Yang Tak Diharapkan

Kring…

Telepon perusahaan di ruang Creative Department berbunyi. Sementara semua orang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing, Davidya berjalan cepat dari meja kerjanya untuk menerima panggilan telepon tersebut.

“Creative Department.”

“Ah iya.”

“Daftar ya.”

“Baik akan segera saya sampaikan.”

“Terimakasih.”

“Selamat siang.”

Dia meletakkan gagang telepon kembali ketempatnya. Berjalan meninggalkan tempat telepon itu berada, bukan kembali ke meja kerjanya melainkan ke sebuah meja di ujung ruangan.

Langkahnya sempat terhenti hanya beberapa meter sebelum sampai pada meja yang mana ada empat orang sedang berdiskusi disana. Ia segan mengganggu, apalagi ke empat orang itu (Calya, Qeiza, Rezvan dan Kenzo) terlihat sedang berada dalam sebuah percakapan yang serius dimatanya.

Tetapi hal yang akan ia sampaikan juga penting, pikirnya lagi. Akhirnya ia memberanikan diri untuk mengganggu mereka,

“Permisi,” ucapnya.

Keempat orang itu menoleh kearahnya, “Bagian Account Excetutive barusan telepon, mereka minta daftar fix untuk proyek Niskala katanya.”

Calya menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Davidya untuk kembali ke mejanya.

Ke empat orang itu membereskan kertas – kertas alat tulis mereka setelah mengakhiri diskusi panjang, rutinitas pekerjaan mereka.

“Aku akan ke Acount Executive, kalian bisa fokus pada proyek ini saja,” kata – kata Calya seperti sinyal yang menggerakkan ke tiga orang itu untuk meninggalkan mejanya. Begitu juga dengan dirinya, dia berjalan menuju ruang Account Executive sambil membawa berkas yang diminta.

Sesampainya disana ia langsung diarahkan meuju ke salah satu ruangan dimana dua orang pria sedang berbincang. Ersya Damian si pemilik ruangan sedang bersama Ray disana.

Calya jelas belum mengetahui hubungan baik antara keduanya hingga saat ini. Ray memiliki kedudukan sebagai klien di Parama Ad, alasan yang cukup bagi Calya untuk tidak terkejut dengan keberadaan pria itu disana.

Dia duduk di salah satu kursi dengan tenang seperti biasa, menyerahkan berkas dengan tenang seperti biasa, bersikap normal.

“Semua sudah fix ya,” Damian yang meminta berkas itu diantarkan memeriksanya kembali.

“Ok, jam 10 di pintu masuk gedung” pria itu memasukkan kembali berkas itu kedalam map, meletakkannya dibawah kedua tangannya.

“Kalau begitu saya permisi,” Calya langsung bangkit dari tempat duduknya, tanpa membuang banyak waktu langsung melangkah keluar ruangan. Ray yang sedari tadi diam hanya bisa menatap ke arah temannya, sementara Damian yang sadar tengah mendapat tatapan –butuh penjelasan- disana hanya menjawab seadanya.

“She’s always like that.” Sepertinya Ray adalah sosok yang tak terlihat dimata Calya, atau mungkin wanita itu memang sengaja tidak melihatnya.

09.59 saat Calya keluar dari lift dan berjalan menuju pintu masuk gedung, seperti yang dijanjikan oleh Damian.

Dia pikir akan langsung melihat pria itu di pintu masuk gedung, namun tak ada siapapun disana kecuali orang – orang yang keluar masuk dan security tentunya.

Dia melangkah keluar pintu menunggu disana berharap mungkin rekannya itu akan muncul sebentar lagi, atau mungkin pria itu akan langsung muncul bersama dengan mobilnya.

Satu, dua orang yang keluar masuk gedung. Satu, dua mobil yang melewatinya. Namun yang ditunggu tidak kunjung muncul. dia melihat kearah jam tangan di pergelangan kirinya, 10.06 disaat yang bersamaan sebuah Lexus RC F putih berhenti tepat di depannya. Mobil yang ia kenal namun bukan yang ia harapkan.

Sebuah wajah terlihat disaat kaca mobil itu turun perlahan. Si pengemudi mobil itu menatap kearah Calya, begitu juga sebaliknya. Calya memutuskan untuk menyapa duluan, bertanya lebih tepatnya.

“Ada perlu apa?” Pria itu Ray, merespon “Damian belum bilang?” Respon dari Ray membuat Calya mengernyitkan dahi “Damian? Bilang apa?”

