Bab 11. [ Merasa kehilangan ]

Rabu - Kamis - Jumat - Sabtu.

Itulah nama-nama hari yang aku lalui tanpa hadirnya pemilik senyuman yang berarti. Entah kenapa aku merasa sedikit kehilangan, tidak ada lagi senyum yang perlahan menghiasi relung hatiku. Entah kenapa tiba-tiba aku merasa ada yang kurang.

Padahal jika di telisik lebih dalam pertemuan ku dan Kaysan belum sebanyak jumlah jariku. Jika bertemu pun, tak lebih dari satu jam. Ini bukan tanda-tanda ingin memiliki bukan?

Rasanya aneh. Aneh sekali, ingin ku buang si aneh yang terlalu mengusik ketenangan hariku. Lucu sekali, dia sepertinya benar-benar mengunakan aji-aji semar mesem. Aku takut, apa aku sudah terjerat dengan esemannya. Sepertinya aku harus banyak-banyak berdoa, sholat tahajud dan istiqoroh untuk menghapus semua esemannya dari pikiranku.

Aku mengutuk hatiku yang mulai tidak tahu diri. Aku harus ingat siapa aku dan siapa dia. Kasta kami berdua sangat jauh berbeda. Layaknya seperti langit dan bumi. Dia anak Raja dan seorang Pangeran. Berdarah biru khas para bangsawan yang memiliki banyak keistimewaan, sementara aku anak preman.

Aku harus paham, sepaham-pahamnya. Rasa kehilangan itu hanyalah sebuah situasi genting biasa. Biarlah berlalu, seperti angin yang menerpa wajahku. Biarlah dia seperti oksigen yang ku hirup setiap waktu. Tidak terlihat tapi nyata adanya.

Hari Minggu.

Dari pukul setengah tujuh pagi aku sudah bergegas berjalan ke pasar karang gayam. Kemarin aku gajian full ditambah gaji lembur. Aku bahagia, separuh untuk membayar hutang keluarga Nina, separuh lagi untuk hidupku satu bulan ke depan.

Di pasar karang gayam, aku sengaja memakai masker. Aku ingin mencari keberadaan bapakku, paling tidak aku harus mengunjungi bandot tua Broto Dimejo karena hanya dialah orang yang slalu bapakku tuju. Jujur aku malas sekali menemui si perut gendut itu. Apa lagi senyum nakalnya, sungguh menjijikkan.

Aku hanya terpaksa sekaligus butuh karena aku juga harus mencari buah tangan untuk anak-anak di rumah belajar nanti. Paling tidak isi ranselku penuh berjejalan antara buku pelajaran dan makanan. Begitu juga dengan Nina, bisa di bayangkan aku dan Nina membawa tas ransel penuh, dua kardus berisi pakaian dengan hanya membawa satu motor. Tubuhku yang mungil ini sekalinya kena hempasan aja pasti langsung jatuh ke belakang.

•••

Aku membeli beberapa jenis makanan, kini tinggallah satu tujuan terakhirku, Ruko beras milik Broto Dimejo.

Jarakku dan ruko itu terbilang cukup hanya lima meter. Aku mengawasi dan memantau keadaan dari tempatku berdiri di balik kios pedagang buah-buahan. Aku seperti mata-mata, tapi bukan mata-mata hebat seperti Jasmine Adriana di novel author satunya. Kiss The Rain. Dia keren sekaligus wonder woman, tapi sayang cintanya dengan gembong narkoba membuatnya harus pontang-panting memikirkan bagaimana nasibnya. Tapi endingnya aku suka. Karena sebuah pengorbanan pasti ada hasilnya.

•••

Pengintaianku mencari bapak sia-sia, dua preman yang mengejarku waktu itu ada di depan ruko itu. Daripada bonyok lagi, aku memilih untuk pulang ke toko. Aku sudah janjian dengan Nina jam delapan nanti.

Masih ada waktu setengah jam lagi untuk bersiap-siap. Entah kenapa aku semakin cinta untuk jalan kaki. Meski terbesit keinginanku untuk beli motor baru, tapi karena 15 juta itu sudah dilabeli menjadi jumlah hutang. Akhirnya aku semakin mengurung keinginanku untuk membeli sebuah motor.

Asyik berjalan sampai ke toko Bu Rosmini, aku menyadari ada mobil BMW hitam berhenti di depan parkiran toko.

Bukannya tutup dan ada tulisan Dilarang parkir kecuali pengunjung toko pulsa & laundry, kenapa masih ngeyel, apa orang kaya sebebas dia.

Aku tak ambil pusing karena pagi ini aku tak mau cari masalah, suasana hatiku harus ku jaga sampai nanti ketemu anak-anak di rumah belajar. Jika moodku sudah ambyar, bahasa Inggris yang amat mudah untukku, rasanya akan sulit ketika anak-anak menanyakan hal-hal sepele.

