Bab 5 - Kecantikannya

Nayla langsung gemetar. Seluruh tubuhnya bergetar karena ketakutan yang begitu dalam. Matanya yang bening memerah, dipenuhi air mata yang mengambang, seolah-olah danau dangkal yang beriak oleh angin lembut.

Adrian menatap mata itu. Dari riak lembut di permukaannya, dia bisa melihat jauh ke dalam—ketakutan murni yang tersembunyi di dasar hati Nayla.

Sialan. Gadis ini baru berusia sembilan belas tahun, tapi rasa takutnya padanya sudah begitu besar… begitu mutlak.

Nayla sendiri mulai merasa jengkel pada dirinya.

“Nayla.”

Adrian memanggil lagi, suaranya rendah dan terdengar menawan, tapi justru membuat orang merinding, dingin hingga menusuk ke dalam tulang.

“Hmm…” Nayla menjawab pelan tanpa sadar.

“Mau lari?”

Adrian mencengkeram dagunya lebih keras, genggamannya membuatnya tak bisa menghindar.

Nayla menggeleng lemah. Air mata jatuh dari sudut matanya. Wajahnya begitu menyedihkan, seperti kelinci kecil yang terluka. Seketika itu juga, hati Adrian terasa menghangat tanpa ia sadari.

Perasaan ini tidak baik.

Dengan raut kesal, Adrian melepaskannya, mengerutkan alis, lalu dengan gerakan cepat membuka dasinya dan melangkah pergi. Sebelum pergi, hanya satu kalimat yang keluar dari bibirnya:

"Nanti saja."

Nayla mulai panik. Ia tak tahu apa maksud Adrian. Tapi setelah menarik napas, ia menyadari satu hal—tidak boleh terburu-buru.

Nayla tetap duduk diam di kursi, menatap Adrian melangkah keluar dari vila, masuk ke dalam mobil, hingga mobil Maybach itu melaju cepat dan menghilang dari pandangannya. Barulah ia menurunkan tatapannya.

 

Selama tiga hari berikutnya, Adrian tak terlihat sama sekali.

Hari-hari Nayla di vila terasa amat membosankan. Kalau harus diringkas: bosan, sepi, dan hampir berjamur.

Satu-satunya hiburan hanyalah belajar membuat kue dari koki pribadi. Sisanya? Hampa total.

Karena Adrian tahu luka di tubuh Nayla belum sembuh, ia bahkan menyuruh guru privatnya untuk libur selama beberapa hari.

Gim favorit Nayla, Zona Terakhir, belum diluncurkan. Versi pertama Zona Terakhir: Pertempuran Terakhir baru akan rilis pada pertengahan Juni.

Nayla sungguh tidak mengerti bagaimana dirinya di kehidupan sebelumnya bisa menjalani kehidupan yang monoton seperti ini di usia sembilan belas tahun—hari demi hari yang nyaris tidak berubah.

 

Malam hari di hari keempat, setelah makan malam, Nayla seperti biasa ditemani pelayan berjalan di taman. Namun baru setengah jalan, salah satu pelayan mendekat dan memberi tahu:

Malam ini, ia akan menemani Tuan Adrian menghadiri sebuah pesta.

Ia harus segera bersiap—dandan dan menata rambut secepat mungkin.

Para pelayan tampak terkejut. Tapi Nayla hanya tenang, seolah semuanya sudah dalam perhitungannya.

Sebenarnya, selama tiga hari ini, Nayla memang menunggu pesta ini.

Selama malam ini berjalan lancar, posisi Nayla di hati Adrian pasti akan meningkat.

Dan pada saat itu, permintaan seperti kembali ke sekolah——Adrian pasti akan mengabulkannya.

Dia tidak akan sebodoh kehidupan sebelumnya—dengan mudah masuk ke dalam perangkap Kayla dan membuat Adrian marah karena kecerobohannya sendiri.

 

Satu jam kemudian, di depan cermin rias yang besar, Nayla berdiri anggun dalam balutan gaun malam putih dengan potongan off-shoulder dan belahan tinggi di sisi paha. Gaun itu dihiasi taburan kristal kecil di bagian bawah, memantulkan cahaya bagaikan kelopak teratai yang mekar di atas air. Indah, memikat, dan menakjubkan.

