AKU SUKA KAMU

"bentar Dil" ku hentikan langkah ku dan ku lupaskan genggaman tangan Raidil.

Raidil diam menatap ke arah ku,

" gak usah repot-repot ngantar Aku, Aku bisa minta jemput Ayah" ucap ku sambil menunduk.

" telpon Ayah kamu, dan bilang kamu Aku yang antar" ucap nya dengan masih menatap sambil sesekali tersenyum.

" tapi kan jauh dari sini ke rumah ku" sahut ku yang berusaha menolak.

"lagian beda jalur kan, kalo kamu ngantar Aku" tambah ku.

" Ada yang mau Aku jelasin" ucap Raidil yang membuat Aku terdiam.

" Apa?" tanya ku singkat dan penasaran.

" ya nanti.. makanya Aku antar kamu." sahutnya.

Ku raih ponsel ku dan ku telpon Ayah, ku jelaskan bahwa Raidil yang mengantar ku pulang dan untungnya Ayah mengijinkan.

" kamu tunggu di sini, Aku ambil motor sebentar" ucap Raidil.

Aku diam dan berdiri tepat di depan gerbang Rumah Jessi.

" apa yang mau di jelasin Raidil?" tanya ku dalam hati yang sedikit penasaran.

"apa ya? " tambahku semakin penasaran.

"ayok.. naik Rii" ucap Raidil sambil menyodorkan helmnya pada ku.

" makasih" ku Raih helm darinya dan naik ke atas motornya dengan duduk menyamping.

Saat perjalanan pulang Aku tidak mendengar sepatah katapun dari Raidil.

"katanya tadi mau ngejelasin sesuatu, tapi kok diam aja" aku merasa heran dalam hati.

" apa aku tanya aja" tambah.

" kamu mau ngejelasin apa tadi Dil?" akhirnya Aku beranikan untuk mulai bertanya.

" ahh gak jadi" ucap nya sambil tersenyum yang ku lihat dari kaca spion motornya.

"ihh dia kenapa sih?" tanya ku dalam hati.

" teryata cuma modus" pikirku.

Sudah dekat dengan rumah ku, tapi tetap tidak ada tanda-tanda Raidil ingin bicara, yang ku lihat dia hanya tersenyum lebar sepanjang jalan.

Entah apa yang di pikirkannya Aku tidak tau, Aku pun hanya diam dan tidak berani bertanya atau pun membuka obrolan lagi.

" udah sampain Rii" ucap Raidil sambil mematikan motornya.

" ah iya.. makasih Dil" sahut ku sambil turun dan melepaskan helm yang ku pakai.

" mau mapir dulu" tambah ku.

" kapan-kapan aja" sahut nya sambil membelokan motornya dengan manual.

" ya udah, Aku masuk yaa.. sekali lagi makasih, maaf juga udah ngerepotin" ucap ku.

" sama-sama, gak ngerepotin kok" sahut nya.

" yaudah sampe ketemu besok di sekolah" ku lambaikan tangan ku dan berbalik menuju gerbang rumah ku.

" ehhh Rii... tunggu bentar" ucap nya yang membuat Aku berhenti dan berbalik ke arah nya lagi.

"emm.. kenapa?" tanya ku singkat.

" sini bentar" ucapnya dengan pelan sambil memainkan tangan nya untuk Aku mendekat.

Aku kembali berjalan ke arahnya dan tepat berdiri di depan nya.

"sini.. sini.." ucap nya sambil meraih bahu ku.

"apa?" tanya ku sambil sedikit membungkuk mendekat ke arah Raidil.

" Aku suka kamu Ri " bisik Raidil dengan lembut yang sangat jelas ku dengar di telingaku, tubuh ku seakan membeku saat Raidil mengatakan itu, Aku bingung harus memasang wajah seperti apa, senang terkejut bingung bercampur menjadi satu dan membuat wajah ku kaku.

Ingin Aku tersenyum tapi terasa sangat sulit Aku lakukan, hati ku merepson dengan cepat ketika telinga ku mendengar ucapan itu dari Raidil sampai membuat jantungku berdegup dengan sangat kencang.

