Bertemu

Pagi ini, seperti biasa nya mentari bersinar cerah memancarkan cahaya yang nampak berkilau di dedaunan yang di selubungi embun.

Para pekerja pemetik daun teh juga telah bersiap memikul bakul bambu di punggung mereka, memulai pekerjaan yang setiap hari mereka geluti.

"Dasar wanita murahan, wanita tak tau diri. Penggoda suami orang !!"

Ucapan tersebut berkali kali keluar dari mulut seorang wanita bernama Ayu, yang merupakan istri Danu.

Ayu mengangkat sedikit rok panjang yang ia kenakan, mempercepat langkah kaki menuju perkebunan teh yang terhampar luas. Ia terlihat begitu murka.

Tak jarang, ia mengumpat kesal di tengah amarahnya yang terlihat memuncak.

"Di sini kamu rupanya!!"

Teriak Ayu saat ia temui orang yang sedari tadi ia cari.

Tanpa aba-aba ia menarik kasar rambut Kinara, Kinara yang tak menyadari kedatangan Ayu terkejut dengan apa yang ia terima.

"Aduhhh, sakit mbak."

Pekik Kinara menahan sakit di kulit kepalanya akibat jambakan Ayu.

Sejumlah daun teh muda yang tadi ia petik dan kumpulkan di tangan, kini terlepas berhamburan. 

Jari jarinya menahan tangan Ayu yang semakin kuat menjambak rambutnya.

Lastri yang berada tak jauh dari Kinara segera berlari menghampiri sahabatnya itu. Secepat mungkin ia melerai keributan atas kelakuan yang di perbuat istri dari anak juragan kebun teh tempat mereka bekerja itu.

"Mbak lepasin atuh, salahnya Kinara apa..!?"

Ucap Lastri yang terus berusaha melepaskan jambakan Ayu dari rambut Kinara.

"Jangan ikut campur kamu, dia ini pantas di perlakuakan begini!! . Dasar wanita murahan!"

Ketus Ayu yang mana tak sedikit pun ia kurangi kuatnya jambakan pada rambut Kinara.

"Mbak, saya ga tau salah saya apa. Tolong lepaskan mbak, ini sakit"

Pinta Kinara memelas, nampak air mata mulai turun dari sudut matanya.

"Kamu itu wanita murahan, penggoda suami orang !!" Bentak Ayu lagi.

Susah payah Lastri melerai dan menarik paksa Ayu, Ayu tetap tidak melepas jambakannya pada rambut Kinara.

Beberapa pekerja lain juga membantu melerai kedua wanita tersebut. Tetapi, tetap saja kembali Ayu mampu menjambak kasar rambut Kinara.

"Kalian jangan pada Kurang ajar, jangan berani berani halangi saya. Saya adukan pada bapak mertua saya biar kalian semua di pecat !! "

Ancam Ayu pada pekerja lain yang berusaha menghentikan kegaduhan pagi itu.

Beberapa dari pekerja tadi, tak berani lagi melerai keributan itu, mereka takut pada ancaman Ayu yang ingin mengadukan mereka pada Juragan teh tempat mereka bekerja.

Namun, ancaman itu tak berpengaruh pada Lastri. Tanpa takut ia juga menjambak rambut Ayu dengan kasar.

"Dasar nenek lampir, lepasin ndak rambut Kinara. Ayo lepasin..!" Paksa Lastri.

"Ahhhh..!!"

Pekik Ayu kuat saat ia rasakan sakit di kulit kepalanya akibat ulah Lastri.

Lastri sudah kehabisan akal untuk menghentikan aksi brutal Ayu terhadap Kinara, dan akhirnya memilih menjambak balik rambut Ayu.

Namun, Ayu tak bergeming, sesekali ia mengancam Lastri untuk melepas jambakan pada rambutnya. Sedangkan ia tetap setia menjambak kuat rambut Kinara.

Para pekerja lain hanya menonton kejadian tersebut tanpa bisa berbuat apa apa.

Melihat dua wanita yang menjambak kasar rambut lawannya, dan satu wanita lain yang hanya mehanan sakit atas perlakuan yang tak selayaknya ia terima.

Kinara hanya bisa menahan tangan Ayu yang semakin kuat menjambaknya, dengan linangan air mata yang terus mengalir dari sudut mata, menandakan sakit yang ia rasakan.

......................//////////////////////////......................

Nampak dari kejauhan, motor sport yang tadinya melaju begitu kencang, menghampiri dan berhenti.

