Chapter 5. "Kaget atau terpesona melihatku?"

Pria berbahaya yang dimaksud oleh Elmar berkilo-kilo jauhnya itu kini baru saja menerima laporan mengenai seorang gadis yang telah menyelamatkannya dengan menggunakan uang tabungan yang tidak seberapa. Ini adalah hal baru baginya, apalagi gadis itu tidak meminta Nicho untuk mengganti uangnya dan cara gadis itu menatap pun tidak seperti kebanyakan wanita yang melihat Nicho dengan tatapan haus yang ingin memiliki atau minimal ingin terlihat menarik di depan Nicho.

Bagaimana cara gadis itu bersikap, berbicara dan melihatnya terasa begitu jujur. Gadis itu tidak tertarik padanya sama sekali, dan ketidak tertarikan itu terasa begitu nyata dan tulus. Ketulusan yang pertama kali Nicho rasakan setelah bertahun-tahun.

“Jadi, dia mahasiswi semester akhir?” tanya Nicho mengulang penjelasan Kaz tentang seorang gadis bernama Anesh Sagitta.

“Benar Tuan. Dia juga bekerja paruh waktu disebuah restoran cepat saji sebagai kasir, dan bekerja paruh waktu di butik sebagai sales promotion girl.”

Nicho menganggukkan kepalanya, sebelah tangannya memegang sebuah kartu yang dia pandangi dengan sepasang mata tajamnya.

“Lanjutkan.” titah Nicho.

Kaz melanjutkan penjelasannya tentang keluarga Anesh yang menerangkan Anesh memiliki satu orang kakak laki-laki yang sudah menikah dan satu adik laki-laki yang masih sekolah menengah. Ibunya adalah seorang penyintas kanker serviks dan ayahnya menjadi salah satu dari karyawan yang terkena PHK dua tahun yang lalu.

“Jadi dia anak tengah?”

“Benar Tuan.”

“Bagaimana dengan perekonomiannya?”

“Saat ini, keluarganya tengah terlilit hutang yang cukup besar. Pinjaman pada bank yang dilakukan oleh ayahnya dengan jaminan sertifikat rumah dan pinjaman online yang dilakukan oleh kakaknya. Jatuh tempo akan dikenakan pada minggu depan, jika tidak dilunasi, maka pihak bank akan segera melelang rumah dan harta lainnya. Dan kemungkinan lain, hukuman pidana bisa membuat ayah dan kakaknya itu dipenjarakan. Anesh juga selalu menjadi sasaran penagihan pinjaman online. Untuk biaya kuliahnya, Anesh membiayainya sendiri dengan bekerja, dia juga rutin memberikan uang ke rekening atas nama ibunya untuk keperluan biaya sekolah adik laki-lakinya.”

“Keluarganya terlilit hutang. Dia bekerja paruh waktu didua tempat. Uang gajinya dia gunakan untuk kuliahnya dan sekolah adiknya. Tapi dia menggunakan uang gajinya itu untuk menyelamatkanku dan tidak memintaku untuk menggantinya.” Nicho menyimpulkan laporan yang dibacakan tangan kanannya itu.

Kaz mengangguk membenarkan kesimpulan yang diucapkan Nicho.

“Apakah menurutmu itu masuk akal? Seseorang masih bisa mengeluarkan tabungannya untuk menyelamatkan nyawa orang yang tidak dia kenal, sementara dia juga membutuhkan uangnya?”

“Normalnya, orang dengan keterbatasan finansial akan berpikir panjang, Tuan.” jawab Kaz dengan sangat logis.

“Tapi dia tetap memilih untuk menyelamatkanku, bahkan tidak mundur ketika aku arahkan pistol.”

Nicho kembali memandangi pas poto yang terdapat pada permukaan kartu mahasiswa yang dipegangnya itu. Sebuah poto gadis yang tersenyum manis dengan rambutnya yang panjang melewati bahunya.

“Apa dia sudah memiliki kekasih?” tanya Nicho dengan kembali melihat Kaz yang masih berdiri dengan tab pada tangannya.

“Tidak ada, Tuan.”

