EP: 5

"Kenapa? Mengajari menantu sendiri apa tidak boleh? Rumah sakit ini kamu yang punya?!" ujar Yunita dengan nada tinggi. Meski sedikit ciut melihat dokter datang, wajahnya tetap menunjukkan kesombongan.

Leo terkekeh, menanggapi dengan tenang, "Anda benar. Rumah sakit ini memang milik keluargaku."

Beberapa orang di sekitar mulai tertawa pelan. Betapa tidak? Yunita sama sekali tidak tahu bahwa pria di depannya adalah Leo Krisna, Direktur sekaligus pemilik jaringan rumah sakit Mardika Medical. yang ternama di seluruh negeri. Bahkan rumah sakit terbesar di kota ini pun miliknya. Siapa yang berani bersikap seperti itu kepadanya?

Mendengar pernyataan Leo, Yunita merengut, lalu berkata ketus, "Kalau memang milik keluargamu, terus kenapa? Aku ke sini buat berobat, bukan buat dimarahi."

Leo membalas santai, "Kalau begitu, anda silakan ke bagian psikiatri,"

Biasanya, Leo malas meladeni orang seperti Yunita. Tapi entah kenapa, hari itu ia sedang dalam mood yang cukup baik untuk menghadapi pasien yang menyebalkan sekalipun.

"Apa maksud kamu?!" Jeremy justru yang duluan bereaksi. Ia merasa Leo sedang menghina ibunya. Apa dokter itu mengira jika ibunya sakit jiwa?

"Hmm... jadi bukan ke bagian psikiatri," sahut Leo masih dengan ekspresi santai. "Lalu ke bagian mana?"

"Tentu saja aku tidak sakit! Itu menantu sialan yang bilang aku kena kanker paru-paru. Padahal tubuhku sehat-sehat aja!" Yunita memelototi Jessi yang sejak tadi menunduk diam.

Leo mengalihkan pandangan ke Jessi. Meski samar-samar terasa familiar, ia belum bisa mengenali wanita itu. Tanpa berkata apa pun, Leo mendekat dan mengambil hasil tes serta CT scan dari tangan Jessi. Ia menatapnya sejenak, lalu mengernyit.

Kemudian, ia menatap Yunita dengan dingin. "Sel kanker sudah menyebar. Ada invasi mediastinum dan tekanan pada organ di sekitar tulang rusuk atas. Ini biasanya menyebabkan nyeri di dada dan bahu, pembengkakan pada lengan, dan gangguan gerak. Aku juga melihat kelopak mata turun, pupil mengecil, mata cekung, dan wajah tanpa keringat."

Leo berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Jadi... saat menantumu bilang kamu dalam stadium lanjut kanker paru-paru, itu bentuk penghiburan. Karena faktanya, kamu sudah dalam kondisi sangat serius. Kami hanya bisa menyarankan perawatan konservatif untuk mengurangi rasa sakit, atau... pulang."

Kata terakhir tidak ia ucapkan dengan keras. Ia tahu, mendengar hal itu dari seorang dokter bisa menghancurkan semangat siapa pun.

Setelah menyerahkan kembali hasil pemeriksaan kepada Jessi, Leo berbalik dan meninggalkan ruangan tanpa berkata apapun lagi.

Kerumunan orang yang berada di sana, yang tadi sempat menyaksikan kemarahan Yunita pada Jessi hanya bisa menatap kepergiannya dalam diam.

Yunita, yang semula menolak percaya, mulai gemetar. Tubuhnya terasa dingin dan lemas, dan ia jatuh berlutut di lantai.

"Bu! Ada apa?!" Jeremy segera membungkuk, panik, mencoba menopang ibunya.

"Nak, selamatkan aku... Aku tidak mau mati... tolong selamatkan aku!" ratap Yunita, suaranya penuh ketakutan.

"Aku akan melakukan segalanya untuk menyelamatkanmu, Bu," ucap Jeremy, matanya mulai memerah.

Yunita lalu berpaling pada Jessi. "Jessi... Jessi!"

Jessi menatapnya. Meski wajahnya masih terasa perih karena tamparan barusan, ia tetap maju, menopang Yunita, dan berkata pelan, "Ibu."

"Tolong selamatkan aku... aku tidak mau mati... Aku salah, Jessi. Aku tidak seharusnya memperlakukanmu seperti itu..."

Jessi mengangguk, suaranya tegas, "Bu, Jeremy dan aku akan berusaha sebisanya. Kalau perlu, kami keluarkan semua tabungan kami."