Aku melintasi jalan di sebelah pintu kemudi. Tiba-tiba pintu itu terbuka dan menghalangi langkahku. Aku ikuti alur tangannya yang memiliki tangan berotot dan memakai jam tangan keluaran produk G-Shock sampai sanggup melihat parasnya. Aku dapati pemilik senyuman itu sedang tersenyum kepadaku.

Entah kenapa jantungku berdetak lebih cepat, seperti waktu lari marathon di kejar preman pasar. Aku memegang dadaku, takut dia copot dari tempatnya.

"Kenapa? Apa kamu masih menganggap saya hantu yang mengusik ketenanganmu?" Kaysan keluar dari mobilnya dan berjalan ke arahku. Tubuhku otomatis mundur ke belakang hingga akhirnya membentur tembok pembatas.

"Ada apa pagi-pagi kesini?" tanyaku menyelidiki, "Bukan mau ngelaundry atau isi pulsa kan, hari ini toko tutup!" Aku menunjuk ke arah rolling door.

"Tidak, hanya ingin melihatmu saja." jawabnya masih dengan senyuman itu.

"Oh... Maaf aku harus mandi dan pergi." kataku ingin buru-buru menyudahi pertemuan ini, aku takut.

"Kemana?" alisnya bertemu seperti penasaran.

"Aku harus pergi ke pinggir kota, maaf. Aku sudah janji dengan Nina." Aku melihat jam pergelangan tangannya, "Sudah jam 8 kurang, aku harus siap-siap."

Tubuhku sudah ingin menjauhinya, tapi tangannya menahan lenganku. Aku menatapnya.

"Ada apa? Nina pasti sudah otw kesini, anak-anak juga pasti sudah menungguku." jelasku, dan alisnya semakin tertaut penasaran.

"Anak-anak siapa? Kamu tidak..." Dia melepas lenganku dan menjaga jarak.

"Dangkal sekali pikiranmu, sudahlah aku mau mandi. Pulang sana." ucapku sambil mendorong tubuhnya.

"Jelaskan dulu siapa anak-anak yang kamu sebutkan tadi."

Kaysan mengikuti langkahku, sedangkan aku sibuk membuka gembok rolling door dan mengangkatnya ke atas, lagi-lagi dia ngeyel. Bersusah payah aku menaik-turunkan rolling door ini.

Aku yang kesal akhirnya beralih duduk di anak tangga, "Capek."

Aku mengambil makanan dan minuman di kantong plastik, "Sarapan dulu, mungkin aku kurang tenaga." kataku menyemangati diriku sendiri.

"Apa tamu tidak kamu tawari juga untuk sarapan?" Kaysan duduk di sampingku sambil membuka plastik bawaanku, "Banyak sekali, untuk apa?" tanyanya heran sambil mengambil makanan dan minuman yang sama seperti punyaku.

"Sudah aku bilang untuk anak-anak!" Aku mengunyah roti tanpa berselera. Hingga akhirnya seorang penyelamat dalam hidup ku datang juga. Dia parkir di dekat mobil Kaysan. Tatapannya mengarah kepadaku, lalu tatapan mata penuh tanda tanya terarah ke laki-laki yang duduk disampingku.

"Jadi pergi tidak, kenapa masih pakai baju tidur?"

"Rolling doorku ngeyel, Nin. Coba tolong kamu buka." pintaku pada Nina.

"Kenapa tidak minta temanmu ini, dia kan laki-laki." Nina menatap Kaysan, sepertinya dia tidak paham siapa orang di depannya.

"Laki-laki ini tidak paham, lihat saja dia malah makan jatah anak-anak nanti." Aku menunjuk Kaysan yang masih asyik makan rotinya dan menyeruput susu kotak ditangannya.

"Laki-laki memang tidak peka. Gak jauh beda sama Aswin." keluh Nina sambil mengamati baik-baik wajah Kaysan. Dan sontak wajah Nina tiba-tiba pucat pasi.

"Kok dia kayak anu ya, Jani. Wajahnya kadang terlihat di baliho-baliho situs pemerintahan. Apa dia anu, Jani."

"Anu, anu, anu. Makanya kenalan, Nin. Biar kenal, biar akrab." Aku terkikik. Kaysan menepuk-nepuk tangannya. Menghabiskan susu kotaknya dan menjabat tangan Nina.

"Kaysan, calon Rinjani."

Nina terperanjat, "Waduh, bisa di pecat aku jadi rakyatnya."

Nina mengangguk-angguk sopan di depan Kaysan. Aku yang melihat terkekeh dibuatnya.

"Kapok." kataku sambil berdiri dan mencoba mengangkat rolling door lagi.

"Nin, bantu doa Nin." Wajahku sudah tegang, rolling door ini sungguh menyebalkan.

"Wegah." Nina duduk di anak tangga, duduk di samping Kaysan.

"Yowes, gak jadi pergi aja. Aku belum mandi. Barang bawaanku juga masih di dalam. Batalin ajalah." Aku ikut duduk di samping Nina.

"Bau, jangan dekat-dekat. Aku sudah mandi, Jani." jelas Nina sambil mendorong tubuhku.

"Terserah, aku mau ke rumah Bu Rosmini. Mau protes." jelasku pada Nina sambil menyaut kunci motornya.

Kaysan menahan tubuhku, "Jawab dulu, siapa anak-anak yang mau kalian datangi?"

"Nin, jelasin siapa anak-anak yang mau kita datangi, kalau perlu sebutin juga emak dan bapaknya." aku melepas paksa tangannya, "Aku pinjam motor sebentar." sambil menurunkan barang bawaan Nina.

*

Pagi ini aku meninggalkan Nina dan Kaysan berdua di depan toko. Terserah mereka mau membicarakan apa, aku sudah ingin protes ke ibu Rosmini tentang rolling door ngeyel.

Sesampainya di rumah Bu Rosmini, aku melihat rumahnya sepi. Berkali-kali aku memencet bel rumahnya, tidak kunjung ada orang yang keluar sekalipun itu pembantunya. Rasanya aku ingin mengumpat, pagi ini benar-benar ambyar.

Aku memutuskan untuk kembali ke toko, sesampainya di toko aku melihat rolling door sudah terbuka. Aku melihat dua orang tadi sibuk memasukkan barang bawaanku dan Nina ke bagasi mobil Kaysan. Setelah turun dari motor aku masuk menghampiri Nina, "Loh, loh. Mau di bawa kemana, kenapa bisa di buka?" tanyaku heran.

"Bisa, karena dibuka pake doa dan cinta." Nina menunjuk ke arah Kaysan.

"Lalu maksudnya apa itu?" Aku tunjuk bagasi yang masih terbuka.

"Kita mau diantar sama kangmas Kaysan, Jani. Katanya dia mau melihat kondisi rumah belajar anak-anak di pinggir kota sambil jalan-jalan!"

•••

Terimakasih buat yang sudah mengikuti cerita ini. Jangan lupa, Like n Vote ya 💚💚💚

Terpopuler

Comments

Dede Dahlia

Dede Dahlia

Jani,nina bener manggil Kaysan ada embel²nya kangmas.lah kamu cuman Kay Kay aja 🙍‍♀️🤣🤣

2024-02-27

0

maytrike risky

maytrike risky

Wusssss😅

2023-11-06

0

maytrike risky

maytrike risky

Iya nin, dia emang anu🤭

2023-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. [ Rinjani ]
2 Bab 2. [ Bertengkar ]
3 Bab 3. [ Bertemu Kaysan ]
4 Bab 4. [ Bu Rosmini ]
5 Bab 5. [ Side story - Awal bertemu ]
6 Bab 6. [ Gedung RRI ]
7 Bab 7. [ Bersama Kaysan ]
8 Bab 8. [ Rolling door kurang pelumas ]
9 Bab 9. [ Bukan ]
10 Bab 10. [ Bapak mana, dimana? ]
11 Bab 11. [ Merasa kehilangan ]
12 Bab 12. [ Sehari bersama Kaysan ]
13 Bab 13. [ Side Story - Meminta restu ]
14 Bab 14. [ Salah kostum ]
15 Bab 15. [ Masih bersamamu ]
16 Bab 16. [ Bu Rosmini berulah ]
17 Bab 17. [ Makan malam bersama ]
18 Bab 18. [ Menemukan jawaban ]
19 Bab 19. [ Cinta... oh cinta ]
20 Bab 20.
21 Bab 21. [ Bencana di toko ]
22 Bab 22. [ Pacaran dengan Kaysan ]
23 Bab 23. [ Ragi cinta ]
24 Bab 24. [ Thrill Rush ]
25 Bab 25. [ Kebun Singkong ]
26 Bab 26. [Side Story - Terus melangkah dengan caraku]
27 Bab 27. [ Galau hatiku ]
28 Bab 28. [ GPL ]
29 Bab 29. [ Gosong ]
30 Bab 30. [ Pacar pertamaku ]
31 Bab 31. [ semut ]
32 Bab 32. [ Titik terang ]
33 Bab 33. [ Mangga manisku ]
34 Bab 34. [ Lastri ]
35 Bab 35. [ Side Story - Pencet tombol pemadam kebakaran ]
36 Bab 36. [ Ingin ingkar ]
37 Bab 37. [ Menuju tak terbatas ]
38 Bab 38. [ Metal sak modare ]
39 Bab 39. [ Pintu Doraemon ]
40 Bab 40. [ Aku juga punya dua ]
41 Bab 41. [ Mak'e ]
42 Bab 42. [ Mau nikah ]
43 Bab 43. [ Ijabsah ]
44 Bab 44. [ Mandi kembang ]
45 Bab 45. [ Puk... puk ]
46 Bab 46. [ Mas.... ]
47 Bab 47. [ Honey moon ]
48 Bab 48. [ Tendangan bebas ]
49 Bab 49. [ Melayang ]
50 Bab 50. [ bakal beja datan kesasar ]
51 Bab 51. [ poor Nindy ]
52 Bab 52. [ Film india ]
53 Bab 53. [Side Story - Pasukan pemburu cinta ]
54 Bab 54. [Side Story - Jasmine Adriana]
55 Bab 55. [Side Story - Mengejutkanmu]
56 Bab 57. [Side Story - Mengejutkanmu II ]
57 Bab 57. [ Side story - otw jadi suami ]
58 Bab 58. [Side Story - Jambu air mawar ]
59 Bab 59. [ Side Story - Malam pertama ]
60 Bab 60. [ Side Story - Kegelisahan ]
61 Bab 61. [ Side Story - Melepas semuanya ]
62 Bab 62. [ Side Story - Rasa bersalah ]
63 Bab 63. [ Hari baru ]
64 Bab 64. [ Rasio ]
65 Bab 65. [ Selir ]
66 Bab 66. [ Tiga hari tanpamu ]
67 Bab 67. [ Bertemu kamu ]
68 Bab 68. [ Gosok pijat Urut ]
69 Bab 69. [ Pendamping Gaib? ]
70 Bab 70. [ Har-Pet-Kul ]
71 Bab 71. [ Nakula nyebelin ]
72 Bab 72. [ Waktu ]
73 Bab 73. [ Fakta mengejutkan ]
74 Bab 74. [ Gara-gara sapi ]
75 Bab 75. [ Aku harus bagaimana? ]
76 Bab 77. [ Kedai kopi | Bali ]
77 Bab 77. [ Kepulanganmu ]
78 Bab 78. [ Kopi Tubruk ]
79 Bab 79. [ Berdansa diatas gelisah ]
80 Bab 80. [ Kasihanilah binimu ini ]
81 Bab 81. [ Rencana tikus ]
82 Bab 82. [ Tuniang Dewi Sekartaji ]
83 Bab 83. [ Resep kuat calon Raja ]
84 Bab 84. [ Lunglai ]
85 Bab 85. [ Narnia ]
86 Bab 86. [ Menari ]
87 Bab 87. [ Aku cemburu ]
88 Bab 88. [ Cemburuku masih on going ]
89 Bab 89. [ Kembar sialan ]
90 Bab 90. [ Kembang macan kerah ]
91 Bab 91. [ Kepingan pazzle ]
92 Bab 92. [ Partner in crime, Kitty ]
93 Bab 93. [ Suara hati Kaysan - BRM Nanang ]
94 Bab 94. [ Suara hati Kaysan I ]
95 Bab 95. [ Suara hati Kaysan II ]
96 Bab 96. [ Alter Ego ]
97 Bab 97. [ Pemakaman ]
98 Bab 98. [ Sydney im coming ]
99 Bab 99. [ Ada yang berbeda ]
100 Bab 100. [ Tak terganti ]
101 Bab 101. [ Aku bagian hidupmu selamanya ]
102 Bab 102. [ Bondi beach ]
103 Bab 103. [ Saat kau 'aleman' denganku ]
104 Bab 104. [ Melbourne ]
105 Bab 105. [ Barbeque party ]
106 Bab 106. [ ]
107 Bab 107. [ Love on the jet plane ]
108 Bab 108. [ Sayembara ]
109 Bab 109. [ Diary ]
110 Bab 110. [ Kampus today ]
111 Bab 111. [ Mendekati Ayahanda ]
112 Bab 112. [ My sun ]
113 Bab 113. [ Asal muasal ]
114 Bab 114. [ Bercengkrama ]
115 Bab 115. [ Rasa lan Memayu ]
116 Bab 116. [ Satu permintaan ]
117 Bab 117. [ Dimas.... ]
118 Bab 118. [ Aku, kau dan kenangan ]
119 Bab 119. [ QTime with Ayahanda ]
120 Bab 120. [ Keterbukaan ]
121 Bab 121. [ Paviliun Rinjani ]
122 Bab 122. [ Sandiwara cinta ]
123 Bab 123. [ Yang terlewatkan ]
124 Bab 124. [ Rentang kisah ]
125 Bab 125. [ Main gundu ]
126 Bab 126. [ Jajanan pasar ]
127 Bab 127. [ Tidak ada judul ]
128 Bab 128. [ Bersama kita bisa ]
129 Bab 129. [ Ubo rampe ]
130 Bab 130. [ Tamu agung ]
131 Bab 131. [ Gelak sedih ]
132 Bab. 132 [ Asmaradana ]
133 Bab 133. [ Bab tertinggal ]
134 Season 2. [ Winter in Melbourne ]
135 Season 2. [ calon keluarga ]
136 Season 2. [ Obrolan ringan ]
137 Season 2. [ Laura Bakery ]
138 Season 2. [ Rumah ]
139 Season 2. [ Cinta tanpa syarat ]
140 Season 2. [ Satu hari dengan Keenan ]
141 Season 2. [ My introvert husband ]
142 Season 2. [ Teaterikal wayang orang ]
143 Season 2. [ kejutan ]
144 Season 2. [ Rombongan pengacau ]
145 Season 2. [ Summer party ]
146 Season 2. [ Satu Minggu berlalu. ]
147 Season 2. [ Ayahanda kalap ]
148 Season 2. [ Nanang vs Ayahanda ]
149 Season 2. [ Sedu sedan ]
150 Season 2. [ Cheese cake ]
151 Season 2. [ Keluarga cemara ]
152 Season 2. [ Menyurat yang tersirat ]
153 Season 2. [ Harmoni cinta ]
154 Season 2. [ Dua sejoli ]
155 Season 2. [ Nanang dan Anisa ]
156 Season 2. [ Daun Maple ]
157 Season 2. [ Kumis baba bikin cinta ]
158 Season 2. [ POV Kaysan ]
159 Season 2. [ Kisruh Internal ]
160 Season 2. [ Sensitif ]
161 Season 2. [ Perkara BH ]
162 Season 2. [ Kemarahan Kaysan ]
163 Season 2. [ Bukan rebutan ]
164 Season 2. [ LUKA ]
165 Season 2. [ Rembug rasa ]
166 Season 2. [ Malam terakhir ]
167 Season 2. [ Kembali ]
168 Season 2. [ Gubah rasa ]
