Next..
Okey lanjut lagi ya gusy...
setelah Jihan dikursi pengemudi mobil Ustadz Zain, Jihan mulai menghidupkan mesinnya dengan pelan pelan dia menginjak gasnya,jalan mobilnya dan keluar dari halaman sekolah
" Jadi kamu 3 bulan yang lalu kamu pulang kampung?"tanya Zain memantau Jihan yang fokus nyetir
"Iya Ustadz" sambil fokus mengemudi
"Nah bisa gitu kok"
"Hehehehe"
"Oh ya kamu yang ngajarin siapa?"
"Bapak"
"Yang minta ajarin"
"Jihan sendri Ustadz"
"Kamu kan masih kecil kok minta ajar mobil"
"Karena aku seneng sama sesuatu yang menantang ustadz hehehe"diangguki sama ustadz Zain
Jihan memang suka hal hal yang sangat menantang,
Seperti saat dulu dia belajar di daerah yang medan nya penuh lika liku dan tanjakan, tapi tak mengurangi rasa tekat Jihan untuk belajar
"Ohya kamu kalau 3 bulan yang lalu pulang kan berarti itu gak hari libur kok malah pulang kampung?" tanya Zain terus menatap Jihan
"Iya betul Ustadz, malah mendekati ujian semester"
"Kenapa kok nekat banget?"
"Bentar ya Ustadz nanti kalau sampai tak ceritain ini masih fokus nyetir" jawab Jihan kayak kawan sendiri
Itu lah karakter Jihan yang gampang akrab sama siapapun,
Kalau udah akrab kayak gitu, tanpa pandang bulu, apa lagi lawannya asyik, makin cerewet jadinya
Sesampainya di tempat tujuan mereka duduk berdampingan sambil menunggu Ismi, bu Emma para siswi datang,
Kapan datangnya ya orang mereka jalannya cukup jauh 2 km, ya sampe medok mulutnya untuk ngobrol..
"Oh ya Jihan gimana tadi ceritanya?"tanya Zain yang kepo dengan cerita Jihan
"Jihan udah 3 kali seperti itu Ustadz, 2 kalinya waktu jihan masih SD, emang dari waktu Jihan lulus SD sampai saat ini Jihan jauh dari orang tua" ucap Jihan mulai bercerita tentang pribadinya
"Orang tuanya sekarang dimana"
"Dikampung perantauan ustadz"
"Belum pernah kejawa sampai sekarang?"
" Kalau mereka kejawa sih sering malah kalau ibuk hampir setiap tahun pulang"
"Terus terus"
"Yah mungkin karna aku merasa banyak beban aja, jadi aku pengen pulang dan meng istirahatkan pikiran"
"Kayak orang tua aja banyak beban pikiran"
"Iya ya ustadz, dilihat dari sosokku yang crewet dan welcome dengan siapa aja dan selalu ceria, wadeeh hehe, mungkin orang pikir kalau aku itu gak punya beban apapun, mungkin beban dipondok dan sekolah, padahal semua orang kan sama ya kan Ustadz,? cuman masak iya Jihan harus cerita cerita yang gak perlu Jihan ceritakan, masak iya Jihan harus menampakkan wajah sedih dan cemberut pada semua orang kan gak baik, lagi pula juga kalau Jihan cerita mereka juga gak bisa membantu mengurangi beban Jihan, dan malah menambah pikiran orang lain, betul gak Ustadz?" crecos Jihan panjang kali lebar dan diangguki ustadz Zain
Jihan memang tidak bisa membuka rahasia pribadinya dengan siapapun , walaupun terlihat care dan ceria tapi Jihan tidak gampang percaya kepada siapapun, apa lagi dengan cewek, sama sekali tidak percaya
Di dunia ini hanya 3 wanita yang dia percayai dan dimana dia terpuruk mereka yang Jihan cari dia yaitu Ibu, tante dan juga (mbah Uti) neneknya
Kerena Jihan pikir semua wanita didunia ini sama aja, walaupun dia sendiri juga wanita, yang biasanya kata kata ini dilontarkan seorang cowok yang patah hati, tapi tidak untuk Jihan, dalam hati dia selalu berkata semua wanita sama saja,
Mereka suatu saat akan berkhianat kepadanya, dan membuka apa yang pernah kita ceritakan, dan mencela apa bila kita punya kesalahan
Tapi tidak bagi keluarga, seburuk apapun aib Jihan, kalau cerita dengan keluarganya (ibu, tante dan Juga neneknya), mereka akan tutup rapat rapat dan tidak akan pernah membuka untuk umum, pikir Jihan
"Maaf ya Ustadz jadi malah curhat heheh" ucap Jihan sungkan
"Gak apa apa santai aja, tapi setidaknya kalau kamu punya masalah kan bisa cerita sama teman dekatmu, biar terkurangi beban pikiranmu" ucap Ustadz Zain menasehati
"Jihan belum berani berbagi kesedihan sama orang lain Ustadz, apa lagi sama cewek, trauma aku,"
"Trauma kenapa?"
"Ah ustadz pasti tau sendri lah bibir manis cewek itu kayak gimana, hehe"
"Iya ya Ustadz faham, tapi memang kamu gak punya temen cowok?"
"Gak ustadz, dari kecil aku sekolah di sekolah buat khusus perempuan saja, sampai saat ini, aku deket dengan cowok cuman sepupuku dan adekku aja, itu masih kelas 2 SD sekrang gimana mau diajak curhat hehe, curhatnya paling sering sama tante mbah ibuk, makanya mereka tau kalau aku bilang pulang ya pulang," crocos Jihan lagi dengan membuka komitmen nya
" Tapi ngomong ngomong kampungmu dimana?" tanya Zain basa basi
"Disumatra ustadz"
" Udah pernah naik pesawat?"
"Sering Ustadz dari sebelum aku lahir malah"
"Kok bisa?"
"Ya karna saat ibuk hamil aku, aku udah diajak naik pesawat"
"Pernah lewat darat,?
"Selama ini belum Ustadz, kata Bapak gak boleh kalau lewat darat, capek mabuk dll, Ibuk dulu merasa tersiksa saat naik bus, jadi Ibuk gak mau anaknya merasakan kayak gitu lagi"jawab Jihan dengan terus bercerita panjang lebar
Ustadz Zain sangat senang bisa deket dan ngobrol banyak sama Jihan, dan rasa canggungpun hilang dengan sendirinya karena sikap welcome jihan
Dan obrolan mereka berlanjut sampai Ismi dan Bu Emma datang,
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Syifa Niami
bukan muhrim kan...
2021-06-18
2
Nuraini Enung
syuka bngt sm jihan
2021-06-10
2
Miah Restiana
ustadnya lagi pd kate ya thor... lanjut
2021-06-06
1