#SBP_3
Hingga...
Aku mendengar suara pintu bergeser dan keluarlah seorang perempuan paruh baya yang nampak anggun dan terkesan jutek..
Ya...itulah ibu dari Barikh... Perempuan itu memperhatikan ku dengan seksama dari ujung atas hingga bawah dan kembali ke atas. Aku mencoba mencairkan suasana dengan mengulurkan tanganku dan memperkenalkan diri ku. Tak ada ucapan selamat datang ataupun senyuman ramah kepadaku membuat hatiku semakin ciut menghadapi ini.
Tak lama datanglah seorang lelaki yg ku perkirakan umurnya 2 atau 3 tahun lebih tua dari ibu Barikh. Pria itu kemudian duduk disamping ibu Barikh.
" Maaf ya nak sudah menunggu tadi kami masih makan malam" ucapny ramah kepadaku..
Yesss...ini adalah ayah Barikh. Beliau terlihat lebih ramah dan bersahabat dibandingkan nenek sihir yang ada di sebelahny itu, umpat ku dalam hati.
Hampir 1 jam lebih mereka menanyaiku berbagai hal lebih tepatnya mengintrogasi kehidupanku. Mulai bertanya nama lengkap ku, pendidikan ku, keluargaku hingga sumber perekonomian di keluargaku. Dan tak jarang ibu Barikh melontarkan sindiran-sindiran halus yang sanggup membuat hatiku memanas mendengarnya.
Sabar sya...
Sabar..... Ini calon mertuamu.. gumamku dalam hati. Kalau udah nggak inget itu mungkin udah ku sumpal nih mulut netizen KBM pakai kaos kaki..uppss maaf...mulut si ibu Barikh maksud ku...hihihi...
Dihadapkan pada situasi yang seperti ini membuatku benar-benar nggak nyaman, aku mulai gusar dan merasa semakin rendah dimata orang tua Barikh.
Barikh mulai bisa menangkap gelagat tubuhku dan perubahan ekspresi wajah ku. Akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri perbincangan kami malam ini.
Setelah berpamitan kamipun langsung bergegas menyusuri jalanan ibukota yang mulai ramai karena mungkin ini malam minggu kali ya..
Sepanjang jalan kami hanya diam, entah mulut ini serasa beku padahal hatiku sudah sepanas lava gunung merapi yang siap meledak.
"Kita mampir alun-alun dulu yuk Sya.. cari nasgor..aku laper nih" ucap Barikh memecah kesunyian dan hanya kubalas dengan anggukan dan gumamku.
" Mas.. Nasgorny 2 ya "
" Siap Mas" cetus babang nasgorny
" Kamu kenapa Sya..daritadi kok diem aj?" Tanya Barikh.
Aku hanya menggelengkan kepala, mulutku serasa kelu tak mampu berucap, rasa marah, sedih, kecewa bercampur aduk jadi satu di hatiku.
" Maafkan mamaku ya Sya...jika tadi ada omongannya yang kurang enak di dengar." Jelasnya lagi.
" Sepertinya ...Mamamu tidak suka padaku ya Rikh? Apakah mamamu sudah ada calon untukmu? " Suaraku sedikit bergetar menahan agar air mata ini tidak tumpah di depan Barikh.
" Ahh...nggak kok Sya...mamaku memang begitu...tidak mudah akrab dengan orang baru, nanti kalau kalian sudah sering bertemu pasti akan bisa menyatu" kelah Barikh yang mencoba menenangkan hatiku
Yahhhh.... Mungkin saat ini aku harus percaya pada Barikh. Setidaknya dia benar, ini pertemuan pertama kami nggak mungkin donk langsung bisa akrab, pikirku mencoba menenangkan diri.
Setelah makan Barikh pun mengantarkanku pulang. Sesampai depan rumah, Barikh menarik tanganku dan menggenggamnya erat. "Sekali lagi maafin keluargaku ya Sya... Aku janji...aku akan membuat mereka menyukaimu juga seperti aku yang sangat menyayangi mu Alisya ku"
Dan aku hanya mampu menganggukkan kepalaku tanpa bisa berucap apapun.
Dan malam ini pun aku tidur dengan mata sembab karena sudah berhasil menumpahkan semua air mata ini. Aku hanya bisa berdoa jika memang kami ditakdirkan bersama maka dekatkanlah, tapi jika tidak maka jauhkanlah.
Dan sejak malam itu... Barikh mulai susah untuk ku ajak bertemu, alasanny sibuk inilah itulah ngantar mamany lah dll
1 minggu berlalu tanpa Barikh.
Trrrrriiiiinnnngggggg...
Jam 04.00 jamku berbunyi menunjukkn waktu sholat shubuh. Berhubung hari ini hari Minggu dan aq sedang haid jadi kuputuskan untuk kembali ke alam mimpi.
Hingga sebuah panggilan diponsel ku kembali menggaung membangunkanku dari mimpi. Barikh.... Kenapa sepagi ini menelpon?
" Iya Rikh..." dengan suara parau khas bangun tidurku.
" Baru bangun Sya??"
"Iyaa... Ada apa??"
" Sya... nanti aku balik.. pesawat ku jam 12.00... kamu jaga diri baik-baik ya disini" ucapny singkat
" Kok cepet banget Rikh?" Ucapku sedikit frontal...
" Aku bolehny ngantar kamu ke bandara?" Ucapku memohon..
"Ngggg.... Nggak usah Sya..nanti aku diantar Mama Papa"
"Ayolah Rikh... Kn kita belum ketemu lama..." Paksaku.
" Nggak usah Sya... Kamu d rumah aja... Aku janji 6 bulan lagi aku kembali" ucapny menenangkan aku.
Dan sambungan telpon itupun terputus. Jam menunjukkan pukul 10.00. aku punya waktu 2 jam utk menyusul Barikh di bandara. Aku segera mandi dan bersiap secepat mungkin...ku pacu motor ku menuju bandara..
Aku tiba dibandara pukul 11.00 semoga tidak terlambat gumamku.
Dan betul saja..dari kejauhan ku lihat rombongan Barikh mulai masuk untuk boarding pass...
Aku benar-benar tak berani mendekati mereka, aku terus menguntit Barikh memperhatikanny dari jauh. Dan.....kuraih ponselku ...
" Iya Sya .." jawab suara sendu itu.
" Aku ada d arah pukul 9 Rikh..." jawabku ..
Dann....tuuuuutttttt...
Seketika Barikh membalikkn tubuhnya..memutar tubuhnya mencari kehadiranku...dan... Tatapan mata kami bertemu.. Barikh menatapku lekat2 dari jauh seperti tak ingin melepaskanku...
Sampai... " Kamu lihat ap sich Rikh?" Suara mamanya memutus pandangan kami...dan kemudian tangan mamanya menggandengny masuk ke ruang tunggu pesawat.
Barikh.... Aku merindukanmu.....
Next....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yustina Ndruru
itulah hidup selalu hufff....😇yg sabar y mba
2020-11-14
1
Alifa
kok barikh aneh sih sifat mu...
2020-11-14
1
Mr.D
biasa dalam kehidupan
2020-11-12
2