Ray bermaksud menjelaskannya pada Calya sesaat sebelum arah pandangannya berubah, hal yang juga merubah arah bicaranya “Tanyakan padangan langsung”.

“Sorry!” suara yang datang dari sebelah kanan Calya mengagetkannya. Damian berdiri disana, telihat sedikit terengah – engah.

“I know we supposed to go together but..” dia menarik napas sejenak “Jadwal meeting mendadak dimajukan, jadi saya harus pergi sekarang.. But don’t worry! I told Ray to go with you since it’s our project together. Bagaimanapun juga saya akan melaporkan padanya nanti. Ini akan jadi lebih efektif dan efisien, benar kan?”

Damian menjelaskan situasinya dengan sangat cepat, khas orang yang terburu – buru. Bahkan ia langsung pergi setelahnya, tanpa menunggu respon dari Calya lawan bicaranya. Tapi ia kembali saat sadar

bahwa ia telah melupakan sesuatu.

“I’m begging you!” ucapnya setelah menyerahkan berkas itu kembali pada Calya, sebelum ia benar – benar pergi.

Calya menatap kepergian Damian hingga pria itu benar – benar tak terlihat. Sedikit berharap bahwa pria itu tidak akan meninggalkannya hingga detik – detik terakhir yang tentu saja tidak akan pernah terjadi.

Dia membuang harapan dan kembali ke kenyataan yang ada di hadapannya, pria dengan Lexus putih yang sedang menatapnya itu memberi kode kepadanya utnuk segera masuk ke dalam mobil. Mereka berdua akhirnya pergi menuju salah satu agensi artis. Menemui salah satu artis disana yang akhirnya resmi menjadi model mereka.

Ayuna, artis dan model yang sudah bekerja di dunia entertainment lebih dari 10 tahun. Dikenal oleh masyarakat luas mempunyai karakter dan reputasi yang baik. Cantik dan sering mengkampanyekan pola hidup sehat. Yang terpenting adalah memiliki penggemar yang banyak di sosial media. Sangat memenuhi semua kriteria yang mereka cari. Sehingga membuat mereka memilihnya.

Tapi tentu saja tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Jika mereka tidak memiliki satupun kendala dengan si artis, tidak berlaku bagi agensinya. Sebagai salah satu agensi terbesar yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun dan telah menaungi banyak sekali artis terkenal, kira – kira kendala seperti apa yang akan muncul?

Tugas kali membuat Calya lebih gugup dari biasanya, karena ini adalah sesuatu yang baru baginya. Biasanya untuk urusan ini ia hanya akan menjadi pendamping bagi Damian atau Account Executive lainnya, tapi pada kasus kali ini dia harus menjadi lebih aktif.

Sepanjang jalan dia terus berpikir, apakah pengalamannya mendampingi para Account Executive selama ini dapat membantunya pada kasus ini? Atau apakah ia akan mengacaukan pekerjaannya? Pikiran – pikiran itu membuatnya sedikit khawatir.

Mereka berdua tiba di Ara Entertainment. Dari luar, gedung tersebut sudah memberi kesan mewah. Namun, saat melewati pintu utama terlihat lebih baik lagi. Bahkan hanya dengan desain lobinya sudah terlihat sangat elegan.

Sepanjang jalan saat mereka berdua diantar menuju salah satu ruang meeting Calya sibuk memperhatikan desain gedung itu. Gedung yang bernuansa putih dan pastel pink sangat menarik perhatiannya ‘this is how a big agency looks like’ pikirnya.

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menunggu, karena dua orang pria langsung datang setelah mereka sampai disana. Mereka memperkenalkan diri sebagai manager dan staf dari Ayuna. Tanpa basa – basi lagi langsung membahas tentang tujuan pertemuan mereka saat itu.

Sungguh sikap yang mencerminkan slogan ‘time is money’ itu yang dipikirkan Calya. Tapi itu tidak buruk juga, setidaknya dia tidak harus susah payah mencari bahan bicara untuk sekedar basa – basi dan bisa lebih fokus pada pekerjaannya.

Maka dia langsung menjelaskan semua poin yang terdapat pada berkas yang telah ia bagikan sebelumnya. Perlahan dan sangat mendetail, tanpa melewatkan satu hal pun. Bentuk dedikasi yang selalu ia tunjukan adalah dengan berkonsentrasi penuh pada setiap pekerjaan yang dia lakukan.

Beberapa menit berlalu hanya dengan Calya yang berbicara, ia menutup penjelasan panjangnya dengan rapi. Berhenti sejenak untuk sekedar bernapas sambil menunggu respon dari kedua orang itu.

“Kami mengerti dengan konsep yang kalian tawarkan,” sang manager mulai berbicara

“Tapi ini tidak cocok dengan citra artis kami,”

tambahnya lagi. Calya yang mendengar itu merasa tidak percaya “Boleh saya tahu alasannya?” tanyanya berusaha mendapatkan penjelasan.

“Ayuna adalah artis papan atas yang sudah lama berada di industri ini. Dia bukan artis pendatang baru yang memerlukan publikasi kehidupan pribadi untuk mendapatkan perhatian,” mereka menggunakan standar artis ternama yang berasa dari agensi besar sebagai alasan.

Ini sebenarnya merupakan sesuatu yang diluar kemampuan Calya, berdiplomasi dengan artis ataupun agensi yang menaungi mereka. Bahkan sebenarnya ini diluar tanggungjawabnya, tapi ia tidak akan menyerah.

Tidak saat ini, “Mari lihat dari sudut pandang lain, konten seperti ini adalah sesuatu yang trendi dikalangan para artis saat ini bukan? ini juga bisa menjadi Sesuatu yang segar bagi Ayuna sendiri.”

Calya mencoba segala sesuatu yang terpikirkan olehnya berharap bisa berhasil.

“Sekali lagi nona, untuk para  artis baru dan artis – artis lain diluar sana mungkin ini akan cocok. Tapi bagi Ayuna yang diperlukan hanyalah mempertahankan imagenya dan image misterius adalah yang paling cocok untuk artis – artis papan atas.”

Lagi, Calya menghela napas. Ia membutuhkan bantuan, itulah yang dipikirkannya saat ini. Bagaimana membuat orang – orang ini setuju adalah tujuan dari misinya kali ini dan ia berharap tidak akan gagal.

Disaat keheningan tercipta diruangan itu, tiba – tiba terdengar suara ketukan dari pintu, membuat semua perhatian terarah kesana, tidak berhenti sampai disitu sosok yang muncul dari balik pintu itu benar – benar mengunci arah pandang semua pasang mata diruangan itu, wanita dengan tinggi 167cm dan berkulit putih.

Meskipun ia mengenakan outfit casual dengan celana basic coffee tone dan kemeja putih polos, tapi aura feminine tidak bisa ditutupi dari dirinya. Apalagi saat ia menyapa dengan senyum manis diwajahnya membuat semua yang melihatnya juga ikut tersenyum tanpa sadar.

“Pemotretan majalahnya sudah selesai Ayuna?” tanya si manager saat wanita itu duduk di salah satu kursi disana.

“Iya, baru saja,” wanita itu menjawab pertanyaan si manager, matanya beralih menatap kearah wanita dan pria di hadapannya. Dua orang itu terlihat asing baginya, tapi ia tetap menatap mereka dengan tatapan ramah. Staf yang berada disampingnya kemudian memperkenalkan kedua orang itu kepadanya.

“Mereka adalah perwakilan dari Parama Ad yang hari ini datang untuk menjelaskan konsep dari iklan yang mereka tawarkan tempo hari,” mereka saling berjabat tangan sambil menyebutkan nama mereka masing – masing.

Saat mereka duduk kembali Ayuna tampak berbisik kepada staf disebelahnya “Iklan yang mana?” Staf itu menjawab sambil berbisik “Iklan dari Niskala.”

Ayuna pun mengangguk mengerti, saat si manager mulai berbicara perhatianya juga teralih.

“Jadi bagaimana nona Calya? Pihak kami pribadi tidak keberatan dengan kerjasama ini terlepas dari konsep yang kalian tawarkan.”

Sejenak Calya lupa kalau ia sekarang sedang berada diambang kegagalan sebelum Ayuna masuk keruangan. Tapi ia tetap berusaha semampunya mungkin saja keajaiban akan terjadi. Kali ini ia mencoba melakukan pendekatan pada sang artis

“Saya ingin tahu bagaimana pendapat nona Ayuna sendiri.” Calya yang sadar bahwa Ayuna belum tahu tentang iklan ini bertanya padanya, berharap bisa mendapatkan hasil yang berbeda.

Wanita yang ramah itu membaca berkas yang disodorkan oleh Calya, sementara yang memberi sedang menunggu dengan harapan besar.

“Konsepnya bagus menurutku,” ucapnya setelah selesai membaca, pandangannya beralih kearah managernya dan mendapati sang manager sedang menggeleng – geleng kecil.

Ia pun kembali berbicara “Tapi saya percayakan keputusan pada manager saya.” Kalimat itu menghancurkan harapan Calya ‘ini awal dari kegagalannya’ pikirnya.

“Sebenarnya kalau boleh saya bicara, konsep seperti ini juga akan mendatangkan banyak peluang baru,” secara tiba – tiba Ray mulai berbicara.

Episodes
1 PROLOG
2 Creative Department
3 Rumor
4 Calya Shalitta
5 Kenapa Tidak Tertarik?
6 Hidup dan Pilihan
7 Defensive Mode
8 Mengutuk Diri Sendiri
9 Jebakan yang Elegan
10 A Proper Way
11 Yang Tak Diharapkan
12 Special Offer
13 Gong Flashback
14 Simpati dan Ketakutan
15 In LOVAWorld
16 Kabar Baik?
17 Berbeda
18 Menjalin Ikatan
19 The Disaster (Permulaan)
20 The Disaster (Bertubi - Tubi)
21 Pemicu (Awal Mula)
22 Pemicu (Menghindar)
23 Comeback
24 Sudden Plan
25 As If It Your Last (The Fun)
26 As If It Your Last (The Memory)
27 Indah dalam Kegelapan
28 Malam Pertama dan Terakhir
29 Lupakan!
30 Keputusannya
31 Tidak Nyaman
32 Terpana
33 Kebetulan
34 Bukan Double Date
35 Face to face
36 Kacau
37 Sedang apa?
38 Sopan santun
39 Peminjam
40 Kesalahpahaman
41 Pria itu
42 Terima kasih
43 Qeiza's Rumor
44 D-1
45 D - DAY
46 Menawarkan diri
47 Tidak Penting
48 Seandainya
49 That Man
50 Arion K. Radhika
51 This Man
52 Rayshiva Zachery
53 Penting
54 TIDAK!
55 Kemarahan
56 Kebetulan Berulang
57 Rencanaku
58 Kenapa?
59 Alasannya
60 PR
61 Taktik
62 Notifikasi
63 Versi Beta
64 Don't be
65 It can be
66 You Know
67 Asumsi
68 LOST
69 Waspada
70 Bahaya
71 Empati dan Kompetisi
72 Menyebalkan
73 Heartless
74 Mindset
75 Perhatian
76 Tidak Bisa Dipercaya
77 Friendship
78 History
79 Let's Trade!
80 Investor
81 Not a Test
82 Situation
83 Pembaca Situasi
84 Confession
85 Mendung
86 Reminder
87 Kesiapan
Episodes

Updated 87 Episodes

1
PROLOG
2
Creative Department
3
Rumor
4
Calya Shalitta
5
Kenapa Tidak Tertarik?
6
Hidup dan Pilihan
7
Defensive Mode
8
Mengutuk Diri Sendiri
9
Jebakan yang Elegan
10
A Proper Way
11
Yang Tak Diharapkan
12
Special Offer
13
Gong Flashback
14
Simpati dan Ketakutan
15
In LOVAWorld
16
Kabar Baik?
17
Berbeda
18
Menjalin Ikatan
19
The Disaster (Permulaan)
20
The Disaster (Bertubi - Tubi)
21
Pemicu (Awal Mula)
22
Pemicu (Menghindar)
23
Comeback
24
Sudden Plan
25
As If It Your Last (The Fun)
26
As If It Your Last (The Memory)
27
Indah dalam Kegelapan
28
Malam Pertama dan Terakhir
29
Lupakan!
30
Keputusannya
31
Tidak Nyaman
32
Terpana
33
Kebetulan
34
Bukan Double Date
35
Face to face
36
Kacau
37
Sedang apa?
38
Sopan santun
39
Peminjam
40
Kesalahpahaman
41
Pria itu
42
Terima kasih
43
Qeiza's Rumor
44
D-1
45
D - DAY
46
Menawarkan diri
47
Tidak Penting
48
Seandainya
49
That Man
50
Arion K. Radhika
51
This Man
52
Rayshiva Zachery
53
Penting
54
TIDAK!
55
Kemarahan
56
Kebetulan Berulang
57
Rencanaku
58
Kenapa?
59
Alasannya
60
PR
61
Taktik
62
Notifikasi
63
Versi Beta
64
Don't be
65
It can be
66
You Know
67
Asumsi
68
LOST
69
Waspada
70
Bahaya
71
Empati dan Kompetisi
72
Menyebalkan
73
Heartless
74
Mindset
75
Perhatian
76
Tidak Bisa Dipercaya
77
Friendship
78
History
79
Let's Trade!
80
Investor
81
Not a Test
82
Situation
83
Pembaca Situasi
84
Confession
85
Mendung
86
Reminder
87
Kesiapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!