GANTENG

Ku pandangi wajah dan kepalaku untuk melihat bekas ciuman bola basket yang tadi siang mendarat.

" kaya nya gak ada bekas" ucap ku sambil meraba2 bagian kepalaku.

"Drrrttt...drrttt.." getar ponsel ku dari atas meja.

" Rii... gimana keadaan kamu?" pesan singkat yang ku terima dari Raidil melukis senyum girang di bibir ku.

" Aku udah baikan" jawab ku singkat.

Tak lama dari aku membalas pesan Raidil,

ponsel ku berbunyi, saat ku lirik siap ya memanggil, mata ku membuka dengan lebar melihat siapa yang menelponku.

"kallo... kenapa dil" tanya ku pada Raidil,

Yaa Raidil yang menelpon ku.

" hallo.. gak apa-apa Rii, cuma mau mastiin kamu baik-baik aja" jawab nya.

" gak usah repot-repot nelpon segala Dil" sahut ku.

" nelpon gak repot kok, tinggal pencet terus ngomong" jawab nya sambil tertawa.

" Apa sih" Aku sedikit tersipu.

" lagi ngapain Rii?" tanya nya.

"Bagaimana ini?" Ucap ku dalam hati karena merasa sangat senang.

Setelah itu obrolan kami berlanjut seperti orang yang sudah akrab sangat lama, Hati ku ingin berteriak girang, rasa tidak ingin malam ini berlalu berganti pagi.

Aku menikmati setiap hembusan nafas Raidil, setiap tawanya walau hanya lewat telepon, entah harus bagaimana Aku menggambarkan semuanya pada kalian.

"Rii kok diam? udah tidur yaa" tanya Raidil.

"hah.. Belum kok" sahut ku yang terbangun dari lamunanku,

" Sempat-sempatnya ngelamun" ucap ku dalam hati.

"emb.. ya udah kalo gitu Aku tutup aja telepon nya, lagian udah malam" jawab Raidil.

"Jaaangann!" Teriak ku dalam hati

Ingin ku utarakan tapi mulut ku tertutup rapat dengan keterdiaman ku.

" selamat malam yaa Rii" ucap nya.

" Ah ok, selamat malam juga Dil" sahut ku dan setelah itu telepon dari Raidil terputus.

"Arhhhh.. kok udahan sih" ucap ku dalam hati sambil mengacak-acak tempat tidur ku.

Setalah itu ku rebah kan tubuhku dan ku peluk guling di sebelah ku dengan senyum yang merekah.

"coba lebih lama" tambah ku dalam hati sambil membenam kan wajah ku ke guling yang dari tadi ku peluk erat.

***

Besok pagi nya ketika Aku bangun, Aku merasa tubuh ku lebih ringan bahkan Aku tidak berhenti menebar senyumku.

"Yah Riri kenapa sih?"tanya ibu kepada Ayah.

" habis di anter cowoknya pulang kemaren bu" sahut Ayah ngeledek.

" Ihh apaan sih yah, bukan cowok Riri itu" sahut ku dengan wajah cemberut yang membuat Ayah dan Ibu tersenyum tipis.

" ya udah deh iya iya..." ucap Ayah masih dengan nada ngeledek.

"Cepet Rii.. kita berangkat" tambah Ayah.

Ku selesaikan sarapan ku dengan cepat dan berdiri menyusul Ayah yang duluan menuju ke luar.

" Nanti pulang Di antar atau Ayah yang jemput" tanya Ayah.

"ya di jemput lah Yah" sahut ku sambil turun dari boncengan Ayah tepat di depan gang sekolah.

" kirain" lagi-lagi ledek Ayah.

"Ayahh.. " ucap ku dengan meringis.

" haha..Ya udah" Ayah kemudian berlalu meninggalkan ku.

Aku berjalan seperti biasa menuju arah gerbang sekolah.

"Ri.. barengan dong" ucap seseorang dari arah belakang,

ku tolehkan kepala ku ke arah sumber suara " lhoh kak Faiz" sahut ku.

" apa sih.. kaya lihat hantu aja" ucap kak Faiz dengan wajah cemberut.

" gak gitu, Riri cuma kaget" sahut ku pelan.

" kaka emang sering di antar yaa" tanya ku.

" biasa nya gak, cuman motor lagi di bengkel maka nya di antar" jawab kak Faiz.

"kenapa nanya, mau ku antar pulang kalo udah bawa motor sendiri" tambah nya.

" dih gak ah" sahut ku spontan.

" lhoh kenapa gak? Jarang-jarang orang ganteng kaya Aku nawarin duluan" jawab kak faiz sambil tertawa.

" makasih lo kak" sahut ku dengan tertawa juga.

" mau gak" tambah nya.

" Gak kak".

" kenapa gak mau? Aku ganteng kok" ucap kak Faiz dengan percaya diri.

"iya ganteng kok" sahut ku dengan senyum tipis.

" jadi kenapa kamu gak mau Ri?" tanya nya.

" apa hubungan nya ganteng dengan di antar pulang?" balik ku bertanya.

" hahahhaha, udah lah" sahut kak Faiz sambil tertawa dan membuat Aku ikut tertawa dengan obrolan kami yang nonfaedah.

" aku duluan yaa kak" ucap ku sambil berlari kecil ke arah kelas ku.

"oke" sahut kak Faiz pelan.

Dan kami pun berpisah di depan pintu gerbang karena arah kelas kami yang berbeda.

Ku arah kan mataku menuju pintu kelasku, dan di sana ku lihat Raidil berdiri sambil menatap ke arahku, sesampai nya Aku di depan kelas,

" akrab banget sih" ucap Raidil yang di dengar oleh telinga ku dan spontan wajah ku menoleh ke arah nya.

" apa?" sahut ku menanyakan maksud ucapan Raidil.

" Gak" Raidil sambil berlalu masuk ke dalam kelas dengan wajah bete.

" dia kenapa sih?" tanya ku aneh dalam hati.

Sampai di bangku, ku simpan tasku dan sesekali ku lirik Raidil yang uring-uringanan dengan kepala nya yang terbaring di atas meja.

" apa sih? Klkaya anak kecil gitu" ucap ku dalam hati dengan tersenyum tipis melihat tingkah Raidil yang seperti anak kecil.

" Ri.. kamu yakin gak punya pacar atau gebetan" tanya Raidil yang membuat Aku sedikit terdiam kaget.

" iya, kenapa emang?" tanya ku heran.

" Emmm... Gak apa-apa kok" sahut nya dan kembali kepalanya di baringkan di atas meja dan Aku hanya terheran bingung.

" kenapa sih ? Apa jangan-jangan dia cemburu liat Aku sama kak Faiz? tapi cemburu kenapa? emang Aku siapanya Raidil?" pertanyaan-pertanyaan ku dalam hati bermunculan.

"Stop Rii... Jangan ke pede an deh" ucap hati ku.

" Uludah nyampe dari tadi ya Rii" sapa Della yang baru datang dari arah depan kelas.

" baru aja kok" jawab ku.

"Aku lapar... Belum sarapan, mau ikut ke kantin gak" tanya Della sambil membenarkan tas nya.

" gak Aku udah sarapan kok". Jawab ku.

" Yaudah Aku tinggal yaa" sahut Della yang berlalu meninggalkan ku.

Tersandar Aku di bangku ku dengan sesekali melirik ke arah Raidil yang ku lihat masih merebahkan kepala nya di atas meja dengan uring-uringan.

Aku tertawa kecil melihat tingkah nya,

"Mau bagaimana dan seperti apa kelakuan nya orang ganteng mah bebas" Ucap ku dalam hati.

" kalo di lihat-lihat kaya anak kucing" tambah ku.

" liat apa Ri" tanya Raidil yang menghancurkan lamunan ku dengan arah mata ku yang tertuju ke arah nya.

" emm ... Apa?" tanya ku kikuk.

Dan Raidil hanya tersenyum tipis dan kembali dalam posisi dia yang membaringkan kepala nya di atas meja.

"Ri rii... gini amat kamu jatuh cinta" ucap ku dalam hati sambil menggelengkan kepala merasa lucu dengan tingkah ku sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!