TANDA PERTEMANAN

Sudah beberapa hari setelah malam Expo Aku berusaha untuk tidak menatap dan melirik Raidil.

Berusaha menganggap tidak pernah terjadi apa-apa dengan perasaan ku pada Raidil tapi apa kalian tau ini sulit sekali Aku lakukan.

Aku harus berusaha melupakan sesuatu yang bahkan belum Aku mulai.

"ayoo Dell... temenin ke kantin" ucap ku.

" hah tumben, biasa nya ogahan" jawab Della.

"Ihh ayoo" ku tarik tangan Della.

Dengan perasaan ku yang seperti ini malah membuat nafsu makan ku semakin meningkat, kebetulan di rumah pagi tadi Aku tidak sempat sarapan.

Sesampai nya di kantin, seperti biasa selalu rame seperti di pasar. Aku bahkan bingun memulai dari mana karena banyaknya orang-orang yang berdesakan, maklumlah kantin sekolah ku memang kecil.

" ehh Rii.. mau belanja ya?" ucap kak Faiz yang datang dari belakang ku.

" ehh iya kak..." Jawab ku kaget.

" siapa Rii?" tanya Della.

" aa kak Faiz, kenalin ini Della teman Riri" ucap ku memperkenalkan Della pada kak Faiz.

" hai Dell" sapa kak Faiz di iringi dengan anggukan Della.

" kamu mau apa?" tanya kak faiz pada ku yang sibuk celingak-celinguk mencari celah untuk berbelanja.

" Cuma mau beli minum sama gorengan aja kak" jawab ku.

Setelah itu kak Faiz berlalu begitu saja meninggalkan ku dan Della.

" kak Faiz kelas berapa sih Rii" tanya Della.

" kaya nya kelas XI deh" jawab ku masih dengan mata ku yang mencari celah.

" ohh..." Ucap Della singkat.

" apa kita balik aja Dell?" tanya ku pada Della kerena merasa tidak ada celah masuk ke kantin.

" nih Rii! " dengan tiba-tiba kak Faiz datang membawakan sebotol minuman mineral dan 1 bungkus penuh gorenga yang Aku mau, Aku merasa terkejut dengan sikap kak Faiz.

" lhoh kak.. ini.." terbata-bata Aku bertanya karena merasa heran.

" ini buat kamu, bawa aja gak usah bayar " ucap kak Faiz.

" jangan kak.. biar Riri ganti, berapa semuanya kak?" Ucap ku merasa tidak nyaman.

" gak usah Rii, anggap ini sebagai tanda pertemanan kita" ucap kak Faiz yang mebuat Aku termenung sesaat.

" Jadi sekarang kita teman, Aku tinggal yaa.." tambah nya sambil berlari meninggalkan kantin.

Aku bingung dan heran sendiri dengan tingkah kak Faiz.

" ciee Riri, ada roma-roma cinta kaya nya" ucap Della yang mulai menggoda ku.

" Ini pertemuan yg ke sekian kalinya dan Aku sudah menjadi teman kak Faiz" ucap ku dalam hati.

" udahlah terima aja, rezeki gak perlu desak-desakan buat jajan" ucap Della.

"hari yang beruntung, besok-besok suruh kak Faiz aja lagi Ri" tambah Della sambil tertawa.

"hahaha kasian tau" sahut ku.

***

Aku berlalu menuju tempat biasa Aku dan teman-teman ku duduk.

" ehh kamu dapat ya Rii gorengan nya?" tanya Ema.

" banyak lagi" tambah Lila.

" di beliin calon bebeb" ucap Della.

" ihh apaan sih Dell! jangan fitnah deh..." Jawab ku dengan muka masam.

" Hah... Apa yang kami lewatkan?" tanya Lila antusias.

" jadi gini gaes... Ada kaka kelas yang beliin dia ini semua" ucap Della menjelaskan.

"uuuuu... siapa?" tanya Ema dan Lila serempak.

" kaka yang waktu itu nabrak Dia" jawab Della.

" Aaa kakak yang ganteng itu" ucap Lila

"ho oh... yang itu, ganteng mulu yang di ingat" Jawab ku ketus.

" aa selamat yaa Rii.. akhir nya salah satu di antara kita ada yang gak jomblo lagi" ucap Lila dengan wajah terharu nya.

" Hey apaan sih, gak gituu yaa... Jangan ngada-ngada deh" jawab ku menangkis perkataan Lila.

Ema dan Della hanya tertawa tipis melihat wajah cemberut Lila.

" gak secepat itu juga La" tambah Ema.

" lagian Aku sama kak Faiz baru kenal dan... Kami cuma temenan! " ucap ku tegas sambil mencubit pipi Lila.

Kami pun duduk dan mengobrol seperti biasa sambil menikmati gorengan yang tadi di belikan oleh kak Faiz sampai Bell masuk berbunyi.

"aihhh... Telat dikit kek bunyi nya" ucap Lila sebal.

"ngeluh mulu..." Jawab Della mencubit pipi Lila.

" yuk masuk.." tambah Ema.

" sampe ketemu di tempat mba Ita" ucap Lila sambil melambaikan tangannya.

Aku pun berdiri dan menggandeng Della berjalan menuju pintu kelas ku dan saat aku berjala tiba-tiba semua yang kulihat di depan ku menghitam hanya tersisa Suara Della yang memanggil nama ku dengan tidak begitu jelas.

" Aku kenapa? aww sakit" rintih ku dalam hati.

Entah apa yang terjadi dengan ku, Aku tidak tau yang ku rasakan hanya sakit di bagian kepala ku dan Aku merasa berputar dalam gelap nya pandanganku.

Aku berusaha membuka mata ku yang teras sangat berat dan Aku merasa cukup lama merasakan itu.

" Udah bangun Rii" ucap seseorang di sebelah ku.

Aku berusaha bangun untuk duduk dengan kepala ku yang terasa berat.

Tepat di sebelah ku, Aku mulai menyadari Raidil berdiri membantu ku untuk duduk dan bersender.

" maaf ya Rii, Aku benar-benar tidak sengaja" ucap Raidil.

" emang Aku kenapa?" tanya ku heran.

" kamu gak ingat?" Raidil balik bertanya.

Ku gelengkan kepala ku menjawab pertanyaan Raidil.

" kamu kena lemparan bola basket ku" ucap nya pelan.

" Ohh" jawab ku singkat dengan tangan ku memegang bagian kepala ku yang masih terasa sakit.

"Della mana?" tanya ku.

" Ahh Della masuk ke kelas, mau minum?" Ucap Raidil.

Tanpa ku sadari Aku terus menerus melihat bagian punggung Raidil yang sedang menuangkan air minum di gelas, hanyut dalam lamunan air mata ku seketika menetes, rasa nya belum terlalu lama Aku memutuskan untuk berhenti menatap nya, tetapi hari ini Aku bahkan hanya berdua di ruang UKS.

Ingin rasanya Aku merasakan bahagia dengan semua ini tapi lagi-lagi hati ku kembali mengingatkan tentang Raidil yang sudah memiliki kekasih.

" nih Ri" ucap Raidil sambil menyodorkan segelas minuman yang tadi di tuangkan nya.

" makasih Dil" jawab ku singkat.

"balik aja ke kelas Dil" tambah Ku sambil meletakkan gelas di meja yang ada di samping ku.

" Aku di sini aja nemenin kamu" jawab nya sambil tersenyum.

Deg... Deg... Jantung ku mulai berdetak dengan kencang mendengar apa yang Raidil katakan tadi, Aku diam tanpa bahasa begitu pula dengan Raidil.

Tidak ada percakapan baru di antara kami, ku rebahkan kepala ku yang masih terasa berat,

" Kok bisa sih Rii kena basket segala" ucap ku dalam hati.

Entah Aku harus bersikap bagaimana, hati ku tak bisa berbohong bahwa saat ini Aku merasa sedikit senang dengan ada nya Raidil di sini, tetapi di sisi lain pikiran ku pun tetap memikirkan batasan yang harus ku jaga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!