Episode 8

"Lo mau kemana?" Tanya Stevan masih memegangi tangan Anin.

Anin melirik ke bawah. "Aku mau duduk di balkon Stev." Jawab Anin memaksakan senyuman. Jujur saja hati Anin terasa sangat sakit sekarang ini. Anin ingin menangis, tapi Anin berusaha menahannya, gadis itu hanya saja tidak mau memperlihatkan kesedihannya pada Stevan.

"Nggak usah. Di balkon dingin. Lo temenin gue disini aja" Ucap Stevan yang berhasil membuat Anin kaget. Karena bisa dibilang ini adalah kali pertama Stevan mau mengajak Anin berbicara lagi. Apalagi meminta di temani seperti saat ini.

"Hmm. Tapi Stev..." Jawab Anin gugup. Anin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal bingung.

Stevan tidak peduli, tangan Stevan tiba-tiba saja menarik tangan Anin hingga membuat Anin kaget.

Tubuh Anin terbaring ke tempat tidur lebih tepatnya di samping Stevan. Sementara Stevan masih saja diam tanpa suara, memeluk Anin dan menenggelamkan kepala Anin di dada bidangnya.

"Disini aja. Temenin gue, jangan kemana-mana" Lirih Stevan kemudian memejamkan matanya sambil mendekap tubuh Anin.

Sungguh, jantung Anin berpacu begitu cepat dibuatnya. Anin tidak tau apa maksud Stevan melakukan ini semua. Tapi jujur saja, desiran darah Anin kini mengalir begitu cepat. Tidak bisa dipungkiri bahwa Anin merasa nyaman di dalam pelukan pria ini. Tanpa Anin sadari, bulir bening itu berhasil menetes begitu saja di pipi Anin.

Anin tau, besok-besoknya Anin akan kembali terluka seperti sebelumnya. Tapi Anin tidak mau munafik, bahwa Anin juga ingin merasakan seperti ini bersama Stevan meskipun hanya kali ini saja. Entah mengapa Anin merasa nyaman.

Stevan masih memejamkan matanya. Tapi pria itu jelas merasakan ada guncangan dari tubuh Anin. Stevan jelas tau bahwa Anin saat ini sedang menangis. Tapi Stevan memilih untuk diam, Stevan memilih pura-pura tidak mengetahui apa apa.

Lima belas menit kemudian, Stevan membuka matanya kembali. Karena memang, sedari tadi Stevan memang tidak tertidur. Stevan hanya pura-pura tidur, dan kini, justru Anin yang tampak tertidur lelap di pelukannya.

Stevan sedikit meregangkan pelukannya hati-hati agar Anin tidak terbangung. Tangan Stevan menyibakkan rambut Anin sebagian yang menutupi wajahnya.

Stevan menatap lekat wajah itu. Wajah yang jelas sekali masih basah karena barusan gadis itu baru saja menangis. Stevan menatapnya lekat.

"Maaf" Lirih Stevan kemudian mengecup kening Anin. Setelahnya Stevan kembali mengeratkan pelukannya sebelum kembali memejamkan mata dan ikut terhanyut ke alam mimpi bersama Anin.

***

Pagi harinya, Anin terbangun lebih dulu dari Stevan. Mengerjap beberapa kali, Anin merasakan sesuatu masih melingkar di pinggangnya. Detik kemudian, mata Anin terbuka dengan sempurna.

Mata Anin menatap wajah Stevan yang masih terlelap.

Tangan Anin terulur memegang pipi Stevan dengan lembut. "Kenapa?" Lirih Anin dengan suara begitu pelan. Sesaat kemudian, Anin tidak ingin berlarut dalam kesedihan. Anin hendak bangkit dari tempat tidur.

Namun, Stevan yang sebenarnya sudah terbangun dari tadi, menahan tubuh Anin untuk tidak bangkit. Tangan Stevan menahan tubuh Anin agar masih terbaring. Mata Anin membulat, Anin merasa bingung dengan sikap Stevan kali ini.

"A-ada apa Stev?" Tanya Anin ragu.

"Mau kemana lo?" Tanya Stevan dingin.

"A-aku mau ke kamar mandi. Aku ada kuliah pagi. Kamu aku tinggal dulu nggak papa kan? Atau kita perlu ke rumah sakit dulu sebelum aku ke kampus?" Tanya Anin gugup dan beruntun.

"Nggak usah" Sahut Stevan singkat.

"Oo nggak usah. Yaudah. Nanti aku siapin makanan dulu ya sebelum berangkat ke kampus" Ucap Anin.

"Maksud gue nggak usah ke kampus. Temenin gue disini" Ucap Stevan yang lagi dan lagi membuat Anin terdiam. Gadis itu benar-benar merasa bingung. Ada apa dengan pria ini? Kenapa sikap Stevan menjadi aneh?

"Tapi Stev. Aku..."

"Jangan bantah!!"

Anin menghela nafas. Ia hanya hanya bisa selain menurut? Entahlah, rasanya Anin tidak bisa menolak. Karena Anin tau, sebagai seorang istri ia harus menuruti dan patuh dengan apa yang dikatakan oleh suami.

"Yaudah, tapi aku mau mandi dulu Stev." Ucap Anin hendak menyingkirkan tangan Stevan dan beranjak dari tidurnya. Namun, lagi dan lagi Stevan menahan tubuh Anin.

"Jangan gerak. Biarin gini aja" Stevan justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Tapi kamu udah meluk aku dari semalam lo Stev" Protes Anin, mengingat pria itu bahkan tidak melepaskan pelukannya dari Anin sedetikpun dari semalam.

"Suka suka gue. Lo kan istri gue. Jadi ya sah sah aja. Gue juga nggak akan berdosa. Tangan juga tangan gue nggak minjem tangan orang lain ataupun tangan lo untuk juga" Sahut Stevan seenak jidatnya.

Anin mematung dan sontak terdiam. "Istri? Haha Istri? apakah seperti ini yang dinamakan istri? dia bahkan cuma mentingin dirinya sendiri. Dia bahkan nggak pernah mikirin gimana sakitnya aku selama ini. Tapi sekarang dengan gampangnya dia bilang istri?" Lirih Anin dalam hati.

***

Anin baru saja selesai menyuapi Stevan makan siang. Hari ini Anin benar-benar tidak pergi ke kampus karena mengikuti keinginan Stevan.

Kini, Anin sedang duduk sendiri di balkon kamarnya dan juga Stevan. Entah apa yang saat ini ada di fikiran Anin, yang jelas gadis itu kini tengah melamun menatap kosong ke arah depan.

"Lagi mikirin apa lo?" Tanya Stevan yang tiba-tiba dari belakang Anin. Hal itu sontak membuat Anin kaget. Tangan Anin dengan cepat menghapus air mata yang menetes di pipinya sebelum Stevan melihatnya.

Tapi siapa yang tau, diam diam Stevan tetap sudah melihatnya karena pria itu sedari tadi tak behenti memperhatikan Anin dari dalam sana.

Anin menoleh ke arah belakang. "Nggak ada. Nggak ngapa ngapain" Sahut Anin singkat kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

Stevan diam. Kemudian ikut mendudukkan tubuhnya di samping Anin.

"Lagi liatin apa?" Tanya Stevan.

Anin menoleh ke samping. "Cuma liatin awan mendung dan menantikan awan itu kembali cerah dan terang" Sahut Anin penuh sindiran.

"Lo sadar kan, nggak selamanya awan itu mendung. Suatu saat dia akan berubah cerah. Begitu juga kebahagiaan. Mungkin, sekarang belum saatnya. Tapi jika saatnya sudah tiba, kebahagiaan itu akan menghampiri dengan sendirinya"

Kening Anin tertaut. Pandangan Anin beralih ke arah Stevan menatap Stevan bingung. Anin tidak bisa mencerna ucapan Stevan yang penuh maksud tersebut.

"Maksud kamu?" Tanya Anin.

"Nggak ada maksud" Sahut Stevan kemudian Stevan kembali bangkit. Stevan kembali berjalan ke dalam kamar dan meninggalkan Anin yang sudah merasa penasaran di balkon sendiri.

Anin menatap punggung Stevan yang semakin lama semakin menjauh sembari bertanya tanya sendiri dalam hati tentang apa yang dimaksud oleh pria itu.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

y mungkin ini yg terbaik kali yyyy menurut stev

2023-11-04

0

istrinya THV 🐻💜

istrinya THV 🐻💜

sumpah nyesek dari part 1 sampai d part ini air mataku sllu kluar

2022-06-06

0

Gauri Utama

Gauri Utama

Jangan2 Stevan sebenarnya punya Penyakit dan lg pengobatan gt???

2022-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Mohon Dijawab Ya :)
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 JANGAN DI SKIP!!!
81 Episode 79
82 Episode 80
83 Episode 81
84 Episode 82
85 Episode 83
86 Episode 84
87 Episode 85
88 Episode 86
89 Episode 87
90 Episode 88
91 Episode 89
92 Episode 90 (Ending)
93 Extra Part 1
94 Extra Part 2
95 Extra Part 3
96 Extra Part 4
97 Extra Part 5
98 Extra Part 6 (SELESAI)
99 INFO SEASON 2 (CERITA El & BARRA)
100 NOVEL ELGARA
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Mohon Dijawab Ya :)
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
JANGAN DI SKIP!!!
81
Episode 79
82
Episode 80
83
Episode 81
84
Episode 82
85
Episode 83
86
Episode 84
87
Episode 85
88
Episode 86
89
Episode 87
90
Episode 88
91
Episode 89
92
Episode 90 (Ending)
93
Extra Part 1
94
Extra Part 2
95
Extra Part 3
96
Extra Part 4
97
Extra Part 5
98
Extra Part 6 (SELESAI)
99
INFO SEASON 2 (CERITA El & BARRA)
100
NOVEL ELGARA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!