169 Season 2. [ Sudah waktunya ]
170 Season 2. [ Cieee, cemburu, ciee ]
171 Season 2. [ Obrolan receh ]
172 Season 2. [ Begitu lebih tepat ]
173 Season 2. [ Nasi liwet ]
174 Season 2. [ Mitoni ]
175 Season 2. [ Kado? ]
176 Season 2. [ Kenangan terindah ]
177 Season 2. [ Anne vs Kaysan ]
178 Season 2. [ Anne vs Kaysan I ]
179 Season 2. [ Anne vs Kaysan II ]
180 Season 2. [ Maternity shoot ]
181 Season 2. [ Senangnya hatiku ]
182 Season 2. [ Tuan putri ]
183 Season 2. [ Pamer pacar ]
184 Season 2. [ Trio kwek-kwek ]
185 Season 2. [ MAS ]
186 Season 2. [ Gua Garba ]
187 Season 2. [ An Elegy ]
188 Season 2. [ Melawan hati ]
189 Season 2. [ Ignite ]
190 Season 2. [ Pergi untuk kembali ]
191 Season 2. [ Permainan menunggu ]
192 Season 2. [ Permainan menunggu I ]
193 Season 2. [ Permainan menunggu II ]
194 Season 2. [ Permainan menunggu III ]
195 Season 2. [ Permainan menunggu IV ]
196 Season 2. [ Permainan menunggu V ]
197 Season 2. [ Permainan menunggu VI ]
198 Season 2 [ Ritme jentaka ]
199 Season 2. [ Ritme jentaka I ]
200 Season 2. [ Ritme jentaka II ]
201 Season 2. [ Ritme jentaka III ]
202 Season 2. [ Merayakan patah hati ]
203 Season 2. [ Merayakan patah hati I ]
204 Season 2. [ Indah suaranya ]
205 Season 2. [ Izinkan aku ]
206 Season 2. [ Kaysan vs Santosa ]
207 Suamiku seorang Ningrat [ END ]
208 Antologi cerpen. [ Nakula ]
209 Antologi cerpen [ Nakula I ]
210 Antologi cerpen [ Nakula II ]
211 Antologi cerpen [ Nakula III ]
212 Antologi cerpen [ Nakula IV ]
213 Antologi cerpen [ Nakula V ]
214 Antalogi cerpen [ Nakula VI ]
215 Antologi cerpen [ Sadewa ]
216 Antologi cerpen [ Sadewa I ]
217 Antologi cerpen [ Sadewa II ]
218 Antologi cerpen [ Sadewa III ]
219 Antologi cerpen [ Sadewa IV ]
220 Antologi cerpen [ Sadewa V ]
221 Antologi cerpen. [ Sadewa VI ]
222 Antologi cerpen [ Sadewa VII ]
223 Antologi cerpen [ Nanang ]
224 Antologi cerpen [ Nanang I ]
225 Antologi cerpen [ Nanang II ]
226 Antologi cerpen [ Nanang III ]
227 Antologi cerpen [ Nanang IV ]
228 Antologi cerpen [ Nanang V ]
229 Antologi cerpen [ Nanang VI ]
230 Antologi cerpen [ Nanang VII ]
231 Antologi cerpen [ Nanang VIII ]
232 Antologi cerpen [ Nanang IX ]
233 Antalogi cerpen [ Nanang X ]
234 Antologi cerpen [ Santosa ]
235 Antologi cerpen. [ Santosa I ]
236 Antologi cerpen [ Santosa II ]
237 Antologi cerpen [ Santosa III ]
238 Antologi cerpen [ Santosa IV ]
239 Part spesial.
240 Part spesial I
241 Part spesial II
242 Part spesial III
243 Part spesial IV.
244 Part spesial V [ ENDING ]
245 Hai sobat SSN.
246 Info Novel Putri Sejagat.
247 Asmaradana Putri Mahkota
248 Asmaradana Putri Mahkota
249 Asmaradana Putri Mahkota
250 Info novel.
251 Sang permaisuri.
252 GIVEAWAY!
253 PEMENANG GIVEAWAY!
254 PLEASE BACA.
255 Info lanjutan novel SSN.
Episodes

