#SBP_6
Barikh... Maafkan aku yang tak lagi setia... Karena kau terlalu lama..
Ternyata... Mengubah hati tak semudah itu, tetap saja aku masih berharap Barikh akan menikahiku, aku tak tega untuk mengkhianati nya, entahlah..aku yang terlalu sayang padanya atau tak tega karena dia sudah terlalu baik padaku.
Akhirnya kuputuskan untuk tetap melanjutkan hubungan ini walau entah akan di bawa kemana.
Trrttrrrt... trrttrrrt...
Bunyi seluler dari dalam tas kerjaku.
Barikh ..
" Halo Sya... Lagi kerja ya?" Sapa Barikh.
" Iyalah...lagian jam segini nelpon, kamu gak kerja?" Tanyaku.
" Kerja donk...tapi lagi kangen nih ma kamu..." Jawabnya setengah menggoda.
" Gombal. . kalau kangen ya pulang donk" aku coba untuk menantangnya
" Iya..iya....aku pasti pulang kok...tunggu aja tanggal mainnya" jawabny santai.
*********
Seminggu kemudian..
Sama-samar ku dengar alunan murotal dari musholla belakang rumahku yang menandakan bahwa adzan ashar akan segera berkumandang.
Dan betul dugaan ku, sesaat kemudian adzan ashar begitu nyaring terdengar, ku lirik jam dinding kamarku sudah pukul 15.00 itu artinya aku tidur sian cukup lama di hari Minggu ini. Tiba- tiba ..
Tok..tok..tok...
Kudengar pintu rumah diketuk..
Kulihat rumah ku sepi, mungkin ayah sedang keluar. Dengan kondisi setengah mengantuk kubuka pintu rumahku.
" Iyaaa sebentar... Cari sia...?" Ucapan ku tak selesei, aku begitu terkejut saat Barikh sudah berdiri dengan gagahnya di depan rumah ku.
" Hai Sya....pasti bangun tidur ya?" Sapanya sambil tersenyum padaku.
" Barikh ... Kapan datang? Kok ngabarin sich? Kamu libur? Kenapa tiba-tiba pulang?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut ku.
" Aku nggak di suruh masuk nih?" Jawabnya sambil senyum-senyum.
" Mandi dulu gih...habis itu kita nge-date ke cafe yuk...aku traktir dech malam nih" pinta Barikh.
Akupun masuk ke dalam rumah sambil melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil yang baru berjumpa dengan idolanya.
Tak sampai 30 menit aku sudah bersiap dengan cantik. Malam ini sengaja aku pakai hijab warna biru muda dan kaos putih serta celana jean yg hampir semua biru, ya...biru...warna kesukaan Barikh.
Setelah berpamitan pada ayah kami pun berangkat menuju cafe langganan kami di pusat kota.
" Kamu makin canti ya Sya.." ucap Barikh sambil menatapku lekat-lekat. Yang tentu saja ucapannya itu membuat pipiku langsung memerah bagai tomat.
" Mulai dech nge-gombalny" ucapku tersipu malu.
" Gimana kerjaan kamu? Betah disana?"
" Betah donk... Temenku baik-baik, kita bisa kerjasama dengan baik.
Kamu sendiri gimana? Kenapa tiba-tiba pulang?
Nggak kerja?"
" Aku kangen kamu Sya.."
Dan lagi-lagi jawaban Barikh membuat hatiku mencelos nggak karuan.
" Kamu betah kerja disana Rikh?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.
" Ya... Mau gimana lagi, ya di betah-betahin, kalau boleh milih ya pengenny kerja disini aj."
" Kamu kapan pindah ke sini?" Tanyaku
Hening ..
Sejenak tak ada obrolan di antara kami, kulihat ada kegusaran yang nampak pada raut wajah Barikh. Dia mencoba menarik nafas dalam-dalam dan mengusap kasar wajahnya.
" Malam ini kamu ingin dibelikan apa Sya? Aku sekarang sudah punya uang sendiri, kalau ingin sesuatu bilang aja." Jawabny mengalihkan pembicaraan.
" Rikh... Apa bener aku boleh minta sesuatu? "
Barikh mengangguk mantap.
" Aku ingin kamu menikahi ku Rikh" jawabku singkat. Entahlah apa yang ada dipikiran ku, apakah aku sedang merendahkan martabat ku sebagai wanita hingga mengemis untuk dinikahi atau justru aku membela harga diriku karena aku tidak ingin kehormatan ku di injak-injak tanpa hubungan yang jelas.
Kulihat kegundahan di mata Barikh, hingga akhirnya dia menjawab
" Inilah yang aku khawatirkan Sya.. mengapa dulu ku melarang mu ikut tes CPNS, andaikan dulu kamu tidak diterima CPNS, mungkin sekarang kita bisa menikah dan aku akan memboyongmu ke sana. Tapi sekarang, mungkin kita harus bersabar dulu, aku yakin pasti bisa pindah ke Jawa"
Bisa sich bisa pindah ke Jawa tapi kapan? Berapa lama? Tidak semudah itu fergusooo, gumamku dalam hati.
" Tapi setidaknya kita bisa bertunangan dulu Rikh.. ajak orang tuamu ke rumah ku, ikat aku secara resmi dulu" lagi-lagi pernyataan itu terlontar begitu saja dari mulut ku.
" Iya... Nanti akan aku coba dulu membicarakannya dengan ibuku, semoga saja dia sudah bisa menerima mu di keluarga kami" jawab Barikh.
Dari pernyataan Barikh barusan, aku dapat menyimpulkan bahwa memang keluarga Barikh tidak setuju dengan hubungan ku dan Barikh.
Entah apa salah Dan dosaku padamu marimar??
******* Bersambung *********
Jangan lupa like dan tekan ♥️ ya...
ditambahin koment untuk membuat author semangat juga boleh banget lhoo🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yustina Ndruru
sesekali kita sebagai wanita bukan nya tegas hanya inginkan kepastian ,mantap mba teruskan...😊🥰
2020-11-14
1
Alifa
bagus sya, beri ketegasan...
2020-11-14
1
Mr.D
semNgat
2020-11-12
0