Mereka Janda

Yoko sontak syok mendengar pengakuan wanita di depannya. Dia tidak percaya begitu saja dengan apa yang baru dia dengar. Yoko bahkan berusaha menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Kenapa?" rupanya, reaksi yang ditunjukan Yoko, sedang diperhatikan oleh wanita yang sedang menyuapinya. "Kamu tidak percaya, kalau aku janda?"

Yoko tergagap. Dia pun jadi salah tingkah sendiri hingga dia terpaksa jujur melalui anggukan kepalanya.

Wanita itu tersenyum. "Sudah satu tahun ini, aku menjadi janda. Kalau Sansan, janda dua tahun dan Ailin satu tahun juga."

Kening Yoko berkerut dengan jelas. Matanya menatap wanita di hadapannya dan dia butuh penjelasan lebih. "Sansan? Ailin? Mereka siapa?"

Wanita itu agak tertegun, dan akhirnya senyum manisnya kembali melebar. "Astaga! Aku lupa, kita belum saling kenalan ya?" Yoko mengangguk.

"Namaku Meycan. Tadi yang memeriksa kamu, namanya Ailin, sedangkan yang memiliki anak kembar namanya Sansan."

Yoko mengangguk samar. "Apa kalian janda semua?"

Dengan mantap wanita itu mengangguk. "Semua penghuni rumah ini janda, kecuali Bibi yang mengantar makanan tadi."

"Hah!" Yoko semakin terperangah. Dia sama sekali tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Otaknya pun langsung berkelana kemana-mana.

"Kamu nggak penasaran, kenapa kami bisa jadi janda?" karena Yoko terdiam dan raut wajahnya menunjukan kalau dia sedang berpikir, Meycan pun berusaha menerka jalan pikiran pria beristri itu.

"Intinya, kita menjadi janda, karena perselingkuhan yang dilakukan suami-suami kita," ucap Meycan lagi tanpa menunggu Yoko menjawab pertanyaannya.

"Tapi kan kalian cantik-cantik banget?" ucap Yoko jujur.

"Cantik bukan jaminan pasangan akan setia. Padahal kami juga cukup mandiri, tidak menggantungkan semua kebutuhan kami pada suami. Tapi nyatanya, kita dikalahkan sama wanita yang baru mereka kenal."

Yoko tercenung beberapa saat. Dia membenarkan ucapan Meycan.

"Maka itu, kamu termasuk pria yang hebat. Jarang banget ada pria setia di jaman sekarang ini," ucapan Meycan sontak membuat Yoko tersenyum bangga.

Ketika Yoko hendak mengeluarkan suaranya, tiba-tiba terdengar suara lagi dari arah pintu masuk.

"Permisi, Miss."

"Ada apa, Bi?"

"Ada tamu, miss."

"Tamu? Siapa?"

"Dua laki-laki, Miss. Katanya pengin menjenguk Tuan Yoko."

Kening Yoko dan Meycan sontak berkerut. "Suruh ke sini aja, Bi. Soalnya Tuan Yoko lagi nggak bisa banyak bergerak."

"Baik, Miss," si Bibi pun beranjak meninggalkan kamar itu.

"Dia juga berasal dari negara yang sama kaya kamu," ucap Meycan sambil kembali menyuapi Yoko.

"Benarkah?" Yoko agak kaget. "Pantes, wajahnya kaya bukan orang sini."

"Dia sudah tiga tahun kerja di sini, namanya Asih, dia punya suami dan dua anak di negaranya."

Yoko mengangguk paham.

Di saat bersamaan muncullah dua pria yang katanya ingin bertemu Yoko.

"Permisi," sapa salah satunya.

"Ya, masuk saja," seru Meycan.

Dua tamu pria itu pun langsung menuruti, dan mereka tertegun beberapa saat, kala menyaksikan Yoko sedang disuapi.

"Tuan Chen, Tong," seru Yoko. Kedua pria yang namanya disebut sontak tersenyum.

"Hallo, Yok," sapa Tong. "Gimana keadaan kamu?"

"Sudah lebih baik," Mecyan yang menjawab karena mulut Yoko harus menerima suapan makanan yang tinggal beberapa sendok lagi.

Tuan Chen dan Tong saling lirik dan mereka saling melempar senyum. Yoko yang merasa sedang diledek karena makan disuapi, seketika langsung salah tingkah.

"Udah, Non, udah kenyang," ucap Yoko tiba-tiba.

"Udah kenyang?" tanya Meycan. "Baru juga makan sedikit?"

"Habiskan aja, Yok, sayang kalau dibuang," celetuk Tuan Chen.

"Benar," Tong menimpali. "Lagian, kamu kan semalam mengeluarkan tenaga banyak, sampai kamu terluka gitu. Nggak perlu sungkan."

Wajah Yoko bersemu, menahan malu. Dia hanya bisa menggumam dalam hati tanpa bisa mencegah Meycan hingga makanan benar-benar habis.

