kisah pilu Nia

Sore menjelang malam itu Puspa segera menutup pintu kamar kosannya dan langsung menguncinya.

Dia duduk di atas kasur dengan wajah yang heran. Puspa telah menghapus riasannya dan telah mengganti bajunya tusuk konde itu sudah berada di tangannya tidak lagi berada di kepalanya.

Wajah Puspa memandangi tusuk konde itu penuh dengan pertanyaan, pasalnya hari ini terlalu aneh bagi Puspa di mana pak ridho dan beberapa temannya kedapatan memandangi dirinya dengan pandangan mendalam.

Tidak hanya itu sikap mereka juga berubah derastis, 180 derajat seolah mereka ingin mendapatkan perhatian lebih dari Puspa.

"Sebenarnya Tusuk Konde macam apa kamu? Mengapa namamu Tusuk Konde Sekar Melati?" Tanya Puspa kepada Tusuk Konde itu.

"Kejadian aneh yang terjadi hari ini tidak mungkin tiba-tiba, ini pasti gara-gara tusuk konde sekar melati yang misterius ini.." dengan segera fikiran Puspa kemana-mana, "jangan-jangan ini sama seperti yang ada di novel horor?" Puspa langsung membayangkan adegan novel horor yang telah dia baca, terutama penemuan Pusaka haus darah yang meminta tumbal manusia.

"Ja.. jangan-jangan nanti akan ada iblis yang datang dan meminta Tumbal? Atau menghantuiku?"

Hiks... Hiks....

Tiba-tiba terdengar sebuah sara tangisan perempuan yang terdengar sayu-sayu.

Puspa benar-benar ketakutan, baru saja dia memikirkan tentang hantu yang penunggu Tusuk Konde ini, tidak di sangka Puspa langsung mendengar suara tangisan perempuan. Puspa langsung meletakan tusuk konde itu di tempat yang agak jauh, Puspa kemudian menyelimuti tubuhnya dengan selimut dan nampak tubuhnya gemetar ketakutan.

"Ampun mbah! Ampun saya hanya bercanda, saya ngga bisa ngasih tumbal, tolong jangan datangi saya..." ucap Puspa dengan ketakutan.

Tentu saja tidak ada jawaban dari Tusuk Konde itu.

"Eh tunggu, ini suara bukan dari Tusuk Konde itu, tapi dari luar!" Tiba-tiba Puspa menyadari bahwa dirinya terlalu ketakutan. Dan suara itu berasal dari luar.

"Loh, inikan suaranya Nia?" Puspa langsung menyadari bahwa suara tangisan ini berasal dari Nia teman kerjanya yang berada di kos yang sama.

Puspa langsung bangkit dan membuka pintu untuk mengecek.

Puspa mendapati pintu kamar Nia terbuka, dengan cepat Puspa mendekatinya.

Alangkah terkejutnya Puspa ketika melihat Nia dalam keadaan yang sangat buruk, rabutnya terlihat acak-acakan pipinya di basahi dengan air mata, dan matanya sendiri berwarna merah karena terlalu banyak menangis.

"Nia, kamu kenapa?" Tanya Puspa yang langsung memeluk Nia.

Puspa berusaha untuk menenangkan Nia, namun bukannya berhenti tangisan Nia justru semakin kencang.

"Kamu kenapa Nia? Cerita ke aku kalau ada masalah.." ucap Puspa dengan tenang.

Nia kembali menenggelamkan kepalanya sambil melanjutkan kembali tangisannya, Puspa mengetahui bahwa Nia masih belum siap untuk bicara, oleh karena iru Puspa tidak melanjutkan pertanyaanya.

"Pus, aku sudah ngga kuat lagi pus. Aku pengin mati!"

Puspa terperanjat kaget ketika mendengar ucapan Nia, "loh, memangnya kenapa Nia? Kenapa kamu pengin mati?"

"Aku ngga kuat lagi pus, aku ketakutan, aku ngga bisa berbuat apa-apa lagi..."

"Kenapa?" Tanya Puspa dengan wajah penuh kasih kepada temannya.

"Pak narendra ngancam aku pus, aku harus bagaimana? Aku lebih baik mati dari pada hidup begini!" Ucap Nia sambil meneteskan air matanya.

Dari ekspresi yang di tunjukan Nia, Puspa mengetahui bahwa saat ini Nia sedang dalam posisi hancur sehancur-hancurnya.

Mata Puspa terlihat berkaca-kaca ketika melihat Nia yang ingin mati seperti ini. Puspa sendiri adalah janda muda, dia pernah mengalami hal yang sangat perih dan menyakitkan. Bahkan dulu Puspa juga memiliki niat yang sama dengan Nia.

"Kamu kenapa? Kamu cerita saja Nia... aku ngga akan bocorkan ke siapapun kok... barangkali dengan kamu cerita kamu bisa sedikit lebih lega." Ucap Puspa.

Nia mengangguk, kemudian dengan jujur dia berucap, "aku... aku berhubungan badan dengan pak narendra dan dia ngancam aku.."

"Lololo, apa!!" Puspa kaget bukan kepalang dengan pengakuan Nia.

Nia mencoba menjelaskannya dengan jujur, "satu bulan yang lalu ada asistennya pak Narendra yang mendatangiku, dia bilang kalau pak narendra ingin begituan denganku, awalnya aku nolak pus. Tapi dia ngancem kalau kontrakku ngga akan di lanjut, di tambah dia bakal nuntut aku tentang barang yang rusak di gudang. Saat itu aku ngga punya pilihan lain, jadi aku turuti keinginannya."

"Aduh bodoh kamu Nia! Harusnya jangan.." ucap Puspa dengan sedih.

Nia makin menunduk dengan sedih, "aku ngga tahu ternyata malam itu pak narendra masang kamera, sekarang dia ngancem bakal nyebarin video itu... aku takut pus, bagaimana kalau orang tua dan tetanggaku tau.." ucap Nia yang kembali meneteskan air mata.

Puspa menghela nafas panjang, ini sudah menjadi perkara yang sangat rumit.

Memang penyebaran video seperti itu ada hukumannya menurut undang-undang. Namun dalam fakta lapangannya sangat sulit untuk menegakan hukum tersebut.

Bagaimana tidak? Puspa mengenal betul Nia. Dia adalah wanita yang berasal dari golongan menengah kebawah, apabila dia melaporkan hal ini kepada polisi laporannya tidak akan di tindak lanjuti, kecuali Nia orang kaya atau kasus ini viral di medsos. Belum lagi kalau pak narendra tahu tentang laporan ini, bisa saja pak narendra menyewa pengacara untuk memenjarakan Nia dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Nia juga tidak akan pernah bisa menyewa pengacara, sebab dia tidak akan pernah bisa membayarnya.

Sambil memeluk Nia, puspa berucap, "sabar nia... aku yakin pak narendra itu akan terkena karmanya, pria bajingan harus mati!"

***

Setelah membantu menenangkan Nia dan membantu membereskan kamarnya, Puspa kembali masuk ke kamarnya, dia menghela nafas panjang.

"Semoga kamu kuat Nia..."

Tiba-tiba mata Puspa mengarah ke tusuk konde itu, Puspa menyipitkan matanya, "aneh, mengapa aku merasa bahwa tusuk konde itu adalah jalan keluar dalam masalah ini.." ucapnya dalam hati.

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat, pada saat ini pagi hari kembali tiba. Matahari yang cerah mulai memanasi Gresik yang diisi oleh banyak pekerja.

Puspa kembali memakai seragam kerjanya dan memakai riasan tipis untuk aktivitas hariannya.

Kali ini Puspa tidak memakai Tusuk konde itu Puspa hanya menaruh Tusuk Konde itu dari balik bajunya, karena Puspa tidak ingin mendapatkan perhatian seperti kemarin.

Dengan cepat dia berangkat ke tempat kerjanya yang berada di deretan ruko tersebut.

Tidak lama kemudian Puspa tiba di parkiran, tiba-tiba terdengar suara dari samping.

"Hei puspa, kemari."

Puspa kaget dia langsung menoleh.

"Pak heru?!" Puspa sedikit kaget mengapa asisten manajer mengatahui nama pegawai rendahan sepertinya.