***

" sampai ketemu besok" tambahnya sambil berlalu meninggal kan ku dalam ke adaan terkejut dan binggung.

Mata ku tertuju ke arah punggung Raidil yang mulai menjauh dari rumah ku.

" ini bukan mimpikan" ucap ku dalam hati.

Kulihat jam tangan ku untuk memastikan waktu masih berjalan. tepat jam 10.05 Aku pulang dan berdiri di depan rumah ku, Aku masih belum percaya dengan apa yang Aku dengar dari Raidil barusan.

" dia gak becandakan" ucap ku dalam hati sambil tersenyum tipis.

"lhoh... Rii kok belum masuk" ucap Ayah yang keluar dari Rumah.

"ahh iya Yah, ini Riri mau masuk kok" jawab ku sambil berjalan dan menutup gerbang rumah ku.

" lama banget nyampe nya?" tanya Ayah pada ku.

"Riri lama di luar kok yah" ucap ku singkat.

Aku berjalan tepat di belakang Ayah, kaki ku melangkah masuk menuju ke kamar dengan pikiran ku tentang apa yang Aku dengar dari Raidil.

Aku Duduk bersender memeluk bantal ku di atas ranjang, ku benamkan wajah ku ke bantal dan tersenyum merekah, jantungku terasa lepas dari tempatnya.

" jadi Aku sekarang harus apa?" tanya ku dalam hati dengan bingung.

" bodo ah.. nanti aja mikirin harus apa nya" ucap ku sambil kembali cengengesan seperti orang gila.

Besok pagi nya saat Aku sampai di sekolah, Aku berdiri tersender di tembok pintu gerbang, Aku bingung harus bagaimana menghadapi Raidil yang mungkin sudah ada di dalam.

" Ahh gimana kalo ketemu?" Ringis ku dalam hati.

Aku uring-uringan sendiri dengan sikap ku,

" gak apa-apa Rii.. masuk aja" ucap ku semangat.

Kulangkah kan kaki ku berjalan menuju pintu kelas kemudian langkah itu berhenti lagi.

"masuk gak yaa... kalo ada Raidil gimana?" ucap ku berbisik pada telinga ku sendiri.

Kembali ku senderkan badan ku ke dinding kelas, "agghh... Kok jadi gini sih" ucap ku pelan sambil membenturkan kepala ku ke dinding kelas.

"lebih enak sebelum Aku tau perasaan Raidil"ringis ku pelan dengan muka memelas.

"udah lah masuk aja" ucap ku sambil memasuki ruang kelas dengan kepala menunduk berjalan menuju bangku ku, sesampai nya di bangku ku lirik bangku Raidil dan "fyuhh... untung Raidil belum datang" ucap ku sambil menghembuskan nafas lega.

Entah berapa lama Aku duduk di bangku ku, sampai-sampai kelas yang mulanya sunyi sedikit demi sedikit mulai Ramai tapi tidak ku lihat tanda-tanda Raidil akan datang.

"udah mulai siang, apa dia gak masuk?" tanya ku dalam hati.

" woyy.. Rii kamu mikirin apa sih?" tanya Della yang beberapa waktu lalu baru datang.

" gak kok" ucap ku sambi melirik ke arah pintu masuk.

"gak, tapi celingak-celinguk gitu" tanya nya heran.

Mendengar apa yang di katakan Della Aku tersender diam dengan wajah ku yang mungkin agak sedikit masam.

Bell masuk berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan segera di mulai,

" beneran gak masuk yaa".

Seketika tubuh ku melemah, Aku bahkan bingung dengan diri ku sendir " gini banget sih jatuh cinta" ucap ku dalam hati sambil menggelengkan kepala ku.

"Gak ada di cari kalo ada bingung gelabakan,Memalukan" tambahku dalam hati.

"semoga Raidil gak kenapa-kenapa" ucap ku.

jujur Aku sedikit khawatir karena dari tadi malam Aku tidak tau kabar darinya sama sekali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!