Hari itu Satya tidak datang untuk bekerja dan Hania juga memutuskan untuk tidak pergi bekerja untuk beristirahat di rumah. Hania membantu bi Ina memasak di dapur untuk makan siang.
"Bi Ina biar Nia aja yang masak makan siang ya, Nia mau masakin Satya makan siang."Ujar Hania.
"Tapi nyonya nia masih sakit nanti saya di marah tuan Satya kalau membiarkan nyonya masak." Ujar Bi Ina.
"Udah biar aku aja yang masak, bi Ina bantu aku aja ya. " Ujar Hania.
Hania pun memasak banyak makanan untuk Satya dan Hania makan siang. Setelah selesai memasak Satya turun ke bawah dan marah saat melihat Hania sedang memasak.
"Nia, kamu ngapain masak disini, lagi sakit juga." Ujar Satya marah.
"Aku masak buat kamu Satya, kan sekarang aku istri kamu, jadi setidaknya aku harus melayani kamu supaya dapat pahala yang banyak." Ujar Hania.
"Beneran ni kamu mau melayani aku, berarti kamu siap donk malam ini." Goda Satya mendekat ke Hania.
Wajah Hania memerah saat Satya semakin mendekat tiba-tiba Dion datang.
"Selamat siang tuan saya mau.. " Ujar Dion belum menyelesaikan ucapannya saat melihat Satya dan Hania dalam posisi yang sangat dekat langsung ditatap tajam oleh Satya.
"Maaf tuan Saya masih mau hidup, saya tidak tau kalo tuan dan nyonya sedang ehem ehem." Ujar Dion sambil menunduk.
"Dion kamu mikir apaan." Ujar Hania sambil melemparkan sayur kangkung ke Dion.
"Dasar kamu hadir di waktu yang tidak tepat. Ngapain kamu kesini." Tanya Satya.
"Aduh gawat, kenapa juga aku datang di saat yang tidak tepat, lagian tuan Satya gak tau tempat banget, udah tau ini tempat umum ke kamar kek. Mana dapat bonus kangkung lagi dari nyonya Nia."Gumam Dion dalam hati.
"Saya mau mengantarkan berkas yang harus tuan tandatangani, besok tuan ada rapat dengan perusahaan Tuna di kantor." Ujar Dion.
"Oke sini berkasnya. Nanti saya baca, kamu kembali dulu ke kantor."Ujar Satya.
"Dion, makan dulu sini, aku sudah masak banyak pasti kamu belum makan kan, jangan telat makan nanti siapa yang bantuin Satya kalo kamu jatuh sakit." Ujar Hania.
"Kamu perhatian banget sama aku sayang." Goda Satya.
Seperti disambar petir di siang bolong, membuat Dion terkejut melihat perlakuan lembut bosnya yang selalu dingin seperti es balok tiba-tiba seperti anak abg yang sedang jatuh cinta.
"Ya Tuhan, kenapa lagi ni es balok tiba-toba mencair apa dunia akan kiamat." Gumam Dion dalam hati.
"Nggak usah nyonya, saya masih ada kerjaan di kantor." Ujar Dion.
"Kamu masih nyuruh kerja di jam makan siang, Sat? Wah perusahaan kamu melanggar undang-undang hak tenaga kerja." Ujar Hania.
"Dion kamu duduk, kamu jangan membuat seolah-olah saya memperbudak kamu." Ujar Satya marah.
"Baik tuan." Ujar Dion
Dengan terpaksa Dion ikut makan bersama Hania dan Satya. Hania mengambilkan makanan untuk Satya. Merekapun mulai makan dan ternyata makanan Hania sangat enak dimakan hingga makanan di atas meja habis tak tersisa.
"Terimakasih banyak nyonya. Makanan nyonya sangat luar biasa enak, lain kali saya mau makan disini lagi. Tuan Satya yang biasanya makan sedikit juga hari ini banyak makan." Puji Dion dengan mengacungkan kedua jempolnya.
"Terimakasih banyak pujiannya Dion, boleh nanti kapan-kapan kamu makan disini lagi." Ujar Hania.
"Ehem ehem, kamu gak pulang ke kantor?" Tanya Satya.
"Iya tuan ini saya kembali ke kantor, permisi tuan, nyonya." Ujar Dion.
Dion pun pulang kembali ke kantor dan setelah Dion pergi Satya mendekati Hania.
"Sayang, urusan kita tadi belum selesai, kamu beneran ya mau melayani suami dengan baik kan." Goda Satya.
"Ih kamu apaan sih, dasar mesum.Sana jauh-jauh." Ujar Hania yang wajahnya mulai memerah seperti kepiting rebus.
"Hahaha, kamu kenapa wajahnya memerah? Nia soal yang aku katakan waktu di hotel, ayo kita mulai lagi dari awal." Ujar Satya.
"Oke, ayo kita coba." Ujar Hania.