Setelah Yoko minum obat, Meycan pun meninggalkan tiga pria itu agar lebih leluasa dalam berbincang.

"Gimana, Yok, rasanya, disuapi wanita cantik?" Ledek Tong yang memilih duduk di dekat meja kecil samping ranjang. Kursi itu sengaja Tong angkat dari tempatnya, agar dia bisa leluasa berbincang dengan Yoko.

"Yang pasti seneng banget," Tuan Chen yang duduk di tepi ranjang, ikut meledek hingga suara tawa mereka pecah.

Yoko hanya mendengus, meski dalam hatinya tidak memungkiri kalau dia juga senang.

"Oh iya, Tuan Chen, apa benar, aku diminta kerja di rumah ini?" tanya Yoko untuk mengalihkan pembicaraan agar tidak diledek terus.

Tuan Chen mengangguk. "Salah satu alasan saya datang ke sini ya karena itu, Yok," jawabnya. "Kenapa? Kamu keberatan?"

Yoko mengangguk cepat.

"Kenapa, Yok?" tanya Tong. "Kan enak kerja di sini. Banyak wanita cantik?"

"Di sini, aku kurang nyaman, Tuan, balas Yoko.

"Loh, bukankah lebih bagus di sini, Yok?" Tong pun merasa heran.

"Iya, di sini juga gajinya lebih gede," Tuan Chen menimpali. "Hal apa yang membuatmu kurang nyaman?"

Yoko menghembus nafasnya secara kasar. "Yang tinggal di rumah ini janda semua."

"Hah!" Seru Tong. "Serius, Yok?"

Yoko mengangguk. "Aku juga baru tahu tadi. Makanya, aku merasa nggak nyaman."

Tuan Cheng dan Tong pun nampak terperangah. Namun tak lama setelahnya suara tawa kedua pria itu langsung pecah.

"Hahaha... emang apa masalahnya, Yok?" tanya Tong. "Bukankah seharusnya kamu senang?"

"Benar," Tuan Chen menimpali. "Apa lagi mereka cantik-cantik, masa kamu nggak nyaman?"

Yoko sontak mendengus. "Saya hanya menjaga hati istri saya, Tuan. Saya tidak mau, ke depannya nanti ada masalah dalam rumah tangga saya. Waktu ingin menikah sama dia aja, saya butuh perjuangan, masa iya, mau saya hancurkan."

"Astaga!" seru Tong. "Tapi, asal istrimu nggak tahu, semua pasti aman kok, Yok."

"Seaman-amannya orang berselingkuh, pasti akan ada saatnya dia ketahuan. Tidak selamanya kejahatan akan terus aman, Tong. Apa lagi istriku percaya banget sama aku. Terus Yang kerja di bawah naungan Tha Wong state, banyak orang dari daerahku juga kan? Aku takut nanti istrinya sering merasa cemburu, dan ujung-ujungnya kami malah sering bertengkar."

Dua pria itu mengangguk paham.

"Saya mengerti kekhawatiran kamu, Yoko," ucap Tuan Chen. "Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan dari atasan kita. Tempat baru kamu juga sudah diisi orang karena takut dapat teguran dari klien. Kamu setahun kerja di agen kita, pasti kamu juga tahu aturannya, kan?"

Yoko mengangguk lemah. Dia pun terdiam sembari berpikir, untuk menemukan solusi.

Sementara itu, di tempat lain, jauh dari tempat itu, nampak sepasang pria dan wanita baru saja selesai melampiaskan hasrat mereka. Keduanya terbaring di atas ranjang tanpa sehelai kain yang menutupi tubuh mereka.

"Bagaimana, Sayang? Kamu jadi kan beliin aku ponsel baru?" tanya si pria.

"Jadi dong, Sayang. Tapi nanti kalau aku sudah dapat transferan," ucap si wanita.

"Emang kapan transferannya datang? Aku udah nggak tahan pengin ganti ponsel."

Si wanita tersenyum. "Secepatnya. Kamu nggak perlu khawatir."

Meski kecewa si pria terpaksa mengangguk.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

Yoko masih aja setia ama istri yg selingkuh cinta boleh Yoko tp jangan bodoh,kan istri mu g bangun usaha uang yg km kirimkan buat foya" sm selingkuhan nya.di kampung.tinggalin aja sih Yok ceraikqn istri mu si Marni.

2025-07-19

1

Apriyanti

Apriyanti

kamu jgn bodoh Yoko selidiki istri mu,,srh org terdekat mu,, lanjut thor 🙏

2025-07-06

1

MATADEWA

MATADEWA

Istri Yoko selingkuh....?