Updated 255 Episodes

1
Bab 1. [ Rinjani ]
2
Bab 2. [ Bertengkar ]
3
Bab 3. [ Bertemu Kaysan ]
4
Bab 4. [ Bu Rosmini ]
5
Bab 5. [ Side story - Awal bertemu ]
6
Bab 6. [ Gedung RRI ]
7
Bab 7. [ Bersama Kaysan ]
8
Bab 8. [ Rolling door kurang pelumas ]
9
Bab 9. [ Bukan ]
10
Bab 10. [ Bapak mana, dimana? ]
11
Bab 11. [ Merasa kehilangan ]
12
Bab 12. [ Sehari bersama Kaysan ]
13
Bab 13. [ Side Story - Meminta restu ]
14
Bab 14. [ Salah kostum ]
15
Bab 15. [ Masih bersamamu ]
16
Bab 16. [ Bu Rosmini berulah ]
17
Bab 17. [ Makan malam bersama ]
18
Bab 18. [ Menemukan jawaban ]
19
Bab 19. [ Cinta... oh cinta ]
20
Bab 20.
21
Bab 21. [ Bencana di toko ]
22
Bab 22. [ Pacaran dengan Kaysan ]
23
Bab 23. [ Ragi cinta ]
24
Bab 24. [ Thrill Rush ]
25
Bab 25. [ Kebun Singkong ]
26
Bab 26. [Side Story - Terus melangkah dengan caraku]
27
Bab 27. [ Galau hatiku ]
28
Bab 28. [ GPL ]
29
Bab 29. [ Gosong ]
30
Bab 30. [ Pacar pertamaku ]
31
Bab 31. [ semut ]
32
Bab 32. [ Titik terang ]
33
Bab 33. [ Mangga manisku ]
34
Bab 34. [ Lastri ]
35
Bab 35. [ Side Story - Pencet tombol pemadam kebakaran ]
36
Bab 36. [ Ingin ingkar ]
37
Bab 37. [ Menuju tak terbatas ]
38
Bab 38. [ Metal sak modare ]
39
Bab 39. [ Pintu Doraemon ]
40
Bab 40. [ Aku juga punya dua ]
41
Bab 41. [ Mak'e ]
42
Bab 42. [ Mau nikah ]
43
Bab 43. [ Ijabsah ]
44
Bab 44. [ Mandi kembang ]
45
Bab 45. [ Puk... puk ]
46
Bab 46. [ Mas.... ]
47
Bab 47. [ Honey moon ]
48
Bab 48. [ Tendangan bebas ]
49
Bab 49. [ Melayang ]
50
Bab 50. [ bakal beja datan kesasar ]
51
Bab 51. [ poor Nindy ]
52
Bab 52. [ Film india ]
53
Bab 53. [Side Story - Pasukan pemburu cinta ]
54
Bab 54. [Side Story - Jasmine Adriana]
55
Bab 55. [Side Story - Mengejutkanmu]
56
Bab 57. [Side Story - Mengejutkanmu II ]
57
Bab 57. [ Side story - otw jadi suami ]
58
Bab 58. [Side Story - Jambu air mawar ]
59
Bab 59. [ Side Story - Malam pertama ]
60
Bab 60. [ Side Story - Kegelisahan ]
61
Bab 61. [ Side Story - Melepas semuanya ]
62
Bab 62. [ Side Story - Rasa bersalah ]
63
Bab 63. [ Hari baru ]
64
Bab 64. [ Rasio ]
65
Bab 65. [ Selir ]
66
Bab 66. [ Tiga hari tanpamu ]
67
Bab 67. [ Bertemu kamu ]
68
Bab 68. [ Gosok pijat Urut ]
69
Bab 69. [ Pendamping Gaib? ]
70
Bab 70. [ Har-Pet-Kul ]
71
Bab 71. [ Nakula nyebelin ]
72
Bab 72. [ Waktu ]
73
Bab 73. [ Fakta mengejutkan ]
74
Bab 74. [ Gara-gara sapi ]
75
Bab 75. [ Aku harus bagaimana? ]
76
Bab 77. [ Kedai kopi | Bali ]
77
Bab 77. [ Kepulanganmu ]
78
Bab 78. [ Kopi Tubruk ]
79
Bab 79. [ Berdansa diatas gelisah ]
80
Bab 80. [ Kasihanilah binimu ini ]
81
Bab 81. [ Rencana tikus ]
82
Bab 82. [ Tuniang Dewi Sekartaji ]
83
Bab 83. [ Resep kuat calon Raja ]
84
Bab 84. [ Lunglai ]
85
Bab 85. [ Narnia ]
86
Bab 86. [ Menari ]
87
Bab 87. [ Aku cemburu ]
88
Bab 88. [ Cemburuku masih on going ]
89
Bab 89. [ Kembar sialan ]
90
Bab 90. [ Kembang macan kerah ]
91
Bab 91. [ Kepingan pazzle ]
92
Bab 92. [ Partner in crime, Kitty ]
93
Bab 93. [ Suara hati Kaysan - BRM Nanang ]
94
Bab 94. [ Suara hati Kaysan I ]
95
Bab 95. [ Suara hati Kaysan II ]
96
Bab 96. [ Alter Ego ]
97
Bab 97. [ Pemakaman ]
98
Bab 98. [ Sydney im coming ]
99
Bab 99. [ Ada yang berbeda ]
100
Bab 100. [ Tak terganti ]
101
Bab 101. [ Aku bagian hidupmu selamanya ]
102
Bab 102. [ Bondi beach ]
103
Bab 103. [ Saat kau 'aleman' denganku ]
104
Bab 104. [ Melbourne ]
105
Bab 105. [ Barbeque party ]
106
Bab 106. [ ]
107
Bab 107. [ Love on the jet plane ]
108
Bab 108. [ Sayembara ]
109
Bab 109. [ Diary ]
110
Bab 110. [ Kampus today ]
111
Bab 111. [ Mendekati Ayahanda ]
112
Bab 112. [ My sun ]
113
Bab 113. [ Asal muasal ]
114
Bab 114. [ Bercengkrama ]
115
Bab 115. [ Rasa lan Memayu ]
116
Bab 116. [ Satu permintaan ]
117
Bab 117. [ Dimas.... ]
118
Bab 118. [ Aku, kau dan kenangan ]
119
Bab 119. [ QTime with Ayahanda ]
120
Bab 120. [ Keterbukaan ]
121
Bab 121. [ Paviliun Rinjani ]
122
Bab 122. [ Sandiwara cinta ]
123
Bab 123. [ Yang terlewatkan ]
124
Bab 124. [ Rentang kisah ]
125
Bab 125. [ Main gundu ]
126
Bab 126. [ Jajanan pasar ]
127
Bab 127. [ Tidak ada judul ]
128
Bab 128. [ Bersama kita bisa ]
129
Bab 129. [ Ubo rampe ]
