" Udah puas nih mandangin aku.." jawabku ketus pada Barikh..
" Jadi berangkat nggak nih?"..
Setelah berpamitan dengan ayahku, kami pun segera melaju ke salah satu pusat perbelanjaan di kota kami.
Sesampainya di mall, kami segera menuju counter tas dan dompet ter branded... Yah... sekali-kali memberikan kado untuk camer yang branded kan gak masalah pikirku, walaupun sebenarnya gajiku masih pas-pasan juga sich... hehehehe 😁
Saat asyik melihat-lihat beberapa koleksi tas dan dompet yang ada di etalase, aku tak sengaja menabrak seseorang dan..
Brugghhh!!!!!
Kurasakan tubuhku terpental beberapa centi dari benda itu....
" Eh...maaf mas...saya nggak......" ucapku sambil mendongakkan kepalaku dan...
"Arkhan...."
" Alisya... sedang apa kamu disini? tanya Arkhan.
" Ak....aku ...."
" Siapa Sya??? " tiba-tiba Barikh muncul di belakangku sambil memeluk pundak ku.
" Eh Rikh...kenalin ini Arkhan..teman sekantor ku" ucapku mencoba menjelaskan.
" Arkhan..."
" Barikh..."
Dan mereka pun saling mengulurkan tangan dengan saling beradu pandang, entah apa yang ada dipikiran mereka, yang jelas aku tak suka melihat pemandangan ini.
" Hmmm... sudah selesai bayarnya Rikh?" ucapku memecah kesunyian diantara mereka.
" Hmm...Arkhan aku pamit dulu ya... bye..."
Tanpa menunggu jawaban dari Arkhan, aku segera menarik Barikh untuk pergi menjauh, kalau nggak gitu bisa-bisa terjadi perang Baratayudha nih ..hehehehe...🙈🙈
Beberapa langkah setelah menjauh, ku tengok ke belakang, ke arah Arkhan, dan betul dugaan ku, lelaki itu masih menatapku tak bergeming dari posisinya... Ada apa Arkhan??
Dan seperti dugaan ku pula, selama perjalanan Barikh mulai mengintrogasi aku..
" Siapa sich cowok tadi Sya?" tanya Barikh
" Kan tadi kamu udah kenalan... Namanya Arkhan...teman sekantor ku"
" Sepertinya dia suka ya sama kamu? " Nada suara barikh terkesan cemburu.
" Hushhh...ngaco aja dech kamu... dia itu golongan ustadz...mana mungkin suka sama cewek bar-bar dan pecicilan kayak aku gini..."
" Seleranya mah yang alim-alim... yang dari pondokan, lah aku...apalah dikata kalau cuman lulus pondok Ramadhan doank... hahahhaha" jawab ku coba menjelaskan.
" Yahh...selera orang kan bisa aja berbeda Sya... Apalagi kamu sekarang makin cantik..siapa juga yang nggak tergoda" ujar Barikh masih dengan nada cemburunya.
" Alaahhh....udah dech nggak usah terlalu cemburuan gitu...kalau kamu takut kehilangan aku...ya kita tunangan dulu lah"
" Iya...Iya...Hari ini akan ku wujudkan keinginan kita, aku juga gak mau kehilangan kamu Sya..."
*********
Akhirnya kami pun sampai di rumah Barikh.
Seperti dulu-dulu rumah ini masih terasa sangat dingin untuk ku, entah mengapa seolah rumah ini tak mau bersahabat dengan diriku.
Beberapa menit aku menunggu di ruang tamu, akhirnya orang tua Barikh pun datang menghampiri.
Setelah berbasa-basi, Akhirnya Barikh pun mengutarakan keinginannya kepada orang tuanya secara langsung di hadapanku.
" Ma...Pa... Hari ini Barikh ingin berbicara serius dengan mama dan papa, seperti yang mama papa tau, aku dan Alisya sudah berpacaran lama, dan kami saling mencintai, untuk itu Barikh mohon sama Mama dan papa untuk merestui hubungan kami dan bersedia melamarkan Alisya untuk Barikh"
Hening..
Hening...
Hening...
Ada setangkup ekspresi tak suka di wajah kedua orang tua Barikh.
" Sudah berapa lama sich.. kamu bekerja Sya?" tanya ibu Barikh kepadaku dengan nada ketusnya.
" Jabatan apa sich kamu sekarang? Sudah berapa sich gajimu sebagai PNS disana? Sudah punya cukup uang kah keluargamu untuk menggelar resepsi pernikahan? " cerca mama Barikh kepadaku.
" Gini ya Sya... supaya kamu ingat aja... Barikh itu masih baru saja meniti karirnya, jenjang karirnya masih panjang, dan tante yaqin suatu saat nanti Barikh akan jadi lebih sukses... Jadi...tante mohon sama kamu...untuk jangan keburu-buru minta di nikahin sama Barikh dech... kejar dulu karirmu..jangan ngebet kawin mulu" ucap mama Barikh yang begitu jelas dan lantang menusuk gendang telingaku.
Hhmmm....ini ibu suri habis makan rujak cabe 100 kali ya...omongannya pedessss benerr...udah gitu mulutnya berapi-api pula kayak naga nyembur😁
" Maksud kami begini nak Alisya, sebaiknya biarkan dulu Barikh menuntaskan karirnya, meraih prestasinya dan menyiapkan segala kebutuhan kalian untuk ke jenjang pernikahan, kamu jangan khawatir, jika nanti kalian berjodoh pasti juga akan tetap disatukan oleh Allah" tutur Ayah Barikh kepadaku.
Dan .. lagi-lagi tak ada bantahan apapun yang keluar dari mulut Barikh.
Fix...hatiku hancur plus malu semalu malunya... pandangan orang tua Barikh begitu rendah kepadaku, seolah-olah aku perawan tua yang udah ngebet kawin sehingga harus memelas untuk meminta anaknya segera menikahi ku.
Setelah mendengar semua hinaannya, rasanya hatiku sudah tak kuat lagi, aku segera meminta undur diri, dengan atau di antar Barikh, aku tak peduli. Aku keluar dari rumah itu berlari menuju ke pintu gerbang.
" Sya..tunggu Sya..."
Teriakan Barikh tak ku hiraukan lagi, aku tak mau mereka menghina ku lagi.
Dan sekali lagi.... Mamanya mencegah Barikh mengantarkanku pulang...
Akhirnya, ku akhiri kencan malam ini dengan babang ojek online yang setia mengantarkanku pulang sampai di rumah.
~ Bersambung ~
♥️ Happy Reading ♥️
Emmesss nggak sich ma nyokap nya Barikh?? kalau udah kena Emak-Emak lambe turah ya bgitulah...musti siapin hati yang seluas lapangan bola biar nggak jantungan😅😅
Yang sabar ya bozz...Eh...mbak Alisya...🤗🤗
Readers jangan lupa dukung mbak Alisya donk biar kuat menghadapi kenyataan...caranya dengan tinggalin jempol👍 vote ♥️ n koment kalian ya....
Trima kasih🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yunita W Nurcahyo
udah tau dari dulu nggak diaetujui masih aja pacaran sama dia. udah tinggalin aja .daripada sakit hati trus
2020-11-14
1
Kemuning
Mending bilang aja gk setuju, drpd ngomong spt itu
2020-10-04
2