PUNYAKU

Semakin malam suasana di expo semakin ramai dengan orang-orang yang berdatangan, di tempat kami berdiri bahkan mulai sedikit berdesak-desakkan.

" eh kita pergi aja yuk" ucap Della.

"ayok... Aku juga mulai cape berdiri nih" jawab Lila sambil menggandeng tangan Della dan berjalan meyeretnya.

Aku dan Ema menyusul di belakang mereka, sambil berjalan sedari tadi mata ku menyapu setiap tempat untuk mencari keberadaan Raidil " stop Ri, kamu ngapain sih" ucap ku dalam hati.

" ehh kita makan aja yuk... laper nih" ucap Ema sambil memegang perut nya.

"ayokk.. " jawab kami serempak.

Kami berjalan keluar dari lapangan Expo menuju ke arah beberapa Cafe yang tidah jauh dari tempat Expo berlangsung.

" sini aja, kaki ku udah cape" ucap Lila.

" ayo deh... yang penting makan " ucap Della.

Kami pun memasuki sebuah Cafe dan lansung duduk di tempat yang kami pilih.

"lhoh Rii belum pulang?" suara yang berasal dari belakang tempat duduk Della dan Ema. Saat ku melihat, teryata Raidil yang sedang duduk di sana bersama teman-temannya yang bukan dari anak sekolah kami.

" Iya belum" jawab ku dengan suara pelan, karena kalo boleh Aku jujur, Aku masih merasa malu dengan kejadian tadi di Expo.

"siapa Dil, cantik " tanya salah satu teman Raidil.

"kenalin lah sama kita" tambahnya yang jelas terdengar di telinga ku.

Aku hanya terdiam sambil menunduk, sementara teman-teman ku asik meggoda ku dengan senyum mereka dan serempak melihat ke arah ku dengan mata seolah-olah berkata " ciee Riri".

" gak... punya ku " dengan suara berbisik Raidil menjawab.

Dengan terkejut Aku mengangkat kepala ku dan melihat ke arah Raidil memastikan apa yang ku dengar salah dan Aku memperhatikan teman-teman ku yang mungkin juga mendengar tetapi reaksi mereka bahkan acuh seolah-olah tidak mendegar.

" tadi dia bilang apa? Punya ku? Apa Aku salah dengar."

" pasti salah dengar, gak mungkin itu yang dia katakan" ucap ku dalam hati.

"Masa Aku dengar sementara Della gak, tempat duduk nya bahkan lebih dengat dengan Raidil" tambah ku dalam hati.

" Sadar Rii... sadar, pokok nya pulang nanti harus ngorekin kuping, biar gak kaya gini, Pede banget kamu Rii, lagian Raidil punya pacar" ku gelengkan kepala ku dengan mata terpejam sesaat.

***

Mata ku tertuju ke arah Raidil yang menyibukkan pandangan nya ke arah lain,

" oke ... Aku salah dengar" ucapku meyakin kan diri.

" udah lama di sini Dil" tanya Della sambil membelokkan badannya ke arah Raidil.

" lumayan dari tadi" jawab Raidil singkat.

Selesai memilih di buku menu dan menunggu pesanan kami datang, Aku masih sedikit memikirkan apa yang Aku dengarkan tadi "masa sih salah dengar" lagi-lagi pertanyaan itu berkeliaran di dalam pikiran ku.

" Rii... Riri" ucap Della dengan tangan nya yang menyapu lamunan ku.

" kamu ngelamunin apaan sih?" tanya nya.

" doyan banget sih Rii ngelamun" ucap Lila di samping ku.

" apaan sih" jawab ku sambil mengalihkan pandangan ku dari mereka.

"habis ini kita pulang yaa, udah malam takut Riri nanti di marahin" ucap Ema.

" ehh iya " tambah Della sambil melihat jam tangan nya.

Lama menunggu akhirnya pesanan kami datang satu persatu.

" permisi, ini makanan nya" ucap salah satu pelayan Cafe sambil menaruh pesanan kami di atas meja.