Kepala Nicho bergerak mengangguk pelan, seolah dia memikirkan sebuah ide yang cemerlang di dalam kepalanya. Sudut bibirnya bergerak naik, membentuk senyuman baru pada wajahnya tanpa dia sadari.

Dia bangkit dari posisi duduknya di sofa beludru lembut, dia melangkah seperti orang yang tidak memiliki dua bekas jahitan yang masih basah pada tubuhnya. Nicho kemudian menepuk pundak Kaz.

Untuk kali pertama, sepasang mata yang biasanya menyorot tajam, dingin dan gelap itu kini, terlihat seolah mendapatkan setitik … cahaya.

“Kau akan segera memiliki seorang Nyonya di rumah ini, Kaz.” katanya dengan penuh percaya diri.

Kaz mengerutkan keningnya sebentar, kemudian dia mengerti apa yang dimaksud oleh Tuan yang sudah dia layani bertahun-tahun lamanya.

“Jadwalkan pertemuanku dengan kakaknya besok. Aku akan membuat kesepakatan yang tidak akan diabaikan olehnya.”

    *

Nicho menatap puas pada dokumen perjanjian yang telah disepakati dan telah ditandatangani olehnya dan oleh seseorang bernama Jeri Pratama. Nicho sudah dapat menduga pertemuannya dengan Jeri pagi tadi tidak akan memakan waktu lama dan tidak akan sulit untuk membuat pria itu menyanggupi syarat yang diberikan oleh Nicho.

Benar-benar mudah, semudah membalikkan telapak tangan.

Mereka membutuhkan uang dalam jumlah besar, Nicho menawarkan jumlah yang besarnya tiga kali lipat ditambah dengan tawaran pengobatan untuk anaknya yang membutuhkan transplantasi paru secepatnya, tentu saja satu syarat yang diberikan Nicho langsung disetujui begitu saja oleh Jeri.

Nicho menutup kembali dokumen itu dengan puas lalu memandang gedung yang berdiri kokoh di luar mobilnya.

“Dia baru menjadi pekerja paruh waktu di sana?”

“Benar Tuan. Jadi sekarang calon nyonya bekerja paruh waktu ditiga tempat.” jawab Kaz dengan kesadaran penuh menyebut Anesh sebagai calon nyonya dari tuannya.

Nicho mengangguk, kemudian memakai kaca mata hitam di atas hidungnya yang bangir.

“Bagaimana penampilanku, Kaz?” tanya Nicho pada Kaz yang masih duduk di belakang stir.

“Sempurna, Tuan.” jawab Kaz.

“Tentu saja.” sahut Nicho dengan rasa percaya diri yang selalu tinggi.

Setelah itu, dia membuka pintu mobilnya, keluar dari dalam mobil mewah itu di depan gedung perpustakan fakultas tempat dimana Anesh mendapatkan pekerjaan paruh waktu yang baru. Kemunculannya dengan setelan jas hitam mahal dan sepasang sepatu pantofel mengilat tentu saja menarik perhatian semua orang yang ada di sana. Laki-laki maupun perempuan, semuanya seolah membeku begitu Nicho bergerak masuk menuju ke dalam gedung. Setiap gerakannya seolah menyihir semua orang yang melihatnya.

Gemuruh suara berbisik berisi pertanyaan-pertanyaan penasaran pada sosoknya pun mengisi setiap ruang jalan yang Nicho lalui. Ah, itu sudah biasa bagi seorang Nicho Jevarnio Hardi. Ia tetap berjalan dengan dagunya yang diangkat tinggi.

Dia sampai di tempat tujuannya, gedung perpustakaan yang identik dengan tempat yang tenang dan sepi. Mata elangnya menyapu dan langsung menemukan sosok yang dicarinya.

Anesh tengah duduk di balik meja petugas penjaga perpustakaan sembari menikmati sebungkus roti tawar isian cokelat, earphone kabel yang menyumpal telinganya dan sebuah buku bacaan yang sedang dibacanya.

Anesh terlihat bergeming begitu Nicho berdiri di depan meja yang bagian depannya lebih tinggi. Nicho bersandar dan mengetuk pelan permukaan meja hingga wajah Anesh bergerak dan mereka saling berhadapan.

