Rasa tubuh ku memanas, ku kibaskan tangan ku di dekat wajah ku berusaha menghilangkan merah di pipi.
Di depan ku Raidil duduk dengan sesekali tersenyum manis menatap ke arah ku.
"Della kemana sih, lama banget" ucap ku dalam hati dengan mata ku yang mencari keberadaan Della.
" hay Dil, Aku duduk di sini yaa" ucap Caca yang datang tiba-tiba dari arah belakang ku dan langsung duduk di samping Raidil.
"duduk aja" jawab Raidil singkat.
Tidak ku hiraukan mereka, karena mata ku sibuk mencari Della.
" cantik banget kamu malam ini Rii" ucap Caca pada ku.
" emm makasih, kamu juga Ca" sahut ku.
Aku memang tidak terlalu akrab dengan nya, teman ku di kelas hanya Della dan beberapa yang lain, sedangkan dengan Caca di sekolah pun kami jarang bertegur sapa karena dia punya kelompoknya sendiri, jarang bergabung dengan ku juga dengan yang lain.
" beneran kok Rii, kamu beda dari waktu di sekolah" tambah Caca,
ku angguk kan kepala ku dan tidak menjawab.
" kamu juga Dil, makin ganteng kalo pake baju kaya gini" ucap Caca sambil menyusuri lengan baju Raidil dengan tangannya.
Ku lihat Raidil mengelak dengan sentuhan tangan Caca.
Hati ku sedikit terganggu dengan apa yang Aku lihat,
" kamu gak bawa pacar Dil?" tanya Caca pada Raidil.
" gak..dia sibuk" sahut Raidil singkat.
" sibuk apanya, kan gak punya" ucap ku dalam hati sambil sedikit tersenyum mengejek.
Walaupun mata ku tidak terlalu memperhatikan mereka, tetapi telinga ku berfungsi sangat baik mendengar apa yang mereka bicarakan.
" kalo ada acara kaya gini bawa dong pacar kamu Dil?" ucap Caca sambil sedikit mendempetkan tubuhnya mendekat ke Raidil.
" buat apa?" sahut Raidil dengan berusaha menjauh secara perlahan.
"biar Aku tau, selera kamu kayak gimana" jawab Caca sambil menaruh jari telunjuknya di dada kiri Raidil.
Entah apa yang Caca inginkan, tetapi sikap nya malam ini membuat hati ku sedikit terasa panas.
"Agresif banget sih" ucap ku dalam hati melihat tingkah Caca.
" kamu bawa ponselkan Dil?" tanya Caca.
" Bawa... kenapa?" Sahut Raidil dengan wajah datar yang memperlihatkan ketidak sukanya.
" coba buka, Aku mau lihat cewe kamu? ucap Caca.
" pasti punya fotonya kan" tambahnya.
Aku melirik ke arah Raidil dan kulihat wajah nya yang sedikit panik.
" wajar aja sih kalo panik, dia kan gak punya pacar" ucap ku dalam hati.
Setela itu Raidil mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menggenggamnya menghadap ke arah Caca.
"nih..." Ucap Raidil sambil menyodorkan ponsel nya yang memperlihatkan sebuah gambar wallpaper.
" gak ada yang jelas apa fotonya Dil? itu cewek kamu kejauhan fotonya" ucap Caca.
" yang penting kamu udah liatkan" jawab Raidil dengan sedikit nada kesal.
" yaudah iya iya" ucap Caca.
Selesai dengan itu, Raidil kembali menaruh ponselnya ke saku, dan sebelum masuk ke sakunya,
Aku sempat melirik ke arah ponsel nya dengan wallpaper yang masih menyala.
"fotonya kok kaya gak asing sih" Aku bertanya dalam hati.
" kaya pernah liat tapi di mana yaa?" Ucap ku masih di dalam hati.
Sampai ponsel itu masuk ke saku celana Raidil, Aku masih terus memikirkan dimana Aku pernah melihat foto itu.
" nih Rii" ucap Della dengan menyodorkan minuman nya.
" kamu kemana aja sih Dell?" tanya ku.
" sorry sorry.. keasikan ngobrol sama yang lain tadi" ucap Della dengan senyum tipis
" ehh acara nya juga udah mau mulai" tambah Della.
Ku teguk minuman ku dan menatap ke arah Raidil.
Aku masih melihat Caca yang berusaha memepetkan tubuhnya pada Raidil.
Hati ku mulai ada percikan cemburu, ku hentakkan gelas minum ku ke meja sampai akhirnya Caca dan Raidil menoleh ke arah ku.
" Aku mau ke sana ya Dell" ucap ku sambil berdiri meninggalkan kursi ku.
" lhoh.. kemana? Aku ikut " ucap Della yang berjalan mengikuti ku dari belakang.