Kinara seolah tak asing dengan motor dan orang yang turun sari motor itu. Ia tak bisa memperhatikan detail siapa laki-laki itu, sesekali ia melirik sambil tetap menahan lengan Ayu yang terus menjambaknya.

"Hentikan..!" Bentak laki-laki tadi

Ayu menoleh dan seketika melepaskan tangannya dari rambut Kinara. Begitupun Lastri dengan segera melepas jambakannya dari rambut Ayu.

Muka Ayu yang tadinya merah padam, berubah menjadi pucat seketika.

"Kelakuan macam apa ini mbak!?" Tanya Dimas yang terlihat marah.

"Aa a a aku ndak salah Dim, wanita ini yang salah..!" Tunjuk Ayu pada Kinara dengan suara yang tebata-bata.

Sesekali Dimas melirik pada Kinara yang menunduk sambil menghapus air mata di pipi putih miliknya.

Kembali, Dimas menatap nyalang pada Ayu.

"Pulang lah mbak, dan jangan pernah lagi berlaku buruk seperti barusan.!" Perintah Dimas pada Ayu yang merupakan kakak iparnya sendiri.

"Aku ndak salah Dim, perbuatanku benar. Ada yang mengadukan pada ku tentang kelakuan wanita penggoda ini" ucap Ayu masih tak mau kalah.

"Siapa?" Tanya Dimas dingin.

"Dini, salah satu pekerja disini. Kemarin dia bilang kalau suami ku, memberikan kado pada wanita penggoda ini" celoteh Ayu.

"Benar itu?" Tanya Dimas pada Kinara.

Dengan kepala yang tetap setia menunduk, Kinara menjawab "benar, tetapi saya tidak menerimanya" . Terdengar suara Kinara yang terisak menahan tangis.

"Alahh, bohong, bukannya kamu yang minta kado sama suami ku? Dasar wanita murahan"

Ketus Ayu, sambil melayangkan tangannya hendak menampar Kinara. Mukanya begitu sarat akan amarah.

"Cukup!!" Bentak Dimas sambil menahan kuat tangan kakak iparnya itu.

"Sekarang Mbak Ayu pulang, akan aku laporkan pada Mas Danu dan Bapak tentang ini." kini, Kata-kata Dimas seolah mengancam.

Ayu begitu kesal dengan perlakuan Dimas yang seolah membela Kinara. Dengan muka yang begitu kesal ia menarik tangannya dan segera pergi meninggalkan perkebunan teh itu.

Lastri segera memeluk Kinara yang tak henti hentinya terisak.

"Hentikan tangisan mu itu, dan lanjutkan pekerjaan mu" ucap Dimas dingin.

Kinara menatap Dimas perlahan sembari menghapus air matanya.

"Terimakasih, anda telah membantu saya" ucap Kinara tulus dengan suara yang masih terisak.

"Aku tidak membantu mu, dan aku tidak membela siapa siapa disini. Aku hanya tak suka dengan keributan seperti tadi. Terlebih, ini terjadi di kebun teh milik bapak ku."

"Semua, kembali bekerja..!"

Perintah Dimas pada semua pekerja nya yang ada di sana.

Dimas berbalik menuju motornya, meninggalkan Kinara dan para pekerja lain.

Seketika langkah kaki laki-laki itu terhenti, kembali berbalik kebelakang dan menatap semua orang yang ada di pandangannya.

"Dan satu lagi, untuk kalian yang mengadu domba kakak ipar ku dengan wanita tadi. Untuk kesalahan kali ini aku maaf kan. Dan lain kali, jangan pernah ulangi hal demikian. Untuk hal yang kalian tidak tau pasti kebenarannya, tak selayaknya kalian sampaikan, kalian PAHAM !!!"

Ucap Dimas dengan suara lantang dan penuh penekanan.

Semua pekerja kebun teh yang ada di sana, mengangguk sambil menjawab pelan "Siap Den". Jawab mereka bersamaan.

Dimas pun berbalik, mengendarai motor merahnya, bergulir cepat meninggalkan tempat itu.

.........................//////////////////.............................

Siang hari ini terlihat mendung, matahari tak bersinar terik seperti biasanya. Angin pun berhembus begitu kencang, menerpa kuat tubuh para pekerja pemetik daun teh yang nampak sedang beristirahat kala itu.

Di bawah pohon rindang di tengah hamparan kebun teh, Lastri masih tetap setia menemani Kinara.

"Kamu ndak kenapa-napa kan Nara?"

Tanya Lastri dengan penuh kekhawatiran.

Sedari tadi, setelah kejadian tadi pagi nampak Kinara begitu murung.

Jujur, Lastri amat khawatir terhadap sahabatnya itu.

Pertanyaan Lastri hanya di jawab anggukan oleh Kinara yang nampak masih setia melamun menatap hamparan kebun teh yang terbentang luas.

"Neng Nara gimana keadaannya, ndak apa apa kan?"

Tanya bu Mina yang kini baru menghampiri Kinara sambil menggendong Yusuf yang nampak tertidur pulas.

Kinara menatap Bu Mina yang kini duduk di sebelah nya.

"Iya Bu, Nara ga kenapa napa" Jawab Kinara sembari menunjukkan sedikit senyum tipisnya.

Siapapun pasti tau, saat ini Kinara hanya berpura-pura bersikap baik-baik saja. Nampak begitu jelas kesedihan dimata wanita cantik itu. Semua yang melihat, pasti dapat menangkap dari sorot matanya.

"Kalau saja ibuk tadi ndak telat datang ke sini, udah ibuk masukin kepala nya Neng Ayu ke dalam bakul bambu ini" Celetuk Bu Mina kesal.

Tanpa sadar kinara tersenyum mendengar perkataan Bu Mina barusan.

"Bu, Kinara ga kenapa-napa. Ibu lihat sendiri kan" sahut Kinara lembut.

Bu Mina tersenyum sambil mengelus pelan rambut gadis cantik di hadapannya ini.

"Semoga tuhan selalu mindungi mu Neng Nara" Ucapnya tulus.

Tanpa jawaban, Kinara memeluk hangat Bu Mina. Ia tersenyum sambil memejamkan mata.

Lastri pun ikut memeluk Kinara dan Bu Mina, di bawah pohon rindang, dengan hembusan angin yang berhembus menenangkan.

Entah kenapa, dengan hal kecil ini Kinara merasa sangat nyaman.

..........................//////////////////..............................

**Bunyi nada dering**

"Hallo, ada apa Briyan?" Jawab Devan setelah menerima panggilan masuk dari Briyan

"Devan, ada kabar baik. Aku sudah tau dimana istrimu berada sekarang!" Ucap Briyan nampak antusias di sebrang sana.

"Kau bersungguh-sungguh?" Tanya Devan memastikan.

"Iya, bahkan aku tau tepat dimana lokasinya" balas Briyan lagi.

Devan tersenyum menahan sesuatu yang seoalah ingin membuncah keluar dari dalam dirinya.

"Bawa aku menemui nya secepat mungkin"

Perintah Devan dengan nada suara yang sulit di artikan.

Menahan sudut bibirnya yang sedari tadi ingin tersenyum lebar.

.

.

.

.

BERSAMBUNG***

"Entah perasaan semacam apa yang aku rasakan saat ini, mungkin aku cukup bahagia untuk segera bertemu denganmu, Kinara"

-Devan-

Terpopuler

Comments

Roxanne MA

Roxanne MA

wahh ka alurnya seruu bangett

2025-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 Pergi
2 Harus Mencari Kemana
3 Awal dari semuanya
4 Persepsi Orang
5 Bertemu
6 Lama Tak Jumpa
7 Nara
8 Aku Menemukannya
9 Akan Menikah
10 Siapa Kinara?
11 Jatuh Hati
12 Trauma
13 Menyelidiki
14 Salah Tingkah
15 Dewa Penolong
16 Menyalahkan Diri
17 Rasa Ini Begitu Aneh
18 Panggil Saja
19 Sudah Membaik
20 KI-RA-NA
21 Faktanya
22 Mencintai Kinara
23 Kedatangan Devan
24 Kisah Romansa Antar Desa
25 Orang di Balik Keracunan Kinara
26 Mati di Hadapanku
27 Tergulung Arus Sungai
28 Lebih Dulu dan Paling Akhir
29 Sidang Adat
30 Putusan Sidang Adat
31 Menyadari Cintanya
32 Rencana Dinner Oleh Devan
33 Briyan Menyatakan Cinta
34 Devan Menemukan Kinara
35 Nara adalah Kinara yang Aku Cari
36 PENGUMUMAN*
37 Takdir Kejam
38 Kepergian Briyan
39 Pertemuan Membawa Luka
40 Briyan Kecelakaan?
41 Korban Selamat
42 Devan Menyesal?
43 Keputusan di Tangan Kinara
44 Devan Membawa Kinara
45 Kinara Berada Di Kamar Vila
46 Flashback, Kinara Akhirnya Memutuskan
47 Dompet Coklat
48 Kinara Bertemu Devan Lagi
49 Devan Tampak Berbeda
50 Dia Tak Tahu Aku Marah
51 Tubuh Itu Semakin Dekat
52 Pipi Kinara Bersemu Merah
53 Kecupan Dimas
54 Aku Mantan Suami Kinara
55 Pemilik Chastino Company
56 Saran Danu
57 Pulang Sendirian
58 Kuarga Besar Dimas Bertamu
59 Maksud Kedatangan
60 Devan Mengetahui Lamaran Dimas
61 Lelaki yang Patah Hati
62 Datangnya Devan Di Waktu Malam
63 Dekapan Devan
64 Tanya Devan Ragu
65 Perpisahan, Terbaik Untuk Kita
66 Merenungi Nasib
67 Sedingin Pertama Bertemu
68 Membahayakan Diri
69 Mungkin Tak Akan Terulang Lagi
70 Jawaban Atas Lamaran Dimas
71 Sesak Ini Belum Sebanding
72 Nyata Atau Sekedar Khayalan?
73 Saya Kembali Untukmu
74 Kejutan Untuk Devan
75 Permainan Takdir
76 Pergi dan Tak Akan Membali
77 Hanya Dimas dan Kinara
78 Kegagalan Itu Tak Akan Terulang Lagi
79 Rencana Pernikahan
80 Jawaban Dari Rencana Pernikahan
81 Ayo Menikah Besok
82 Semoga Kelak Kau Hidup Bahagia
83 Tidak Memungkinkan Untuk Bertahan
84 Sekarat, Pertemuan Terakhir
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Pergi
2
Harus Mencari Kemana
3
Awal dari semuanya
4
Persepsi Orang
5
Bertemu
6
Lama Tak Jumpa
7
Nara
8
Aku Menemukannya
9
Akan Menikah
10
Siapa Kinara?
11
Jatuh Hati
12
Trauma
13
Menyelidiki
14
Salah Tingkah
15
Dewa Penolong
16
Menyalahkan Diri
17
Rasa Ini Begitu Aneh
18
Panggil Saja
19
Sudah Membaik
20
KI-RA-NA
21
Faktanya
22
Mencintai Kinara
23
Kedatangan Devan
24
Kisah Romansa Antar Desa
25
Orang di Balik Keracunan Kinara
26
Mati di Hadapanku
27
Tergulung Arus Sungai
28
Lebih Dulu dan Paling Akhir
29
Sidang Adat
30
Putusan Sidang Adat
31
Menyadari Cintanya
32
Rencana Dinner Oleh Devan
33
Briyan Menyatakan Cinta
34
Devan Menemukan Kinara
35
Nara adalah Kinara yang Aku Cari
36
PENGUMUMAN*
37
Takdir Kejam
38
Kepergian Briyan
39
Pertemuan Membawa Luka
40
Briyan Kecelakaan?
41
Korban Selamat
42
Devan Menyesal?
43
Keputusan di Tangan Kinara
44
Devan Membawa Kinara
45
Kinara Berada Di Kamar Vila
46
Flashback, Kinara Akhirnya Memutuskan
47
Dompet Coklat
48
Kinara Bertemu Devan Lagi
49
Devan Tampak Berbeda
50
Dia Tak Tahu Aku Marah
51
Tubuh Itu Semakin Dekat
52
Pipi Kinara Bersemu Merah
53
Kecupan Dimas
54
Aku Mantan Suami Kinara
55
Pemilik Chastino Company
56
Saran Danu
57
Pulang Sendirian
58
Kuarga Besar Dimas Bertamu
59
Maksud Kedatangan
60
Devan Mengetahui Lamaran Dimas
61
Lelaki yang Patah Hati
62
Datangnya Devan Di Waktu Malam
63
Dekapan Devan
64
Tanya Devan Ragu
65
Perpisahan, Terbaik Untuk Kita
66
Merenungi Nasib
67
Sedingin Pertama Bertemu
68
Membahayakan Diri
69
Mungkin Tak Akan Terulang Lagi
70
Jawaban Atas Lamaran Dimas
71
Sesak Ini Belum Sebanding
72
Nyata Atau Sekedar Khayalan?
73
Saya Kembali Untukmu
74
Kejutan Untuk Devan
75
Permainan Takdir
76
Pergi dan Tak Akan Membali
77
Hanya Dimas dan Kinara
78
Kegagalan Itu Tak Akan Terulang Lagi
79
Rencana Pernikahan
80
Jawaban Dari Rencana Pernikahan
81
Ayo Menikah Besok
82
Semoga Kelak Kau Hidup Bahagia
83
Tidak Memungkinkan Untuk Bertahan
84
Sekarat, Pertemuan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!