Anesh melepas kabel earphone dan meletakkan rotinya kemudian berdiri. “Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Anesh sopan.

Sebelah alis Nicho bergerak naik. “Pak?” tanyanya mengulangi.

“Eh … maaf, Bapak dosen di fakultas ini?” tanya Anesh lagi, masih dengan nada sopan.

Alih-alih menjawab, Nicho melepaskan kaca mata hitamnya seperti seorang model papan atas, senyum tampan terlukis pada wajahnya yang tak lagi pucat.

“Aku bukan dosen.” sahut Nicho.

Perubahan ekspresi pada wajah Anesh menjelaskan dengan sangat baik bahwa gadis itu terkejut dengan kehadiran Nicho di sana.

“Kamu?!” Suaranya mencicit tertahan di ujung tenggorokan.

“Kaget atau terpesona melihatku?” Nicho bersandar pada bagian depan meja. Ia menyeringai jahil.

Anesh kemudian celingak-celinguk sebelum bersuara dengan volume yang lebih pelan. “Bagaimana kamu bisa tau aku ada disini?”

“Bukan hal yang sulit untuk mencarimu.” jawab Nicho santai.

“Lalu untuk apa kamu mencari si-sembarang orang asing-ini?” tanya Anesh dengan sindiran yang masih terasa jelas rasa jengkel itu keluar dalam setiap nadanya.

“Kamu masih marah dengan sebutan itu?” Nicho menekuk tangannya lalu menopangkan dagunya pada sebelah telapak tangannya, matanya dalam menatap Anesh.

“Katakan mau apa kamu datang mencariku? Aku sedang bekerja sekarang, jadi jangan membuatku dipecat dihari pertama.” Desisnya dengan suara pelan dan penuh peringatan.

“Dipecat?” Nicho berdecak. “Aku bisa membeli gedung ini untukmu kalau kamu mau.”

“Aku gak mau.” jawab Anesh cepat tanpa mempertimbangkan ucapan Nicho. “Cepat katakan apa mau mu mencariku?”

“Ini.” Nicho mengeluarkan kartu mahasiswa milik Anesh.

“Kenapa ada sama kamu?” Kedua mata Anesh melebar, tangannya hendak mengambil kartu itu, tapi Nicho menariknya kembali. “Kembalikan!” tegas Anesh meski dengan volume yang pelan, namun matanya yang bulat menatap galak.

“Aku akan mengembalikannya, beserta dengan uang tabunganmu berkali-kali lipat, kamu bahkan tidak perlu bekerja pekerjaan dengan gaji kecil seperti ini, hanya dengan satu syarat.”

“Aku ga membutuhkan syarat apa pun darimu, kalau kamu ga mau ganti, ya udah, ga apa-apa. Kembalikan saja kartu mahasiswaku.” Sahut Anesh tanpa pikir panjang.

Lagi-lagi, ini hal baru bagi Nicho.

Sudut bibir Nicho bergerak naik, bibirnya membentuk senyuman miring yang tipis.

Gadis itu menolaknya, dan penolakannya itu justru menimbulkan sebuah debaran yang Nicho pikir tidak akan pernah dia miliki.

“Baiklah, jika ingin kartu ini kembali, kita perlu bicara.”

“Bicara apa? Kayaknya ga ada hal yang perlu dibicarakan.”

“Ada.” Nicho memajukan setengah tubuhnya dan Anesh bergerak mudur. “Kita perlu membicarakan soal … masa depan kita.”

“Hah?”

.

.

.

Bersambung.

Episodes
1 Chapter 1. Pria Asing Yang Sekarat
2 Chapter 2. Menunggu
3 Chapter 3. Pria Tak Tahu Diri
4 Chapter 4. Pria Itu Hilang!
5 Chapter 5. "Kaget atau terpesona melihatku?"
6 Chapter 6. See You Later
7 Chapter 7. Surat Perjanjian
8 Chapter 8. Negosiasi
9 Chapter 9. Alasan Pernikahan
10 Chapeter 10. Hamil?
11 Chapter 11. Kebohongan Lain.
12 Chapter 12. Alasan
13 Chapter 13. Kamu Milikku
14 Chapter 14. Kalung Berlian
15 Chapter 15. Pagi Yang Menjengkelkan
16 Chapter 16. Kekhawatiran
17 Chapter 17. Perkara Makanan
18 Chapter 18. Sisi Lain Nicho
19 Chapter 19. Ikatan Emosional
20 Chapter 20. Istri Pemberontak
21 Chapter 21. Kesepakatan Baru
22 Chapter 22. Alasan
23 Chapter 23. Menemani Tidur
24 Chapter 24. Pertemuan Rahasia
25 Chapter 25. Hal Baru
26 Chapter 26. Ketakutan Dalam Sorot Mata Nicho
27 Chapter 27. Tidak Pergi
28 Chapter 28. Menemani
29 Chapter 29. Cerita Nicho
30 Chapter 30. Pertengkaran
31 Chapter 31. Ajakan Berkencan
32 Chapter 32. Gagal Kencan
33 Chapter 33. Termangu
34 Chapter 34.
35 Chapter 35. Ciuman Darurat
36 Chapter 36. Kesimpulan Hendra
37 Chapter 37. Kecupan Perpisahan?
38 Hallo Pembaca 🫶
39 Chapter 38. Nicho Dalam POV Anesh
40 Chapter 39. Mencurigakan
41 Chapter 40. Menculik Istri Tuan Muda
42 Chapter 41. Misi Penyelamatan (Part 1)
43 Chapter 42. Misi Penyelamatan (Part 2)
44 Chapter 43. Misi Penyelamatan (End)
45 Chapter 44. Pulang
46 Chapter 45. Janji Nicho
47 Chapter 46. Masa Lalu Nicho
48 Chapter 47. Informasi Yang Akhirnya Didapatkan
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1. Pria Asing Yang Sekarat
2
Chapter 2. Menunggu
3
Chapter 3. Pria Tak Tahu Diri
4
Chapter 4. Pria Itu Hilang!
5
Chapter 5. "Kaget atau terpesona melihatku?"
6
Chapter 6. See You Later
7
Chapter 7. Surat Perjanjian
8
Chapter 8. Negosiasi
9
Chapter 9. Alasan Pernikahan
10
Chapeter 10. Hamil?
11
Chapter 11. Kebohongan Lain.
12
Chapter 12. Alasan
13
Chapter 13. Kamu Milikku
14
Chapter 14. Kalung Berlian
15
Chapter 15. Pagi Yang Menjengkelkan
16
Chapter 16. Kekhawatiran
17
Chapter 17. Perkara Makanan
18
Chapter 18. Sisi Lain Nicho
19
Chapter 19. Ikatan Emosional
20
Chapter 20. Istri Pemberontak
21
Chapter 21. Kesepakatan Baru
22
Chapter 22. Alasan
23
Chapter 23. Menemani Tidur
24
Chapter 24. Pertemuan Rahasia
25
Chapter 25. Hal Baru
26
Chapter 26. Ketakutan Dalam Sorot Mata Nicho
27
Chapter 27. Tidak Pergi
28
Chapter 28. Menemani
29
Chapter 29. Cerita Nicho
30
Chapter 30. Pertengkaran
31
Chapter 31. Ajakan Berkencan
32
Chapter 32. Gagal Kencan
33
Chapter 33. Termangu
34
Chapter 34.
35
Chapter 35. Ciuman Darurat
36
Chapter 36. Kesimpulan Hendra
37
Chapter 37. Kecupan Perpisahan?
38
Hallo Pembaca 🫶
39
Chapter 38. Nicho Dalam POV Anesh
40
Chapter 39. Mencurigakan
41
Chapter 40. Menculik Istri Tuan Muda
42
Chapter 41. Misi Penyelamatan (Part 1)
43
Chapter 42. Misi Penyelamatan (Part 2)
44
Chapter 43. Misi Penyelamatan (End)
45
Chapter 44. Pulang
46
Chapter 45. Janji Nicho
47
Chapter 46. Masa Lalu Nicho
48
Chapter 47. Informasi Yang Akhirnya Didapatkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!