Rima telah bersiap memulai harinya lagi cuti nya telah berakhir hari ini
Ia menatap diri nya di balik bayangan cermin kecil depan lemari nya
Seulas senyum ia Sunggingkan dari bibir mungilnya dilihatnya bayangan dirinya yang sedikit kurus dibandingkan beberapa hari yang lalu
"Huuuffffftttt, Bismillah semoga hari ini semua baik baik saja. Amin" ucap Rima lirih sembari menangkup kan kedua tangannya
kemudian ia menatap jemarinya yang lentik dilihatnya cincin pertunangan yang masih melingkar di jari nya
" Selamat pagi Mas... Aku berangkat ke kantor dulu ya.." Ucap Rima pada jarinya seakan ia sedang berbicara pada Almarhum Ridwan
****
Tookkk... Tokkkk.. Tokkkk
suara pintu kamar kost Rima diketuk perlahan diiringi dengan sapaan
"Assalamu'alaikum neng Rima"
" Waalaikumsalam iya sebentar ... Rima segera membuka pintunya yang diketuk
"Iya Pak Ali ada yang bisa Rima bantu?"
" Ini neng ada surat buat neng Rima" sahut Pak Ali sambil menyerah kan surat yang dia pegang kepada Rima
"Surat ? sepagi ini? dari siapa Pak?"
" Nggak tahu neng dari siapa kata si tukang suratnya ini dari sahabat Eneng" jelas Pak Ali pada Rima
Rima segera menerima surat tersebut dan berlalu masuk ke dalam kamar kost nya lagi setelah mengucapkan terimakasih pada Pak Ali
Dilihatnya amplop surat tersebut lagi lagi tidak ada nama dan alamat si pengirim
"*Untukmu rindu yang tak pernah terbalaskan"
😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔😔
Aku tahu ini salah
Aku tahu aku tak pantas
Aku tahu aku bukan siapa-siapa
DAN SATU HAL YANG AKU TAHU BAHWA AKU BERTAHAN HANYA UNTUK DIRIMU
"Dari ku yang menantimu*"
***
Dilipatnya kembali surat itu dan ia letakkan di atas meja rias nya
Lalu ia melihat sekilas bayangan dirinya setelah dirasa cukup kemudian ia berangkat ke kantor tempat ia bekerja
Pagi ini seperti biasanya dia hanya memakai jas panjang sebagai outer untuk kemejanya serta celana kain yang sedikit longgar serta mencangklong tas punggung kesayangannya serta rambut pendeknya ia gerai begitu saja ia sengaja tidak memakai pakaian sexy seperti yang lain karena ia tidak begitu suka dengan pakaian yang minim lagi pula Rima berangkat kerja menaiki sepeda motor
Rima mendorong sepeda motornya sampai depan gerbang kost nya ia melakukan itu karena ia tidak ingin mengganggu para penghuni rumah kost yang masih terlelap
Dinyalakan mesin sepeda nya kemudian ia melaju menuju kantornya
Hampir 200 meter ia bersepeda ia pun menghentikan sepeda motor nya tepat di sebuah rumah kost yang tidak terlihat asing matanya berkeliling mengitari halaman kost tersebut sambil ia terus terduduk di atas motornya
Bayangan Almarhum Ridwan mulai muncul di kepala nya ia teringat kembali kenangan yang mereka lalui selama ini biasanya saat seperti ini saat ia akan berangkat bekerja Rima hanya mengendarai motornya sampai di tempat kost Almarhum Ridwan dan kemudian berangkat bersama Almarhum Ridwan menggunakan motornya
Rasa bahagia itu kini berubah menjadi sakit dan perih tak terasa bulir bening itu menetes lagi untuk yang kesekian kalinya
"Astaghfirullah... Astaghfirullahalazim kuatkan aku Ya Allah kuatkan hati dan juga imanku agar aku bisa terus ber istighfar untuk mas Ridwan"
Setelah menghela nafas panjang dan menata fikirannya Rima kemudian melajukan motornya menuju tempat kerjanya
**
Setibanya di perusahaan Rima masih enggan turun dari motornya ia merasa sedari tadi ada yang membuntuti nya
Ia menoleh ke arah mobil yang mengikutinya dilihat dari plat nomornya ia merasa sangat asing dengan mobil tersebut.