" terimakasih" sahut ku pelan menyambut makanan.

" saat nya eksekusi " semangat Lila membuat kami tertawa ringan.

Aku menikmati setiap suap makanan ku dengan perasaan yang aneh,

"kok kaya ada yang liatin Aku" ucap ku dalam hati karena memang Aku merasa seolah-olah sedang di Awasi.

Ku angkat kepala ku ke arah depan dan Aku tersedak makanan ku sendiri saat melihat Raidil dengan tangan yang menopang pipi kirinya di atas meja melihat ku sambil tersenyum.

" lhoh Rii kenapa? cepet minum" ucap Lila sambil menepuk punggung belakang ku.

Ku minum minuman ku dan melirik sekali lagi ke arah Raidil memastikan apa yang Aku lihat tadi, dan ku lihat dia tertawa ringan membalas lirikan ku,

"Dia kenapa sih? " tanya ku dalam hati.

Aku merasa salah tingkah dan pipi ku terasa panas, ku berani kan diri untuk bertanya dengan isyarat bibir ku.

"kenapa?" ucap ku pada Raidil tanpa suara dengan hanya menggerakkan bibir ku.

Dia hanya menggelengkan kepala dan tersenyum,

Aku berusaha sekuat tenaga meredam rasa malu ku dan menundukkan kepala " argggg tolong..." ucap ku dalam hati.

" Itu masuk jenis menggoda gak sih? dia kan punya pacar" gerutu ku dalam hati sambil menggelengkan kepala.

tetapi, walau begitu Aku tidak bisa menutupi perasaan senang dalam hati ku dengan sikap Raidil yang barusan.

Ku lanjutkan memakan makanan ku dengan kepala ku yang tertunduk" jangan sampe tersedak lagi" ucap ku dalam hati.

"Baru di lihatin aja udah tersedak apa lagi yang lain-lain nya" pikirku.

"habiskan makanan, setelah itu pulang" tambah ku.

Setelah selesai semuanya Aku dan teman-temanku bersiap meninggalkan Cafe.

"kami duluan ya Dil" ucap Della pada Raidil di belakang nya.

" ahh iya hati-hati" jawabnya sambil melambaikan tangan.

Ku ambil tas ku dan berdiri meninggalkan meja makan, kami berjalan keluar dari cafe menuju halaman depan Cafe.

" bentar ya, Aku nelpon pak Iman dulu" ucap Ema meraih ponsel yang ada di dalam tas.

Sambil kami menunggu Ema yang sibuk dengan menelpon dan mencari pak Iman, Aku tersandar pada tembok luar Cafe dan Aku melirik ke arah Raidil duduk yang terlihat jelas dari luar karna hanya dihalangi dinding kaca Cafe yang bening.

Nuansa Cafe yang penuh dengan cahaya terang membuat Raidil terlihat sangat jelas di mata ku walau cukup jauh Aku mandangnya.

Ku lihat Raidil sibuk dengan ponsel nya " apa dia belum mau pulang jam segini" ucap ku dalam hati.

" ehh ayok.. itu pak Iman" ucap Ema.

Kami berjalan masuk menuju mobil Ema dan segera pulang.

" Aku cape.." keluh Lila.

" kebanyakan gaya sih" ledek Della sambil tersenyum.

" Itu nama nya seni" jawab Lila.

" ihhh seni apaan sih..." Ucap Della menyeringai.

Aku dan Ema hanya tersenyum tipis melihat kelakuan mereka.

" ehh.. si Raidil temen kalian itu kalo di perhatikan ganteng ueyyy" ucap Lila.

"Kumat kan... Ingat woyyy dia udah punya pacar" jawab Della sambil mencubit pipi Lila dengan gemas.

" yang ganteng memang paling cepet Nyamber ni si Lila" tambah Ema.

Aku kembali tersenyum melihat kelakuan mereka dari tadi.

" bener kata Della, Raidil udah punya pacar, jangan baperan Rii" ucap ku dalam hati.

" let's go to move on Riri".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!