2025-08-18

0

lihat semua
Episodes
1 Namanya Yoko
2 Menjadi Pahlawan
3 Tempat Yang Asing
4 Kebaikan Yang Terbalas
5 Mereka Janda
6 Perlakuan Para Janda
7 Rasa Canggung
8 Penemuan Tak Terduga
9 Mulai Beradaptasi
10 Rasa Curiga
11 Obrolan Perempuan
12 Kebohongan Marni
13 Penuh Godaan
14 Terpojok
15 Beraksi Lagi
16 Pesona Para Majikan
17 Melakukan Kesalahan
18 Rasa Bersalah
19 Melepas Dahaga
20 Keceplosan
21 Bersama Meycan
22 Nasib Berbeda
23 Terlibat Bahaya
24 Setelah Kejadian
25 Semakin Sakit Hati
26 Melupakan Rasa Sakit
27 Menemui Orang Tua Sansan
28 Dilema Marni
29 Obrolan Dua Pria
30 Saat Pulang Ke Rumah
31 Kabar Terbaru
32 Ancaman Dan Kemarahan
33 Tawaran Tak Terduga
34 Potensi Yoko
35 Terbangun Di Tengah Malam
36 Pesan Menjengkelkan
37 Pulang
38 Di Dalam Kamar Yoko
39 Kata Bibi
40 Keributan
41 Rasa Yang Berbeda
42 Obrolan Tak Penting
43 Melampiaskan Beban
44 Saling Curiga
45 Kecemburuan
46 Pemikiran Yoko
47 Mengarah Ke Hati
48 Dipojokan
49 Salah Paham
50 Yoko Dilema
51 Tamu Tak Diundang
52 Menghadapi Sendirian
53 Mengejutkan
54 Sebuah Fakta
55 Sebuah Saran
56 Kedatangan Teman
57 Dua Teman Yoko
58 Kesal
59 Kesepakatan
60 Jebakan
61 Di Malam Itu
62 Menerima Job
63 Pekerjaan Baru
64 Di Taman Belakang
65 Kejujuran Hati
66 Cukup Sulit
67 Mendapat Pencerahan
68 Trauma Si Kembar
69 Permintaan Si Kembar
70 Perpisahan
71 Kumpul Keluarga
72 Rasa Panik
73 Saling Mengaku
74 Terbuka
75 Kebimbangan
76 Kabar Baru
77 Sampai Di Kampung
78 Menggalau
79 Semua Jadi Tahu
80 Keputusan Keluarga
81 Kejutan
82 Kejutan Lagi
83 Kejutan Bertambah
84 Keputusan Akhir
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Namanya Yoko
2
Menjadi Pahlawan
3
Tempat Yang Asing
4
Kebaikan Yang Terbalas
5
Mereka Janda
6
Perlakuan Para Janda
7
Rasa Canggung
8
Penemuan Tak Terduga
9
Mulai Beradaptasi
10
Rasa Curiga
11
Obrolan Perempuan
12
Kebohongan Marni
13
Penuh Godaan
14
Terpojok
15
Beraksi Lagi
16
Pesona Para Majikan
17
Melakukan Kesalahan
18
Rasa Bersalah
19
Melepas Dahaga
20
Keceplosan
21
Bersama Meycan
22
Nasib Berbeda
23
Terlibat Bahaya
24
Setelah Kejadian
25
Semakin Sakit Hati
26
Melupakan Rasa Sakit
27
Menemui Orang Tua Sansan
28
Dilema Marni
29
Obrolan Dua Pria
30
Saat Pulang Ke Rumah
31
Kabar Terbaru
32
Ancaman Dan Kemarahan
33
Tawaran Tak Terduga
34
Potensi Yoko
35
Terbangun Di Tengah Malam
36
Pesan Menjengkelkan
37
Pulang
38
Di Dalam Kamar Yoko
39
Kata Bibi
40
Keributan
41
Rasa Yang Berbeda
42
Obrolan Tak Penting
43
Melampiaskan Beban
44
Saling Curiga
45
Kecemburuan
46
Pemikiran Yoko
47
Mengarah Ke Hati
48
Dipojokan
49
Salah Paham
50
Yoko Dilema
51
Tamu Tak Diundang
52
Menghadapi Sendirian
53
Mengejutkan
54
Sebuah Fakta
55
Sebuah Saran
56
Kedatangan Teman
57
Dua Teman Yoko
58
Kesal
59
Kesepakatan
60
Jebakan
61
Di Malam Itu
62
Menerima Job
63
Pekerjaan Baru
64
Di Taman Belakang
65
Kejujuran Hati
66
Cukup Sulit
67
Mendapat Pencerahan
68
Trauma Si Kembar
69
Permintaan Si Kembar
70
Perpisahan
71
Kumpul Keluarga
72
Rasa Panik
73
Saling Mengaku
74
Terbuka
75
Kebimbangan
76
Kabar Baru
77
Sampai Di Kampung
78
Menggalau
79
Semua Jadi Tahu
80
Keputusan Keluarga
81
Kejutan
82
Kejutan Lagi
83
Kejutan Bertambah
84
Keputusan Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!