"Yoko! Awas! Di belakangmu!" teriak Tong.
Yoko yang berada di sisi mobil satunya, langsung berbalik badan begitu mendengar teriakan Tong.
Begitu melihat sesuatu, mata Yoko langsung melebar. Betapa terkejutnya pria itu kala tak jauh dari keberadaannya, nampak seseorang melangkah cepat sembari mengangkat senjata tajam.
Srak!
"Aaaa..."
Yoko telat menghindar sedikit, hingga dada dan lengan kirinya terkena sabetan benda tajam.
"Aaa.." Yoko mengerang kesakitan dan seketika itu juga tubuhnya terdiam.
"Yoko!" teriak Tong kencang.
Sosok misterius itu kembali mengacungkan senjata. Tapi kali ini, Tong lah yang dia incar. Tong pun segera lari menyelamatkan diri, menggunakan mobil tersebut sebagai penghalang.
Tong tidak akan pergi begitu saja karena dia harus memastikan keadaan Yoko. Tong terus berusaha menghindar sembari berpikir keras mencari jalan keluar.
Namun diluar dugaan, sosok misterius bersenjata tajam itu justru naik ke atas mobil dan langsung bergerak cepat mendekat ke arah Tong.
Mata Tong melebar. Seketika dia mengambil langkah cepat melewati tubuh Yoko. Sosok misterius pun segera terjun dari atap mobil, untuk mengejar Tong.
Namun, di saat satu kakinya berhasil melewati tubuh Yoko, sosok misterius itu dibuat kaget karena ada yang mencekal kaki satunya. Sosok misterius itu menoleh dan betapa terkejutnya dia kala matanya menangkap sosok yang tadi terdiam kini sedang mencengkeram salah satu kakinya.
Dari balik penutup wajahnya, sosok misterius itu mengacungkan senjatanya. Namun, di saat sosok itu hendak mengayunkan senjatanya, kembali dibuat terkejut oleh sosok yang sudah terluka.
Yoko menarik kaki penjahat dan menendang kaki yang satunya hingga sosok itu hilang keseimbangan.
Bukan itu saja dilakukan Yoko. Sosok misterius itu kembali dibuat terkejut, hingga dia berteriak sangat kencang.
"Aaaa..."
"Aaaa..."
Dua kali teriakan kencang, keluar dari mulut sosok misterius karena rasa sakit yang luar biasa sampai senjata tajam yang dia pegang terjatuh.
Bahkan, sosok misterius itu sampai berjongkok menahan sakit sambil memegangi bagian tubuh di bawah perutnya, yang baru saja dihantam dua kali oleh Yoko.
Ya, Yoko baru saja menghantam dengan sekuat tenaga, benda berharga milik sosok misterius itu, kala kakinya terbentang di atas tubuh Yoko
Yoko pun langsung bangkit dan mengabaikan rasa sakitnya. Dia menggunakan kesempatan itu untuk kembali melakukan seranganan. Yoko segera mendekat dan langsung melayangkan kaki bersepatunya selagi sosok misterius itu masih kesakitan.
Dak!
"Aaaa..." sosok misterius itu kembali mengerang kesakitan dan kali ini pipinya yang menjadi korban, sampai dia terkapar. Sosok itu menatap Yoko penuh murka.
Tapi, Yoko tidak peduli dan tidak takut sedikitpun. Dia benar-benar memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan penyerangan.
Dia sama sekali tidak memberi musuh kesempatan sedikitpun untuk sekedar bangkit dari keterpurukan. Yoko terus menyerangnya dan sasarannya bukan hanya wajah, tapi bagian tubuh lainnya juga.
Dak!
Bug!
"Aaaa..."
Yoko benar-benar menghajar sosok itu tanpa ampun, seperti orang yang sedang meluapkan amarah yang dia pendam
Bahkan saat sosok misterius itu terkapar tak berdaya, Yoko menduduki dada sosok tersebut dan memberi hadiah kepalan tangan pada wajah sosok yang melukainya.
Di sisa tenaganya, Yoko mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk mengamankan sosok misterius yang wajahnya sudah bersimbah darah.
"Yoko!" Beruntung, Tong segera kembali ke tempat itu. Dia baru saja mencari bantuan dan dengan berjalan mengendap penuh waspada, Tong kembali karena khawatir dengan keadaan Yoko.
Tong sungguh dibuat terkejut begitu menyaksikan pria yang dia khawatirkan, justru sedang menduduki tubuh sosok yang tadi menyerangnya.