Kulitnya tampak putih bercahaya, sepasang kaki jenjangnya yang ramping dan proporsional memancarkan pesona yang tenang namun menggoda. Wajahnya dirias lembut—makeup natural tapi sempurna. Mata besarnya berkilau, pipinya sehalus bunga persik, bibirnya merah merekah, giginya rapi dan putih. Kecantikannya luar biasa, seperti dewi yang turun ke dunia fana.

Beberapa pelayan yang melihatnya tertegun, bahkan sang penata rias yang sudah terbiasa melihat wanita cantik pun terdiam terpukau.

Nayla pura-pura malu, menoleh ke arah pelayan di sampingnya dan bertanya dengan suara pelan, “Bagaimana? Sudah cukup bagus belum?”

“Sangat cantik, Nona Nayla! Anda adalah wanita tercantik yang pernah saya lihat,” jawab pelayan itu tulus, tanpa sedikit pun nada basa-basi.

Nayla tersenyum malu. Belum sempat membalas, suara langkah kaki terdengar dari luar pintu. Langkah yang tegas dan familiar. Dia tahu—Adrian datang.

Nayla masih ingat dengan jelas, pada kehidupan sebelumnya, di saat yang sama, Adrian benar-benar terkejut melihat penampilannya malam itu.

Wajar saja. Selama ini, di hadapan pria itu, dia selalu menyembunyikan wajah aslinya. Berdandan jelek, berpenampilan kusam—tak pernah memperlihatkan secuil pun kecantikannya sendiri.

Yang paling konyol adalah, di kehidupan lalu, dia mati-matian menolak untuk dirias, hanya karena tidak ingin Adrian melihat wajah aslinya. Sampai akhirnya Adrian sendiri yang datang dan mengancam dengan serius, barulah dia menyerah dan menurut.

Kini, suara langkah itu semakin dekat.

Mendengar kehadiran Adrian, seberkas panik melintas di mata Nayla. Ia buru-buru menundukkan kepala, tak berani menatap pria itu.

Sementara itu, pria tinggi tegap itu… selangkah demi selangkah, perlahan berjalan mendekatinya.

Terpopuler

Comments

Legato Bluesummers

Legato Bluesummers

Ngga bisa move on!

