Eps. 3 Pernikahan Itu Tiba

Keluarga Ibrahim kembali datang ke rumah kyai Umar. kali ini mereka membawa seserahan lengkap untuk lamaran Yusuf dan Aira.

Yusuf terlihat tampan dengan stelan baju batik berdiri di tengah di apit oleh papa dan mamanya. sementara Aira ia masih berada di kamarnya. Aira mengenakan gamis berbahan brokat berwarna hijau muda dengan hijab berwarna senada. wajahnya terlihat di hiasi makeup natural saja. sederhana dan tidak glamor itulah kesan yang di munculkan oleh putri bungsu kyai Umar.

"Aira ayo keluar nak, acara akan di mulai" kata umi Sara memanggil putrinya di bilik.

Kata Aira nampak tidak berbinar seperti biasanya. ia terlihat murung dan lebih pendiam. di letakkannya selembar surat lusuh yang terlihat begitu berarti untuknya. entah apa isi surat itu hingg Aira menganggapnya begitu berharga.

Aira berjalan keluar dari kamar di apit oleh kedua kakaknya Naira dan Nazila. saat Aira tiba di tengah keluarga Ibrahim dan juga keluarganya sendiri, nampak raut tidak senang menghiasi wajah Yusuf. pria itu terkesan dingin dan tidak berminat pada lamaran itu. bahkan Yusuf memasangkan cincin di jari manis Aira tanpa memandang wajah Aira.

"Oh ya acara pernikahan akan di adakan Minggu depan, kalian sudah setuju bukan? aku harap tidak ada perubahan lagi" kata Ibrahim.

"Kami ingin acara yang sangat sederhana saja, kau ingat itu bukaan?" kata Kyai Umar.

Ibrahim mengangguk sembari memeluk sahabatnya pertanda lamaran itu sukses dan Acra pernikahan akan segera diadakan.

Sepanjang pertemuan dua keluarga itu, Aira hanya menunduk duduk diam di kursinya di samping uminya. sementara Yusuf juga hanya diam tidak berminat menimpali obrolan antara Kyai Umar dan ayahnya tuan Ibrahim.

"Calon suami mu ganteng tapi sepertinya angkuh, kau harus berhati-hati padanya Aira" kata Nazila.

Aira tidak menggubris ucapan kakaknya, ia hanya ingin segera kembali ke kamarnya dan acara lamaran itu segera selesai.

Setelah acara selesai, keluarga Ibrahim berpamitan. sekali lagi Yusuf tidak memandang wajah Aira begitu pula sebaliknya. Aira juga tidak memandang Yusuf pria yang akan menjadi calon suaminya.

Aira segera berlari ke kamarnya setelah semua tamu pulang. ia mengunci pintu kamar lalu menangis sejadinya tanpa suara.

***

Hari pernikahan tiba, akad nikah diadakan di rumah pribadi kyai Umar disaksikan kerabat dekat dan juga keluarga Ibrahim. Yusuf duduk di hadapan penghulu sementara Aira ada di kamarnya sudah siap dengan baju pengantin. gamis panjang besar berwarna putih tulang dan hijab putih di hiasi rangkaian bunga melati.

Penampilan Aira seperti biasa masih memancarkan aura kesederhanaan tidak glamor seperti gadis kebanyakan. ia hanya terdiam seribu bahasa. tidak ada seulas senyum di bibirnya. Dengan hati berdebar, cemas, takut dan sedih ia menyimak ijab qobul yang sedang di laksanakan di ruang tengah yang sudah di sulap menjadi pelaminan dengan dekorasi cukup meriah dengan hiasan bunga segar dan juga pita.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aira Maulida Bahira binti Umar ......"

Air mata Aira jatuh menetes membasahi pipinya. ia tidak tahu harus merasa lega, bahagia atau sedih karena telah sah menjadi istri Yusuf. pria yang tidak di kenalnya dan juga nampak tidak tertarik pada Aira. pernikahan ini hanya mengikat persahabatan lama menjadi sebuah keluarga. sementara Aira ia harus mengorbankan perasaannya.

Wanita tidak berhak menjatuhkan pilihan Aira, begitu ucapan yang terngiang dari kakaknya Nazila yang juga menikah karena di jodohkan.

"Aira, ayo keluar nak" Umi memanggil Air yang masih duduk di depan cermin rias seorang diri. hanya terdiam dan nampak lesu.

"Dia suami mu sekarang, ayo temui dulu" kata Nazila yang mengerti kegelisahan adiknya.

Aira berdiri perlahan dari tempatnya duduk lalu berjalan keluar dari kamar di temani umi dan kedua kakaknya Nazila dan Namira.

Untuk pertama kalinya Yusuf memandang ke arah Aira setelah beberapa kali pertemuan pria itu tidak menganggap Aira. kini pandangan Yusuf seperti sedang menjelajahi wajah Aira seolah memberi penilaian terhadap gadis itu.

Aira menundukkan pandangannya di saat Yusuf meletakkan telapak tangannya di ubun-ubun Aira dan membacakan doa. Aira memejamkan matanya sebulir air mata kembali menetes dari sudut matanya. ia meraih tangan Yusuf perlahan lalu mengecupnya.

Episodes
1 Eps 1 Penokohan
2 Eps. 2 Lamaran Di Terima
3 Eps. 3 Pernikahan Itu Tiba
4 Eps. 4 Derita Di Mulai
5 Eps. 5 Malam Pertama Hampa
6 Eps.6 Sisi Lain Aira
7 Eps.7 Surat Terakhir
8 Eps. 8 Rumah Baru
9 Eps. 9 Tinggal Berdua
10 Eps. 10 Panggilan Kerja
11 Eps. 11 Status Yang Di Rahasiakan
12 Eps. 12 Terlambat Bangun
13 Eps. 13 Bertemu Alan
14 Eps. 14 Hukuman
15 Eps. 15 Kado
16 Eps. 16 Kursi Pijat
17 Eps. 17 Pertemuan tidak Sengaja
18 Eps. 18 Padangan Yusuf
19 Eps. 19 Kejutan Pesta Untuk Yusuf
20 Eps. 20 Pelukan
21 Eps. 21 Patah Hati
22 Eps. 22 Pertengkaran
23 Eps. 23 Rencana Yusuf
24 Eps. 24 Sulit Ditaklukkan
25 Eps. 25 Satu kamar
26 Eps. 26 Keindahan Yang Tersembunyi
27 Eps 27 Alan
28 Eps.28 Makan Malam Keluarga
29 Eps. 29 Anak
30 Eps. 30 Pelik
31 Eps. 31
32 eps. 32 Kembali bertengkar
33 Eps. 33 Terpaksa menahan
34 Eps. 34 Pulang Ke Rumah Abi
35 Eps. 35 Mie Instan
36 Eps. 36 Bertemu Furqon
37 Eps. 37 Kedatangan Alan
38 Eps. 38 Penyesalan
39 Eps. 39 Apa Ini Akhir?
40 Eps. 40 Perpisahan
41 Eps. 41 Lembaran Baru
42 Eps. 42 Perkenalan Dengannya
43 Eps. 43 Daddy
44 Eps. 44 Berdebar
45 Eps. 45 Ayah Dan Bunda Kenzo
46 Eps. 46 Dinda Demam
47 Eps. 47 Perasaan Devan
48 Eps. 48 Ingatan Masa Lalu
49 Eps. 49 Meluluhkan Aira
50 Eps. 50 Seperti Keluarga Kecil
51 Eps. 51 Dia?
52 Eps. 52 Yusuf & Aira
53 Eps. 53 Salah Paham
54 Eps. 54 Pesta Dinda
55 Eps. 55 Pulang Bersama
56 Eps. 56 Ta'aruf
57 Eps. 57 Persaingan Dua Pria
58 Eps. 58 Kesempatan Kedua
59 Eps. 59 Ta'aruf berlanjut
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Eps 1 Penokohan
2
Eps. 2 Lamaran Di Terima
3
Eps. 3 Pernikahan Itu Tiba
4
Eps. 4 Derita Di Mulai
5
Eps. 5 Malam Pertama Hampa
6
Eps.6 Sisi Lain Aira
7
Eps.7 Surat Terakhir
8
Eps. 8 Rumah Baru
9
Eps. 9 Tinggal Berdua
10
Eps. 10 Panggilan Kerja
11
Eps. 11 Status Yang Di Rahasiakan
12
Eps. 12 Terlambat Bangun
13
Eps. 13 Bertemu Alan
14
Eps. 14 Hukuman
15
Eps. 15 Kado
16
Eps. 16 Kursi Pijat
17
Eps. 17 Pertemuan tidak Sengaja
18
Eps. 18 Padangan Yusuf
19
Eps. 19 Kejutan Pesta Untuk Yusuf
20
Eps. 20 Pelukan
21
Eps. 21 Patah Hati
22
Eps. 22 Pertengkaran
23
Eps. 23 Rencana Yusuf
24
Eps. 24 Sulit Ditaklukkan
25
Eps. 25 Satu kamar
26
Eps. 26 Keindahan Yang Tersembunyi
27
Eps 27 Alan
28
Eps.28 Makan Malam Keluarga
29
Eps. 29 Anak
30
Eps. 30 Pelik
31
Eps. 31
32
eps. 32 Kembali bertengkar
33
Eps. 33 Terpaksa menahan
34
Eps. 34 Pulang Ke Rumah Abi
35
Eps. 35 Mie Instan
36
Eps. 36 Bertemu Furqon
37
Eps. 37 Kedatangan Alan
38
Eps. 38 Penyesalan
39
Eps. 39 Apa Ini Akhir?
40
Eps. 40 Perpisahan
41
Eps. 41 Lembaran Baru
42
Eps. 42 Perkenalan Dengannya
43
Eps. 43 Daddy
44
Eps. 44 Berdebar
45
Eps. 45 Ayah Dan Bunda Kenzo
46
Eps. 46 Dinda Demam
47
Eps. 47 Perasaan Devan
48
Eps. 48 Ingatan Masa Lalu
49
Eps. 49 Meluluhkan Aira
50
Eps. 50 Seperti Keluarga Kecil
51
Eps. 51 Dia?
52
Eps. 52 Yusuf & Aira
53
Eps. 53 Salah Paham
54
Eps. 54 Pesta Dinda
55
Eps. 55 Pulang Bersama
56
Eps. 56 Ta'aruf
57
Eps. 57 Persaingan Dua Pria
58
Eps. 58 Kesempatan Kedua
59
Eps. 59 Ta'aruf berlanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!