Dengan segera Puspa mendekati pak heru, "iya pak."

Heru memandangi Puspa dengan pandangan takjub dan sedikit menyesal, seolah dia menyesal karena baru mengetahui ada karyawati yang sangat cantik.

Puspa sedikit was-was dengan pak heru, sebab pak heru adalah salah satu asisten yang menemani pak narendra, bisa jadi asisten yang di maksud Nia adalah pak heru.

Heru tersenyum, "aku katakan kepadamu, mau tidak mau malam minggu kamu harus menemani pak narendra makan!"

"Hah?!" Alangkah terkejutnya Puspa ketika mendengar hal ini, fikirannya langsung tertuju pada cerita Nia tadi malam.

Hati Puspa terbakar emosi dia tidak menyangka bahwa dia akan menjadi korban selanjutnya setelah Nia.

Namun dengan cerdik Puspa menyembunyikan kemarahannya dalam hati dan tersenyum ramah.

"Umm, satu malam penuh, pak?" Tanya puspa dengan ekspresi sedikit tertarik.

"Benar, tenang saja jangan kahwatir tempat nginep, beri saja pak narendra servis terbaikmu, kamu mengerti maksudku bukan?" Tanya pak Heru sambil tersenyum nakal.

"Hehe, tau kok saya pak, nanti akan saya berikan pak narendra servis terbaik saya.."

Heru langsung berseri, "bagus kalau kamu ngerti, sepertinya kamu wanita yang gampangan!"

Hati Puspa terasa sakit dan marah ketika mendengar ucapan Heru, namun Puspa masih bisa berakting.

"Kalau kamu tadi menolak, aku akan langsung mengasih surat PHK! Namun karena kamu bisa di ajak kerja sama kamu bisa naik jabatan, kamu nanti bisa jadi supervisor atau jadi asisten manajer kalau kamu berhasil memberikan servis terbaik kepada pak narendra."

"Siap pak, katakan kepada pak narendra saya bisa di pakai kapan saja." Ucap Puspa sambil tersenyum seolah bahagia ketika pak narendra menyukainya.

"Bagus-bagus! Nanti akan aku sampaikan, nanti akan aku hubungi lagi tempatnya!" Ucap heru.

Puspa mengangguk dengan hormat, "baik pak, tolong sampaikan salam saya kepada pak narendra, katakan tolong cepat pakai saya, saya tidak sabar untuk bertemu..."

"Bagus, nanti aku sampaikan.." ucap pak heru kemudian berbalik dan meninggalkan puspa.

Ketika heru berbalik wajah Puspa yang awalnya bahagia, kini berubah menjadi sangat geram dan marah. Matanya melotot ke arah heru.

"Bajingan kamu narendra setelah menghancurkan Nia sekarang kamu mau menghancurkan hidupku? Aku yakin pasti sudah sangat banyak wanita yang kamu rusak!"

Kemudian Puspa menggenggam Tusuk Konde yang berada di balin seragamnya, "lelaki bajingan harus mati!"

Terpopuler

Comments

princess Halu

princess Halu

thor novel wisopati mana ya kok gak ada, apa d hapus kalau iya kenapa d hapus, sudah asik2 bacanya kok d hapus.

2025-07-10

1

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

narenda jahat bngt...

2025-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 menemukan sebuah pusaka
2 Rencana busuk Narendra
3 kisah pilu Nia
4 menjebak dengan wangi bunga melati
5 harus segera pergi
6 Julia
7 pelet?
8 Puspa vs Genderuwo
9 menemui dukun
10 menggrebek
11 menghabisi mbah molo dan tarno
12 bertemu mantan mertua
13 Gatot sebekri
14 gagal
15 Tuan Muda Endra
16 dilema
17 menguping dari atas pohon dengan santai
18 posesif
19 keputusan Puspa
20 Topo ngrame
21 menggertak
22 awal topo ngrame
23 hukuman untuk Tiran
24 surti?
25 Masalah di alam jin
26 tiba di keraton milik prabu kolo sereng
27 adu pesona
28 kekalahan prabu kolo sereng
29 melanjutkan perjalanan
30 petirtan purwosaloko
31 kembali ke Lamongan
32 Tamu tengah malam
33 tiba di Tuban
34 Iblis Nafsu
35 Catur Mongso
36 Sang Tuan Tidak Terkalahkan
37 Tuan Muda Galih Pratama
38 misi pertama
39 misi pertama 2
40 Rencana Adipati Condro Kirono
41 bertemu salah satu anggota keluarga Pratama
42 Draft
43 jebakan
44 di selamatkan Sugeng
45 Masa Lalu Sugeng
46 Dinda
47 Trio serial killer
48 tiba di Nganjuk
49 Abdi keluarga Danuarta
50 bos John
51 Pertarungan di Ngarai
52 Genk pelakor
53 Jin somplak
54 kabur
55 Berpisah dengan Siyem
56 misi pengawalan
57 Bangkitnya keturunan Ken Arok
58 Puspa vs Valentina
59 Puspa vs Valentina 2
60 pertemuan puspa dengan Tangwin
61 5 tahap latihan
62 Ada dua Tangwin
63 Valentina mencari bantuan
64 belum ada judul
65 Buto Tiwikromo
66 Murid Dewobrotho vs Buto Tiwikromo
67 Puspa merasa di manfaatkan
68 sebuah saran yang sangat bijak dari Siyem
69 rencana rahasia Galih dan Sugi
70 Harimau putih raksasa berekor dua
71 identitas asli Dewobrotho
72 Galang
73 Ajian tipuan
74 Siapa cinta sejati Puspa?
75 Gilang
76 keturunan Mpu Gandring
77 pertemuan Galih dengan Tangwin
78 perang di mulai
Episodes

Updated 78 Episodes

1
menemukan sebuah pusaka
2
Rencana busuk Narendra
3
kisah pilu Nia
4
menjebak dengan wangi bunga melati
5
harus segera pergi
6
Julia
7
pelet?
8
Puspa vs Genderuwo
9
menemui dukun
10
menggrebek
11
menghabisi mbah molo dan tarno
12
bertemu mantan mertua
13
Gatot sebekri
14
gagal
15
Tuan Muda Endra
16
dilema
17
menguping dari atas pohon dengan santai
18
posesif
19
keputusan Puspa
20
Topo ngrame
21
menggertak
22
awal topo ngrame
23
hukuman untuk Tiran
24
surti?
25
Masalah di alam jin
26
tiba di keraton milik prabu kolo sereng
27
adu pesona
28
kekalahan prabu kolo sereng
29
melanjutkan perjalanan
30
petirtan purwosaloko
31
kembali ke Lamongan
32
Tamu tengah malam
33
tiba di Tuban
34
Iblis Nafsu
35
Catur Mongso
36
Sang Tuan Tidak Terkalahkan
37
Tuan Muda Galih Pratama
38
misi pertama
39
misi pertama 2
40
Rencana Adipati Condro Kirono
41
bertemu salah satu anggota keluarga Pratama
42
Draft
43
jebakan
44
di selamatkan Sugeng
45
Masa Lalu Sugeng
46
Dinda
47
Trio serial killer
48
tiba di Nganjuk
49
Abdi keluarga Danuarta
50
bos John
51
Pertarungan di Ngarai
52
Genk pelakor
53
Jin somplak
54
kabur
55
Berpisah dengan Siyem
56
misi pengawalan
57
Bangkitnya keturunan Ken Arok
58
Puspa vs Valentina
59
Puspa vs Valentina 2
60
pertemuan puspa dengan Tangwin
61
5 tahap latihan
62
Ada dua Tangwin
63
Valentina mencari bantuan
64
belum ada judul
65
Buto Tiwikromo
66
Murid Dewobrotho vs Buto Tiwikromo
67
Puspa merasa di manfaatkan
68
sebuah saran yang sangat bijak dari Siyem
69
rencana rahasia Galih dan Sugi
70
Harimau putih raksasa berekor dua
71
identitas asli Dewobrotho
72
Galang
73
Ajian tipuan
74
Siapa cinta sejati Puspa?
75
Gilang
76
keturunan Mpu Gandring
77
pertemuan Galih dengan Tangwin
78
perang di mulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!