Namun Yunita langsung menolak panik, "Tidak! Jangan pakai uang anakku! Aku Tidak bisa biarkan itu! Bukankah ayahmu seorang profesor? Ibumu punya usaha juga, kan? Keluargamu pasti punya tabungan. Jual salah satu rumah kalian untuk biayai aku, ya?"

Jessi tercengang mendengarnya. Ia memang siap membantu semampunya. Tapi meminta orang tuanya menjual aset demi biaya pengobatan mertuanya? Itu keterlaluan.

"Jessi, tolong... kamu pinjam dari orang tuamu, ya? Aku mohon... Aku berlutut untukmu!" seru Yunita sambil jatuh berlutut di hadapan Jessi.

"Aku..." Jessi menelan ludah, lalu menjawab dengan lirih, "Aku dan Jeremy akan tanggung biayanya dulu, Bu. Kalau tidak cukup, aku akan bicarakan dengan orang tuaku."

"Jangan pakai uang anakku! Kamu harus pinjam dari orang tuamu! Kumohon!" Yunita menangis sejadi-jadinya, memegangi tangan Jessi erat-erat.

"Bu! Apa yang kamu lakukan!" Jeremy cepat melangkah maju dan menarik Yunita. Dia memandang Jessi dengan kesal. "Ibuku seperti ini, tidak bisakah kamu menurutinya?"

"Tapi..." Stella menggigit bibirnya. Orang tuanya telah membesarkannya bertahun-tahun. Kecuali saat Tahun Baru di mana ia mengunjungi mereka dan memberikan hadiah, ia belum banyak berbakti.

Sementara Jeremy, hampir seluruh pendapatannya diserahkan pada Yunita dan bahkan membantu keluarga besar mereka.

Rumah tempat mereka tinggali saat ini pun sebenarnya adalah milik orang tua Jessi yang dibeli sebelum pernikahan. Bahkan, orang tuanya sesekali masih memberi uang agar Jessi bisa membeli pakaian baru, agar tidak tampak terlalu sederhana.

Jessi menggeleng. Ayah dan ibunya tak pernah menikmati hidup dari hasil kerja anak mereka. Kini mereka harus menjual rumah demi perawatan ibu mertua yang bahkan sering merendahkannya?

“Aku tidak bermaksud membebani orang tuaku, tapi kamu juga harusnya lebih masuk akal!” ucap Jessi pelan, mencoba menahan emosinya.

Jeremy menatapnya dengan tajam. “Jessi, aku tidak menyangka kamu seegois ini!”

“Aku...”

Sebelum Jessi sempat menjawab, Yunita tiba-tiba batuk keras dan memuntahkan darah. Cairan merah itu mengenai lantai, mengejutkan keduanya.

“Bu!”

Jeremy dan Stella panik dan segera membawa Linda ke ruang gawat darurat...

-------

Di depan kantor Irish, Hanna memegang undangan di tangannya, ragu untuk mengetuk pintu.

Sudah tiga hari sejak Irish dan Ethan bertemu kembali. Sejak saat itu, Hanna selalu menghindar. Ia bingung dan tak tahu bagaimana menghadapi i

Irish yang baru dia labeli sebagai sahabat itu.

Namun seminggu lagi adalah perayaan ulang tahun pernikahan Ethan dan Carisa. Hanna diminta langsung oleh sang kakak untuk memberikan undangan kepada Irish.

Tapi bagaimana cara menyampaikannya? Langsung menyerahkan begitu saja, lalu pergi? Atau duduk dan mencoba bicara, seolah tak ada yang terjadi?

Saat Hanna masih bingung, Erick muncul di belakangnya sambil membawa dokumen.

“Hanna? Kenapa kamu berdiri di sini?” tanya Erick lembut.

Hanna tersentak. “Ah... halo, Kak Erick...”

Erick tersenyum, “Kamu mencari Irish?”

“Iya. Irish baru saja merancang gaun untuk Kak Carisa. Aku pikir, karena dia perancangnya, tentu dia akan senang melihat karyanya dipamerkan. Jadi, aku diminta mengundangnya secara langsung.”

Erick tersenyum mendengar perhatian Hanna pada Irish. “Kamu bijaksana, Hanna.”

“Ah, tidak juga...” Hanna tersipu malu, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

“Kalau begitu masuk saja. Nanti kalau sempat, kita bisa bahas soal kerjaan kita juga,” kata Erick santai.

“Kerjaan kita?” Hanna menatap Erick bingung.

Erick tertawa kecil. “Kamu kan akan syuting iklan dengan Kirana bulan depan? Kalian berdua jadi brand ambassador produk Sang Kupu. Dan aku yang akan menangani proyek itu.”

Mata Hanna membesar. “Kak Erick yang tangani langsung?”

Erick mengangguk. “Iya. Ayahku yang minta. Jadi nanti akan ada beberapa aktivitas promosi yang akan aku koordinasikan.”

Hanna tampak antusias. “Aku akan standby 24 jam! Siap kapan pun!” katanya sambil mengangkat tiga jari.

Erick tertawa karena sikap Hanna yang lucu. “Baik. Sekarang masuk saja, temui Irish.”

Namun sebelum Hanna mengetuk, Erick kembali memanggilnya.

“Hanna...”

“Ya?” Hanna cepat-cepat berbalik.

Erick menatap Hanna sejenak. “Kamu selalu tulus. Bisa berteman baik dengan Irish seperti itu, aku kagum.”

Hanna hanya tersenyum getir dalam hati. Sebenarnya, aku melakukannya karena kamu...

Tapi dia tidak mengatakan itu. Ia hanya tersenyum. “Tidak apa-apa. Aku senang bisa melakukannya.”

Erick mengangguk, lalu berlalu.

Hanna menatap punggung Erick lama, kemudian menghela napas dan mengetuk pintu Irish.

Episodes
1 EP: 1
2 EP: 2
3 EP: 3
4 EP: 4
5 EP: 5
6 EP: 6
7 EP: 7
8 EP: 8
9 EP: 9
10 EP: 10
11 EP: 11
12 EP: 12
13 EP: 13
14 EP: 14
15 EP: 15
16 EP: 16
17 EP: 17
18 EP: 18
19 EP: 19
20 EP: 20
21 EP: 21
22 EP: 22
23 EP: 23
24 EP: 24
25 EP: 25
26 EP: 26
27 EP: 27
28 EP: 28
29 EP: 29
30 EP: 30
31 EP: 31
32 EP: 32
33 EP 33
34 EP: 34
35 EP: 35
36 EP: 36
37 EP: 37
38 EP: 38
39 EP: 39
40 EP: 40
41 EP: 41
42 EP: 42
43 EP: 43
44 EP: 44
45 EP: 45
46 EP: 46
47 EP: 47
48 EP: 48
49 EP 49
50 EP: 50
51 EP: 51
52 EP: 52
53 EP: 53
54 EP: 54
55 EP: 55
56 EP: 56
57 EP: 57
58 EP: 58
59 EP: 59
60 EP: 60
61 EP: 61
62 EP: 62
63 EP: 63
64 EP: 64
65 EP: 65
66 EP: 66
67 EP: 67
68 EP: 68
69 EP: 69
70 EP:70
71 EP: 71
72 EP: 72
73 EP: 73
74 EP: 74
75 EP: 75
76 EP: 76
77 EP: 77
78 EP: 78
79 EP: 79
80 EP: 80
81 EP: 81
82 EP: 82
83 EP: 83
84 EP: 84
85 EP: 85
86 EP: 86
87 EP:87
88 EP: 88
89 EP: 89
90 EP: 90
91 EP: 91
92 EP: 92
93 EP: 93
94 EP: 94
95 EP: 95
96 EP: 96
97 EP: 97
98 EP: 98
99 EP: 99
100 EP: 100
101 EP: 101
102 EP: 102
103 EP: 103
104 EP: 104
105 EP: 105
106 EP: 106
107 EP: 107
108 EP: 108
109 EP: 109
110 EP: 110
111 EP: 111
112 EP: 112
113 EP: 113
114 EP: 114
115 EP: 115
116 EP: 116
117 EP: 117
118 EP: 118
119 EP: 119
120 EP: 120
121 EP: 121
122 EP: 122
123 EP: 123
124 EP: 124
125 EP: 125
126 EP: 126
127 EP: 127
128 EP: 128
129 EP: 128
130 EP: 130
131 EP: 131
132 EP: 132
133 EP: 133
134 EP: 134
135 EP: 135
136 EP: 136
137 EP: 137
138 EP: 138
139 EP: 139
140 EP: 140
141 EP: 141
142 EP: 142
143 EP: 143
144 EP: 144
145 EP: 145
146 EP: 146
147 EP: 147
148 EP: 148
149 EP: 149
150 EP: 150
151 EP: 151
152 EP: 152
153 EP: 153
154 EP: 154
155 EP: 155
156 EP: 156
157 EP: 157
158 EP: 158
159 EP: 159
160 EP: 160
161 EP: 161
162 EP: 162
163 EP: 163
164 EP: 164
165 EP: 165
166 EP: 166
167 EP: 167
168 EP: 168
169 EP: 169
170 EP: 170
171 EP: 171
172 EP: 172
173 EP: 173
174 EP: 174
175 EP: 175
176 EP: 176
177 EP: 177
178 EP: 178
179 EP: 179
180 EP: 180
181 EP: 181
182 EP: 182
183 EP: 183
184 EP: 184
Episodes

