KETAHUAN

Guru pelajaran matematika memasuki ruang kelas ku.

" hari ini Ibu ada urusan ke luar, dan selama ibu pergi kalian bisa mengerjakan tugas di halaman 40" ucap bu Riska.

" dan.. sertakan cara penyelesaiannya, saat ibu kembali kalian harus sudah selesai" tambahnya.

" Kalian paham" ucap bu Riska.

" Paham" jawaban serentak yang kami ucapkan.

Setelah itu bu Riska berlalu meninggalkan kelas, dan kami pun mulai sibuk dengan beberapa soal yang tadi di berika oleh nya.

"ahh Aku pusing liat semua angka ini" keluh Della sambil membolak balik halaman bukunya.

"Rii... Aku nyontek kamu aja yaa" tambah Della.

" boleh... tapi jangan salahkan Aku kalo nanti mendadak bu Riska ngajak kita buat mengoreksi semua ini bersama" ucap ku.

" tiba-tiba di tunjuk maju buat jelasin soalnya" ucap Della dengan wajah kaku menghadap ke arah depan dengan tangannya yang menopang pipinya.

" Ahhh gak mau" tambahnya merengek.

Aku hanya tertawa tipis melihat tingkah Della.

Sesekali ujung mata ku dengan nakal melirik ke arah bangku Raidil.

Dia terlihat serius dengan semua soal yang ada di depan nya.

Yap Raidil termasuk 5 besar dalam peringkat, dia cukup pintar untuk beberapa mata pelajaran termasuk matematika, dan yang pasti dia sangat berbeda ketika sedang serius seperti saat ini.

"Rii... yeee malah ngelamun" ucap Della dari arah sampingku.

"gak ngelamun kok" ucap ku sambil kembali melirik soal-soal di buku ku.

" ehh Rii.. kalo di pikir-pikir gak kerasa yaa 2 minggu ke depan kita udah ulangan semester" ucap Della yang membuat Aku tertegun.

" emm.. iya yah" sahut ku.

" kalo kenaikan nanti gimana yaa?" tanya Della.

"gimana apanya?" tanya ku dengan mata yang masih tertuju ke soal di buku ku.

" yaa kita bakal satu kelas lagi gak?" ucap Della.

mendengar kata itu dari Della, Aku terdiam kaku dan menatap ke arah Raidil.

" apa Aku bisa satu kelas lagi sama Raidil" ucap ku dalam hati.

Dengan pertanyaan itu hati ku tiba-tiba merasa lesu. ku tarik nafas ku dalam dan ku hembuskan dengan perlahan.

"lhoh.. kenapa Rii" tanya Della yang mendengar hembusan nafasku.

" sesak" ucap ku singkat.

Kemudian Aku lanjutkan mengerjakan tugas ku sampai selesai.

Aku juga masih mendengar keluhan Della Yang sangat tidak menyukai pelajaran ini.

Waktu berlalu begitu cepat, rasa lelah di kepala ku setelah menyelesaikan semua terasa sangat nyata.

Tidak lama setelah itu ibu Riska datang dan masuk ke dalam kelas kembali.

" gimana? udah selesai?" Kata-kata pertama yang di tanyakan bu Riska.

" udah bu" jawab beberapa teman sekelasku.

" Oke.. kalau begitu kalian kumpulkan tugas itu ke ketua kelas kalian dan bisa istirahat lebih awal" ucap bu riska.

Setelah itu Bu riska keluar dan berjalan menuju ke arah kantor yang di ikuti Caca ketua kelas kami di belakang nya.

" Rii kantin yok" ucap Della sambil membereskan beberapa buku di atas meja nya.

"Aku gak ikut yaa.. Aku mau ke perpustakaan" jawab ku yang juga sambil membereskan buku-buku ku.

" oh ya udah nanti Aku sama yang lain nyusul deh" ucap Della.

"ok" sahut ku singkat.

Della lebih dulu keluar dari kelas, sementara Aku masih mengobrak-abrik tas ku mencari buku yang ingin aku kembalikan ke perpustakaan.

"ini dia" ucap ku sambil memegang sebuah buku yang beberapa waktu lalu Aku pinjam.

Ku tingglkan bangku kelas ku menuju perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan seperti biasa Aku selalu melihat kak Faiz duduk di bangku ujung bagian jendela.