2025-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mimpi Buruk
2 Bab 2 - Jangan Mengulangi Kesalahan yang Sama
3 Bab 3 - Saatnya Berubah
4 Bab 4 - Aku Ingin Pergi ke Sekolah
5 Bab 5 - Kecantikannya
6 Bab 6 - Pesta Malam
7 Bab 7 - Aku Tidak Menyukaimu
8 Bab 8 - Tamparan Ini untukmu, Pria Brengsek
9 Bab 9 - Dalam Dekapan Uap
10 Bab 10 - Mencukur Janggutnya
11 Bab 11 - Godaan Kecantikan
12 Bab 12 - Terbakar Amarah
13 Bab 13 - Ketenangan Sebelum Badai
14 Bab 14 - Dalam Kewaspadaan
15 Bab 15 - Mencari Perlindungan
16 Bab 16 - Bahaya Semakin Dekat
17 Bab 17 - Bar
18 Bab 18 - Api Hasrat
19 Bab 19 - Panik dan Kebingungan
20 Bab 20 - Kenangan
21 Bab 21 - Mengeringkan Rambut
22 Bab 22 - Peringatan
23 Bab 23 - Penyelidikan
24 Bab 24 - Penyamaran
25 Bab 25 - Amarah
26 Bab 26 - Api Cemburu di Matanya
27 Bab 27 - Bekal Makan
28 Bab 28 - Dewa Angin
29 Bab 29 - Keracunan Makanan
30 Bab 30 - Dirawat di Rumah Sakit
31 Bab 31 - Ketakutan yang Kembali Membara
32 Bab 32 - Kekhawatiran yang Tak Terucap
33 Bab 33 - Interogasi
34 Bab 34 - Kebenaran atau Kebohongan?
35 Bab 35 - Tawar-menawar
36 Bab 36 - Ingatan
37 Bab 37 - Aku Membencimu
38 Bab 38 - Mimpi Buruk
39 Bab 39 - Rindu
40 Bab 40 - Rahasia Hatinya
41 Bab 41- Seperti Mimpi
42 Bab 42 - Kesadaran
43 Bab 43 - Zona Terakhir
44 Bab 44 - Laptop
45 Bab 45 - Suatu Kehormatan
46 Bab 46 - Cemburu
47 Bab 47 - Aku Tidak Akan Pergi Darimu
48 Bab 48 - Pulang
49 Bab 49 - Krisis Baru
50 Bab 50 - Ciuman Selamat Pagi
51 Bab 51 - Kembali ke Kampus
52 Bab 52 - Forum Online Kampus
53 Bab 54 - Orang Tua
54 Bab 55 - ID NekoNeko98
55 Bab 56 - Perundungan di Sekolah
56 Bab 57 - Gejolak di Kampus
57 Bab 58 - Belajar dengan Sungguh-sungguh
58 Bab 59 - Gadis Nakal
59 Bab 60 - Terlalu Curiga
60 Bab 61 - Pengagum Rahasia
61 Bab 62 - Gym Tinju
62 Bab 63 - Sekeren Itu, Ya?
63 Bab 64 - Gosip Menyebar
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 - Mimpi Buruk
2
Bab 2 - Jangan Mengulangi Kesalahan yang Sama
3
Bab 3 - Saatnya Berubah
4
Bab 4 - Aku Ingin Pergi ke Sekolah
5
Bab 5 - Kecantikannya
6
Bab 6 - Pesta Malam
7
Bab 7 - Aku Tidak Menyukaimu
8
Bab 8 - Tamparan Ini untukmu, Pria Brengsek
9
Bab 9 - Dalam Dekapan Uap
10
Bab 10 - Mencukur Janggutnya
11
Bab 11 - Godaan Kecantikan
12
Bab 12 - Terbakar Amarah
13
Bab 13 - Ketenangan Sebelum Badai
14
Bab 14 - Dalam Kewaspadaan
15
Bab 15 - Mencari Perlindungan
16
Bab 16 - Bahaya Semakin Dekat
17
Bab 17 - Bar
18
Bab 18 - Api Hasrat
19
Bab 19 - Panik dan Kebingungan
20
Bab 20 - Kenangan
21
Bab 21 - Mengeringkan Rambut
22
Bab 22 - Peringatan
23
Bab 23 - Penyelidikan
24
Bab 24 - Penyamaran
25
Bab 25 - Amarah
26
Bab 26 - Api Cemburu di Matanya
27
Bab 27 - Bekal Makan
28
Bab 28 - Dewa Angin
29
Bab 29 - Keracunan Makanan
30
Bab 30 - Dirawat di Rumah Sakit
31
Bab 31 - Ketakutan yang Kembali Membara
32
Bab 32 - Kekhawatiran yang Tak Terucap
33
Bab 33 - Interogasi
34
Bab 34 - Kebenaran atau Kebohongan?
35
Bab 35 - Tawar-menawar
36
Bab 36 - Ingatan
37
Bab 37 - Aku Membencimu
38
Bab 38 - Mimpi Buruk
39
Bab 39 - Rindu
40
Bab 40 - Rahasia Hatinya
41
Bab 41- Seperti Mimpi
42
Bab 42 - Kesadaran
43
Bab 43 - Zona Terakhir
44
Bab 44 - Laptop
45
Bab 45 - Suatu Kehormatan
46
Bab 46 - Cemburu
47
Bab 47 - Aku Tidak Akan Pergi Darimu
48
Bab 48 - Pulang
49
Bab 49 - Krisis Baru
50
Bab 50 - Ciuman Selamat Pagi
51
Bab 51 - Kembali ke Kampus
52
Bab 52 - Forum Online Kampus
53
Bab 54 - Orang Tua
54
Bab 55 - ID NekoNeko98
55
Bab 56 - Perundungan di Sekolah
56
Bab 57 - Gejolak di Kampus
57
Bab 58 - Belajar dengan Sungguh-sungguh
58
Bab 59 - Gadis Nakal
59
Bab 60 - Terlalu Curiga
60
Bab 61 - Pengagum Rahasia
61
Bab 62 - Gym Tinju
62
Bab 63 - Sekeren Itu, Ya?
63
Bab 64 - Gosip Menyebar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!