setelah selesai makan dalam suasana canggung dan hening.
Alvin membayar semua makanan yang mereka semua makan walaupun Adinda sudah menolaknya dan mengatakan jika dia sendiri yang akan membayarnya tapi di hentikan oleh Rara.
Adinda berjalan menuju parkiran mobil sambil menenteng kantong belanjanya di ikuti bi Ijah, Rara, Radit dan tentunya sekertaris Alvin.
" apakah kalian membawa kendaraan untuk pulang? "
ragu ragu bertanya kepada ketiga wanita itu, yang membuat dia terlihat bodoh karena tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya.
hentikan tingkah bodohmu tuan muda, mereka sudah memandang dengan tatapan aneh. pikir sekertaris Alvin.
" saya membawa kendaraan pribadi saya sendiri pak "
ucap Adinda pada Radit.
" kalau bapak tidak keberatan tolong antarkan teman saya ini "
ucapnya lagi sambil menunjuk Rara dan menarik pelan tangan bi Ijah untuk masuk kedalam mobil.
Radit hanya diam saja dan memutar kedua bola matanya malas.
Rara dan sekertaris Alvin hanya bisa memperhatikan dalam diam.
mobil yang di kemudian Adinda pun berhenti di depan mereka bertiga.
" mari pak, saya duluan "
sapa Adinda pada Radit lalu tersenyum manis. Radit hanya mengangguk.
walaupun hatinya merasa sakit.
" beb gue duluan yah "
katanya lagi pada Rara.
" oke beb, hati hati di jalan. jangan ngebut oke "
ucap Rara sambil melambaikan tangan.
mobil pun berlalu meninggalkan Radit yang mematung memandangi, sampai mobil itu hilang dari pandangannya.
sepertinya pak Radit menyukai Adinda, itu tampak jelas terlihat tapi apa Adinda tidak menyadarinya. yahhh, patah hati deh aku.
tapi gak apa-apa, gak ada rotan ranting pun jadi. pikirnya sambil memandangi sekertaris Alvin.
Alvin yang sudah membukakan pintu mobil untuk tuan mudanya dan melempar senyum pada Rara.
Radit masuk ke dalam mobil lalu sekertaris Alvin bergegas melajukan mobilnya.
Rara yang baru sadar karena terpesona oleh senyum sekertaris Alvin. apa gue di tinggal sendirian, wah jahat tuh orang. tapi pak Alvin tadi senyum sama gue apa dia juga suka sama gue. pikir Rara sambil terus membayangi senyuman sekertaris Alvin.
di dalam mobil, tanpa diminta Alvin pun terus mengikuti mobil yang di kemudian Adinda.
dan mobil itu berhenti di pom bensin, lalu Alvin menghentikan mobilnya dan memarkirkannya, tidak jauh dari mobil Adinda.
untuk mempermudah melihat apa yang dilakukan Adinda dari kejauhan.
" apa yang pria itu lakukan? apa mereka sedang berciuman? "
tanyanya pada sekertaris Alvin sambil menendang kursi yang di duduki Alvin.
" tidak tuan muda, sepertinya pegawai itu memajukan kepalanya. agar mempermudah ia mendengarkan apa yang nona bicarakan "
ucapnya menjelaskan.
" aku tidak suka Adinda berbagi udara dengan pria lain, apa lagi pria itu memandang wajah cantik Adinda "
omel Radit
" ahhh... ingin rasanya aku menyeret pria itu dan menghabisinya "
gerutunya lagi.
tuan mengapa kamu menjadi idiot jika menyangkut tentang nona Adinda. pikir Alvin.
Radit terus melihat semua apa saja yang di lakukan Adinda, sambil menggerutu dan marah marah tidak jelas di belakangnya.
Alvin hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya karena tingkah laku tuan mudanya.
mereka terus mengikuti mobil Adinda sampai ke rumah Adinda.
" mengapa kita mengikuti wanita gila itu? "
gerutu Radit pada Alvin.
dan wanita gila yang anda maksud itu yang berhasil meluluhkan hati andakan, kalau nona Adinda gila terus anda sendiri apa tuan muda. tanyanya Alvin dalam hati.
" maaf tuan muda, saya hanya ingin memastikan nona Adinda telah sampai dengan selamat "
ucapnya sambil melajukan mobil.
" memang apa untungnya buat kita "
tanyanya, sekertaris Alvin hanya diam tak menjawab.
" mangkanya pergi cari pacar dan menikah Vin, agar ada mengurusmu "
ucapnya lagi pada Alvin.
*terserah tuan muda saja, yang penting hati tuan muda senang agar semua berjalan semestinya.
*
*
*
🌹🌹🌹🌹*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments