" Woy...berisik." Lantang seorang lelaki yang duduk di samping kami.
" Kenapa memang, nggak suka? pergi saja kalau tidak suka." Cetus Ana seolah menantang lelaki itu.
" Ana, sudahlah jangan buat keributan." Chika meraih lengan Ana lalu membawanya pergi dari kantin, tak ingin masalah menjadi lebih runyam lagi.
" Apaan sih..." Ana menghempaskan tangan Chika.
" Kendalikan emosi kamu, jangan lagi berhadapan sama cowok itu. Dia bisa buat kita dalam masalah..." Ucap Chika dengan tatapan seolah memohon.
Melihat mata sahabatnya, Dia pun tidak tega...
" Baiklah, kalau begitu aku tidak lagi buat ulah deh."
" Nah gitu dong, baru sahabat baikku."
" Tapi ada syaratnya.."
Chika menatap mata Ana penuh tanda tanya...
" Apa?"
" Kamu harus mau aku traktir..." Segera Ana menggandeng lengan sahabatnya lalu membawanya pergi dari kampus menuju sebuah tempat.
Ana dan Chika pergi dengan mengendarai motor, menuju sebuah resto kecil...
" Aku pesankan kamu makanan terlezat..." Setelah mendapatkan menu yang sesuai dengan kantong, segera Ana memesan untuk dia dan sahabat baiknya.
Namun ketika mereka tengah menunggu makanan yang mereka pesan, tiba-tiba saja ponsel Chika berdering...
" Astaga, aku lupa harus segera kembali..." Ucapnya dengan panik.
Ana berusaha menahan sahabatnya untuk tidak pergi dari tempat itu...
" Semua penderitaan Chika di sebabkan oleh lelaki busuk itu..." Geram melihat sahabatnya ditindas setiap saat setiap waktu.
Di sisi lain Chika berlari sekuat tenaga, tidak ingin dirinya menjadi amukan sang majikan karena tidak segera kembali tepat waktu...
" Aku harus bagaimana ini?" Terus saja Chika berlari tanpa henti, panas terik tidak lagi di rasa, keringat bercucuran kian membasahi seluruh tubuh.
Bip.....
Saat Chika hendak menyebrang jalan raya, ada satu mobil yang hampir menabraknya. Meski tidak terluka tapi dia jatuh....
" Chika?" Seorang lelaki mengendari mobil turun lalu membantu Chika berdiri.
" Maaf, aku tidak sengaja..." Ucap lelaki itu.
" Tidak apa-apa hanya saja saya kurang berhati-hati. Sekali lagi terima kasih..."
" Kamu masuk mobil dulu..." Lelaki itu membawa Chika masuk ke dalam mobil supaya tidak menghalangi pengendara lainnya.
" Sepertinya kamu terlihat gugup, ada apa?"
" Saya harus cepat sampai di rumah."lirih Chika sembari melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Lelaki itu merasa janggal melihat raut wajah yang di tunjukkan Chika....
Sepertinya dia sedang buru-buru....
" Biar aku antar kamu pulang..." Segera mobil melaju dengan perlahan.
" Terima kasih, Revan."
Revan Adinata, dia juga kuliah di kampus yang sama, hanya saja mereka beda jurusan. Revan terkenal baik hati, ramah, dan popular.
Siapa tak kenal orang kaya seperti dirinya, Ayahnya mempunyai banyak kekayaan. Tapi Revan tumbuh di bawah asuhan Kakek dan neneknya, sebab kedua orang tuanya sering bepergian ke luar negri untuk mengurus bisnis mereka.
" Tidak perlu sungkan, kita akan berteman mulai hari ini." Senyum manis berhias di bibir indah Revan, tentunya Chika menyambut dengan hangat senyum dan jabatan persahabatan itu.
" Saya berhenti di depan saja..." Jari telunjuk Chika mengarah di perempatan jalan.
" Memang dimana rumah kamu? biar aku antar sampai di depan rumah saja..."
" Terima kasih, tapi saya tidak ingin merepotkan kamu lagi. Saya mohon turunkan saya di depan saja..." Ucapnya panik.
Revan melihat ada banyak hal yang di sembunyikan olehnya. Tak berapa lama sampailah mereka di tepi jalan, Revan membantu melepaskan sabuk pengaman.
Di saat itulah dia melihat banyak tanda merah di leher dan memar di bagian lengan.
" Saya pergi dulu ya, terima kasih untuk tumpangannya..." Chika tersenyum lalu turun dari mobil.
" Hati hati...." Lambaian tangan Chika membuat Revan tersenyum. Namun ada beberapa hal yang membuatnya bingung...
" Kenapa ada banyak tanda merah? apakah dia wanita seperti itu, atau dia mendapat perlakukan kasar dari seseorang?" Ucap Revan memikirkan hal buruk yang telah menimpa Chika.
Sepertinya aku harus menggali kehidupan gadis itu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments