Bab 4: Kesepakatan Berdarah

Suasana vila pagi ini tidak seperti biasanya. Udara terasa lebih dingin, lebih berat. Bahkan suara burung-burung pun seolah enggan berkicau. Ada ketegangan di udara yang tak bisa dijelaskan, dan itu bukan berasal dari dalam diriku melainkan dari seluruh rumah ini.

Aku duduk di kursi kerja kecilku, mencoba mengetik laporan yang diberikan Adrian semalam. Namun, pikiranku terus terganggu oleh kalimat terakhirnya sebelum kami berpisah di balkon.

"Dan jika aku tak punya pilihan itu lagi?"

Kalimat itu terus berputar dalam pikiranku. Seolah Adrian sudah pasrah dengan jalan hidup yang dipenuhi darah dan dendam. Aku ingin percaya dia bisa berubah. Tapi apa mungkin? Seseorang yang tumbuh dalam dunia gelap seperti itu, apakah bisa keluar tanpa luka yang membunuh?

Pintu ruang kerja tiba-tiba terbuka. Adrian masuk bersama seorang pria asing. Postur tubuh pria itu tinggi, rahangnya tajam, dan sorot matanya menyeramkan. Di balik jas hitamnya, terselip gagang pistol.

“Nayla, keluar. Sekarang,” ucap Adrian tanpa melihatku.

Aku bangkit, namun tak segera pergi. Tatapan mataku bertemu dengan mata pria asing itu. Entah kenapa, ada firasat buruk yang menyelinap ke tubuhku.

Begitu pintu tertutup, aku tidak pergi jauh. Diam-diam, aku berdiri di balik dinding, mencoba mendengar pembicaraan mereka.

“Kau pikir kau bisa main bersih sekarang, Adrian?” suara pria itu dalam dan menghina. “Karena seorang gadis kecil?”

“Aku tidak sedang membahas Nayla di sini,” jawab Adrian tajam. “Aku hanya tidak ingin bekerja sama dengan bajingan sepertimu lagi, Dmitri.”

Dmitri. Aku mengenal nama itu dari berita kriminal internasional. Seorang mafia lintas negara yang dikenal kejam dan tak punya belas kasihan.

“Kau berutang darah, Valente. Dan hutang itu belum lunas.”

“Ambil yang kau mau. Tapi jangan sentuh dia,” suara Adrian lebih rendah, namun menahan kemarahan.

“Dia adalah kelemahanmu sekarang. Aku akan mencobanya suatu saat nanti, hanya untuk memastikan... kau tetap mengingat siapa yang berkuasa.”

Pintu tiba-tiba dibuka dengan kasar. Aku tersentak dan pura-pura melangkah dari arah berbeda, seolah baru datang dari dapur. Dmitri melintas di depanku, menatapku dengan senyum tipis seperti binatang buas yang mencium aroma mangsanya.

“Apa kabar, nona cantik?” katanya dengan logat asing.

Aku menelan ludah. “Baik.”

“Jaga dirimu. Dunia ini tidak selalu punya tempat untuk perempuan baik.”

Setelah dia pergi, Adrian berjalan melewatiku, tidak berkata apa pun. Tapi tatapannya cukup untuk memberiku pesan jelas: Kau tidak seharusnya mendengar semua itu.

_______

Beberapa jam setelah pertemuan itu, Adrian menghilang. Tidak ada yang tahu ke mana dia pergi. Marta pun hanya menjawab singkat, “Tuan sedang mengurus urusan penting.”

Aku mencoba tetap sibuk. Tapi otakku tidak bisa berhenti memikirkan pembicaraan tadi pagi. Kata-kata Dmitri terus menghantui:

"Dia adalah kelemahanmu sekarang."

Dan untuk pertama kalinya, aku sadar aku memang mulai menjadi kelemahan Adrian. Tapi lebih dari itu, aku juga mulai memiliki kelemahanku sendiri: perasaan yang mulai tumbuh untuk lelaki dingin, penuh luka, dan berbahaya itu.

