5. Semakin berani

Armando pulang dari luar kota setelah beberapa hari. Membuka pintu, masuk ke dalam dan mendorong sendiri kopernya. Mengernyit heran, tak biasanya Ia datang dan Virginia tak membukakan pintu untuknya. Mantel yang tersampir di tangan kiri ia ambil lalu diulurkan ke samping. Di sana biasanya Virginia berdiri menunggu dan akan mengambil paksa mantel itu dari tangannya. Akan tetapi…

Brukkk

Suara mantel yang terjatuh menimpa koper membuat Armando menoleh. Ditatapnya mantel yang tergeletak di lantai dengan menyedihkan. Menatap sekeliling ruang.

“Sayang, akhirnya kamu pulang.” Bayangan Virginia yang menyambutnya dengan ceria dan menerima mantelnya tiba-tiba hadir di depan mata. Setelah itu dengan sigap Virginia meletakkan sandal rumah di depan kakinya.

Tak berhenti sampai di situ. Virginia bergegas ke belakang kembali dengan segelas jus di tangan. “Kamu pasti haus ya? Ini minumlah.”

Mendengus kesal. Untuk pertama kalinya Armando merasa ingin menerima gelas itu, tapi… hilang.

Armando tertegun, dua tangannya yang tadi terulur akhirnya luruh di samping badan. Ternyata yang ia lihat hanya ilusi, tak ada Virginia di hadapannya.

“Matilda…! Matilda…!” Armando berteriak memanggil pelayan.

“Tuan, Anda sudah kembali?” Matilda mendekat ke arahnya dengan senyum ramah dan menunduk hormat.

“Di mana Virginia?” Armando bertanya datar sambil menyimpan dua tangannya di saku celana.

“Nyonya Virginia sudah pergi beberapa hari yang lalu. Saya tidak tahu Kemana perginya,” jawab Matilda. “Maaf, tapi saya sudah mengatakan ini sebelum Anda pergi ke luar kota,” lanjut wanita paruh baya itu.

Armando berdecak lalu memalingkan wajah, mengisyaratkan tangan pada Matilda agar pelayan itu menyingkir dari hadapannya. Dia baru ingat, hari itu, setelah dia menandatangani surat cerai di malam hari, dia memang mendapatkan laporan bahwa malam itu juga Virginia pergi dari rumah. Hanya saja ia tak menyangka Virginia belum kembali hingga saat ini.

Matilda membungkukkan sedikit badannya lalu undur diri. “Aku tidak salah, kan? Dia sudah bertanya sebelumnya dan aku juga sudah menjawabnya.”

Armando menyeret sendiri kopernya. Sesuatu yang tak pernah ia lakukan semenjak ia menikah dengan Virginia. Selama ini selalu wanita itu yang melakukannya. Terus melangkah hingga kakinya tiba di depan dinding, di mana biasanya ada foto pernikahan besar di sana.

Tampak dalam penglihatannya, Virginia yang sedang membersihkan kaca pada pigura besar tersebut wanita itu tersenyum Naif.

“Foto itu membuatku mual.” ucap Armando.

Senyum di wajah Virginia perlahan pudar berganti dengan mendung menggantung. Armando mendengus kesal. Wajah Virginia benar-benar penuh kepalsuan. Berharap dirinya tunduk? Jangan mimpi!

Armando tersadar dan menatap sinis ke arah tembok yang kini kosong. Tak ada lagi pigura besar di sana.

“Matilda… Matilda…!” Armando berteriak memanggil kembali pelayan yang diusir beberapa menit lalu.

Matilda datang tergopoh. “Tuan membutuhkan sesuatu?” tanyanya.

“Di mana pigura yang ada di sini?” Armando menatap Matilda tajam.

“Maaf, Tuan. Sebelum pergi, Nyonya Virginia menyuruh beberapa pelayan untuk menurunkan pigura.” Matilda menunduk dalam. Foto pernikahan dan beberapa kardus berisi barang kenangan yang terbakar habis berputar-putar di kepalanya, tapi ia tak berani berkata.

Armando mengangguk-anggukkan kepala lalu mengisyaratkan untuk Matilda pergi. Tersenyum miring.

“Virginia, kamu jadi semakin berani. Benar-benar akting yang sempurna bahkan foto pernikahan favoritmu juga kau bawa pergi. Mau berpura-pura untuk melepaskanku, apa kau ingin aku menghubungimu? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tunggulah sampai kamu mati dan aku takkan pernah datang.” Armando tersenyum miring.

*

*

*

Malam telah larut, Armando bergerak gelisah dalam tidurnya. Mendekap tubuh yang terasa dingin, terbangun ketika menyadari sisi ranjangnya kosong. Menyeret punggung, bersandar pada head board ranjang, mengambil kacamata dari atas nakas, lalu memakainya.

Ada sesuatu yang aneh ia tak bisa tidur dengan lelap. Menatap ke arah nakas, biasanya ada botol kristal kecil dengan hiasan aroma terapi di sana, tapi sekarang kosong.

“Matilda… Matilda…!” Entah berapa kali Armando berteriak memanggil pelayan hari ini. Sesuatu yang dulu tak pernah ia lakukan. Entah apa pria itu sadar atau tidak. Selama ini, apa pun yang ia butuhkan selalu siap sebelum ia berteriak.

“Matilda…!” Armando berteriak lagi dengan suara yang makin membahana karena yang dipanggil.tak juga datang.

“Anda memanggil saya, Tuan?” tanya Matilda yang datang tergopoh. Mengucek matanya sambil menguap. Tampaknya wanita itu telah tertidur sebelumnya, dan terbangun akibat suara teriakan sang majikan.

“Di mana aromaterapi yang biasa di atas nakas? Apa kau tidak tahu aku tidak bisa tidur jika tanpa aroma terapi?” bentak Armando.

Matilda menunduk dengan tubuh bergetar. Dalam hati ia menyesali kenapa sang nyonya harus pergi dari rumah. “Maaf, Tuan,” ucapnya. “Aroma terapi yang biasa dipakai selama ini adalah racikan khusus yang dibuat sendiri oleh Nyonya Virginia. Tadi saya ingin memasangnya untuk Anda, tapi minyaknya sudah tidak ada.” Matilda menjelaskan situasi yang sebenarnya.

Mendengus kesal, Armando mengisyaratkan agar Matilda pergi dari kamarnya. Pelayan tua itu pun hanya bisa menunduk hormat kemudian berlalu.

Armando menyandarkan tubuhnya head board ranjang lalu tersenyum miring. “Rupanya kamu ingin memaksa aku agar menemuimu ya? Bahkan minyak aroma terapi yang bisa biasa aku pakai pun kamu bawa pergi. Baiklah itu justru sesuatu yang bagus. Aku tidak akan pernah bergantung padamu. Hanya minyak aroma terapi saja, apa hebatnya. Aku bisa membeli sekalian dengan pabriknya kalau aku mau. Ayo kita lihat, siapa yang menang pada akhirnya?”

Armando kembali membaringkan tubuhnya, dan mencoba untuk tidur. Bergerak ke sana kemari. Gelisah, tak bisa juga lena. “Pasti hanya karena aku terlalu lelah.” Enggan mengakui ketiadaan Virginia dan aroma terapi adalah penyebab dirinya tak jua terlelap.

*

*

*

Matahari bersinar cerah. Cahayanya yang menyilaukan menembus dinding kaca sebuah kamar. Menerpa wajah yang masih pulas. Entah jam berapa semalam dia baru bisa tidur. Mungkin beberapa saat sebelum matahari terbit.

Armando menggeliat menggerakkan badan yang terasa kaku. Mengucek matanya yang terasa lengket. Silau cahaya membuatnya mengerjap.

“Jam berapa ini?” Tangannya yang pegal meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Matanya yang baru bisa terbuka sempurna menatap penunjuk waktu.

“Jam sembilan?” Tersentak dengan mata terbelalak. Hari ini ada meeting penting dan dia kesiangan.

“Virginia…! Kenapa tidak membangunkan? Dasar istri tidak berguna!” Sambil bergerak cepat menuju kamar mandi, Armando terus berteriak dan memaki.

Hanya beberapa menit, keluar dari kamar mandi dengan tubuh berbalut jubah mandi. Entah dia mandi dengan benar atau tidak. Mungkin bahkan dia lupa gosok gigi, hanya dia yang tahu. Matanya menatap sisi ranjang yang kosong. Tak ada baju ganti di sana.

Berdiri kesal dan berkacak pinggang. “Virginia…! Virginia…!”

Satu menit, dua menit, tak ada yang datang.

"Virginia...!" suaranya menggelegar.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan menampilkan wajah ketakutan Matilda.

“Mana Virginia? Kenapa tidak menyiapkan baju ganti?” Armando berteriak berang.

“Maaf, Tuan.” Matilda menunduk takut. Tuan Armando tak pernah seperti ini sebelumnya. “Nyonya Virginia sudah tidak tinggal di rumah ini sejak beberapa hari.”

Armando tertegun. Tangannya mengisyaratkan agar Matilda pergi. Terduduk di tepi ranjang. “Virginia, tak ku sangka kamu semakin berani.”