Updated 184 Episodes

1
EP: 1
2
EP: 2
3
EP: 3
4
EP: 4
5
EP: 5
6
EP: 6
7
EP: 7
8
EP: 8
9
EP: 9
10
EP: 10
11
EP: 11
12
EP: 12
13
EP: 13
14
EP: 14
15
EP: 15
16
EP: 16
17
EP: 17
18
EP: 18
19
EP: 19
20
EP: 20
21
EP: 21
22
EP: 22
23
EP: 23
24
EP: 24
25
EP: 25
26
EP: 26
27
EP: 27
28
EP: 28
29
EP: 29
30
EP: 30
31
EP: 31
32
EP: 32
33
EP 33
34
EP: 34
35
EP: 35
36
EP: 36
37
EP: 37
38
EP: 38
39
EP: 39
40
EP: 40
41
EP: 41
42
EP: 42
43
EP: 43
44
EP: 44
45
EP: 45
46
EP: 46
47
EP: 47
48
EP: 48
49
EP 49
50
EP: 50
51
EP: 51
52
EP: 52
53
EP: 53
54
EP: 54
55
EP: 55
56
EP: 56
57
EP: 57
58
EP: 58
59
EP: 59
60
EP: 60
61
EP: 61
62
EP: 62
63
EP: 63
64
EP: 64
65
EP: 65
66
EP: 66
67
EP: 67
68
EP: 68
69
EP: 69
70
EP:70
71
EP: 71
72
EP: 72
73
EP: 73
74
EP: 74
75
EP: 75
76
EP: 76
77
EP: 77
78
EP: 78
79
EP: 79
80
EP: 80
81
EP: 81
82
EP: 82
83
EP: 83
84
EP: 84
85
EP: 85
86
EP: 86
87
EP:87
88
EP: 88
89
EP: 89
90
EP: 90
91
EP: 91
92
EP: 92
93
EP: 93
94
EP: 94
95
EP: 95
96
EP: 96
97
EP: 97
98
EP: 98
99
EP: 99
100
EP: 100
101
EP: 101
102
EP: 102
103
EP: 103
104
EP: 104
105
EP: 105
106
EP: 106
107
EP: 107
108
EP: 108
109
EP: 109
110
EP: 110
111
EP: 111
112
EP: 112
113
EP: 113
114
EP: 114
115
EP: 115
116
EP: 116
117
EP: 117
118
EP: 118
119
EP: 119
120
EP: 120
121
EP: 121
122
EP: 122
123
EP: 123
124
EP: 124
125
EP: 125
126
EP: 126
127
EP: 127
128
EP: 128
129
EP: 128
130
EP: 130
131
EP: 131
132
EP: 132
133
EP: 133
134
EP: 134
135
EP: 135
136
EP: 136
137
EP: 137
138
EP: 138
139
EP: 139
140
EP: 140
141
EP: 141
142
EP: 142
143
EP: 143
144
EP: 144
145
EP: 145
146
EP: 146
147
EP: 147
148
EP: 148
149
EP: 149
150
EP: 150
151
EP: 151
152
EP: 152
153
EP: 153
154
EP: 154
155
EP: 155
156
EP: 156
157
EP: 157
158
EP: 158
159
EP: 159
160
EP: 160
161
EP: 161
162
EP: 162
163
EP: 163
164
EP: 164
165
EP: 165
166
EP: 166
167
EP: 167
168
EP: 168
169
EP: 169
170
EP: 170
171
EP: 171
172
EP: 172
173
EP: 173
174
EP: 174
175
EP: 175
176
EP: 176
177
EP: 177
178
EP: 178
179
EP: 179
180
EP: 180
181
EP: 181
182
EP: 182
183
EP: 183
184
EP: 184

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!