Malam itu hujan turun deras. Aku duduk di balkon kamarku, menatap gelapnya kota Valmora dari kejauhan. Kilatan petir menyambar langit, dan gemuruhnya membuat tubuhku menggigil. Tapi lebih dari rasa dingin, aku merasa… takut.

Ketukan di pintu membuatku menoleh cepat. Adrian berdiri di sana, basah kuyup, matanya merah, dan bajunya berantakan. Di tangannya, ada luka sobek, dan darah masih menetes di lantainya.

“Ya Tuhan, kau kenapa?” Aku segera menghampirinya.

Dia tidak menjawab. Hanya menatapku lama, lalu berkata lirih, “Aku butuh tempat yang tenang.”

Aku membantunya masuk dan duduk di sofa kecil di dalam kamarku. Luka di tangannya tidak terlalu dalam, tapi cukup untuk membuatku panik.

“Kau harus ditangani. Aku... aku cari kotak P3K dulu.” Aku berdiri, tapi Adrian menarik tanganku.

“Diam di sini,” katanya pelan.

Aku menatapnya, bingung. Matanya tidak lagi penuh kebencian atau amarah. Kini yang kulihat hanyalah… kelelahan.

“Dmitri menekan aku untuk kembali ke jalur kotor. Perdagangan manusia. Senjata. Pembunuhan politik.”

“Dan kau menolak?”

Dia mengangguk.

“Kau tahu akibatnya, kan?”

Dia tertawa pendek, getir. “Tentu. Aku sudah dapat bonusnya malam ini. Luka ini... dari orang-orang Dmitri.”

Aku menunduk, mengambil kain basah dan membersihkan tangannya.

“Aku tidak tahu kenapa kau membiarkanku tetap di sini, Adrian. Tapi jika satu-satunya alasan adalah karena ayahku, kau bisa membebaskanku.”

Dia menatapku. “Kau bukan di sini karena ayahmu. Kau di sini karena aku tak bisa membiarkanmu pergi.”

Aku berhenti bergerak.

“Awalnya hanya permainan. Tapi sekarang aku... butuh kau.”

Aku ingin menertawakan kalimat itu. Butuh? Aku? Seorang mafia, pria paling berbahaya di Valmora, mengatakan bahwa dia butuh aku?

Namun matanya tak berbohong. Di balik semua kekejamannya, aku melihat seorang pria yang hanya ingin dimengerti. Yang ingin seseorang melihatnya lebih dari sekadar raja dunia hitam.

“Aku tidak bisa janjikan aku akan bertahan di dunia ini, Adrian. Tapi aku juga tidak bisa pura-pura tak peduli padamu.”

Dia tersenyum tipis.

“Aku tidak minta kau bertahan. Aku hanya ingin kau ada di sini... malam ini.”

Dan malam itu, aku membiarkannya tertidur di sofa kamarku, dengan luka yang sudah kubalut seadanya dan pikirannya yang tak kunjung tenang. Di luar, hujan masih turun. Tapi untuk pertama kalinya, aku merasa... mungkin aku telah menemukan badai yang sama denganku.

Episodes
1 Bab 1: Aku Bukan Siapa-Siapa
2 Bab 2: Tawanan Sang Raja Gelap
3 Bab 3: Luka di Balik Tatapan
4 Bab 4: Kesepakatan Berdarah
5 Bab 5: Hati yang Terkurung
6 Bab 6: Titik Lemah Seorang Mafia
7 Bab 7: Luka yang Tak Terlihat
8 Bab 8: Di Antara Peluru dan Pelukan
9 Bab 9: Duri dalam Pelukan
10 Bab 10: Luka yang Tak Terucap
11 Bab 11: Labirin Kebenaran
12 Bab 12: Cinta yang Tersesat dalam Luka
13 Bab 13: Kebenaran Berdarah
14 Bab 14: Pelarian Tak Bermuara
15 Bab 15: Perjanjian Darah
16 Bab 16: Luka yang Tak Pernah Sembuh
17 Bab 17: Harga dari Cinta
18 Bab 18: Luka yang Tak Terucapkan
19 Bab 19: Di Antara Peluru dan Pelukan
20 Bab 20: Dua Tahun Tanpa Namamu
21 Bab 21: Warisan dan Darah
22 Bab 22: Bayangan yang Tak Pernah Hilang
23 Bab 23: Cinta dan Kematian
24 Bab 24: Api yang Membakar Luka
25 Bab 25: Jejak Abu dan Bayangan
26 Bab 26: Menumbangkan Akar Kegelapan
27 Bab 27: Ratu Dalam Bayang Gelap
28 Bab 28: Darah dan Warisan
29 Bab 29: Warisan yang Dimanipulasi
30 Bab 30: Pertumpahan Darah
31 Bab 31: Gema dari Selatan
32 Bab 32: Secercah Harapan
33 Bab 33: Bayangan yang Kembali
34 Bab 34: Kebenaran yang Tersembunyi
35 Bab 35: Kebenaran yang Retak
36 Bab 36: Cahaya yang Kembali
37 Bab 37: Bayangan dari Barat
38 Bab 38: Perjanjian Dua Dunia
39 Bab 39: Ombak Perang
40 Bab 40: Darah di Bawah Bulan
41 Bab 41: Janji dalam Pelukan
42 Bab 42: Di Balik Tenang, Ada Badai
43 Bab 43: Api dari Dalam
44 Bab 44: Jejak dalam Bayang
45 Bab 45: Bayaran dari Kekuasaan
46 Bab 46: Ancaman dari Langit
47 Bab 47: Di Antara Damai dan Rindu
48 Bab 48: Kebenaran yang Membakar
49 Bab 49: Runtuhnya Sebuah Dada
50 Bab 50: Perasaan Itu Muncul Lagi
51 Bab 51: Bayang-Bayang yang Tertinggal
52 Bab 52: Jejak dari Ingatan yang Terhapus
53 Bab 53: Luka Lama, Darah Baru
54 Bab 54: Subjek 01 Dilepaskan
55 Bab 55: Serangan Pertama Amon
56 Bab 56: Lorong Para Monster
57 Bab 57: Kebangkitan Subjek Alpha
58 Bab 58: Dunia Lama Akan Dibersihkan
59 Bab 59: Cinta atau Pengkhianatan
60 Bab 60: Sisa Cinta di Tengah Api
61 Bab 61: Operasi Bayangan
62 Bab 62: Darah Kembali Mengalir
63 Bab 63: Labirin Kode
64 Bab 64: Jejak yang Dihapus
65 Bab 65: Bayangan yang Tidak Terkunci
66 Bab 66: Langkah Ketiga di Papan Veyron
67 Bab 67: Anak Tanpa Nama
68 Bab 68: Pemimpin dari Bayangan
69 Bab 69: Jejak yang Menghilang
70 Bab 70: Luka yang Belum Pulih
71 Bab 71: Api Sunyi di Dalam Hati
72 Bab 72: Bayang Masa Lalu yang Belum Padam
73 Bab 73: Menjemput Kebenaran Sendirian
74 Bab 74: Jejak Masa Lalu yang Tak Mau Pergi
75 Bab 75: Ketika Cinta Harus Memilih
76 Bab 76: Nama yang Tak Pernah Hilang
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1: Aku Bukan Siapa-Siapa
2
Bab 2: Tawanan Sang Raja Gelap
3
Bab 3: Luka di Balik Tatapan
4
Bab 4: Kesepakatan Berdarah
5
Bab 5: Hati yang Terkurung
6
Bab 6: Titik Lemah Seorang Mafia
7
Bab 7: Luka yang Tak Terlihat
8
Bab 8: Di Antara Peluru dan Pelukan
9
Bab 9: Duri dalam Pelukan
10
Bab 10: Luka yang Tak Terucap
11
Bab 11: Labirin Kebenaran
12
Bab 12: Cinta yang Tersesat dalam Luka
13
Bab 13: Kebenaran Berdarah
14
Bab 14: Pelarian Tak Bermuara
15
Bab 15: Perjanjian Darah
16
Bab 16: Luka yang Tak Pernah Sembuh
17
Bab 17: Harga dari Cinta
18
Bab 18: Luka yang Tak Terucapkan
19
Bab 19: Di Antara Peluru dan Pelukan
20
Bab 20: Dua Tahun Tanpa Namamu
21
Bab 21: Warisan dan Darah
22
Bab 22: Bayangan yang Tak Pernah Hilang
23
Bab 23: Cinta dan Kematian
24
Bab 24: Api yang Membakar Luka
25
Bab 25: Jejak Abu dan Bayangan
26
Bab 26: Menumbangkan Akar Kegelapan
27
Bab 27: Ratu Dalam Bayang Gelap
28
Bab 28: Darah dan Warisan
29
Bab 29: Warisan yang Dimanipulasi
30
Bab 30: Pertumpahan Darah
31
Bab 31: Gema dari Selatan
32
Bab 32: Secercah Harapan
33
Bab 33: Bayangan yang Kembali
34
Bab 34: Kebenaran yang Tersembunyi
35
Bab 35: Kebenaran yang Retak
36
Bab 36: Cahaya yang Kembali
37
Bab 37: Bayangan dari Barat
38
Bab 38: Perjanjian Dua Dunia
39
Bab 39: Ombak Perang
40
Bab 40: Darah di Bawah Bulan
41
Bab 41: Janji dalam Pelukan
42
Bab 42: Di Balik Tenang, Ada Badai
43
Bab 43: Api dari Dalam
44
Bab 44: Jejak dalam Bayang
45
Bab 45: Bayaran dari Kekuasaan
46
Bab 46: Ancaman dari Langit
47
Bab 47: Di Antara Damai dan Rindu
48
Bab 48: Kebenaran yang Membakar
49
Bab 49: Runtuhnya Sebuah Dada
50
Bab 50: Perasaan Itu Muncul Lagi
51
Bab 51: Bayang-Bayang yang Tertinggal
52
Bab 52: Jejak dari Ingatan yang Terhapus
53
Bab 53: Luka Lama, Darah Baru
54
Bab 54: Subjek 01 Dilepaskan
55
Bab 55: Serangan Pertama Amon
56
Bab 56: Lorong Para Monster
57
Bab 57: Kebangkitan Subjek Alpha
58
Bab 58: Dunia Lama Akan Dibersihkan
59
Bab 59: Cinta atau Pengkhianatan
60
Bab 60: Sisa Cinta di Tengah Api
61
Bab 61: Operasi Bayangan
62
Bab 62: Darah Kembali Mengalir
63
Bab 63: Labirin Kode
64
Bab 64: Jejak yang Dihapus
65
Bab 65: Bayangan yang Tidak Terkunci
66
Bab 66: Langkah Ketiga di Papan Veyron
67
Bab 67: Anak Tanpa Nama
68
Bab 68: Pemimpin dari Bayangan
69
Bab 69: Jejak yang Menghilang
70
Bab 70: Luka yang Belum Pulih
71
Bab 71: Api Sunyi di Dalam Hati
72
Bab 72: Bayang Masa Lalu yang Belum Padam
73
Bab 73: Menjemput Kebenaran Sendirian
74
Bab 74: Jejak Masa Lalu yang Tak Mau Pergi
75
Bab 75: Ketika Cinta Harus Memilih
76
Bab 76: Nama yang Tak Pernah Hilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!