jubah hitam.

"Kamu membawa apa ke dalam kamar mu? Kenapa aku tidak bisa mendekati tempatmu?" Tanya pria tersebut lalu membuka topi jubahnya.

"Pria itu….." Veby ingin pergi tapi ia memberanikan diri, dan menetes gelang tersebut.

"Kenapa? Memangnya siapa kamu? Kenapa kamu bertindak seolah kamu adalah iblis?"

"Kamu....." Pria itu ingin mencengkeram kembali lengan Veby, namun terpental. Sekeras apapun ia ingin menyerang Veby dia tetap tidak bisa.

" Lepas benda itu!!!!" Printah pria iblis tersebut.

"Kenapa? Seperti dugaanku. Kamu bukanlah manusia." Kata Veby.

"Kamu akan menyesal. Baik lah, Syarat pertama kamu harus melepaskan semua benda apapun yang akan melindungi kamu dari hal mistis. Dan juga kamu harus membuang segala hal yang melindungi rumah kamu. Kalau tidak....."

"Apa? Aku tidak pernah takut terhadap mu." Kata Veby dengan yakin.

"Aku tau tempat mu, Ibumu, Ayahmu, Kakakmu, Adik mu, bahkan Ji-Sung." Lalu pria tersebut menghilang. Mata Veby membulat dengan sempurna, ia langsung menuju pantai atas untuk mengambil ponselnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***