" Besok malam kita kencan ya, aku jemput kamu sepulang dari rumah sakit." Ujar Satya.
"Iya sat. Oh ya luka kamu sini aku ganti perbannya biar gak infeksi." Ujar Hania.
"Enaknya punya istri dokter, ada yang jagain kalo sakit." Puji Satya.
"Kamu itu presdir di grup Anggara tapi nggak jaga diri sampai terluka kayak gini, Satya kamu gak penasaran dengan hubungan aku dan Azril?" Ujar Hania.
"Kalo kamu belum siap cerita gak papa. Aku yakin kamu punya alasan sendiri." Ujar Satya.
"Suatu saat aku bakal cerita tapi belum untuk sekarang." Ujar Hania.
"Udah gak usah bahas itu lagi, kamu istirahat dulu sana aku jam 1 ada meeting, jadi aku mau ke ruang kerja, kamu istirahat dulu karna badan kamu belum pulih."Ujar Satya mengelus kepala Hania.
Hania yang mendapat perlakuan seperti itu langsung malu dan wajahnya memerah.
"Kamu kenapa wajahnya merah, ada yang sakit lagi? Aku telpon Rizal ya." Ujar Satya mengeluarkan HP.
"Dasar gunung es, gak peka. Lagian kamu ngapain telpon rizal kalo aku sakit." Ujar Hania.
"Kan semalem Rizal yang ngobatin kamu." Ujar Satya.
"Oh Pak Rizal ternyata juga seorang dokter toh." Ujar Hania.
"Jangan salah Rizal itu lulusan terbaik di universitasnya makanya aku pilih dia jadi direktur. " Ujar Satya.
"Wah pinter juga ya. Oh ya kamu belum ceritain kenapa kamu ngekos disamping kosan aku?" Tanya Hania.
"Kayaknya sih karena kita emang ditakdirkan bersama." Ujar Satya serius.
"Kamu ini becanda aja, orang serius." Jawab Hania.
"Pokoknya cerita kita nggak sesederhana yang kamu bayangkan, nanti aku cerita sama kamu. Sekarang aku meeting dulu ya sayang." Ujar Satya sambil mengecup kening Hania.
Satya pun pergi ke ruang kerja dan bersiap-siap untuk melakukan meeting sementara Hania beristirahat karena badannya masih lemah. Saat akan beristirahat tiba-tiba Shandira menelpon Hania.
"Niaaaaaaa, minggu depan ada reuni kampus ni. Kamu ikut yuk." Ajak Shandira.
"Belum tau bisa nggak ni, aku cek jadwal dulu takutnya ada jadwal operasi." Ujar Hania.
"Kan weekend nia, pokoknya kita berdua ikut ya. Untuk biaya reuninya udah aku bayarin buat kamu." Ujar Shandira.
"Iya iya kamu kirim aja undangan reuninya ke aku." Ujar Hania.
"Oke, eh kamu sakit apa? Tadi Pak Rizal secara khusus izinin kamu nggak masuk jadi sekarang kamu lagi-lagi masuk hot news di grup karyawan." Ujar Shandira.
"Apalagi kali ini tagline nya." Tanya Hania.
"Dokter cantik Hania punya hubungan khusus dengan Direktur Rumah Sakit Rizal. Karena Pak Rizal itu nggak pernah turun tangan untuk urus izin dokter yang gak masuk kerja." Ujar Shandira.
"Ya Tuhan lama-lama nanti judulnya Dokter penggoda." Ujar Hania.
"Hahahaha... Kamu ada-ada aja, tadi aku denger-denger gosip kalo Azril cari kamu karena gak dateng cek dia." Ujar Shandira.
"Kayaknya kamu di rumah sakit itu bukan praktek ya dir, tapi jadi tukang pencari gosip, semua gosip kamu tau, Ya Tuhan kok bisa kamu jadi dokter anak, Tolong jangan kmu kontaminasi anak-anak kecil yang polos itu dengan perilaku tukang gosip kamu." Ujar Hania.
"Kamu jahat banget bilang aku tukang gosip. Aku itu hanya mendengar bukan mencari tahu." Jawab Shandira.
" Udah ah, aku mau istirahat dulu badanku masih lemes." Ujar Hania.
"Oke Nia sayang, aku tutup bye cantik." Tutup Shandira.
Haniapun tidur untuk istirahat dan memulihkan tubuhnya kembali sedangkan Satya rapat sampai secara online sampai sore hari.
Jangan lupa like and comment nya ya kakak2 cantik dan ganteng. biar author makin semangat. Kiss and love dari Author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Sulastini Ntiarasi
selain in.. novel nya apa lagi? pengen baca semua karya nya Thor
2021-09-10
1
Sulastini Ntiarasi
cerita nya bagus banget
2021-09-10
1
Anna Muliana
lain dari yg lainnya... suka..
2021-05-29
1