Sore hari setelah rapat, Hania dan Satya pulang ke rumah Satya. Hania akan ikut tinggal disana bersama dengan Satya.
" Nia bangun kita pulang." Ujar Satya membangunkan Hania.
"Eh udah sore ya, berapa lama aku udah tertidur? Yasudah ayo kita pulang." Ujar Hania.
Hania dan Satya pun turun menggunakan lift khusus presdir bersama dengan asisten pribadi Satya yaitu Dion. Saat di lift Hania mengajak Dion ngobrol.
"Kamu siapa namanya? Kenapa ikutin Satya terus?" Tanya Hania.
"Saya Dion, asisten pribadi tuan Satya. Nama nona siapa?" Tanya Dion.
"Saya Hania, Dokter pribadinya Satya. Kamu udah punya pacar belum?" Tanya Hania.
"Sebenernya siapa nona disamping Tuan Satya ini. Kenapa tuan Satya nggak menolak saat dipeluknya, biasanya cewek deket dikit aja marah, apa beneran tuan Satya sudah menikah." Gumam Dion dalam hati.
Mendengar pertanyaan Hania Satya langsung melirik ke arah Hania.
"Kamu ngapain tanya-tanya Dion udah punya pacar belum, suka sama dia. Dion jawab tuh Nia tanya kamu." Ujar Satya kesal.
"Belum nona, kalau nona Hania sudah punya pacar belum?" Tanya Dion.
"Wah wajar aja kamu kerja sama gunung es ini gak mungkin punya waktu buat cari pacar. Pak Satya udah punya pacar belum?"Tanya Hania.
"Setau saya belum ada nona tapi banyak deket sama cewek." Ujar Dion.
Mendengar jawaban Dion, Satya langsung melotot ke Dion.
"Waduh kok aku merasa aura dingin ni, kenapa tuan Satya melotot ya, apa aku salah ngomong biasanya juga disuruh bilang kayak gitu. Ya tuhan apa salahku ketemu bos ini." Gumam Dion dalam hati.
"Wah gitu playboy juga ya kamu sat. Ditinggal 4 tahun banyak kemajuan sama cewek." Ujar Hania kesal.
" Dion kamu gak usah jawab kayak gitu depan Hania, kamu mau buat saya dimarah mama, ini Hania istri saya, kamu ingat baik-baik." Ujar satya kesal.
"Maaf tuan, saya gak tau kalo nyonya Hania istri tuan, saya benar-benar minta maaf." Ujar Dion.
" Hahaha kamu percaya aku istrinya Satya, emangnya kamu tau pak Satya udah nikah?" Tanya Hania.
"Saya percaya dengan tuan Satya, nyonya. Lagian satu perusahaan sudah tau kalau Pak Satya sudah menikah." Jawab Dion.
"Siapa yang nyebarin kalo Satya sudah menikah? Nanti kamu gak dapet dapet istri sat." Jawab Hania.
"Pak Satya sendiri nyonya yang nyebarin untuk mencegah para wanita yang deketin pak Satya." Jawab Satya.
"Aku udah ada istri yang cantik dan pinter ngapain cari istri lagi."Jawab Satya menggoda Hania.
"Udah gak usah goda aku, nanti aku jatuh cinta sama kamu, sedih deh kalo kamu ada cewek lain." Jawab Hania.
"Kamu satu-satunya sayang." Jawab Satya mendekati Hania.
"Ya Tuhan playboy ini, sana jauh-jauh gak usah deket-deket aku." Ujar Hania.
"Hahahaha, kamu kok gitu sih sama suami sendiri, aku setia loh sama kamu 4 tahun, kamu gak rindu suami mu yang ganteng ini?" Goda Satya.
"Udah ah becandanya gak lucu." Ujar Hania kesal.
"Ya Tuhan kenapa Pak Satya bisa ketawa gitu, ada peristiwa apa wah hebat banget Nyonya Hania. Lagian ni orang dua gak liat apa ada orang disini. Jiwa jomblo ku meronta-ronta." Gumam Dion dalam hati.
Mereka pun pulang dan sudah sampai lobi, tiba-tiba ada yang memanggil Satya yang tak lain adalah Terry.
"Satya.... Aku ikut mobil kamu ya, mobil aku lagi diperbaiki." Ujar Terry.
"Gak bisa, aku pulang bareng Hania." Jawab Satya.
"Kamu kok jutek gini sama aku sat, lagian cewek ini gak tau malu banget ikutin kamu."Ujar Terry.
"Mbak itu udah cantik, manis, tapi sayang tingkah lakunya gak cantik sama sekali, mulutnya gak bisa dijaga, udah selesaikan dulu aja masalah kamu sama cewek ini, pusing aku dia ajak berantem terus dari datang sampai pulang ketemu ni orang." Ujar Hania sambil meninggalkan Satya.
Satya pun mengikuti Hania dari belakang dan meninggalkan Terry. Tiba-tiba Terry berteriak.
"Satya kamu ngapain ngejar wanita itu, kamu udah gak cinta lagi sama kak Tania apa?" Terry sambil berteriak.
Mendengar nama Tania disebut, Satya pun berbalik dan marah ke Terry.
"Kamu gak usah sebut nama itu disini, kenapa kamu harus menyebutkan nama wanita munafik itu."Teriak Satya kesal.
Seluruh karyawan menoleh ke arah Satya dan Terry. Karyawan terkejut mendengar teriakan Satya, termasuk Hania yang tiba-tiba berhenti mendengar Satya berteriak. Lalu Satya melanjutkan jalannya ke mobil dan melewati saja Hania. Melihat itu Hania merasa mood Satya sedang buruk sehinga Satya lupa kalau dia akan pulang bareng Hania dan pergi begitu saja. Dion hendak mengingatkan Satya kalau Hania belum naik ke mobil namun dia tidak berani. Terry datang menemui Hania.
"Tuh liat, kmu kira kamu bisa bersama Satya. Di hati Satya itu cuma ada kak Tania."Ujar Terry.
"Hahahaha, apa hubungannya sama aku. Lagian kamu juga ngaca, emangnya kamu pikir Satya mau juga sama kamu." Ejek Hania sambil meninggalkan Terry.
Terry pun kesal mendengar ejekan Hania. Hania pun pergi keluar kantor dan bingung mau kemana.
"Aku tadi di antar pak supir, rencananya mau pulang ke rumah bareng Satya, eh taunya ditinggalin juga oleh tuh orang, aku gak tau juga alamat rumah Satya dimana, telpon mama juga gak mungkin nanti mereka tanya macem-macem lagi. Yaudahlah mungkin Satya lagi mau sendiri juga. Aku nginep ke hotel aja, kalo nginep tempat dira nanti banyak tanya lagi." Ujar Hania yang berbicara sendiri.
Saat Hania akan pergi mencari taksi tiba-tiba ada mobil yang stop di depan Hania yang ternyata geofani.
"Nia kamu udah pulang? Kapan nyampe? Kok sendirian? Dimana Satya?" Tanya geofani.
"Kamu nanya udah kayak kereta api aja, baru hari ini kok landing dari luar negeri, Satya udah pulang." Jawab Hania.
"Lah kenapa kamu gak pulang sama Satya? Ya udah masuk mobil aja dulu, tuh liat semua orang liatin kit berdua."Jawab Geofani.
Hania menoleh ke belakang dan benar semua orang melihat ke arah Geofani dan Hania sambil berbisik bisik.
"Cewek itu kayaknya pacarnya pak Geofani deh, wah satu cantik dan satu ganteng, dan dia dokter pribadinya pak Satya lagi. Beruntung banget dikelilingi para pria tampan." Ujar para karyawan wanita disana.
"Wajar aja pak Satya baik sama nona itu, rupanya pacar pak geo, tapi kenapa Terry cemburu sama nona itu ya." Ujar karyawan lainnya.
"Kalo Terry mah semua orang dicemburuin kali, hahahah." jawab karyawan lainnya.
Hania pun naik ke mobil geofani dan terjadi pembicaraan diantara mereka.
"Aku anter pulang ke rumah Satya ya." Ujar geofani membuka pembicaraan.
"Gak usah, anter aku ke hotel aja, Satya kayaknya sedang sedih setelah Terry bilang nama Tania, Satya marah besar dan langsung pergi naik mobil, gak ingat pulang bareng aku. Hahaha." Ujar Hania.
"Sepertinya Tania masih ada tempat di hati Satya makanya dia bisa semarah itu. Eh Hania aku gak maksud menyinggung kamu." Ujar Geofani.
"Nggak kok geo, aku sadar diri akan posisi aku. Yok lah anter aku ke hotel deket sini." Ujar Hania.
Geofani pun mengantar Hania ke dalam hotel dan memesankan kamar president suite.
"Nia, udah aku pesenin kamarnya ini kuncinya sudah aku bayar semua biayanya."Ujar geofani sambil menyerahkan kunci.
"Geo kenapa kamu yang bayarin, mbak maaf berapa biaya kamarnya biar saya bayar." Ujar Hania.
" Maaf nona, kamar itu memang milik tuan geofani, jadi gratis." Ujar resepsionis.
"Wah aku gak bisa terima ini geo, nanti pacar-pacar kamu salah sangka." Ujar Hania mengembalikan kunci ke Geofani.
"Udah masuk aja kamar aku, kamar lain sudah penuh semua, tanya aja sama resepsionis kalo gak percaya." Ujar geofani sambil memberi kode ke resepsionis untuk mengiyakan.
"Iya nona kamar lain sudah di pesan semua." Ujar Resepsionis.
"Oh, ya udah makasih banyak ya geo aku ke kamar dulu." Ujar Hania.
"Oke silahkan." Ujar Geofani.
"Wah kayaknya ini calon nyonya tuan geofani, cantik juga wajar tuan geofani suka." Gumam resepsionis dalam hati.
Mau tau kelanjutannya jangan lupa like dan comment ya biar author semangat buat lanjutin ceritanya. Semoga kakak-kakak yang cantik dan ganteng dilancarkan rezekinya. Kiss sayang dari author. 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments