MBM

Tio dan Nadya yang saat ini melakukan honeymoon di paris,ia tidak tau akan kepergian ibu nya yang di culik oleh pihak musuh keluarga nya,sedangkan Alaska masih mencari informasi terakhir.

Tio menggenggam tangan Nadya erat. “Akhirnya… setelah semua kekacauan itu, kita bisa bernapas sedikit,” ucapnya pelan dan mengelus rambut milik Nadya..

Nadya tersenyum. “Semoga damai ini bertahan lebih lama,suamiku..

Namun kedamaian itu hanya ilusi semata dalam keluarga Mahendra,atau mereka yang sudah masuk kedalam keluar Mahendra..

Di sisi lain dunia, tepatnya di Canada, sang ibu—Ibu Alaska dan Tio—menghilang tanpa jejak.

Tak ada satu pun yang tahu bahwa ia telah diculik oleh pihak musuh keluarga mereka, sebuah organisasi bayangan yang telah lama menaruh dendam pada keluarga Mahendra.

Penjaga rumah terakhir yang melihat keberadaan sang ibu ditemukan tak sadarkan diri, dengan luka lebam di pelipis dan telinga berdarah akibat suara frekuensi tinggi dari alat penyergap canggih.

Di markas Alaska

Alaska berdiri di depan layar monitor besar, matanya tajam memeriksa rekaman kamera pengintai yang berhasil dipulihkan oleh tim keamanan pribadinya.

“Perbesar detik ke-19… berhenti! Zoom pada plat mobil itu,” perintahnya dingin.

Ali, tangan kanannya, mengangguk. “Plat palsu, Tuan. Tapi kami dapat jejak GPS dari kendaraan itu sebelum sinyalnya menghilang di wilayah utara.”

Alaska menghela napas berat, giginya mengatup rapat menahan emosi.

“Siapa pun yang berani menyentuh keluargaku… aku akan balas seribu kali lipat.”

Tangannya mengepal.

Ali menambahkan, “Kami belum bisa menghubungi Tuan Tio. Ia masih di Paris. Perintah Anda?”

Alaska menatap layar sejenak. “Jangan beritahu dia dulu. Dia sedang bahagia. Biarkan aku yang urus ini sendiri.”

Sementara itu di Paris…

Tio dan Nadya tengah bersiap menikmati makan malam di restoran tepian Sungai Seine, tak menyadari bahwa hidup mereka akan segera berubah.

Telepon Tio bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal:

“Selamat menikmati malam terakhirmu yang tenang. Seseorang yang kau cintai kini sudah berada dalam genggaman kami.”

Tio terdiam. Wajahnya berubah tegang. Nadya melihat perubahan itu dan bertanya, “Ada apa?”

Tio hanya menunjukkan pesan itu padanya.

Dan untuk pertama kalinya sejak pernikahan mereka, suasana romantis berubah menjadi dingin dan mencekam.

___ Rumah Meka.

Nyonya,apa kau tidak mau menghubungi anak mu..?kasihan mereka pasti mencari-cari anda nyonya..aku bisa meminjamkan ponsel ku untuk mu…”seru Sancha duduk di samping Uca wanita tua tersebut.

Uca tampak terdiam mendengar saran dari Sancha..

”kalau aku menelepon kedua anak ku,yang ada aku akan di jemput,padahal aku sudah nyaman dengan Sancha gadis manis ini…”batin Uca memandang Sancha tak berpaling.

Sancha yang melirik Uca juga,ia berpikir kalau Uca merasa diusir dan ia mengklarifikasi “nyonya,aku tidak berniat mengusir anda,tapi aku hanya menyarankan,malahan aku lebih senang jika nyonya berada dirumah ini dan aku tidak kesepian deh..”ujar Sancha tersenyum kikuk.

Uca tersenyum..”hey apa kau bisa stop memanggil ku dengan sebutan nyonya..?panggil bibi saja….”

“uhm,masalah menghubungi anak-anak ku,aku takut mereka menjemput ku,aku sudah nyaman disini…”

Sancha tidak mengerti apa yang di sampaikan Uca..”bibi tertekan ya dirumah bibi..?”

Uca tampak berpikir apa benar ia tertekan,sebenarnya tidak,tapi ia hanya merasa kesepian,suaminya sibuk keluar negeri untuk menyelesaikan masalah dengan pihak luar,kedua anak nya sibuk juga,yang satu honeymoon dan yang satu lagi sibuk dengan pekerjaan dari segi bahaya dan tidak bahaya nya..

Uca menggeleng..”uhm baiklah aku akan menghubungi anak ku,bisa pinjamkan aku ponsel Cha..?”

“tentu bibi..dengan senang hati..”ucap Sancha tersenyum dan memberikan ponselnya.

Uca keluar dari rumah Sancha..

drttt drtttt

tooot toot

“Halo.”

“Ka ini mama…”

“Mama…”

“mama baik-baik saja kok,sekarang mama ada di new york perdesaan,mama di selamatkan oleh gadis cantik,manis,dan mama nyaman disini..”

“kirim lokasinya sama aku sekarang juga…!”ucap Alaska di seberang sana..

“arghh tidak perlu,mama akan pulang kalau mama sudah tidak kesepian lagi..”

“mam,dia itu orang asing,mama jangan terlalu percaya dengan orang asing,kirim lokasinya sekarang juga dengan aku…!”ujar Alaska tegas langsung keluar dari ruangan kantornya.

toott toot telepon termati.

Uca kembali masuk kedalam rumah Sancha dan memberikan telepon genggam itu.

di kota new york sudah pukul 2 siang,mereka makan siang bersama dan kadang duduk di taman sambil bercerita-cerita.

Alaska langsung terbang menggunakan helikopter nya untuk menuju negara New york,hanya perlu menempuh waktu 2 jam kurang,Alaska sudah mendarat di New York saat pukul 4/5 sore,itu masih berada di kota nya,sedangkan lokasi yang di kirimkan Uca perlu menempuh waktu 2 jam lagi.

Alaska mengerutkan kening nya.

”siapa yang menolong mama ini,ini sangat jauh dan ini benar-benar terpencil hanya ada beberapa rumah di daerah sana..”batin Alaska yang sedang berada di dalam mobil.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***