130
Bab 130. [ Tamu agung ]
131
Bab 131. [ Gelak sedih ]
132
Bab. 132 [ Asmaradana ]
133
Bab 133. [ Bab tertinggal ]
134
Season 2. [ Winter in Melbourne ]
135
Season 2. [ calon keluarga ]
136
Season 2. [ Obrolan ringan ]
137
Season 2. [ Laura Bakery ]
138
Season 2. [ Rumah ]
139
Season 2. [ Cinta tanpa syarat ]
140
Season 2. [ Satu hari dengan Keenan ]
141
Season 2. [ My introvert husband ]
142
Season 2. [ Teaterikal wayang orang ]
143
Season 2. [ kejutan ]
144
Season 2. [ Rombongan pengacau ]
145
Season 2. [ Summer party ]
146
Season 2. [ Satu Minggu berlalu. ]
147
Season 2. [ Ayahanda kalap ]
148
Season 2. [ Nanang vs Ayahanda ]
149
Season 2. [ Sedu sedan ]
150
Season 2. [ Cheese cake ]
151
Season 2. [ Keluarga cemara ]
152
Season 2. [ Menyurat yang tersirat ]
153
Season 2. [ Harmoni cinta ]
154
Season 2. [ Dua sejoli ]
155
Season 2. [ Nanang dan Anisa ]
156
Season 2. [ Daun Maple ]
157
Season 2. [ Kumis baba bikin cinta ]
158
Season 2. [ POV Kaysan ]
159
Season 2. [ Kisruh Internal ]
160
Season 2. [ Sensitif ]
161
Season 2. [ Perkara BH ]
162
Season 2. [ Kemarahan Kaysan ]
163
Season 2. [ Bukan rebutan ]
164
Season 2. [ LUKA ]
165
Season 2. [ Rembug rasa ]
166
Season 2. [ Malam terakhir ]
167
Season 2. [ Kembali ]
168
Season 2. [ Gubah rasa ]
169
Season 2. [ Sudah waktunya ]
170
Season 2. [ Cieee, cemburu, ciee ]
171
Season 2. [ Obrolan receh ]
172
Season 2. [ Begitu lebih tepat ]
173
Season 2. [ Nasi liwet ]
174
Season 2. [ Mitoni ]
175
Season 2. [ Kado? ]
176
Season 2. [ Kenangan terindah ]
177
Season 2. [ Anne vs Kaysan ]
178
Season 2. [ Anne vs Kaysan I ]
179
Season 2. [ Anne vs Kaysan II ]
180
Season 2. [ Maternity shoot ]
181
Season 2. [ Senangnya hatiku ]
182
Season 2. [ Tuan putri ]
183
Season 2. [ Pamer pacar ]
184
Season 2. [ Trio kwek-kwek ]
185
Season 2. [ MAS ]
186
Season 2. [ Gua Garba ]
187
Season 2. [ An Elegy ]
188
Season 2. [ Melawan hati ]
189
Season 2. [ Ignite ]
190
Season 2. [ Pergi untuk kembali ]
191
Season 2. [ Permainan menunggu ]
192
Season 2. [ Permainan menunggu I ]
193
Season 2. [ Permainan menunggu II ]
194
Season 2. [ Permainan menunggu III ]
195
Season 2. [ Permainan menunggu IV ]
196
Season 2. [ Permainan menunggu V ]
197
Season 2. [ Permainan menunggu VI ]
198
Season 2 [ Ritme jentaka ]
199
Season 2. [ Ritme jentaka I ]
200
Season 2. [ Ritme jentaka II ]
201
Season 2. [ Ritme jentaka III ]
202
Season 2. [ Merayakan patah hati ]
203
Season 2. [ Merayakan patah hati I ]
204
Season 2. [ Indah suaranya ]
205
Season 2. [ Izinkan aku ]
206
Season 2. [ Kaysan vs Santosa ]
207
Suamiku seorang Ningrat [ END ]
208
Antologi cerpen. [ Nakula ]
209
Antologi cerpen [ Nakula I ]
210
Antologi cerpen [ Nakula II ]
211
Antologi cerpen [ Nakula III ]
212
Antologi cerpen [ Nakula IV ]
213
Antologi cerpen [ Nakula V ]
214
Antalogi cerpen [ Nakula VI ]
215
Antologi cerpen [ Sadewa ]
216
Antologi cerpen [ Sadewa I ]
217
Antologi cerpen [ Sadewa II ]
218
Antologi cerpen [ Sadewa III ]
219
Antologi cerpen [ Sadewa IV ]
220
Antologi cerpen [ Sadewa V ]
221
Antologi cerpen. [ Sadewa VI ]
222
Antologi cerpen [ Sadewa VII ]
223
Antologi cerpen [ Nanang ]
224
Antologi cerpen [ Nanang I ]
225
Antologi cerpen [ Nanang II ]
226
Antologi cerpen [ Nanang III ]
227
Antologi cerpen [ Nanang IV ]
228
Antologi cerpen [ Nanang V ]
229
Antologi cerpen [ Nanang VI ]
230
Antologi cerpen [ Nanang VII ]
231
Antologi cerpen [ Nanang VIII ]
232
Antologi cerpen [ Nanang IX ]
233
Antalogi cerpen [ Nanang X ]
234
Antologi cerpen [ Santosa ]
235
Antologi cerpen. [ Santosa I ]
236
Antologi cerpen [ Santosa II ]
237
Antologi cerpen [ Santosa III ]
238
Antologi cerpen [ Santosa IV ]
239
Part spesial.
240
Part spesial I
241
Part spesial II
242
Part spesial III
243
Part spesial IV.
244
Part spesial V [ ENDING ]
245
Hai sobat SSN.
246
Info Novel Putri Sejagat.
247
Asmaradana Putri Mahkota
248
Asmaradana Putri Mahkota
249
Asmaradana Putri Mahkota
250
Info novel.
251
Sang permaisuri.
252
GIVEAWAY!
253
PEMENANG GIVEAWAY!
254
PLEASE BACA.
255
Info lanjutan novel SSN.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!