Terpopuler

Comments

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Mulai merasa kehilangan kan dirimu,,, ya sudah nikahi si Veronica saja sana, biar ada yang bisa kamu jadikan babu buat menyiapkan semua keperluan kamu /Proud//Proud//Proud//Proud/

2025-06-21

2

🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞

🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞

klo udah gak ada baru di cari giliran ada dianggap hama,,, sukurin

2025-06-21

2

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Lama-lama si Tornado nikah sama Matilda juga nih /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-06-21

4

lihat semua
Episodes
1 Aku memilih pergi
2 02. Virginia keguguran
3 3. Mari kita bercerai
4 4. Usai
5 5. Semakin berani
6 06. Kopi dan Virginia
7 07. Benarkah mayat Virginia?
8 08. Sepiring kepiting
9 09. Kebohongan yang terungkap
10 10. Pengorbanan Virginia
11 11. Ternyata kamu serius?
12 12. Tidak mungkin
13 13. Kamar pelayan
14 14. Bodohnya Armando
15 15. Mencari Virginia
16 16. Identifikasi jenazah
17 17. Armando datang ke grup Morantes
18 18. Akuisisi
19 19. Mereka benar, aku yang bwrsalah
20 20. Upacara pemakaman
21 21. Alessandro Garcia; Akan kuambil kembali
22 22. Semua akan kubalas
23 23. Rumah Armando terbakar
24 24. Pertemuan pertama 2
25 25. Semua kejahatan Veronica
26 26. Siasat Alessandro
27 27. Pesta pertunangan
28 28. Armando vs Alessandro
29 29. Hukuman untuk keluarga Fernandez
30 30. Bangunlah, Virginia!
31 31. Virginia bangun
32 32. Pangeran berkuda
33 33. Armando kecelakaan
34 34. Waktu terulang?
35 35. Virginia tidak percaya
36 36. Cintaku sudah terhapus
37 37. Maukah kamu menikah denganku?
38 38. Move on
39 39. Jika ada kehidupan selanjutnya
40 40. Barbara dan rahasianya
41 41. Biar aku yang menemuimu
42 42. Virginia, aku datang!
43 43. Apakah aku jahat?
44 44. Aku melihatnya!
45 45. Ke makam keluarga Morantes
46 46. Seribu vila
47 47. Ulang tahun grup Garcia
48 48. Lamaran
49 49. Maaf bukan berarti kembali
50 50. Usai
51 51. Obrolan dengan Cecilia
52 52. Menguntit
53 54. Terkesima
54 54. Ponsel couple
55 55. Undangan pernikahan
56 56. Hadir di pernikahan mantan
57 57. Tersangka utama
58 58. Siang pertama
59 59. Bulan madu
60 60. Pulang
61 61. Kembali ke perusahaan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Aku memilih pergi
2
02. Virginia keguguran
3
3. Mari kita bercerai
4
4. Usai
5
5. Semakin berani
6
06. Kopi dan Virginia
7
07. Benarkah mayat Virginia?
8
08. Sepiring kepiting
9
09. Kebohongan yang terungkap
10
10. Pengorbanan Virginia
11
11. Ternyata kamu serius?
12
12. Tidak mungkin
13
13. Kamar pelayan
14
14. Bodohnya Armando
15
15. Mencari Virginia
16
16. Identifikasi jenazah
17
17. Armando datang ke grup Morantes
18
18. Akuisisi
19
19. Mereka benar, aku yang bwrsalah
20
20. Upacara pemakaman
21
21. Alessandro Garcia; Akan kuambil kembali
22
22. Semua akan kubalas
23
23. Rumah Armando terbakar
24
24. Pertemuan pertama 2
25
25. Semua kejahatan Veronica
26
26. Siasat Alessandro
27
27. Pesta pertunangan
28
28. Armando vs Alessandro
29
29. Hukuman untuk keluarga Fernandez
30
30. Bangunlah, Virginia!
31
31. Virginia bangun
32
32. Pangeran berkuda
33
33. Armando kecelakaan
34
34. Waktu terulang?
35
35. Virginia tidak percaya
36
36. Cintaku sudah terhapus
37
37. Maukah kamu menikah denganku?
38
38. Move on
39
39. Jika ada kehidupan selanjutnya
40
40. Barbara dan rahasianya
41
41. Biar aku yang menemuimu
42
42. Virginia, aku datang!
43
43. Apakah aku jahat?
44
44. Aku melihatnya!
45
45. Ke makam keluarga Morantes
46
46. Seribu vila
47
47. Ulang tahun grup Garcia
48
48. Lamaran
49
49. Maaf bukan berarti kembali
50
50. Usai
51
51. Obrolan dengan Cecilia
52
52. Menguntit
53
54. Terkesima
54
54. Ponsel couple
55
55. Undangan pernikahan
56
56. Hadir di pernikahan mantan
57
57. Tersangka utama
58
58. Siang pertama
59
59. Bulan madu
60
60. Pulang
61
61. Kembali ke perusahaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!