Ketua Geng

Sampai di sekolah, Ariana segera turun mencari ruangan BK. Dia tak segan bertanya pada beberapa siswa di sana.

”Di sana kak, belok kiri.”

Ariana menganggukan kepalanya, dan segera pergi menuju ruangan dimana Arkana sedang di hukum.

Ariana dengan sopan mengetuk pintu sebuah ruangan yang cukup berada di pojok, lalu suara pria terdengar menyuruhnya untuk masuk.

”Silakan ma.. suk.”

Pria yang disinyalir guru BK itu terus menatap gadis muda yang masuk ke ruangannya. Dengan cardigan panjang putih menutupi seragam yang dipakainya, dan rambut yang dia kuncir menunjukkan leher jenjang. Membuat gadis itu nampak mempesona.

”Saya perwakilan dari keluarga Arkana,” perkenalan Ariana membuat Rio dan Dimas terkejut. Pasalnya, Arkana tak pernah mengatakan memiliki saudara perempuan.

”Arkana, kamu lihat dengan perbuatan kasar kamu. Kakak kamu sampai harus susah payah kesini,” ucap guru BK yang bernama Rano itu sambil memarahi muridnya.

”Memangnya kesalahan apa yang di perbuat Arkana?”

”Anak nakal itu berkelahi di kantin, memecahkan beberapa mangkok dan gelas milik pedagang di sana. Dan juga melukai anak dari komite sekolah,” tegas Rano sembari menceritakan kronologi yang terjadi.

”Lalu kenapa hanya Arkana yang ada di sini? Lawannya mana? Melihat Arkana yang babak belur, saya yakin bukan hanya dia yang bersalah,” jawab Ariana tegas membuat Arkana menatap gadis yang ada di samping. Rio dan Dimas yang mendengarnya pun heboh sambil memberikan dua jempol pada gadis itu.

”Orang tua anak itu sudah lebih dulu menghubungi saya, jadi tak ada yang lagi alasan untuk saya membawanya ke ruangan ini.”

”Maksud anda, ini kan?”

Ariana mengeluarkan amplop coklat berisi uang sejumlah setengah juta, dengan cepat Rano mengambil dan mengintip isi amplop tersebut.

”Ya, Arkana bersyukurlah kamu anak orang kaya. Kalau tidak mungkin kau tidak akan diterima sekolah manapun.”

Mendengar ucapan Rano, Ariana semakin yakin jika uang bisa menuntaskan semua masalah. Namun kali ini dia merasa bersalah, melakukan sogokan agar Arkana bisa bebas dari hukuman.

Arkana dan kedua temannya segera meninggalkan ruang itu, meninggalkan Ariana dan juga Pak Rano.

”Kalau boleh tahu, apa anda masih lajang?”

Pertanyaan Rano membuyarkan lamunan Ariana, tanpa menjawab dia segera berpamitan meninggalkan ruangan itu dan Rano yang masih bingung karena belum mendapatkan jawaban.

Ariana segera mengejar Arkana yang belum sempat ke kelasnya. Dia pun mengajak majikannya ke kantin yang ada di sana.

”Aku mau tahu kronologi yang sebenarnya, apalagi Pak Rano tadi bilang anak komite sekolah. Kamu bisa tunjukkan anak itu yang mana?” Ariana benar-benar ingin tahu anak komite sekolah yang di bicarakan tadi.

”Gak perlu sampai tahu hal itu, bukan urusan loe yah pengasuh!”

Mendengar jawaban Arkana, sontak Rio dan Dimas terkejut. Pengasuh apa yang di maksud sahabatnya.

”Aku tanya hal ini bukan untuk kamu, tapi untuk adik aku. Dia bersekolah di sini juga dan pernah berurusan dengan anak komite sekolah,” jelas Ariana yang membuat Arkana penasaran.

”Siapa adik loe, sebutkan namanya dan juga kelasnya?”

”Ario Barrie W. Kelas XII IPA,” jawab Ariana yang membuat Arkana dan kedua sahabatnya terkejut.

...~~~...

Flashback setahun lalu, Ario sebagai murid teladan merasa risih melihat geng yang selalu merasa punya power di sekolah ini.

Geng tersebut di ketuai Arkana William Bradley, pemuda blasteran Inggris berlensa biru. Kakak kelas incaran para wanita dengan wajahnya yang seperti patung pahatan. Lalu wakilnya, Deon Mahendra Putra yang merupakan anak komite sekolah.

Awalnya geng motor itu terbentuk karena hobi mereka yang memang sering touring dengan motornya. Juga kegiatan olahraga seperti futsal, sepakbola, bahkan baseball yang semakin mempererat hubungan mereka layaknya saudara.

Namun hubungan antara Arkana dan Deon mengalami keretakan. Keduanya mempunyai cara pandang yang berbeda sebagai pemimpin geng motor. Entah itu di sekolah ataupun di luar sekolah. Arkana sangat membenci pembullyan, dia tak pernah menggunakan kekuasaannya untuk seenaknya memerintah pada orang lain.

Berbeda dengan Deon yang memanfaatkan hal itu, dia ingin membuat semua siswa di sekolah ini tunduk, takut, dan patuh pada perintahnya.

Suatu hari, Ario yang tak tahan melihat temannya di bully oleh geng Deon dengan berani mencoba melawan mereka. Kalah jumlah, Ario dan temannya di hajar habis-habisan oleh geng Deon yang suka dengan kekerasan. Arkana yang melihatnya berusaha untuk menolong Ario, dan bertekad untuk melawan Deon.

Arkana mengumpulkan anggota geng yang masih setia dengannya, dan membawanya ke area belakang sekolah. Pertempuran terjadi dan membuat kedua kubu itu babak belur.

Deon dan Arkana segera di bawa ke ruang BK bersama Ario dan juga temannya. Mereka menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Anehnya, Pak Rano membebaskan Deon tapi Arkana harus menjalani hukuman skorsing selama 3 hari. Sementara Ario dan temannya hanya di perintah membawa orang tuanya ke sekolah esok hari.

Hal itulah yang membuat Arkana semakin dendam pada Deon, yang akhirnya dia pun menunjukkan seberapa kaya ayahnya dan bisa membeli hukuman dengan uang.

Kembali ke masa kini, Arkana pastinya menebak jika Ario menceritakan hal ini pada kakaknya. Namun yang dia tahu, Ario semakin tertutup setelah kejadian itu.

”Ikut gue ke kantin,” ajak Arkana pada pengasuhnya.

Sampai di kantin, Arkana menyuruh duduk Ariana di sebuah meja. Tak lupa Rio dan Dimas yang ikut juga. Melihat siswa yang berlalu lalang, Ariana menebak jika ini masih jam istirahat.

”1.. 2.. 3”

Hitungan Arkana tepat dengan kedatangan Deon ke mejanya.

”Kan udah gue bilang, lu gak boleh ada di tempat ini—” Pemuda berparas seperti orang korea itu pun berhenti mengoceh saat melihat Ariana yang sedang menatapnya.

”Ah, sorry. Aku cuma bercanda, siapa dia Ka?” Pemuda itu bertanya dengan nada lemah lembut, seolah tak pernah terjadi baku hantam beberapa menit lalu.

”Udah kan? Yuk pulang.”

Ajak Arkana yang tak menggubris pertanyaan Deon dan segera menarik Ariana ke tempat parkir. Sementara Rio dan Dimas kembali ke kelas sesuai perintah sang ketua.

”Sekarang loe sudah tahu anak komite sekolah yang sudah buat adik loe trauma. Setelah itu loe mau apa? Balas dendam? Yang jelas dia akan menggunakan jabatan ayahnya untuk selalu jadi yang menang dan teratas.”

Penjelasan Arkana membuat hati Ariana sakit. Dia tahu sulit menyembuhkan trauma adiknya, walau pun di depannya Ario selalu terlihat baik-baik saja.

Teringat setahun lalu saat melihat Ario pulang dengan wajah babak belur dan bersimbah darah. Lalu ibunya yang harus di cecar oleh Pak Rano, karena menuduhnya salah mendidik anak.

”Kenapa dunia harus selebar daun kelor, dan kenapa harus keluarga kami yang menerima kesialan,” gumam Ariana yang menyimpan rasa sakit di hatinya.

”Tuan muda, saya pulang duluan. Permisi.”

Gadis itu masuk ke dalam mobil dan segera pergi dari sekolah majikannya.

Sepanjang jalan dia hanya termenung, mengingat adiknya yang juga satu sekolah dengan majikannya dan si pembully yang pernah memberi trauma pada adiknya. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal di hati, apakah rasa ingin balas dendam?

Entahlah, yang jelas dia sudah memiliki catatan kenakalan Arkana yang harus di berikan pada ayahnya nanti malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!