"Tong, amankan orang ini," ucap Yoko dengan suara yang sangat lemah. Dia kehilangan banyak tenaga dan darah terus mengalir di dada dan lengannya.
Tong pun langsung mengambil alih pria misterius dan segera mengamankannya. "Bantuan sebentar lagi akan datang, Yok. Kamu masih mampu berjalan keluar dari sini?"
Yoko mengangguk lemah. Dia bangkit dan melangkah keluar hutan menuju tepi jalan. Sedangkan Tong menyeret sosok misterius yang sudah benar-benar tidak berdaya.
Tak lama, bantuan pun datang. Dua anak yang tadi disekap berhasil diselamatkan. Yoko dan dua anak itu pun langsung dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan tersangka di bawa ke rumah sakit khusus para penjahat.
Polisi langsung bergerak cepat, mengambil tindakan dengan mencari informasi dua anak yang memiliki wajah sama persis.
Begitu informasi dua anak laki-laki itu ketemu, polisi langsung menghubungi pihak keluarga untuk memberi tahu informasi keadan anak kembar tersebut.
Satu jam kemudian.
"Noel!" Niel!" seru seorang wanita begitu masuk ruang perawatan dua anak kembar korban penyekapan.
"Mommy!" teriak dua anak dari atas brangkarnya.
Wanita itu langsung memeluk dua bocah sambil terisak.
"Kalian, tidak apa-apa? Kalian tidak terluka kan?" Wanita yang dipanggil Mommy itu, langsung memeriksa kondisi anaknya.
"Mereka baik-baik saja, Nyonya," ucap seorang suster yang kebetulan ada di sana.
"Mommy, aku takut, tadi ada orang yang membawa senjata tajam, Mom," rengek Noel. "Dia mengancamku dan melukai orang."
"Iya, Mom, aku melihatnya," Niel menyahuti. "Tadi ada yang teriak-teriak," adu bocah sambil terisak.
"Ya ampun," pekik sang Mommy. "Ya udah, yang penting sekarang kalian aman. Penculiknya sudah ditangkap polisi," sang Mommy menenangkan sembari terus mendekat kedua anaknya.
"Oh ya, Suster, orang yang menolong anak-anak saya bagaimana keadaannya?" tanya Mommy si bocah kembar.
"Saat ini dia belum sadarkan diri, Nyonya. Dia baru saja menjalani operasi untuk menutup lukanya," jawab sang suster.
"Apa lukanya sangat parah? Di ruang mana, dia dirawat?"
"Lukanya tidak terlalu parah, tapi tetap membutuhkan penanganan intensif. Dia ada di sebelah sana, tepat di sebelah ruang ini."
"Baik, Sus, terima kasih," balas sang Mommy. Tak lama setelahnya, sang suster pun melangkah pergi.
"Niel, Noel!" di saat bersamaan, ada suara lain yang baru datang, hingga dua bocah kembar dan ibunya langsung menoleh. "Kalian selamat? Syukurlah," ucap orang yang baru datang nampak begitu lega.
"Kalian ke sini juga?" tanya Mommy si kembar. "Aku pikir kalian akan nunggu di rumah."
"Ya nggak mau lah," jawab salah satu dari dua orang yang baru datang. "Kalau menunggu di rumah, aku nggak bakalan bisa tenang."
"Sama," sahut orang yang satunya. "Makanya, pulang kerja, aku langsung lari ke sini."
Wanita beranak kembar mengangguk paham. "Ya sudah, aku nitip Noel dan Niel sebentar. Aku mau nengok keadaan orang yang menyelamatkan mereka."
"Dimana?"
"Di sebelah, katanya dia terluka."
"Astaga! Ya udah, sana."
Wanita beranak dua itu mengangguk, lalu dia pamit pada si kembar. Setelah mendapat izin, wanita itu segera melangkah menuju kamar sebelah.
Di saat hendak sampai tujuan, wanita itu mendengar dua orang sedang berbincang di dalam ruangan yang dia tuju. Wanita itu agak kaget, karena perbincangan yang dia dengar, sedang membahas orang yang telah menolong anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Apriyanti
maaf ya Thor aku baru baca LG,,asam lambung ku kumat JD gak sempet baca,,sukses trus buat karya² mu Thor 🙏💪😘
2025-07-06
3
Arafami
lanjut
2025-07-04
1