Seketika itu juga Rima turun dari motornya dan menghampiri mobil mewah itu
Diketuk nya perlahan kaca mobil tersebut tetapi tidak ada respon sama sekali dari si pemilik mobil.
Justru mobil itu malah melajukan mobilnya dengan sangat kencang sesaat setelah Rima mengetuk kaca nya
"Dasar aneh.!!" Gerutu Rima sembari berjalan mendekati motornya kemudian ia segera masuk ke dalam halaman gedung bertingkat tersebut.mendapatiSetelah memarkirkan motornya kemudian ia berjalan menuju lobi gedung di sana ia sudah di sambut oleh sahabatnya Adinda
" Rimaaaaaaaaa," sorak Adinda kegirangan mendapati sahabat baiknya datang
Hal itupun di sambut baik oleh Rima kemudian mereka saling berpelukan. Sorakan Riuh Dinda mampu menarik perhatian semua orang yang berada di tempat tersebut
"Kebiasaan deh, tu liat mereka kaget tau "
tunjuk Rima pada Dinda dan hanya diiringi tawa cekikikan dari Dinda. Mereka terus berjalan beriringan menuju ruangan kerja masing-masing
***
Jam makan siang pun tiba Dinda menghampiri meja Rima yang kebetulan letaknya tidak jauh dari nya...
Mereka berdua kebetulan berada di ruangan yang sama dan bagian yang sama dalam satu tim tidak mengherankan jika terkadang mereka berdua sering mendapatkan teguran dari atasan di karenakan ulah mereka berdua
Sebenarnya Rima termasuk gadis yang periang hanya saja setelah kematian Almarhum Ridwan ia menjadi sedikit lebih anteng
***(namanya juga baru berkabung thor.. masak iya harus sorak gembira kan gak mungkin ya???) 😄😄😄😄😄😄***
Mereka memutuskan untuk makan siang di kantin perusahaan karena Rima yang masih enggan berjalan jauh
"Mau makan apa sayang?" ucap Dinda
" Pesenin teh anget sama cemilan aja ya lagi gak nafsu makan nihhh"
"Itu doang? okelah kalo begitu." Dinda segera memanggil si Mas pelayan dan memberitahukan pesanan nya dan pesanan Rima
Di sela sela makan ponsel Rima pun berbunyi dilihatnya sekilas lalu ia mengernyitkan dahinya sambil menatap layar ponselnya
"Nomor tak dikenal" Gumamnya lirih
" Siapa ma?" Tanya Dinda sembari menyesap minumannya
"Nggak tahu... Nomor nya gak dikenal"
" Udah jawab aja siapa tahu itu penting."
Kemudian Rima pun menjawab telfon tersebut
tetapi setelah Rima mengangkatnya tiba-tiba panggilan tersebut terputus sebelum Rima tahu siapa yang menelfon
Hal itu terjadi berulang hampir 15 kali sampai akhirnya Rima jengah dan menonaktifkan handphone nya...
Waktu makan siang pun berakhir setelah membayar makanannya mereka berdua kembali ke ruang kerja masing-masing
Tanpa komando dari sang bos Rima kemudian mengerjakan semua pekerjaan yang menumpuk karena ia tinggal selama beberapa hari ini
Ia merasa sangat lelah tapi ini semua sudah menjadi tanggungjawab nya maka ia harus tetap profesional
Semua karyawan dan karyawati telah keluar dari gedung pertanda jam bekerja telah usai tak terkecuali Rima dan Dinda
Sambil terus berjalan mereka berdua berbincang merencanakan sesuatu yang menyenangkan sebenarnya hati Rima begitu terhibur dengan berdekatan dengan Dinda tapi mau dikata apa sekarang Dinda sudah berkeluarga jadi dia tidak bisa sebebas dulu lagi
Rima harus menghargai privasi dari sahabat baiknya itu..
"Nanti aku kabarin ya.. see you tommorow" Ucap Dinda sembari melambaikan tangannya ke arah Rima
Rima menuju ke parkiran diambilnya kunci motor yang ia kantongi sedari tadi lalu menaiki motornya dan bergegas pulang
*****
Hayyy para readers semua jangan pernah bosan ya buat vote like comment dan dukung novelnya Author
Jangan lupa juga follow IG nya Author @rahmaalfa21
Terimakasih 😘😘😘😘😘😘
"Merendahlah.... Sampai tidak ada orang yang mampu merendahkan mu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Lp.Ww
nyimak
2021-03-03
1