"ini kak buku yang saya pinjam" ucap ku pada kak Amel penjaga perpustakaan.

" ah iya," ucap nya sambil menyambut buku yang ku letakan di atas mejanya.

"Rii..sini" teriak kak faiz dengan melambaikan tangan nya ke arah ku.

"Husssttt!" suara kak Amel yang melirik tajam ke arah kak Faiz.

Aku hanya tertawa tipis melihat reaksi kak Faiz yang tiba-tiba membungkukkan badannya sampai menyentuh permukaan meja.

Berjalan Aku perlahan menuju meja kak Faiz dengan masih tersenyum tipis.

" apa sih kak, teriak-teriak" ucap ku.

" Haha spontan aja " ucap kak Faiz sambil tertawa kecil.

" kaka lagi baca apa?" tanya ku melirik buku yang di pegang kak Faiz.

"baca ini" jawab kak Faiz sambil menunjukkan hamalan tengan yang kemudian di tutup nya lagi.

Aku tercengang dengan mata ku yang terbelalak.

" kaka bawa ponsel" ucap ku kaget.

"Sshhtt... jangan nyaring-nyaring" sahut kak Faiz sambil meletakkan jari telunjuk nya di bibir ku.

" jadi selama ini rajin ke sini cuma buat ponsel?" Ucap ku berbisik-bisik.

Kak faiz hanya tersenyum melihat ku sambil sesekali membuka buku yang di balik nya ada ponsel.

" cuma di sini yang paling aman buat liat-liat ponsel" jawab kak Faiz.

" teyata kak Faiz nakal juga" ucap Ku sambil menggelengkan kepala ku.

" ya udah Riri balik dulu kak" ucap ku.

" ehh nanti aja, buru-buru banget sih" sahut kak Faiz sambil menggegam pergelangan tangan ku yang kemuadian ku tepis.

"mau makan" ucap ku sambil berlalu meninggalkan kak Faiz yang masih di bangkunya dan keluar.

" lhoh Rii.. udah selesai di perpustakaan" ucap Della yang datang dari arah kantin di ikuti Ema dan Lila di belakangnya.

"baru aja mau di samperin, udah keluar aja" ucap Lila menambahkan.

" yaa kalo udah kan memang harus keluar" sahut ku.

" yaa udah kita ke tempat biasa aja deh" ucap Ema.

"ya udah ayok" tambah ku pelan.

Kami berjalan menuju tempat biasa kami duduk-duduk yang mengarah ke arah lapangan basket. sesampai nya di tempat tujuan kami,

Lila dengan semangat mengeluarkan semua yang dia beli.

" nanyak amat La?" tanya ku.

" lagi lapar tau" jawab nya.

"yeee ini mah bukan lapar tapi Rakus" ledek Della.

"biarin, selagi ada, yaa harus di nikmati dong" ucap Lila membela dirinya.

Aku dan Ema hanya menggelengkan kepala melihat mereka yang tidak pernah akur dalam berpendapat dan berdebat.

" Aku heran kenapa mereka gak risih panas-panas main basket" ucap Ema sambil menatap ke arah lapangan.

"he em.. dan aneh nya tetep putih dan ganteng" ucap ku tak sengaja sambil menopang dagu ku dengan ke dua tanganku.

" hah??? hanteng? siapa?" ucap Lila celingak-celinguk matanya ke arah lapangan.

" kamu bilangin siapa Rii?" tanya Ema dengan tersenyum ngeledek.

"yang kulitnya putih di sana cuma Raidil loo.." ucap Della menambahi.

" Ahammm cieeeee, ada yang ketahuan ini" sahut mereka bersamaan.

" gak.. gak gituu" ucap ku tergagap malu.

" udah lah Rii, semakin kamu membela diri semakin ketahuan nanti" ucap Ema sambil tertawa yang di ikuti Della dan Lila.

" sayang nya, Raidil punya pacar" tambah Della.

" apaan sih.. apa yang terjadi gak seperti yang kalian bayang kan" ucap ku berusaha mengelak sambil meraih minuman yang ada di depan Della dan sedikit menghela nafas ku dengan berat.

"Sabar ya Rii" ucap Della dengan tatapan kasian yang di ikuti oleh Lila dan Ema.

"kalian kenapa sih? Aku gak gitu" ucap ku dengan sebal dan rasa malu di hati ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!