Aku berjalan menjauh dari Caca dan Raidil tanpa menolah ke arah mereka lagi.
Aku memikirkan mengapa perasaan ku sekesal ini melihat mereka seperti itu, walaupun Aku tau Raidil tidak terlalu merespon.
***
Aku dan Della berhenti di sebelah kiri panggung, seperti kata Della acara sudah akan di mulai.
Mata ku tertuju ke arah panggung di mana Jessi akan berdiri, riuh tepuk tangan para tamu undangan mengiringi langkah demi langkah kaki Jessi menaiki panggung.
Jessi tampak cantik dan anggung dengan dress putih dan mahkota cantik yang ada di kepalanya, senyum merekah dari bibir nya menambah kecantikannya malam itu.
"wah... Jessi cantik ya Rii" ucap Della.
" iya.." sahut ku singkat dengan mataku yang masih tertuju kearah Jessi.
"hay Rii" sapa seseorang yang menepuk pundak ku.
" loh.. kak Faiz di sini juga" ucap ku kaget melihat kak Faiz ada di acara ini.
" Aku satu ekskul" jawab kak Faiz yang membuat Aku mengerti kenapa dia ada di sini.
" cantik" ucap kak Faiz.
" iya... Jessi emang sudah cantik dari sana nya" ucap ku sambil mamandang ke arah Jessi.
"kamu jauh lebih cantik Rii" ucap kak Faiz.
" Hah ?" Sahut ku dengan menatap wajah kak Faiz.
" Apa sih Rii" ucap kak Faiz sambil membelokan pipi ku ke arah depan agar berpaling dari nya.
"Ehemm" sahut Della yang dari tadi memperhatikan ku,
Aku tertegun malu dengan apa yang di katakan kak Faiz.
"Rii.. Aku kesana dulu yaa" ucap kak Faiz yang berlalu menuju ke kerumunan tamu lain yang mungkin teman-teman nya.
Ku anggukan kepala ku menjawab ucapan kak Faiz.
Acara di mulai, dari pembukaan sampai ke acara peniupan lilin dan pemotongan kue yang merupakan acara inti dan semuanya berjalan dengan lancar, di lanjutkan dengan penampilan beberapa teman sekelas ku yang mengisi acara Jessi malam ini, dan sebagian penampilan dari teman-teman Jessi yang tidak ku kenal.
Ku lirik jam tangan ku untuk memastikan jam berapa saat ini, seperti Cinderella yang harus pulang sebelum tengah malam.
"Dell, kayanya Aku udah harus pulang duluan" ucap ku pada Della yang asik menonton mereka-mereka yang tampil.
" baru jam segini, kenapa gak sampe selesai?" sahut Della.
" udah janji sama ayah" ucap ku.
" dasar anak teladan" sahut Della sambil tertawa kecil.
" Aku duluan ya Dell" sabil menepuk bahu Della.
"Aa Rii...masa Aku sendiri" sahut Della yang mulai merengek.
" Dah..." Aku sambil berjalan menuju ke arah Jessi berdiri yang tidak jauh dari ku.
"Jess, Aku pamit pulang duluan yaa" ucap ku sambil menyodorkan kado kecil ketangannya yang ku simpan di dalam tas ku.
" lhoh Rii.. kok udah mau pulang, baru aja di mulai" jawab Jessi yang terdengar sedikit kecewa.
"sorry ya ...tapi Aku benar-benar harus pulang" sahut ku.
" ya udah deh, makasih yaa udah mau datang" ucap Jessi sambil memeluk ku akrab.
" sekali lagi maaf ya Jess" tambah ku.
" Iya.. gak apa-apa kok" jawab nya sambil tersenyum Ramah.
Aku berjalan menuju pintu keluar halaman belakang rumah Jessi dan meninggalkan yang lain, sambil berjalan Aku berusaha meraih ponsel ku dengan niatan ingin menelpon Ayah untuk minta jemput.
"mana sih" sambil mencari ponsel.
Tiba-tiba langkah ku terhenti dengan kaki seseorang yang berdiri tepat di depan ku.
" mau kemana Rii" ucap nya.
Ku angkat kepala ku dan melihat ke arah nya.
" ah.. Aku mau balik" sahut ku pada Raidil yang tepat berdiri di depan ku.
" ya udah .. ayok Aku atar" ucap nya sambil menarik tangan ku tanpa aba-aba.
"ehh..." aku kaget dan ikut tepat di belakang nya, mulut ku seolah-olah terkunci dan Aku masih terkejut dengan apa yang terjadi.
Jantung ku berdetak seiring langkah kaki ku yang mengikuti Raidil, dan mataku tertuju ke arah tangannya yang erat menggegam tanganku juga punggung nya yang tepat di depan ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments